Anda di halaman 1dari 7

BAB III

SWAMEDIKASI
A. Obat – Obat Sintesis

Bentuk sediaan : Tablet


Komposisi : Asam Asetilsalisilat
Indikasi : Nyeri dan radang pada penyakit reumatik dan penyakit pada otot
skelet lainnya (termasuk juvenil arthritis)
Dosis : 0,3-1 g setiap 4 jam; maksimum dalam kondisi akut 8 g sehari;
ANAK, juvenil artritis, sampai 80 mg/kg bb/hari dalam 5-6 dosis
terbagi, tingkatkan pada kambuhan akut sampai 130 mg/kg bb.
Obat harus diminum sesudah makan. Catatan. Asetosal dosis tinggi
jarang diperlukan dan sekarang hanya diberikan di bawah
pengawasan spesialis, dan dengan pemantauan plasma (khususnya
pada anak-anak).
Efek samping : Sebagaimana dengan dosis antiinflamasi; rasa tidak enak pada
saluran cerna atau mual, tukak dengan perdarahan samar (terkadang
perdarahan nyata), juga perdarahan lainnya (seperti perdarahan
sub-konjungtiva); gangguan pendengaran seperti tinnitus (jarang
yang mengarah kepada ketulian) vertigo, gangguan mental, reaksi
hipersensitivitas (angioedema, bronkospasme dan ruam);
memperpanjang waktu pendarahan; udem jarang, miokarditis,
gangguan darah, terutama trombositopenia; overdosis: lihat
penanganan darurat pada keracunan
Kontraindikasi : Tukak saluran cerna; anak-anak di bawah 12 tahun (kecuali untuk
juvenil arthritis) dan ibu menyusui (berhubungan dengan sindrom
Reye, lihat di atas), hemofilia dan kelainan perdarahan yang lain;
bukan untuk pengobatan gout hipersensitivitas. Asetosal dan AINS
lain dikontraindikasikan pada pasien yang mempunyai riwayat
hipersensitivitas kepada asetosal atau AINS lainnya-termasuk
mereka yang terserang asma, angioedema, urtikaria atau rinitisnya
dipicu oleh asetosal atau AINS yang lain.
No.Registrasi : DBL8802001410A1
Produsen : Bayer Indonesia
Golongan obat : Obat bebas

Bentuk sediaan : Gel


Komposisi : Sodium Diklofenak
Indikasi : Digunakan untuk peradangan pada otot, sendi, ligament, dan
sekitarnya. Pada penyakit-penyakit rematik sepeti radang pada
jaringan yang menghubungkan otot dan tulang (tendovaginitis),
radang cairan sendi (bursitis), nyeri lengan kronis setelah stroke
dan kondisi kaku sendi (osteoarthrosis).

Dosis : Oleskan 2-4 kali/hari. Dioleskan pada bagian yang sakit dan
digosok secara perlahan-lahan.

Efek samping : Gatal dan kemerahan pada kulit.

Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap diklofenal, asam salisilat, dan oat anti


inflamasi nonsteroid(OAINS) lainnya, demikian juga terhadap
isopropanol atai propilrn glikol serta tidak digunakan untuk wanita
hamil.
No.Registrasi : DTL9105009528A1
Produsen : Dexa Medica
Golongan obat : Obat bebas terbatas

Bentuk sediaan : Tablet salut selaput


Komposisi : Ibuprofen
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi
atau pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala artritis
reumatoid, gejala osteoartritis, gejala juvenile artritis reumatoid,
menurunkan demam pada anak.
Dosis : Dewasa, dosis yang dianjurkan 200-250 mg 3-4 kali sehari. Anak
1-2 tahun, 50 mg 3-4 kali sehari. 3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali
sehari. 8-12 tahun, 200-250 mg 3-4 kali sehari. Tidak boleh
dipergunakan pada anak dengan berat badan kurang dari 7 kg.
Sebaiknya diminum setelah makan. Osteoartritis, artritis
reumatoid. 1200 mg – 1800 mg 3 kali sehari. 
Efek samping : Umum: pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri
abdomen, konstipasi, hematemesis, melena, perdarahan lambung,
ruam. Tidak umum: rinitis, ansietas, insomnia, somnolen,
paraestesia, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, tinnitus,
vertigo, asma, dispnea, ulkus mulut, perforasi lambung, ulkus
lambung, gastritis, hepatitis, gangguan fungsi hati, urtikaria,
purpura, angioedema, nefrotoksik, gagal ginjal. Jarang: meningitis
aseptik, gangguan hematologi, reaksi anafilaktik, depresi,
kebingungan, neuritis optik, neuropati optik, edema. Sangat jarang:
pankreatitis, gagal hati, reaksi kulit (eritema multiform, sindroma
Stevens – Johnson, nekrolisis epidermal toksik), gagal jantung,
infark miokard, hipertensi.
Kontraindikasi : Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum (ulkus
duodenum dan lambung), hipersensitivitas, polip pada hidung,
angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan asam
asetilsalisilat atau AINS lainnya.
No.Registrasi : GKL9219912310A1
Produsen : Phapros
Golongan obat : Obat keras (OWA No. II)

Bentuk sediaan : Tablet salut enterik


Komposisi : Natrium Diklofenak
Indikasi : Sebagai terapi awal dan akut untuk rematik yang disertai inflamasi
dan degeneratif (artritis rematoid, ankylosing spondylitis,
osteoartritis dan spondilartritis), sindroma nyeri dan kolumna
vertebralis, rematik non-artikular, serangan akut dari gout; nyeri
pascabedah
Dosis : Oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah makan.
Dosis maksimum sehari untuk setiap cara pemberian 150
mg.ANAK 1-12 tahun, juvenil artritis, oral atau rektal, 1-3 mg/kg
bb/hari dalam dosis terbagi (25 mg tablet salut enterik, hanya
supositoria 12,5 mg dan 25 mg)
Efek samping : Sakit perut, gangguan pencernaan, mual, atau muntah, kehilangan
nafsu makan, sakit kepala, ruam atau bintik-bintik merah di kulit,
peningkatan kadar enzim hati di darah. Meski jarang terjadi,
natrium diklofenak juga dapat menimbulkan efek samping muncul
ulkus atau perlukaan di lambung dan perdarahan lambung,
gastritis (inflamasi, iritasi, atau pembengkakan lapisan lambung),
muntah darah, berdarah saat buang air besar atau tinja berwarna
hitam, lemas, mengantuk, hipotensi (tekanan darah rendah), gatal-
gatal, penyerapan cairan di tubuh menjadi terganggu sehingga
pergelangan kaki membengkak, Kerusakan hati seperti hepatitis
dan jaundice atau penyakit kuning.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas pada diklofenak atau zat pengisi lain, ulkus,
pendarahan, atau perforasi usus atau lambung, trimester terakhir
kehamilan, gangguan fungsi hepar, ginjal, jantung Diklofenak
kontraindikasi untuk pengobatan nyeri peri-operatif pada operasi
CABG (coronary artery bypass graft).
No.Registrasi : GKL0533514915A1
Produsen : NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES
Golongan obat : Obat keras (OWA No. III)

Bentuk sediaan : Kapsul


Komposisi : Piroxicam
Indikasi : Terapi simtomatik pada rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing
spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut dan gout akut.
Dosis : Dewasa: Rematoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis:
Dosis awal 20 mg sebagai dosis tunggal. Dosis pemeliharaan pada
umumnya 20 mg sehari atau jika diperlukan dapat diberikan 10 mg
- 30 mg dalam dosis tunggal atau terbagi. Dosis lebih dari 20 mg
sehari meningkatkan efek samping gastrointestinal. Gout akut,
mula-mula 40 mg sehari sebagai dosis tunggal, diikuti 4-6 hari
berikutnya 40 mg sehari dosis tunggal atau terbagi.
Efek samping : Gangguan gastrointestinal seperti stomatitis, anoreksia, epigastric
distress, mual, konstipasi, rasa tidak nyaman pada abdomen,
kembung, diare, nyeri abdomen, perdarahan lambung, perforasi dan
tukak lambung, edema, pusing, sakit kepala, ruam kulit, pruritus,
somnolence, penurunan hemoglobin dan hematokrit.
Kontraindikasi : Riwayat tukak lambung atau pendarahan lambung, pasien yang
mengalami bronkospasme, polip hidung dan angioedema atau
urtikaria apabila diberikan asetosal atau obat-obatan AINS yang
lain.
No.Registrasi : GKL9320911901A1
Produsen : INDOFARMA
Golongan obat : Obat keras (OWA No. III)
http://cekbpom.pom.go.id/ diakses tanggal 11 April 2020
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-10-otot-skelet-dan-sendi/101-obat-reumatik-dan-gout
diakses tanggal 11 April 2020
https://www.sehatq.com/ oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, diakses
tanggal 11 April 2020
Kemenkes RI Nomor : 925/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek
No.1
Kemenkes RI Nomor : 924|MENKES/PERiX/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek
No.2
Kemenkes RI Nomor : 1176/Menkes/SKX/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No.3

Anda mungkin juga menyukai