Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK PADA SITEM TIGA FASA EMPAT

KAWAT

Dhiko Fransiscos Sitohang1

DII Teknik Elektro


dhikotoang22@gmail.com

ABSTRAK
The electric power system consists of three main parts namely, the generation system, transmission
system and distribution system. Of the three systems, the distribution system is the part that is located
closest to the consumer, its function is to distribute electrical energy from a distribution substation to the
consumer Load imbalance is a sure thing that happens to the distribution of electric power. Especially on
the low voltage network side. The higher the unbalanced load, the higher the current which occurs in
neutral conductor. Current flowing in neutral conductor will be a loss of electric power in the network
Electric power is a very important part in human life, smoothness and stability must be maintained so
that the supply of electricity to consumers can be fulfilled. In the distribution of electricity there is an
even distribution of the load that was initially evenly distributed but due to in unison the ignition of those
loads occurs an imbalance. The cause of unbalanced loads on distribution systems is on low-voltage
single-phase customer loads so that current appears in transformer neutral. The current flowing in the
transformer neutral causes losses, i.e. losses due to neutral current flowing to the ground

Keywords: Electric Power, Transmission, Distribution. Main Station.

ABSTRAK
Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama yaitu, sistem pembangkitan, sistem transmisi dan
sistem distribusi. Dari ketiga sistem tersebut sistem distribusi merupakan bagian yang letaknya paling
dekat dengan konsumen, fungsinya adalah menyalurkan energi listrik dari suatu Gardu Induk distribusi
ke konsumen Ketidakseimbangan beban merupakan hal yang pasti terjadi pada distribusi tenaga listrik.
Terutama pada sisi jaringan tegangan rendah. Semakin tingginya ke tidak seimbangan beban maka akan
semakin tinggi pula arus yang timbul pada penghantar netral. Arus yang mengalir pada penghantar
netral akan menjadi rugi daya listrik pada jaringan Tenaga listrik merupakan bagian yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, kelancaran dan kestabilan harus tetap terjaga sehingga penyediaan
tenaga listrik kepada konsumen dapat terpenuhi. Dalam penyaluran tenaga listrik terjadi pembagian
beban yang pada awalnya merata tetapi karena ketidak serempakan penyalaan beban-beban tersebut
terjadi ketidakseimbangan. Penyebab beban tidak seimbang pada sistem distribusi adalah pada beban-
beban satu fasa pelanggan tegangan rendah sehingga muncul arus pada netral trafo. Arus yang mengalir
di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses, yaitu losses akibat arus netral mengalir ke tanah

Kata Kunci :Tenaga Listrik, Transmisi, Distribusi, Gardu Induk.

15
1. PENDAHULUAN
Sistem 3 phasa.

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap
oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang
seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude
dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar
120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara
bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D). Dalam keadaan tidak seimbang besar sudut setiap fasa
lebih dari 120 derajat atau beban setiap fasa berbeda. Fasa adalah jaringan listrik yang menggunakan
tiga kawat Fasa (R, S, T) dan satu kawat netral (N) atau sering disebut kabel ground. Menurut istilah
Listrik 3 Fasa terdiri dari 3 kabel tegangan listrik dan 1 kabel netral. Listrik 3 fase adalah AC
(Alternating Current) yang menggunakan 3 kabel konduktif yang memiliki tegangan yang sama pada
setiap fase. Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh
beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang,
daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama. Pada
hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral
atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar
magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral.Dengan
adanya saluran atau titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran atau titik
netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3
dikali magnitude dari tegangan fase). Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling
dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase.Dengan tidak adanya titik netral, maka
besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa
mempunyai besar magnitude yang sama, Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan
antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff.

16
2. METODE PRAKTIKUM
Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang
Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah
sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol.
Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak
sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja
terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban.

Gambar 1. sistem 3 fase.

Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu:


1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).

Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan


permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan beban
dengan sumber listrik yang seimbang.

Gambar 5. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.

Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik.
Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus pada
salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan,
hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan.

17
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1Data Pengamatan

TABEL 1. BEBAN SEIMBANG


LampuPijar Lampu Ballast Magnetik/Elektronik/LED

L1 : 100W L2 :100W L3 : 100W L1 : 36 W L2 : 36 W L3 : 36 W


DAYA

BALLAST
BESAR
LAMPU PIJAR MAGNETIK/ELEKTRONI
AN
K/LED
LISTRI
K R S T R S T

KW 84 90 -75 31 40 26

KVA 94 99 81 53 65 65

KVAR 42 -41 -30 42 51 59

0,8 0,9 0,9


PF 0,584 0,615 0,4
93 09 25

ARUS

BESAR BALLAST
AN LAMPU PIJAR MAGNETIK/ELEKTRONI
LISTRI K/LED
K R S T N R S T N

0,4 0,4 0,3 0,3 0,1


A RMS 0,13 0,25 0,3
4 7 9 1 4

TEGANGAN

BALLAST
BESAR LAMPU PIJAR MAGNETIK/ELEKTRONI
AN K/LED
LISTRI
K VR VS VT
VRN VSN VTN
N N N

211 210
V RMS 210 211,7 213,1 210,1
,9 ,1

18
TABEL 2. BEBAN TAK SEIMBANG
LampuPijar Lampu Ballast Magnetik/Elektronik/LED
L1 : 100W L2 : 100W L3 : 25 W L1 : 36 W L2 : 36 W L3 : 72 W

DAYA
BALLAST
BESAR
LAMPU PIJAR MAGNETIK/ELEKTRONIK/
AN
LED
LISTRI
K R S T R S T

KW 83 85 17 31 41 56

KVA 87 88 32 52 70 120

KVAR -26 -22 27 53 56 106


0,95 0,96 0,53
PF 0,5 0,585 0,466
4 5 1
ARUS
BESAR BALLAST
AN LAMPU PIJAR MAGNETIK/ELEKTRONIK/
LISTRI LED
K R S T N R S T N
0,5 0,3
A RMS 0,42 0,42 0,15 0,28 0,3 0,33
7 3
TEGANGAN
BALLAST
BESAR
LAMPU PIJAR MAGNETIK/ELEKTRONIK/
AN
LED
LISTRI
VR VS VT
K VRN VSN VTN
N N N
212, 209, 211,
V RMS 210,7 212 210
9 6 1

19
3.2 Grafik
Beban Seimbang

Hubungan Arus Percobaan Dengan Tegangan


pada Lampu Pijar
0.5
0.45
0.4
Arus Percobaan (A)

0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
209.5 210 210.5 211 211.5 212 212.5
Tegangan (V)

20
Hubungan Antara Arus Perhitungan Dengan
Tegangan Lampu Pijar
0.5
0.45
Arus Perhitungan (A) 0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
209.5 210 210.5 211 211.5 212 212.5
Tegangan (V)

Hubungan Antara Arus Percobaan Dengan


Tegangan Pada Lampu Ballast
0.35
0.3
Arus percobaan (A)

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
209.5 210 210.5 211 211.5 212 212.5 213 213.5
Tegangan (V)

21
Hubungan Antara Arus Percobaan Dengan
Tegangan pada Lampu Ballast
0.35
0.3
Arus percobaan (A)
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
209.5 210 210.5 211 211.5 212 212.5 213 213.5
Tegangan (V)

Beban Tidak Seimbang

22
Hubungan Antara Arus Percobaan Dengan
Tegangan Pada Lampu pijar
0.45
0.4
Arus Percobaan (A) 0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
209.5 210 210.5 211 211.5 212 212.5
Tegangan (V)

Hubungan Antara Arus Percobaan Dengan


Tegangan Pada lampu Pijar
0.45
0.4
0.35
Arus Percobaan

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
209.5 210 210.5 211 211.5 212 212.5
Tegangan

23
Hubungan Antara Arus Percobaan Dengan
Tegangan pada lampu ballast
0.6

Arus Percobaan 0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
209.5 210 210.5 211 211.5 212 212.5 213 213.5
Tegangan

Hubungan Antara Arus Perhitungan Dengan


Tegangan pada Lampu Ballast
0.7
0.6
0.5
Arus Perhitungan

0.4
0.3
0.2
0.1
0
209.5 210 210.5 211 211.5 212 212.5 213 213.5
Tegangan

24
3.3 Analisa
Hampir seluruh perusahaan penyedia tenaga listrik menggunakan sistem listrik 3-phase.
Sistem ini diperkenalkan dan dipatenkan oleh Nikola Tesla pada tahun 1887 dan 1888.Sistem ini
secara umum lebih ekonomis dalam penghantaran daya listrik, dibanding dengan sistem 2-phase
atau 1-phase, dengan ukuran penghantar yang sama. Dikatakan ekonomis karena sistem 3-phase
dapat menghantarkan daya listrik yang lebih besar. Demikian juga peralatan listrik yang besar,
seperti motor-motor listrik, lebih bertenaga dengan suplai 3 phase. Beban pada lampu pijar
merupakan beban linier dan lampu ballast merupakan beban non linier, Beban linier adalah beban
yang memberikan bentuk gelombang keluaran yang linier artinya arus yang mengalir sebanding
dengan impedensi dan perubahan tegangan. Beban linier ini tidak memberikan dampak yang
buruk pada perubahan gelombang arus maupun tegangan. Resistor (R) merupakan beban linier
tersebut. Beban non linier adalah bentuk gelombang keluarannya tidak sebanding dengan
tegangan dalam setiap setengah siklus sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan
keluarannya tidak sama dengan gelombang masukannya (mengalami distorsi). Gangguan yang
terjadi akibat distorsi gelombang arus dan tegangan disebut dengan harmonik. Pada setiap
percobaan pasti ada yang namanya galat/eror contohnya galat pada saat melakukan percobaan
pada lampu pijar tersebut galat pada lampu pjiar biasa terjadi pada putus nya kawat wolfram pada
lampu yang tidak bisa menyebabkan lampu tidak menyala, atau bisa juga karena kerusakan pada
alat percobaan contohnya pada saat melakukan pengukuran, adapun hal-hal yang mengenai antara
beban seimbang dan beban tidak seimbang yaitu pada kedua beban contohnya pada jika pada
beban seimbang arus seimbang atau netralnya sangat kecil namun berdasarkan data pengamatan
didapatkan nilianya yaitu 0,13 Ampere, dan pada beban tidak seimbang terdapat nilai dari kedua
beban, pada beban lampu pijar arusnya 0,28 Ampere dan pada beban lampu ballast nilai
pengukuran nya yaitu 0,33 Ampere.

25
4. KESIMPULAN DAN SARAN

Jadi kesimpulan yang bias diambil dalam praktikum ini yaitu pada beban seimbang terdapat arus
netral yang besar hubung daya nya bebeda-beda sedangkan pada beban seimbang nilai yang terdapat
pada kawat netral adalah 0.

26
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terselesaikannya penulisan jurnal ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
sedalamdalamnya kepada :

1. TUHAN YME atas limpahan karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan Karya Ilmiah.

2. Kedua Orang Tua saya yang telah membantu dan mendukung saya dalam mengerjakan
Karya Ilmiah ini.

3. Bapak Sigit Sukmajati, ST.,MT Selaku Kepala Laboratorium, Indah Anggita Putri Selaku
pembimbing praktikum yang telah membimbing dan mendukung saya dalam penulisan jurnal ini.

4. Teman-teman atas kerjasamanya selama penulisan jurnal ini.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Harmonisa

https://infopromodiskon.com/news/detail/298/mengenal-sistem-3-phase-pada-instalasi-listrik.html

28

Anda mungkin juga menyukai