Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA SUHU TUBUH (FEBRIS TA)

KOMPRES HANGAT

DISUSUN OLEH :

NAMA : LAILI SITA FITRI

NIM :14401.19.025

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

TA 2019/2021
A. Definisi
Demam/ febris adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar deman pada
anak akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus.
Penyakit-penyakit yang ditandai adanya deman dapat menyerang sistem
tubuh. Selain itu demam juga berperan dalam meningkatkan perkembangan
imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau
pertahanan terhadap infeksi .
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan
terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh Bakteri Salmonella typhosa
atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan
gastroenteritis (radang lambung). Dalam masyarakat penyakit ini dikenal
dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut
Typhoid fever atau Thypus abdominalis karena berhubungan dengan usus di
dalam perut (Nugraha 2012).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran.

B. Tujuan kompres hangat


1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberikan rasa hangat, nyaman dan tenang pada pasien

C. Konsep dasar kompres hangat


Demam merupakan salah satu sebab yang sering membuat orang
panik. Panas atau demam kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting
normal yaitu di atas 38 C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah
bila suhu>38.5C. Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan
memproduksi panas. Sebenarnya panas bukan penyakit melainkan gejala
suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan infeksi atau penyakit,
yang bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Ketika melawan
penyakit/ infeksi yang masuk, tubuh akan mengeluarkan sejumlah panas ke
kulit tubuh (Hasan 2018)
Demam tipoid merupakan salah satu masalah di lingkungan
masyarakat yang perlu mendapat perhatian. Dalam masyarakat penyakit ini
dikenal dengan nama tipes atau thypus. Di Indonesia dengan angka kejadian
yang masih tertinggi demam tifoid masih merupakan penyakit endemik serta
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan dan sanitasi yang buruk.
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
anak yang mengalami demam. Pemberian kompres hangat pada daerah
pembuluh darah besar merupakan upayamemberikan rangsangan pada area
preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang
dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan merangsang area preoptik
mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan
menyebabkan terjadinya pengeluarn panas tubuh yang lebih banyak melalui
dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Sorena,
Slamet, and Sihombing 2019).
Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan
terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran
cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat
akan membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan mengalami
vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan membuka dan mempermudah
pengeluaran panas, sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh.

D. Alasan perlu dilakukannya kompres hangat


Karena pasien mengalami demam sehingga perlu dilakukan tindakan kompres
hangat untuk menurunkan suhu tubuh pasien.

E. Rencana tindakan
Persiapan alat :
1. Air hangat
2. Whaslap
3. Handuk kering
4. Baskom
5. Perlak
6. Sarung tangan
7. Alat ttv
a. Fase orientasi
1) Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur
tindakan
2) Meminta persetujuan tindakan
3) Menyampaikan tujuan tindakan
4) Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
b. Fase kerja
1) Mendekatkan alat ke sisi tempat tidur pasien
2) Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
3) Memeriksa tanda-tanda vital sebelum memulai backrub
4) Memperhatikan kebersihan alat-alat
5) Mengompres hangat diletakan di bagian tubuh yang memerlukan
seperti dahi, aksila dan lipatan paha.
6) Meminta pasien untuk mengungkapkan ketidak nyamanan saat
dilakukan kompres hangat.
7) Menghentikan tindakan seusuai waktu yang telah ditentukan
8) Mengkaji kembali kondisi kulit sekitar pengompresan, hentikan
tindakan jika ditemukan tanda- tanda kemerahan.
9) merapikan pasien ke posisi semula
10) Merapikan alat- alat yang telah digunakan dan melepas sarung tangan
11) Mencuci tangan
c. Fase terminasi
1) mengevaluasi respon pasien
2) Memberikan reinforcement positif : senyum, sentuh dan motivasi
3) Memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Akmal. 2018. “Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh
Pada Pasien Febris.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah 7: 1–6.
Nugraha, Dwi Sabta Widya. 2012. “Asuhan Keperawatan Pada Tn. R Dengan
Gangguan Sistem Pencernaan : Typhus Abdominalis Di Ruang Bougenville
RSUD Pandanarang Boyolali.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 1: 1–476.
Sorena, Esti, Samwilson Slamet, and Benny Sihombing. 2019. “Efektifitas Pemberian
Kompres Hangat Terhadap Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Peningkatan Suhu
Tubuh Di Ruang Edelweis Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu.” Jurnal Vokasi
Keperawatan (JVK) 2 (1): 17–24.

Anda mungkin juga menyukai