Anda di halaman 1dari 10

BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

KELOMPOK I
NURMILANDA ADAM 2120011
FIRA SAFIRA AINUN 2120017
MOH. AKRAM LUKU 2120006
IMANUEL RATO NONO 2120001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
B. TUJUAN...................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS.....................................................................................5
B. MANFAAT DAN FUNGSI BERPIKIR KRITIS..................................................................5
C. ASUMSI BERPIKIR KRITIS................................................................................................6
D. ELEMEN BERPIKIR KRITIS...............................................................................................7
E. MODEL BERPIKIR KRITIS.................................................................................................7
F. ANALISA BERPIKIR KRITIS..............................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN........................................................................................................................9
B. SARAN.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Atas segala Rahmat-Nya
sehingga kami Kelompok I dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ BERPIKIR
KRITIS DALAM KEPERAWATAN “.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat pemenuhan tugas dalam mata kuliah “
KONSEP DASAR KEPERAWATAN II “. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
mahasiswa akan mengerti lebih dalam tentang teori ini dan semua penjelasannya.

Kami menyadari makalah ini masih memerlukan perbaikan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meningkatkan kualitas
makalah ini dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berpikir kritis merupakan proses berpikir dengan terperinci dalam memikirkan
suatu peristiwa, tindakan dan pemecahan suatu masalah dengan tujuan mewujudkan
hasil berpikir dengan baik. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir
dalam keperawatan dengan terperinci dengan benar-benar mempertimbangkan baik
buruknyadalam memberikan layanan kesehatan, yaitu member layanan asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan. Perawat yang selalu berpikir
kritis atau kreatif akan selalu melihat dan memecahkan masalah dengan sudut
pandang yang berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap masalah
yang akan diambil demi kebaikan pasien dan diri sendiri agar tidak terjadi kejadian
yang tidak diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

Sebagai seorang perawat kita tentu sering dihadapkan pada situasi yang
menuntut kita untuk berpikir kritis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien atau pemberian asuhan keperawatan kepada pasien

B. TUJUAN
Berpikir kritiss dalam keperawatan bertujuan untuk menganalisis penggunaan
bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti,
menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argumen, serta
mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan (Deswani, 2009).

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS


Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencangkup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Berpikir kritis
merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep yang berhubungan dengan proses
belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang, sebagai seorang perawat yang
merupakan bagian dari pemberi layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk
berpikir kritis dalam berbagai situasi.
Penerapan berpikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus yang nyata
akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan
yang komprensif dan bermutu.(Budiono dan Sumirah,2015,p.90).
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan keterampilan berpikir perawat
menguji berbagai alasan secara rasional sebelum mengambil keputusan dalam asuhan
keperawatan. Berpikir kritis dalam asuhan keperawatan memberikan jaminan
keamanan dan memenuhi standar pelayanan.
Berpikir kritis penting dilakukan oleh perawat sebelum mengambil keputusan
dalam asuhan keperawatan.Asuhan keperawatan merupakan satu metode ilmiah dalam
penyelesaian masalah klien. Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan
memilih solusi intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan perawat berpikir
kritis, yaitu kemampuan perawat menggali alasan berdasarkan evidence base dari
setiap problem dan solusi yang teridentifikasi. Kemampuan berpikir kritis dan
disposisinya dapat digunakan ketika menyelesaikan masalah keperawatan (Zori &
Morrison, 2009).

B. MANFAAT DAN FUNGSI BERPIKIR KRITIS


Dalam keperawatan sangat banyak manfaat dan fungsi berpikir kritis. Salah
satunya merupakan untuk pemecahan masalah. Pemecahan masalah disini adalah
membantu pasien untuk mengatasi segala perasaan yang tidak nyaman yang dialami
pasien serta meningkatkan segala hal yang membuat pasien merasa tidak aman dan
nyaman dan juga membantu pasien menyelesaikan masalah yang sangat mengganggu
dirinya, demi membantu kesembuhan dirinya sendiri. Yang kedua adalah
pengambilan keputusan yaitu merupakan pemecahan masalah yang memperoleh hasil.
Berikut ini merupakan fungsi/manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah,
sebagai berikut :
 Membedakann sejumlah penggunaan dan isu dalam keperawatan
 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
 Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing idikasi, penyebab
dan tujuan, serta tingkat hubungan.
 Menganalisis argumen dan isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.

5
 Menguji asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
 Melaporkan data dan petunjukpetunjuk yang akurat dalam keperawatan.
 Membuat dan mengecek dasar analisis dan falidasi data keperawatan.
 Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan

C. ASUMSI BERPIKIR KRITIS


Asumsi berpikir kritis adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan
dan bekerja sama dengan keperawatan. Ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis,
yaitu sebagai berikut :
 Asumsi pertama adalah berpikir, merasa, dan keahlian mengerjakan seluruh
komponen esensial dalam keperawatan dengan bekerja sama dan saling
berhubungan. Berfikir kritis melibatkan pikiran, perasaan, dan bekerja yang
ketiganya merupakan keseluruhan komponen penting bagi perawat
profesional yang bekerja bersama-sama berpikir tanpa bekerja adalah sia-sia,
bekerja tanpa perasaan adalah hal yang sangat tidak mungkin, pengenalan
nilai-nilai keterkaitan antara pikiran, perasaan, dan berkerja merupakan tahap
penting dalam memulai praktik profesional.
 Asumsi yang kedua mengakui bahwa berpikir, merasakan, dan mengerjakan
tidak bisa dipisahkan dari kenyataan praktek keperawatan. Hal ini dapat
dipelajari dengan mendiskusikan secara terpisah mengenai ketiga hal
tersebut. Meliputi belajar mengidentifikasi, menilai dan mempercepat
kekuatan perkembangan dalam berpikir, merasa dan mengerjakan sesuai
praktek keperawatan.
 Asumsi yang ketiga bahwa perawat dan perawat pelajar bukan papan kosong,
mereka dalam dunia keperawatan dengan berbagai macam keahlian berpikir.
Model yang membuat berpikir kritis dalam keperawatan meningkat. Oleh
karena itu bukan merupakan suatu kesungguhan yang asing jika mereka
menggunakan model sama yang digunakan setiap hari. Berpikir kritis dalam
keperawatan bukan sesuatu yang asing, karena sebenarnya terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
 Asumsi yang keempat yang mempertinggi berpikir adalah sengaja berbuat
sesuai dengan pikiran dan yang sudah dipelajari. Berpikir kritis dapat
dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat belajar bagaimana cara
meningkatkan kemampuan berpikirnya.
 Asumsi yang kelima bahwa berpikir kritis dalam keperawatan merupakan
gabungan dari beberapa aktivitas berpikir yang bersatu dalam konteks situasi
dimana berpikir dituangkan. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah
campuran dari beberapa aktifitas berpikir yang berhubungan dengan konteks
dan situasi dimana proses berpikir itu terjadi.

6
D. ELEMEN BERPIKIR KRITIS
Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan
masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan
dan sikap berpikir kritis. Elemen berpikir kritis antara lain:
 Menentukan tujuan
 Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah.
 Menujukan bukti
 Menganalisis konsep
 Asumsi

Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian Kriteria


elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.

E. MODEL BERPIKIR KRITIS


Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan,
dapat digunakan tiga model yaitu, sebagai berikut:
1) Feling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan,
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan, dan
perhatian/kewaspadaan. Misalnya terhadap aktivitas dalam pemeriksaan tanda
tanda vital, perawat merasakan gejala,petunjuk, serta perhatiam kepada
pernyataan dan perasaan pasien.
2) Vision model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan
untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat
untuk merespon ekspresi, baik perasaan perawat maupun perasaan pasien.
3) Exsamine model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat menguji
ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari
peran yang tepat umtuk analisis, mencari,menguji, melihat
konfirmasi,kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan suatu yang berkaitan
dengan ide.

7
F. ANALISA BERPIKIR KRITIS
Ada empat alasan berpikir kritis yaitu: deduktif, induktif, aktifitas informal,
aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi
tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk mengenalisis penggunaan bahasa,
perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti,menilai
kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya argumen serta mencari kebenaran
fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta tindakan yang dilakukan.
Factor yang bisa menurunkan kemampuan berpikir kritis seseorang adalah
terjebak dalam rutinitas, dan juga cara tersering yang membuat terjebak dalam
rutinitas adalah membiasakan kita menggunakan model kebiasaan berlebihan
(Rubenfeld & Scheffer, 2007). Faktor-faktor lainnya yang dapat juga mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam berpikir kritis adalah kondisi fisik seseorang, keyakinan
diri/ motivasi, merasa kecemasan, kebiasaan atau rutinitas yang dikerjakan,
perkembangan intelektual, konsistensi atau ketetapan, perasaan atau emosi, dan
pengalaman yang biasa rutin dilakukan sewaktu bekerja (Rubenfeld & Scheffer,
2007).
Berbagai faktor tersebut dapat berkontribusi memberikan pengaruhnya terhadap
kemampuan berpikir kritis perawat disaat melaksanakan asuhan keperawatan dan juga
dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis perawat menurun disaat menghadapi
pasien. Namun ini juga tergantung dari metode yang digunakan dalam mengukur
kemampuan berpikir kritis perawat disaat melaksanakan asuhan keperawatan.(Yanti
& Mulyandi,2019).

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan
dengan terperinci dengan benar benar mempertimbngkan baik buruknya dalam
memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan. Perawat yang selalu berpikir kritis atau kreatif akan
selalu melihat dan memecahkan masalah dengan sudut pandang yang berbeda dan
mempertimbangkan dengan mendalam setiap masalah yang akan diambil demi kebaikan
pasien,diri sendiri dan Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan.

B. SARAN
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuam, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehigga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan lebih merasa
nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan keperawatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. ( 2009). Proses keperawatan dan berpikir kritis. Jakarta: Salemba medika
Rubenfeld.(2005).Berpikir kritis untuk perawat. jakarta : EGC.
Kowiyah. (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar, 3(5), 175-179.
https://www.academia.edu/20575931/BERFIKIR_KRITIS

10

Anda mungkin juga menyukai