Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

BBLR

DISUSUN OLEH :

LAILI SITA FITRI

14401.19.025

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

TA 2019/2021
A. DEFINISI
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Dahulu bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram
disebut
premature.untuk mendapatkan keseragaman pada kongres “European
Perinatal (DAMANIK 2020)
Medicine” II dilondon (1970) telah disusun definisi sebagai berikut :
a. Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259 hari)
b. Bayi cukup bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 37 minggu
sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
c. Bayi lebih bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 42 minggu
atau lebih (294 hari atau lebih)

Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
dibagi menjadi 2 golongan : prematuritas dan dismaturitas

1. Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan masa kehamilan


kurang dari 37 minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau
yang disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-
SMK)
2. Dismatur,berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi /
kehamilan akibat bayi mengalami retardasi intauteri dan merupakan
bayi yang kecil untuk masa pertumbuhan (KMK).dismatur dapat
terjadi dalam preterm,term dan post term yang terbagi dalam
1) Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-
KMK)
2) Neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan (NCB-
KMK)
3) Neonatus lebih bulan-kecil untuk masa kehamilan (NLB-
KMK)
B. ETIOLOGI
Penyebab BBLR terjadi karena beberapa faktor. Semakin muda usia
kehamilan, semakin besar resiko dapat terjadinya BBLR (DAMANIK
2020)
berikut ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR secara
umum :
a. Faktor Ibu :
1) Penyakit : hal yang berhubungan dengan kehamilan seperti
toksemia, gravidarum,pendarahan antepartum,trauma fisik dan
psikologis,infeksi akut,serta kelainan kardiovaskuler
2) Usia ibu: angka kejadian BBLR tertinggi ialah pada usia ibu
dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
3) Jarak antara kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari 1
tahun
4) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
5) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya
6) Kondisi ibu saat hamil : peningkatan berat badan ibu yang tidak
adekuat dan ibu yang perokok
b. Faktor Janin
Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian bblr antara lain
:kehamilan ganda,ketuban pecah dini,cacat bawaan,kelainan
kromosom, infeksi (missal : Rubella dan Sifilis) dan
hidramnion/polihidramnion.
c. Faktor ekonomi
1) Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan sosial ekonomi
yang rendah
2) Gizi yang kurang
3) Faktor lingkungan
4) Terkena Radiasi
5) Terpapar Zat beracun
C. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada bayi degan berat badan lahir
rendah adalah.
a. Berat Badan kurang dari 2500 gram
b. panjang Badan kurang dari 45 cm
c. lingkar dada kurang 30 cm dan linkar kepala kurang dari 33 cm
d. kepala lebih besar dari tubuh
e. Rambut lanugo masih banyak,jaringan lemak subkutan tipis atau
sedikit
f. tulang rawan dan daun telinga belum cukup,sehingga elastisitas belum
sempurna
g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
h. Genetalia belum sempurna,pada bayi perempuan labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, kalau pada bayi laki-laki Testis belum
turun kedalam skrutom,pigmentasi dan rugue pada skorutom kurang
i. Pergerakan kurang dan lemah,tangis lemah,pernapasan belum teratur,
dan sering mendapatkan apne.
j. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun,sehingga refleks menghisap
dan menelan belum sempurna
k. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermi
D. TANDA DAN GEJALA
a. Fisik : bayi kecil, pergerakan kurang dan masih lemah, kepala lebih
besar dari pada badan, berat badan < 2500 gram,panjang badan <45cm,
lingkar dada <30 cm, lingkar kepala <33 cm, masa gestasi <37 minggu
b. Kulit dan kelamin : kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, rambut
halus dan tipis, genitalia belum sempurna.
c. Sistem syaraf : reflek moro, reflex menghisap, menelan, batuk belum
sempurna
d. Sistem musculoskeletal : axifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan
satura lebar, tulang rawan elastis kurang otot-otot lipotonik, tungkai
abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi
e. Sistem pernapasan : pernapasan belum teratur sering apnea, frekuensi
napas bervariasi
E. PATOFISIOLOGI
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada
ibu,ibu hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat
badan lahir
rendah.apabila dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu
hamil
ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari
satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh dalam rahim tidak sama
dengan
janin tunggal,yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang didapat
dari ibu
harus terbagi sehingga kadang salah satu dari janin pada hamil ganda juga
mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi
dalam rahim yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan
janin
dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.(Manggiasih dan
Jaya.2016).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut (DAMANIK 2020) yang dapat dilakukan
antara lain
a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan
 reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut
untuk mengetahuiapakah bayi itu prematuritas atau maturitas
b. Test kocok (shake test)
dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes pada ibu yang
melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens terakhirnya.
c. Tes darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas
diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
d. foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat
bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur < jam atau dapat atau diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat napas.
G. PENATALAKSANAAN
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif &
Hardi (2016)
a. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup hangat
dan
istirahat kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam inkubator maka
suhunya untuk
bayi dengan BB 2 kg adalah 35
H. KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah ukuran atau dimensi lingkat sel, organ maupunindividu yang
bisa dilakukan dengan ukuran berat gram, pound, kilogram, ukuran
panjang (cm, meter), umur, hilang dan keseimbangan metabolik (retensi,
kalsium, dan nitrogen tubuh). Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) struktur danfungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pcmatangan misalnya : diferensiasi dari fungsi organ,
perkembangan emosi intelektual dantingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannyaAda perbedaan antara konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi, konsep pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu
pertambahan berat tubuh bayi.
Perkembangan (development) adalah perubahan secara berangsur-
angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan
meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau
kedewasaan (maturation), dan pembelajaran (learning). Perkembangan
manusia berjalan secara progresif, sistematis dan berkesinambungan
dengan perkembangan di waktu yang lalu. Perkembangan terjadi
perubahan dalam bentuk dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek
fisik, intelektual, dan emosional. Perkembangan secara fisik yang terjadi
adalah dengan bertambahnya sempurna fungsi organ. Perkembangan
intelektual ditunjukan dengan kemampuan secara simbol maupun abstrak
seperti berbicara, bermain, berhitung. Perkembangan emosional dapat
dilihat dari perilaku sosial lingkungan anak.
Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap antara lain
sebagai berikut (Chamidah, 2009):
Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi penyesuaian
sirkulasi darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain. 2) Periode usia 1
bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah): terjadi pertumbuhan
yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf. Maturasi fungsi
adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh, misalnya pada organ
pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga dapat mencerna
makanan padat. 3) Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi
perkembangan motoric besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air
besar) dan pertumbuhan lambat.
I. TEORI PERKEMBANGAN
Prinsip pertumbuhan dan Perkembangan menurut Witherington
Witherington menjelaskan tentang prinsip pertumbuhan dan
perkembangan yang dikutip oleh Hidayah (2009:9) yaitu:
1. Maturity (kematangan)
2. Pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat pada tahun-tahun
awal (perkembangan aspek fisik dan psikis lebih cepat
berkembang pada tahap awal dari pada tahap berikutnya)
3. Setiap anak memiliki tempo perkembangan masing-masing,
ada yang cepat ada yang lambat dan gelombang perkembangan
juga tidak selalu sama
4. Setiap anak mengikuti periode perkembangan umum walaupun
ada perbedaan antar tiap individu
5. Pengaruh hereditas dan lingkungan sama-sama penting bagi
proses pertumbuhan dan perkembangan
6. Pertumbuhan anak dapat terhambat/terlambat dan dapat
dipercepat
7. Kapasitas anak yang dibawa sejak lahir tidak mungkin dapat
dicapai dengan maksimal tanpa adanya proses belajar
8. Setiap umur kronologis, anak perempuan lebih cepat terlihat
dewasa pada saat memasuki usia remaja dibanding dengan
anak laki-laki
J. DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK DAN ORANG TUA
Hospitalisasi merupakan pengalaman penuh stress baik bagi anak maupun
bagi keluarganya. Stressor utama yang dialami dapat berupa perpisahan
dengan keluarga, kehilangan kendali, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri.
A. Hospitalisasi pada anak:
1. Masa bayi Pada anak usia lebih dari 6 bulan terjadi Stranger
anxiety, reaksi yang ditunjukan menangis, marah, banyak
melakukan gerakan, bila ditinggalkan ibunya akan merasa cemas
karena perpisahan dan respon nyeri adalah menangis.
2. Masa toddler Anak dalam masa toddler menunjukan reaksi cemas
akibat perpisahan, kehilangan kemampuan mengontrol diri dan
menjadi tergantung dengan lingkungan biasa mengalami regresi
dan nyeri terhadap perlukaan.
3. Masa pra sekolah Anak biasa menolak makan, menangis dan tidak
kooperatif dengan petugas saat mengalami perpisahan, kehilangan
kontrol terhadap dirinya dan takut terhadap perlukaan.
4. Masa sekolah sampai usia 12 tahun Perawatan di rumah sakit
memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai, keluarga,
kelompok sosial sehinggan menimbulkan kecemasan. Anak yang
kehilangan kontrol maka akan berdampak dalam perubahan peran
dalam keluarga , kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati
dan kelemahan fisik.
5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun)
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya.
Reaksi yang muncul adalah menolak perawatan atau tindakan yang
dilakukan, tidak kooperatif dengan petugas, perasaan sakit akibat
perlukaan menimbulkan respon bertanya-tanya, menarik diri dan
menolak kehadiran orang lain
B. Hospitalisasi pada orang tua:
1. Persaan takut dan cemas
Perasaan tersebut muncul pada saat anak mendapat prosedur yang
menyakitkan seperti pengambilan darah, pemberian suntikan dan
prosedur invasif lainnya, seringkali orangtua menangis karena
perasaan tidak tega
2. Perasaan Sedih
Perasaan tersebut akan muncul terutama pada saat anak dalam
kondisi terminal dan orangtua mengetahui bahwa tidak ada lagi
harapan anaknya untuk sembuh, bahkan saat anak menjelang ajal
sementara orangtua harus mem berikan dukungan spiritual tetapi
disisi lain mengalami ketidakberdayaan karena perasaan terpukul
dan kesedi han.
3. Perasaan frustasi
Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan
tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan
psikologis yang diterima orangtua dari keluarga maupun kerabat
lainnya maka orangtua akan merasa putus asa bahkan frustasi maka
orangtua sering menunjukan perilaku yang tidak kooferatif, putus
asa, menolak tindakan bahkan meminta pulang paksa.

K. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pada saat kelahiran bayi baru harus menjalani pengkajian cepat namun
seksama untuk menentukan setiap masalah yang muncul dan
mengidentifikasi masalah yang menuntut perhatian yang cepat.
Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk mengevaluasi kardiopulmonal
dan neurologis. Pengkajian meliputi penyusunan nilai APGAR dan evaluasi
setiap anomaly congenital yang jelas atau adanya tanda gawat neonatus
(Wong, 2008).
1) Pengkajian umum
a. Timbang bayi tiap hari, atau lebih bila ada permintaan dengan
menggunakan timbangan elektronik.
b. Ukur panjang badan, dan lingkar kepala secara berkala.
c. Jelaskan bentuk dan ukuran tubuh secara umum, postur saat
istirahat, kemudian bernafas, dan adanya lokasi edema.
d. Observasi adanya deformitas yang tampak.
e. Observasi setiap tanda kegawatan, warna yang buruk,
hipotonia, tidak responsive, dan apnea.
2) Pengkajian respirasi
a. Observasi bentuk dada (barrel, konkaf), simetri, adanya insisi, slang
dada, atau devisiasi lainnya.
b. Observasi adanya penggunaan otot penapasan tambahan cuping
hidung atau retraksi substernal, interkostal atau subklavikular.
c. Tentukan frekuensi pernapasan dan keteraturannya.
d. Lakukan auskultasi dan jelaskan suara napas (stridor, krepitasi,
mengi, suara basah berkurang, daerah tanpa suara, grunting),
berkurangnya masukan udara, dan kesamaan suara napas.
e. Tentukan apakah diperlukan pengisapan.
3) Pengkajian kardiovaskuler
a. Tentukan denyut jantung dan iramanya.
b. Jelaskan bunyi jantung, termasuk adanya bising.
c. Tentukan titik intensitas maksimal (point of maximum intensity/
PMI), titik ketika bunyi denyut jantung paling keras terdengar dan
teraba (perubahan PMI menunjukkan adanya pergeseran
imediastinum).
d. Jelaskan warna bayi ( bisa karena gangguan jantung, respirasi atau
hematopoetik), sianosis pucat, plethora, jaundis, dan bercakbercak.
e. Kaji warna dasar kuku, membran mukosa, dan bibir.
f. Tentukan tekanan darah, dan tunjukkan ekstermitas yang dipakai.
4) Pengkajian gastrointestinal
a. Tentukan adanya distensi abdomen, adanya edema dinding
abdomen, tampak pelistaltik, tampak gulungan usus, dan status
umbilicus.
b. Tentukan adanya tanda regurgitasi dan waktu yang berkaitan
dengan pemberian makanan, karakter dan jumlah residu jika
makanan keluar, jika terpasang selang nasogasrtik, jelaskan tipe
penghisap, dan haluaran (warna, konsistensi, pH).
c. Palpasi batas hati (3 cm dibawah batas kosta kanan).
d. Jelaskan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya
darah.
e. Jelaskan bising usus.
5) Pengkajian genitourinaria
a. Jelaskan setiap abnormalitas genitalia.
b. Jelaskan jumlah (dibandingkan dengan berat badan), warna pH,
temuan lab-stick, dan berat jenis kemih (untuk menyaring
kecukupan hidrasi).
c. Periksa berat badan (pengukuran yang paling akurat dalam
mengkaji hidrasi
6) Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
a. Jelaskan gerakan bayi, kejang, kedutan, tingkat aktivitas
terhadap rangsang, dan evaluasi sesuai masa gestasinya.
b. Jelaskan posisi bayi atau perilakunya (fleksi, ekstensi).
c. Jelaskan refleks yang ada ( moro, rooting, sucking, plantar,
tonick neck, palmar).
d. Tentukan tingkat respons dan kenyamanan.
7) suhu tubuh
a. Tentukan suhu kulit dan aksilar.
b. Tentukan hubungan dengan suhu sekitar lingkungan.
8) Pengkajian kulit
a. terangkan adanya perubahan warna, daerah yang memerah,
tanda iritasi, melepuh, abrasi, atau daerah terkelupas, terutama
dimana peralatan pemantau infus atau alat lain bersentuhan
dengan kulit. Periksa juga dan catat preparat kulit yang dipakai
(missal plester, povidone-jodine).
b. Tentukan tekstur dan turgor kulit kering, lembut, bersisik,
terkelupas dan lain-lain.
c. Terangkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir

2. Pathways keperawatan
3. Rumusan diagnosa keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
a. Definisi: asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.
b. Batasan karakteristik: Kram abnormal, sakit perut, keengganan
untuk makan, berat badan 20% atau lebih di bawah ideal,
kerapuhan kapiler, diare, kehilangan rambut yang berlebihan,
hiperaktif suara usus, kekurangan makanan, membran mukosa
kering, dan merasa tidak mampu menelan makanan.

Resiko infeksi.

a. Definisi: peningkatan resiko invasif oleh organisme patogen.


b. Faktor resiko: Prosedur invasif, trauma, kerusakan jaringan
dan peningkatan paparan lingkungan, ruptur membran
amnion, malnutrisi, peningkatan paparan lingkungan
pathogen, ketidakadekuatan sistem imun, penyakit kronik,
tidak adekuat pertahanan tubuh primer ( kulit tidak utuh,
trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik),
ketidakadekuatan pertahanan tubuh skunder (penurunan
Hb, leucopenia, penekanan respon inflamasi).
4. Perencanaan

No. Diagnosa NOC NIC


1. Perubahan Setelah dilakukan 1. Perhatikan gejala
nutrisi tindakan keperawatan kekurangan gizi termasuk
kurang dari selama 3x24 jam perawakan pendek, lengan
kebutuhan diharapkan pasien kurus dan kaki. Rasional:
tubu mampu: sebagai langkah awal
1. Intake nutrien pengkajian untuk
normal. melaksanakan intervensi
2. Intake makanan dan selanjutnya.
cairan normal. 2. Perhatikan adanya
3. Berat badan penurunan berat badan.
normal. Rasional: Mengidentifikasikan
4. Massa tubuh adanya resiko derajat dan
normal. resiko terhadap pola
5. Pengukuran pertumbuhan. Bayi SGA (Baby
biokimia normal. small for gestational age)
dengan kelebihan cairan
Dengan kriteria hasil: ekstrasel yang kemungkinan
1. Berat badan kehilangan 15% BB lahir. Bayi
bertambah. SGA (Baby small for
2. Berat badan dalam gestational age) mungkin
kisaran normal untuk telah mengalami penurunan
tinggi dan usia. berat badan dalam uterus
3. Mengenali faktor atau mengalami penurunan
yang berkontribusi simpanan lemak atau
terhadap berat badan glikogen.
dibawah normal. 3. Kaji kulit apakah kering,
4. Mengidentifikasi monitor turgor kulit dan
kebutuhan gizi. perubahan pigmentasi.
5. Bebas dari Rasional : untuk mengetahui
kekurangan gizi adanya tanda-tanda dehidrasi.
4. Berikan makanan yang
terpilih. (sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi).
Rasional: membantu dalam
rencana diet untuk memenuhi
kebutuhan individual
5. Monitor kalori dan intake
nutrisi. Rasional: mengawasi
masukan nutrisi dan kalori
dalam tubuh
2. Risiko Setelah dilakukan 1. Kaji adanya fluktuasi suhu
infeksi tindakan keperawatan tubuh, letargi, apnea, malas
selama 3x24 jam minum, gelisah dan ikterus.
diharapkan pasien Rasional: suhu tubuh
mampu: Terhindar meningkat dan nadi cepat
dari resiko infeksi. mmerupakn awal terjadinya
Dengan kriteria hasil: infeksi.
1. Pengetahuan: 2. Kaji riwayat ibu, kondisi
Kontrol infeksi bayi selama kehamilan, dan
Indikador: epidemi infeksi diruang
a. Menerangkan cara- perawatan. Rasional:
cara penyebaran. mengetahui adanya riwayat
b. Menerangkan infeksi selama kehamilan.
faktor-faktor yang 3. Ambil sampel darah.
berkontribusi dengan Rasional: untuk sampel pada
penyebaran. pemeriksaan laboratorium
c. Menjelaskan tanda- seperti eritrosit, leukosit,
tanda dan gejala. diferensiasi, dan
d. Menjelaskan immunoglobulin.
aktivitas yang dapat 4. Upayakan pencegahan
meningkatkan infeksi dari lingkungan.
resistensi terhadap Misalnya : cuci tangan
infeksi. sebelum dan sesudah
2. Status Nutrisi. memegang bayi. Rasional:
Indikator: untuk mencegah
a. Asupan nutrisi berpindahnya
b. Asupan makanan mikroorganisme dari jari
dan cairan tangan ke tubuh bayi.
c. Energi
d. Masa tubuh
e. Berat bada
3. Penyembuhan luka:
Primer
a. Kulit utuh
b. Berkurangnya
drainase purulen
c. Eritema disekitar
kulit berkurang
d. Edema disekitar
kulit berkurang
e. Suhu kulit tidak
meningkat
f. Luka tidak berbau
DAFTAR PUSTAKA

DAMANIK, PINTHA ULINA. 2020. “ASUHAN KEPERAWATAN BERAT


BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) PADA BAYI NY.S DI RUANG
PERINATOLOGI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU.” In
KARYA TULIS ILMIAH, 68:1–12. pekan baru.
http://dx.doi.org/10.1016/j.ndteint.2014.07.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.ndteint.2017.12.003%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.matdes.2017.02.024.

Anda mungkin juga menyukai