Komposisi : Asam Asetilsalisilat Indikasi : Nyeri dan radang pada penyakit reumatik dan penyakit pada otot skelet lainnya (termasuk juvenil arthritis) Dosis : 0,3-1 g setiap 4 jam; maksimum dalam kondisi akut 8 g sehari; ANAK, juvenil artritis, sampai 80 mg/kg bb/hari dalam 5-6 dosis terbagi, tingkatkan pada kambuhan akut sampai 130 mg/kg bb. Obat harus diminum sesudah makan. Catatan. Asetosal dosis tinggi jarang diperlukan dan sekarang hanya diberikan di bawah pengawasan spesialis, dan dengan pemantauan plasma (khususnya pada anak-anak). Efek samping : Sebagaimana dengan dosis antiinflamasi; rasa tidak enak pada saluran cerna atau mual, tukak dengan perdarahan samar (terkadang perdarahan nyata), juga perdarahan lainnya (seperti perdarahan sub-konjungtiva); gangguan pendengaran seperti tinnitus (jarang yang mengarah kepada ketulian) vertigo, gangguan mental, reaksi hipersensitivitas (angioedema, bronkospasme dan ruam); memperpanjang waktu pendarahan; udem jarang, miokarditis, gangguan darah, terutama trombositopenia; overdosis: lihat penanganan darurat pada keracunan Kontraindikasi : Tukak saluran cerna; anak-anak di bawah 12 tahun (kecuali untuk juvenil arthritis) dan ibu menyusui (berhubungan dengan sindrom Reye, lihat di atas), hemofilia dan kelainan perdarahan yang lain; bukan untuk pengobatan gout hipersensitivitas. Asetosal dan AINS lain dikontraindikasikan pada pasien yang mempunyai riwayat hipersensitivitas kepada asetosal atau AINS lainnya-termasuk mereka yang terserang asma, angioedema, urtikaria atau rinitisnya dipicu oleh asetosal atau AINS yang lain. No.Registrasi : DBL8802001410A1 Produsen : Bayer Indonesia Golongan obat : Obat bebas
Bentuk sediaan : Gel
Komposisi : Sodium Diklofenak Indikasi : Digunakan untuk peradangan pada otot, sendi, ligament, dan sekitarnya. Pada penyakit-penyakit rematik sepeti radang pada jaringan yang menghubungkan otot dan tulang (tendovaginitis), radang cairan sendi (bursitis), nyeri lengan kronis setelah stroke dan kondisi kaku sendi (osteoarthrosis).
Dosis : Oleskan 2-4 kali/hari. Dioleskan pada bagian yang sakit dan digosok secara perlahan-lahan.
Efek samping : Gatal dan kemerahan pada kulit.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap diklofenal, asam salisilat, dan oat anti
inflamasi nonsteroid(OAINS) lainnya, demikian juga terhadap isopropanol atai propilrn glikol serta tidak digunakan untuk wanita hamil. No.Registrasi : DTL9105009528A1 Produsen : Dexa Medica Golongan obat : Obat bebas terbatas
Bentuk sediaan : Tablet salut selaput
Komposisi : Ibuprofen Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala artritis reumatoid, gejala osteoartritis, gejala juvenile artritis reumatoid, menurunkan demam pada anak. Dosis : Dewasa, dosis yang dianjurkan 200-250 mg 3-4 kali sehari. Anak 1-2 tahun, 50 mg 3-4 kali sehari. 3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali sehari. 8-12 tahun, 200-250 mg 3-4 kali sehari. Tidak boleh dipergunakan pada anak dengan berat badan kurang dari 7 kg. Sebaiknya diminum setelah makan. Osteoartritis, artritis reumatoid. 1200 mg – 1800 mg 3 kali sehari. Efek samping : Umum: pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri abdomen, konstipasi, hematemesis, melena, perdarahan lambung, ruam. Tidak umum: rinitis, ansietas, insomnia, somnolen, paraestesia, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, tinnitus, vertigo, asma, dispnea, ulkus mulut, perforasi lambung, ulkus lambung, gastritis, hepatitis, gangguan fungsi hati, urtikaria, purpura, angioedema, nefrotoksik, gagal ginjal. Jarang: meningitis aseptik, gangguan hematologi, reaksi anafilaktik, depresi, kebingungan, neuritis optik, neuropati optik, edema. Sangat jarang: pankreatitis, gagal hati, reaksi kulit (eritema multiform, sindroma Stevens – Johnson, nekrolisis epidermal toksik), gagal jantung, infark miokard, hipertensi. Kontraindikasi : Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum (ulkus duodenum dan lambung), hipersensitivitas, polip pada hidung, angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan asam asetilsalisilat atau AINS lainnya. No.Registrasi : GKL9219912310A1 Produsen : Phapros Golongan obat : Obat keras (OWA No. II)
Bentuk sediaan : Tablet salut enterik
Komposisi : Natrium Diklofenak Indikasi : Sebagai terapi awal dan akut untuk rematik yang disertai inflamasi dan degeneratif (artritis rematoid, ankylosing spondylitis, osteoartritis dan spondilartritis), sindroma nyeri dan kolumna vertebralis, rematik non-artikular, serangan akut dari gout; nyeri pascabedah Dosis : Oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah makan. Dosis maksimum sehari untuk setiap cara pemberian 150 mg.ANAK 1-12 tahun, juvenil artritis, oral atau rektal, 1-3 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi (25 mg tablet salut enterik, hanya supositoria 12,5 mg dan 25 mg) Efek samping : Sakit perut, gangguan pencernaan, mual, atau muntah, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, ruam atau bintik-bintik merah di kulit, peningkatan kadar enzim hati di darah. Meski jarang terjadi, natrium diklofenak juga dapat menimbulkan efek samping muncul ulkus atau perlukaan di lambung dan perdarahan lambung, gastritis (inflamasi, iritasi, atau pembengkakan lapisan lambung), muntah darah, berdarah saat buang air besar atau tinja berwarna hitam, lemas, mengantuk, hipotensi (tekanan darah rendah), gatal- gatal, penyerapan cairan di tubuh menjadi terganggu sehingga pergelangan kaki membengkak, Kerusakan hati seperti hepatitis dan jaundice atau penyakit kuning. Kontraindikasi : Hipersensitivitas pada diklofenak atau zat pengisi lain, ulkus, pendarahan, atau perforasi usus atau lambung, trimester terakhir kehamilan, gangguan fungsi hepar, ginjal, jantung Diklofenak kontraindikasi untuk pengobatan nyeri peri-operatif pada operasi CABG (coronary artery bypass graft). No.Registrasi : GKL0533514915A1 Produsen : NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES Golongan obat : Obat keras (OWA No. III)
Bentuk sediaan : Kapsul
Komposisi : Piroxicam Indikasi : Terapi simtomatik pada rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut dan gout akut. Dosis : Dewasa: Rematoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis: Dosis awal 20 mg sebagai dosis tunggal. Dosis pemeliharaan pada umumnya 20 mg sehari atau jika diperlukan dapat diberikan 10 mg - 30 mg dalam dosis tunggal atau terbagi. Dosis lebih dari 20 mg sehari meningkatkan efek samping gastrointestinal. Gout akut, mula-mula 40 mg sehari sebagai dosis tunggal, diikuti 4-6 hari berikutnya 40 mg sehari dosis tunggal atau terbagi. Efek samping : Gangguan gastrointestinal seperti stomatitis, anoreksia, epigastric distress, mual, konstipasi, rasa tidak nyaman pada abdomen, kembung, diare, nyeri abdomen, perdarahan lambung, perforasi dan tukak lambung, edema, pusing, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, somnolence, penurunan hemoglobin dan hematokrit. Kontraindikasi : Riwayat tukak lambung atau pendarahan lambung, pasien yang mengalami bronkospasme, polip hidung dan angioedema atau urtikaria apabila diberikan asetosal atau obat-obatan AINS yang lain. No.Registrasi : GKL9320911901A1 Produsen : INDOFARMA Golongan obat : Obat keras (OWA No. III) http://cekbpom.pom.go.id/ diakses tanggal 11 April 2020 http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-10-otot-skelet-dan-sendi/101-obat-reumatik-dan-gout diakses tanggal 11 April 2020 https://www.sehatq.com/ oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, diakses tanggal 11 April 2020 Kemenkes RI Nomor : 925/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No.1 Kemenkes RI Nomor : 924|MENKES/PERiX/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No.2 Kemenkes RI Nomor : 1176/Menkes/SKX/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No.3