Anda di halaman 1dari 12

https://doi.org/10.22435/blb.v16i1.

2601

Domestikasi Tikus: Kajian Perilaku Tikus dalam Mencari Sumber Pangan dan
Membuat Sarang

Rat Domestication: Study on Foraging and Nesting Behavior

Dwi Priyanto*, Jarohman Raharjo, Rahmawati


Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara
Jalan Selamanik No. 16A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia
*E_mail: dwipriyanto76@gmail.com

Received date: 27-12-2020, Revised date: 03-06-2020, Accepted date: 15-06-2020

ABSTRAK
Tikus digolongkan menjadi domestik, peridomestik, dan silvatik berdasarkan kedekatan habitatnya dengan
pemukiman. Tikus domestik mempunyai potensi paling besar untuk menularkan berbagai jenis penyakit kepada
manusia. Beberapa penelitian melaporkan fenomena overlap habitat pada jenis tikus tertentu sehingga terdapat
kemungkinan terjadi penularan penyakit antar tikus yang pada gilirannya akan berpotensi menambah jumlah
spesies sebagai reservoir penyakit zoonosis. Tulisan ini bertujuan untuk membahas potensi adanya domestikasi
spesies tikus terkait perilaku mencari makanan dan membuat sarang. Data diperoleh dari hasil survei tikus yang
dilakukan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2017. Data dianalisis secara deskriptif dengan cara melihat
sebaran hasil penangkapan dan dibandingkan dengan hasil penangkapan yang dilaporkan dari berbagai jurnal
serta menelaah kemungkinan terjadinya fenomena domestikasi tikus pada spesies Rattus exulans, R. tiomanicus,
dan R. norvegicus. Kesimpulan dari studi ini adalah potensi terjadinya domestikasi tikus relatif kecil pada R.
exulans dan R. tiomanicus, kedua spesies ini beradaptasi dengan baik terhadap sumber makanan yang berasal
dari makanan manusia, namun perilaku membuat sarang menjadi barrier untuk terjadinya domestikasi. Rattus
norvegicus telah lama beradaptasi dengan sumber makanan maupun lingkungan manusia dengan membuat
sarang di pemukiman sehingga spesies ini tergolong sebagai tikus domestik.

Kata kunci: domestikasi, tikus, bersarang, makan

ABSTRACT
Based on the proximity of their habitat to the settlement, rats were classified as domestic, peridomestic, and
sylvatic. Domestic rats are the most potent to transmit zoonotic diseases. Several studies report overlapping
habitat on certain species as of transmission possibility between species in turn increase the number of
reservoir species. This article purposes to criticize species domestication potency related to foraging and
nesting behavior. The primary data were obtained from the rat survey result that was conducted in
Banjarnegara district in 2017. The data were descriptively analyzed with the examination of the possibility of
domestication phenomena on R. exulans, R. tiomanicus, and R. norvegicus species. The conclusion from this
study is the rat domestication potency was relatively low on R. exulans and R. tiomanicus. Both species were
good adapting with food resourced from human's food, however nesting behavior has become barriers to
domestication. Rattus norvegicus has been long adapted to food resource and human environment by nesting in
settlement so that this species classified as a domestic rat.

Keywords: domestication, rats, foraging, nesting

PENDAHULUAN Keberadaan hewan ini cukup familiar bagi


Tikus termasuk sebagai mamalia kecil. manusia, karena beberapa jenis tikus
Menurut ilmu taksonomi, mereka tergolong mempunyai habitat yang berdekatan dengan
dalam ordo rodensia yang beranggotakan manusia. Spesies tikus yang mempunyai
banyak spesies tikus.1 Spesies-spesies ini habitat di area pemukiman manusia tergolong
tersebar di berbagai habitat dan dengan sebagai tikus domestik; spesies yang biasa
perilaku yang spesifik.2 terdapat di habitat sekitar pemukiman
digolongkan sebagai tikus peridomestik;

67
BALABA Vol. 16 No. 1, Juni 2020: 67-78

sedangkan spesies dengan habitat jauh dari yang berbeda.13 Dilihat dari kepentingan
pemukiman digolongkan sebagai tikus manusia, hal ini mengindikasikan potensi tikus
silvatik.3 ini berperan seperti tikus domestik lainnya.
Rattus tanezumi atau lebih dikenal Persebaran tikus sangat dipengaruhi
sebagai tikus rumah mudah dijumpai pada atap oleh keberadaan sumber makanan.14 Tikus
rumah, habitat tikus ini bersinggungan domestik biasanya mendapatkan makanan dari
langsung dengan mencit rumah atau Mus sumber-sumber yang berkaitan dengan
musculus4 dan keduanya termasuk tikus aktivitas manusia, oleh karena itu pola dispersi
domestik. Rattus argentiventer merupakan tikus ini juga mengikuti pola aktivitas dan
spesies yang umum terdapat di persawahan. sebaran manusia.15 Hal ini berbeda dengan
Rattus tiomanicus banyak dijumpai di area tikus peridomestik dan silvatik yang relatif
kebun, misalnya kebun sawit yang banyak independen dari faktor manusia.16 Namun,
terdapat di Pulau Sumatera.5 Kedua jenis tikus beberapa kasus menunjukkan adanya
ini tergolong sebagai tikus peridomestik. perubahan perilaku binatang seiring perubahan
Rattus norvegicus yang merupakan lingkungannya. Tikus yang merupakan
“introduced species” dari negara lain binatang dengan kemampuan adaptasi yang
mempunyai tingkat penyebaran yang cepat. 6 baik juga menunjukkan pola serupa.6 Hal ini
Tikus ini terbawa oleh kapal asing dan berimplikasi adanya fenomena domestikasi
awalnya lebih banyak terdapat di daerah beberapa spesies tikus. Beberapa studi
pelabuhan, namun seiring waktu, saat ini jenis melaporkan spesies peridomestik dan silvatik
tikus ini banyak dijumpai dikawasan yang tertangkap di area pemukiman yang
pemukiman yang jauh dari pelabuhan, bahkan selama ini dikenal bukan habitat
di kota-kota yang jauh dari pantai.7 Tikus ini alaminya. 10,17,12.

seringkali ditemukan di area dengan sanitasi Keberadaan tikus di lingkungan


yang kurang dengan sumber makanan tikus manusia menimbulkan berbagai permasalahan.
yang melimpah antara lain makanan sisa yang Di bidang pertanian, tikus berperan sebagai
banyak terdapat di tempat sampah. 8 Rattus hama yang seringkali menyebabkan
norvegicus saat ini juga digolongkan sebagai berkurangnya produksi tanaman. Di bidang
tikus domestik. kesehatan, tikus merupakan reservoir
Beberapa spesies tikus mempunyai penularan berbagai jenis penyakit. Secara
habitat yang relatif jauh dari aktivitas manusia estetika, melimpahnya tikus di suatu lokasi
(peridomestik dan silvatik).3 Rattus exulans pemukiman menggambarkan buruknya kondisi
merupakan salah satu tikus silvatik, seringkali sanitasi dan higienitas daerah tersebut. 3
ditemukan pada dataran tinggi pada habitat Fenomena domestikasi spesies tikus
hutan yang relatif jarang terjamah manusia.9 berpotensi meningkatkan intensitas
Beberapa wilayah di Pulau Jawa yang permasalahan yang disebabkan oleh tikus.
dilaporkan terdapat tikus ini antara lain lereng Studi ini bertujuan untuk membahas potensi
Gunung Merapi, Pegunungan Dieng, lereng adanya domestikasi spesies tikus terkait
Gunung Slamet, dan tempat-tempat lain yang perilaku mencari makanan dan membuat
relatif tinggi.10,11 Namun, beberapa penelitian sarang.
juga melaporkan bahwa spesies ini terdapat di
dataran rendah, bahkan di area pemukiman.12 METODE
IUCN red list (International Union for Data primer diperoleh melalui
Conservation of Nature and Natural kegiatan survei tikus yang dilakukan Balai
Resources) mengkategorikan R. exulans Litbang Kesehatan Banjarnegara pada bulan
sebagai “least concern” berdasarkan luasnya September sampai Oktober tahun 2017 dengan
habitat persebaran dan kemampuan lokasi di wilayah Kabupaten Banjarnegara.
adaptasinya terhadap karakteristik lingkungan Selain itu, data sekunder diperoleh dengan

68
Domestikasi Tikus: Kajian........(Priyanto, dkk)

cara merangkum laporan beberapa penelitian 2 perangkap diletakkan di dalam rumah dan 2
yang melakukan penangkapan tikus di perangkap diletakkan di luar rumah.
berbagai habitat di Indonesia dari tahun 1985 Penangkapan di habitat peridomestik dan
hingga 2017. silvatik menggunakan metode transek,
Survei tikus dilakukan di tiga area perangkap di pasang setiap jarak 5 meter
berbeda yaitu pemukiman (mewakili habitat secara linear sepanjang kurang lebih 500
domestik), persawahan dan ladang (mewakili meter. Penangkapan tikus dilakukan selama 3
habitat peridomestik), dan hutan (mewakili malam berturut-turut, tikus yang tertangkap
habitat silvatik). Area pemukiman, wilayah dipindahkan kedalam kantong kain dan di
yang dipilih adalah Desa Kepakisan bawa ke Laboratorium Rodentologi Balai
Kecamatan Batur dan Kelurahan Litbang Kesehatan Banjarnegara untuk
Kutabanjarnegara Kecamatan Banjarnegara. diidentifikasi.
Penangkapan tikus di habitat peridomestik Data hasil penangkapan tikus dianalisis
dilakukan di area ladang dan hutan dekat secara spasial dengan cara dibuat peta sebaran
pemukiman di wilayah Desa Kepakisan spesies tikus berdasarkan lokasi penangkapan.
Kecamatan Batur serta area persawahan di Data sekunder dirangkum dalam bentuk tabel
Desa Petambakan Kecamatan Banjarnegara. untuk menggambarkan tempat tikus tertangkap
Sedangkan penangkapan tikus di habitat yang bukan merupakan habitat alami spesies
silvatik dilakukan di area hutan jauh tikus tertentu.
pemukiman yaitu di wilayah Gunung Lawe
Kabupaten Banjarnegara. HASIL
Penangkapan tikus menggunakan Hasil penangkapan tikus di empat
single live trap. Penangkapan tikus di area lokasi survei yang dilakukan selama bulan
pemukiman menggunakan 200 perangkap September sampai Oktober 2017 disajikan
yang dibagi untuk 50 rumah, dengan distribusi pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penangkapan Tikus Berdasarkan Tempat di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017
Lokasi Penangkapan Habitat Spesies Tertangkap Jumlah Tertangkap
R. norvegicus 4
Domestik
R. tanezumi 32
Kutabanjarnegara
Bandicota indica 1
Peridomestik
R. tiomanicus 6
Domestik R. tanezumi 13
Kepakisan
Peridomestik R. exulans 20
Petambakan Peridomestik R. tiomanicus 9
Gunung Lawe Silvatik R. tiomanicus 4

Penangkapan di habitat domestik tiomanicus, R.exulans, dan Bandicota indica


mendapatkan dua spesies tertangkap yaitu R. sedangkan satu-satunya spesies tikus yang
tanezumi dan R. norvegicus; spesies yang tertangkap di habitat silvatik adalah R.
tertangkap di habitat peridomestik adalah R. tiomanicus.

69
BALABA Vol. 16 No. 1, Juni 2020: 67-78

Gambar 1. Lokasi Survei dan Spesies Tikus Tertangkap di Desa Kutabanjarnegara Kabupaten Banjarnegara

Penangkapan tikus di dan lingkungan sekitar pemukiman yang


Kutabanjarnegara dilakukan pada habitat berupa sawah dan bantaran sungai yang
pemukiman yang mewakili habitat domestik mewakili habitat peridomestik (Gambar 1).

Gambar 2. Lokasi Survei dan Spesies Tikus Tertangkap di Desa Kepakisan Kabupaten Banjarnegara

Survei yang dilakukan di Desa Kepakisan pemukiman dan kebun serta hutan belukar di
mendapatkan spesies tikus R. tanezumi yang sekitar rumah penduduk yang merupakan
seluruhnya tertangkap di habitat domestik dan bagian dari dataran tinggi dieng dengan
R. exulans yang tertangkap di habitat ketinggian sekitar 1800 mdpl (Gambar 2).
peridomestik. Lokasi survei merupakan

70
Domestikasi Tikus: Kajian........(Priyanto, dkk)

Gambar 3. Lokasi Survei dan Spesies Tikus Tertangkap di Desa Petambakan Kabupaten Banjarnegara

Hasil survei yang dilakukan di ini merupakan habitat peridomestik. Spesies


wilayah desa petambakan adalah ini juga tertangkap di Gunung Lawe,
R. tiomanicus. Tikus-tikus tersebut tertangkap merupakan kawasan bukit kecil yang jauh dari
di area pinggiran sungai yang berada di tengah pemukiman penduduk sehingga merupakan
area persawahan (Gambar 3) yang relatif dekat habitat silvatik, area ini berupa hutan sekunder
dengan pemukiman penduduk sehingga lokasi yang didominasi tanaman pinus (Gambar 4).

Gambar 4. Lokasi Survei dan Spesies Tikus Tertangkap di Desa Kendaga Kabupaten Banjarnegara

Tabel 2 menyajikan rangkuman hasil Fenomena perpindahan tikus dari habitat


survei tikus dari beberapa penelitian yang silvatik kearah habitat domestik maupun
melaporkan adanya spesies tikus yang sebaliknya tergambar dalam tabel tersebut.
tertangkap tidak di habitat alaminya.

71
BALABA Vol. 16 No. 1, Juni 2020: 67-78

Tabel 2. Laporan Hasil Survei Tikus dengan Fenomena Overlap Habitat


Habitat
Judul Penelitian Tahun Spesies Tikus Lokasi Tertangkap
Alami
Struktur Komunitas Mamalia di Cagar Alam
silvatik dan
Leuweung Sancang, Kabupaten Garut, Jawa 2015 R. tiomanicus silvatik
peridomestik
Barat
R. argentiventer peridomestik silvatik
peridomestik dan
Survei Keanekaragaman Tikus Sebagai Hewan R. exulans silvatik
silvatik
Pembawa Bakteri Leptospira di Provinsi Jawa 2015 peridomestik dan
Tengah R. norvegicus domestik
silvatik
peridomestik dan
R. tiomanicus silvatik
silvatik
Studi Koleksi Referensi Reservoir Penyakit di
domestik dan
Daerah Enzootik Pes di Jawa Barat dan Jawa 2010 R. tiomanicus silvatik
peridomestik
Timur
Spot Survei Reservoir Leptospirosis di domestik dan
1985 R. tiomanicus silvatik
Beberapa Kabupaten Kota di Jawa Tengah peridomestik
peridomestik dan
R. exulans silvatik
Keanekaragaman Jenis Tikus dan Cecurut di silvatik
2015
Gunung Ungaran Jawa Tengah peridomestik dan
R. tiomanicus silvatik
silvatik
Keanekaragaman Jenis Mamalia Kecil (Famili Sundamys mulleri silvatik peridomestik
Muridae) pada Tiga Habitat yang Berbeda di 2017 R. tiomanicus silvatik peridomestik
Lhokseumawe Provinsi Aceh R. exulans silvatik peridomestik
Jenis-jenis Tikus dan Cacing Parasitnya di R. tiomanicus silvatik peridomestik
1984
DAS Sekampung, Lampung R. exulans silvatik peridomestik
Pola Infestasi Parasit Arthropob Pada Tikus di R. exulans silvatik domestik
2016
Kebun Raya Purwodadi, Jawa Timur Bandicota indica peridomestik domestik

PEMBAHASAN perkebunan. Rattus exulans yang selama ini


Hasil survei tikus di Kelurahan dikenal sebagai tikus silvatik, dalam penelitian
Kutabanjarnegara (habitat domestik) ini tertangkap di area peridomestik. Fenomena
menunjukkan bahwa jenis tikus yang ini menunjukkan bahwa terjadi overlap habitat
didapatkan dari perangkap yang dipasang di untuk jenis tikus ini. Hal ini terjadi karena
dalam rumah warga adalah R. tanezumi, kemungkinan makanan yang mulai sulit
beberapa ekor tikus jenis ini juga didapatkan didapatkan oleh tikus ini di habitat aslinya.
dari perangkap yang dipasang diluar rumah. Penangkapan yang dilakukan di
Fenomena ini wajar mengingat habitat R. Gunung Lawe yang merupakan habitat silvatik
tanezumi adalah pemukiman dan selama ini berupa hutan jauh dari pemukiman
dikenal merupakan jenis tikus domestik yang menggunakan umpan kelapa dan ikan asin
persebarannya mengikuti keberadaan yang dibakar, namun semua perangkap tidak
pemukiman penduduk. Hal ini terkait dengan berhasil mendapatkan tikus sama sekali.
sumber makanan tikus ini adalah bahan Ketika umpan diganti dengan umbi ketela
makanan yang biasa dikonsumsi manusia. pohon, 4 ekor R. tiomanicus berhasil
Seluruh R. exulans yang didapat pada ditangkap. Hal ini menunjukkan bahwa R.
survei di Desa Kepakisan tertangkap di area tiomanicus yang ada di wilayah ini tidak
sekitar rumah yakni tempat sampah yang familiar dengan makanan yang tidak biasa
terletak di pinggir pemukiman yang berbatasan terdapat di wilayah tersebut. Preferensi mereka
dengan area perkebunan kentang serta di terhadap umpan lebih kepada makanan yang
wilayah pinggiran hutan yang berbatasan biasa mereka peroleh dengan cara menggali
langsung dengan pemukiman dan area

72
Domestikasi Tikus: Kajian........(Priyanto, dkk)

tanah di area ladang ketela yang ada di nonhutan dekat pemukiman (peridomestik; 1
pinggiran hutan. ekor), dan paling banyak ditangkap pada area
Survei di Desa Petambakan pantai jauh dari pemukiman (silvatik; 18
menunjukkan hasil yang berbeda, R. ekor).8 Data diatas menunjukkan bahwa
tiomanicus sejumlah 15 ekor ditangkap dari fenomena overlap habitat antara silvatik dan
area sawah dan pinggiran sungai dimana area peridomestik terjadi pada beberapa jenis tikus.
ini merupakan habitat peridomestik. Dua hasil Studi koleksi referensi yang dilakukan
survei di atas menunjukkan R. tiomanicus Ristiyanto et al di daerah enzootik pes
cenderung menempati habitat silvatik, namun (Nongkojajar Kabupaten Pasuruan Jawa Timur
untuk memenuhi kebutuhan pangannya spesies dan Kecamatan Ciwedey Kabupaten Bandung
ini juga mampu beradaptasi di area yang lebih Jawa Barat) mendapatkan jenis tikus domestik
dekat dengan manusia yaitu habitat yaitu R. tanezumi dan jenis peridomestik yaitu
peridomestik. R. exulans dan R tiomanicus. Semua R.
Beberapa penelitian lain menunjukkan tanezumi tertangkap di dalam rumah. Hal yang
hasil yang mirip. Penelitian yang dilakukan menarik adalah adanya tikus R. tiomanicus
Maharadatunkamsi, dkk. pada tahun 2015 tertangkap di habitat domestik yaitu dalam
melaporkan R. tiomanicus ditemukan pada tiga rumah (1 ekor) dan luar rumah (2 ekor).10 Hal
tipe habitat yang berbeda yaitu hutan primer ini menunjukkan tikus ini mencari makan
Sancang (3 ekor), hutan sekunder Cijeruk (1 dengan masuk ke dalam rumah warga,
ekor), dan area belukar Mas Sigit (1 ekor). 9 meskipun tempat tersebut bukan habitat
Hal ini menunjukkan luasnya habitat yang bisa alaminya, namun sumber makanan yang sulit
ditinggali oleh R. tiomanicus, jenis tikus ini memaksa jenis tikus tersebut untuk keluar dari
memiliki kemampuan adaptasi pada habitat kebiasaan naturalnya.
yang berbeda-beda. Hal yang cukup unik ditemukan oleh
Survei rikhus vektora pada tahun 2015 Sri Wahyuni et al Spot survei yang dilakukan
di Kabupaten Pati, Pekalongan, dan Purworejo di area pemukiman di Kabupaten Demak, Pati,
yang dilaporkan oleh Khariri menyebutkan Klaten, dan Kota Semarang mayoritas
beberapa spesies tikus peridomestik tertangkap mendapatkan R. tanezumi. Namun
di lokasi survei. Rattus argentiventer yang penangkapan di Kota Semarang juga
identik dengan habitat sawah atau mendapatkan 1 ekor R. exulans di area
peridomestik, justru banyak tertangkap di pemukiman.18 Fenomena yang mirip juga
habitat silvatik (4 ekor di hutan jauh nampak dari penelitian yang dilakukan tahun
pemukiman, 8 ekor di habitat nonhutan jauh 1985, penangkapan tikus di area Kebun Raya
pemukiman, dan 4 ekor di wilayah pantai jauh Purwodadi, Kabupaten Lumajang Jawa Timur
pemukiman). Rattus exulans ditemukan di mendapatkan R. rattus diardii (55 ekor) dan R.
hutan dekat pemukiman (peridomestik) tiomanicus (36 ekor). Semua R. rattus diaardii
maupun jauh dari pemukiman (silvatik), tertangkap di dalam rumah warga, sedangkan
namun paling banyak tertangkap pada area hampir seluruh R. tiomanicus (97,39%)
nonhutan dekat pemukiman (peridomestik). ditangkap di daerah semak belukar sedangkan
Rattus norvegicus yang merupakan introduced sisanya (2,61%) diperoleh dari daerah
species, ditemukan pada area nonhutan dekat pemukiman.19 Dua laporan diatas
pemukiman (peridomestik; 12 ekor) nonhutan menunjukkan bahwa terdapat jenis tikus yang
jauh pemukiman (silvatik; 1 ekor), pantai selama ini dikenal menempati habitat
dekat pemukiman (peridomestik; 17 ekor), dan peridomestik maupun silvatik yang masuk ke
pantai jauh dari pemukiman (silvatik; 1 ekor). wilayah domestik.
Rattus tiomanicus ditangkap di area hutan Penelitian yang dilakukan Prasetio dan
dekat pemukiman (peridomestik; 2 ekor), Ning di Gunung Ungaran Jawa Tengah
hutan jauh pemukiman (silvatik; 5 ekor), mendapatkan jenis tikus silvatik yaitu

73
BALABA Vol. 16 No. 1, Juni 2020: 67-78

Chiropodomys gliroides, Leopoldalmys tikus peridomestik dan sangat jarang diperoleh


sabanus, dan Niviventer fulvescens tertangkap di area perkotaan, apalagi pasar.
di hutan primer dan area perbatasan dengan
kebun teh. Selain itu didapatkan pula R. Kajian Domestikasi dari Aspek Perilaku
exulans dan R. tiomanicus yang didapatkan Mencari Makan
dari kebun teh, hutan primer, maupun area Rattus exulans dan R. tiomanicus
perbatasan.17 Hal ini menunjukkan persebaran seringkali ditemukan di pemukiman seperti
kedua jenis tikus ini sangat luas, bisa halnya R. tanezumi, namun dalam jumlah yang
menempati habitat silvatik maupun terbatas. Padahal banyak penelitian yang
peridomestik. berhasil menangkap kedua jenis tikus tersebut
Kajian mengenai keanekaragaman menggunakan umpan yang biasa digunakan
jenis mamalia kecil juga dilakukan di untuk menangkap R. tanezumi, selain itu kedua
Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Penangkapan jenis tikus ini sering didapatkan di area yang
dilakukan di tiga habitat yang berbeda yakni sangat dekat dengan pemukiman. Penelitian di
area kebun, area semak belukar, dan kawasan Batur, Banjarnegara mendapatkan R. exulans
riparian (alur air). Kawasan ini merupakan dari perangkap yang dipasang di sekitar tempat
wilayah peridomestik, namun hasil pembuangan sampah yang mengindikasikan
penangkapan juga mendapatkan jenis tikus jenis tikus ini juga familiar dengan makanan
silvatik yaitu Sundamys muelleri (tikus yang berasal dari manusia seperti halnya R.
lembah), selain itu juga didapatkan B. tanezumi ataupun Mus musculus.
bengalensis, Mus caroli (mencit sawah), Mus Spesies tikus yang juga sering
castaneus (mencit rumah), R. exulans, dan R. tertangkap di dalam rumah adalah R.
tiomanicus. norvegicus. Spesies ini bukan native spesies di
Penelitian tentang tikus juga dilakukan Indonesia, dalam sejarahnya tikus ini masuk
pada tahun 1984 oleh Suyanto et al di Daerah melalui jalur laut bersama kapal yang
Aliran Sungai Sekampung Provinsi Lampung. membawa komoditas perdagangan. Dalam
Penelitian ini mendapatkan tikus silvatik yang perkembangannya, spesies tikus ini menyebar
ditangkap di dalam hutan yaitu R. muelleri, dengan masif, bahkan sampai ke wilayah yang
Maxomys surifer, Maxomys whiteheadi, jauh dari pelabuhan ataupun pantai. 21
Niviventer bukit, dan Niviventer cremoriventer Beberapa penelitian melaporkan penangkapan
(tidak ada tikus silvatik yang tertangkap di tikus jenis ini di dalam rumah, yang
area peridomestik). Selain itu mereka juga mengindikasikan spesies ini bahkan sudah
mendapatkan tikus peridomestik antara lain R. masuk ke dalam rumah, dimana hal ini sangat
tiomanicus yang ditangkap dari area sawah jarang terjadi di masa lalu.22 Tikus ini bukan
dan ladang. Rattus exulans didapat dari area tipe pemanjat seperti Mus musculus atau
sawah, R. rattus diardii ditangkap dari rumah R. tanezumi, membuat sarang dengan cara
warga, dan R. argentiventer yang diperoleh menggali tanah atau bersembunyi di bawah
dari sawah.20 tumpukan kayu atau batu di sekitar
Penelitian yang dilakukan pemukiman penduduk, sangat jarang
Setyaningrum pada tahun 2016 di Pasar ditemukan di lokasi kebun, ladang, sawah,
Rasamala, Kelurahan Srondol Wetan ataupun hutan sehingga masuk kategori
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang sebagai tikus domestik.
mendapatkan hasil yang unik. Selain Pada keadaan yang normal, tikus
mendapatkan jenis tikus yang lazim menempati habitat sesuai kebiasaan alami
didapatkan dari area pemukiman, penangkapan mereka. Namun kebutuhan untuk
di dalam pasar juga mendapatkan R. exulans mendapatkan sumber pangan membuat tikus
dan B. indica yang selama ini dikenal sebagai keluar dari habitat alami menuju sumber pakan
yang lebih banyak.23 Hal ini terjadi karena

74
Domestikasi Tikus: Kajian........(Priyanto, dkk)

beberapa hal: sumber pangan bagi tikus yang akan memicu petani untuk melakukan
semakin sulit diperoleh; habitat alami yang pengendalian.28
semakin sempit karena deforestrasi dan Rattus norvegicus membuat sarang
fragmentasi.24 Lingkungan manusia cenderung dengan cara menggali lubang di tanah di
menyediakan pangan sehingga tikus akan sekitar area pemukiman. Sarang tikus ini biasa
semakin mendekat ke area ini untuk ditemukan di saluran air, bawah tumpukan
mempertahankan kelangsungan hidupnya. kayu atau di sela tumpukan batu.21 Penelitian
di Demak juga menemukan bahwa beberapa
Kajian Domestikasi dari Aspek Perilaku tikus membuat sarang di lantai tanah di dalam
Membuat Sarang rumah.29 Tikus ini seringkali di temukan di
Rattus exulans, R. argentiventer, area pemukiman dan jarang ditemukan di area
R. norvegicus merupakan tikus terestrial yang peridomestik maupun silvatik, hal ini
cenderung membuat lubang di tanah sebagai menunjukkan bahwa jenis tikus ini memang
sarangnya.25 Jenis tikus tersebut relatif lebih telah mampu beradaptasi di lingkungan
sulit untuk masuk kedalam rumah sehingga pemukiman.
kalaupun mereka mencari makan di area Rattus tiomanicus mempunyai
pemukiman, mereka terbatas di luar rumah. kebiasaan perilaku yang mirip dengan tikus
Rattus exulans cenderung membuat rumah (R. tanezumi), keduanya merupakan
sarang di habitat peridomestik dan silvatik. jenis tikus arboreal yang mampu memanjat
Meskipun banyak penelitian melaporkan jenis karena mempunyai struktur telapak kaki
ini tertangkap di habitat domestik, namun belakang yang berlamela.30 Potensi tikus ini
belum pernah ada laporan bahwa sarang tikus untuk menempati area domestik sepertinya
ini ditemukan di area pemukiman. Hal ini lebih besar dengan adanya kemampuan
menunjukkan bahwa tikus jenis ini mampu memanjat yang memungkinkan mereka
memperluas home range dalam rangka memasuki rumah. Namun kebiasaan membuat
mencari makan tanpa berpindah sarang. Hal sarang dari tikus ini adalah di pepohonan, 31
ini juga mungkin terkait dengan tingkat selain itu jenis tikus ini sensitif terhadap
kecemasan jenis tikus ini terhadap bahaya cahaya di malam hari32 sehingga mereduksi
relatif lebih tinggi dibanding jenis tikus lain.26 potensi tikus ini untuk menempati habitat
Rattus argentiventer mendapatkan domestik.
makanan di area sawah dan relatif terjamin
kehidupannya di area tersebut karena sumber KESIMPULAN
pangan yang mencukupi.25 Hanya beberapa Potensi terjadinya domestikasi tikus
laporan yang menyebutkan tikus ini tertangkap relatif kecil pada R. exulans dan R. tiomanicus,
di area pemukiman. Perilaku bersarang tikus kedua spesies ini beradaptasi dengan baik
jenis ini selalu dengan cara membuat lubang di terhadap sumber makanan yang berasal dari
area kering persawahan dengan cara menggali makanan manusia, namun perilaku membuat
tanah di pematang atau tanah yang tidak sarang menjadi barrier untuk terjadinya
tergenang air.27 domestikasi. Rattus norvegicus telah lama
Potensi R. argentiventer untuk beradaptasi dengan sumber makanan maupun
berpindah habitat lebih mendekati pemukiman lingkungan manusia dengan membuat sarang
manusia tampaknya relatif kecil. Luasnya area di pemukiman sehingga spesies ini tergolong
persawahan menyediakan tempat yang cukup sebagai tikus domestik.
untuk tikus ini dalam hal membuat sarang
mengimbangi jumlah populasi yang SARAN
meningkat. Di sisi lain, populasi tikus sawah Kewaspadaan terhadap sebaran tikus
relatif lebih terkontrol oleh manusia karena perlu ditingkatkan terutama di daerah sub-
kehadiran tikus sawah yang terlalu banyak urban yang berdekatan dengan habitat tikus

75
BALABA Vol. 16 No. 1, Juni 2020: 67-78

peridomestik. Potensi terjadinya overlap


habitat yakni spesies tikus peridomestik masuk 6. Feng AYT, Himsworth CG. The secret life of
the city rat : a review of the ecology of urban
ke wilayah pemukiman ada di area ini Norway and black rats (Rattus norvegicus and
terutama jika terjadi kelangkaan sumber Rattus rattus). Urban Ecosyst. 2014;17:149-
makanan tikus di habitat aslinya. 62. doi:10.1007/s11252-013-0305-4.
Perlu penelitian lebih lanjut untuk
7. Vadell M V, Villafane IEG, Cavia R. Are life-
mengetahui potensi zoonotik yang mungkin history strategies of Norway rats (Rattus
dibawa oleh jenis tikus silvatik dan norvegicus) and house mice (Mus musculus)
peridomestik sehingga dapat diambil tindakan dependent on environmental characteristics ?.
Wildl Res. 2014;41:172-84.
antisipatif untuk tetap menjaga kesehatan
masyarakat. 8. Khariri. Survei keanekaragaman tikus sebagai
hewan pembawa bakteri Leptospira di
KONTRIBUSI PENULIS Provinsi Jawa Tengah. In: Prosiding Seminar
Kontribusi setiap penulis dalam artikel Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia.
2019;5(1):42-5.
ini adalah DP dan JR sebagai kontributor doi:10.13057/psnmbi/m050109.
utama bertanggungjawab dalam teknis
pelaksanaan penelitian dan konsep penulisan 9. Maharadatunkamsi, Prakarsa TBP,
secara menyeluruh. R sebagai kontributor Kurnianingsih. Struktur komunitas mamalia di
Cagar Alam Leuweung Sancang, Kabupaten
anggota bertanggungjawab dalam analisis dan Garut, Jawa Barat. Zoo Indones.
penyajian data spasial. 2015;24(1):51-9.

10. Ristiyanto, Mulyono A, Yuliadi B, Sukarno.


UCAPAN TERIMA KASIH
Studi koleksi referensi reservoir penyakit di
Penulis mengucapkan terima kasih daerah enzootik pes di Jawa Barat dan Jawa
kepada seluruh staf teknis Laboratorium Timur. Vektora. 2010;2(1):59-85.
Rodentologi Balai Litbang Kesehatan
11. Pusat Penelitian Biologi LIPI, Universitas
Banjarnegara yang telah membantu Jenderal Sudirman. Ekologi Gunung Slamet:
pelaksanaan survei tikus di lokasi penelitian. geologi, klimatologi, biodiversitas dan
dinamika sosial. (Maryanto I, Noerdjito M,
DAFTAR PUSTAKA Partomihardjo T, eds.). Jakarta: LIPI Press;
1. Wood AE. A Revised classification of the 2012.
rodents. J Mammal. 1955;36(2):165-87.
12. Nasir M, Amira Y, Mahmud AH.
2. Wolff JO, Sherman PW. Rodent societies: an Keanekaragaman jenis mamalia kecil (Famili
ecological and evolutionary perspective. Muridae) pada tiga habitat yang berbeda di
Chicago and London: The University of Lhokseumawe Provinsi Aceh. J Bioleuser.
Chicago Press; 2007. 2017;1(1):1-6.

3. Ernawati D, Priyanto D. Pola sebaran spesies 13. Ruedas L, Heaney L, Molur S. Rattus
tikus habitat pasar berdasarkan jenis komoditas exulans (errata version published in
di pasar Kota Banjarnegara. Balaba. 2017). The IUCN Red List of Threatened
2013;9(2):58-62. Species 2016:T19330A115146549.
Diunduh dari:
4. Stuart AM, Singleton GR, Prescott C V. https://www.iucnredlist.org/species/19330/11
Population ecology of the Asian house rat 5146549.
(Rattus tanezumi) in complex lowland
agroecosystems in the Philippines. Wildl Res. 14. Blasdell K, Bordes F, Chaisiri K, Chaval Y,
2015;42(January):165-75. Claude J, Cosson JF, et al. Progress on
doi:10.1071/WR14195. research on rodents and rodent-borne
zoonoses in South-east Asia. Wildl Res.
5. Santoso, Suryaningyas NH, Salim M. Distribusi 2015;42(2):98-107.
jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir
hantavirus di provinsi sumatera selatan. Bul 15. Jackson WB. Biological and behavioural
Penelit Kesehat. 2018;46(3):191-98.

76
Domestikasi Tikus: Kajian........(Priyanto, dkk)

studies of rodents as a basis for control. Bull 26. Bhattacharjee S, Macpherson B, Frances R,
World Heal Organ. 1972;47(3):281-86. Gras R. Ecological informatics animal
communication of fear and safety related to
16. Andrade MS, Courtenay O, Brito ME, foraging behavior and fitness : an individual-
Carvalgo FG, Carvalho AWS, Soares F, et al. based modeling approach. Ecol Inform.
Infectiousness of sylvatic and synanthropic 2019;54(October):101011.
small rodents implicates a multi-host reservoir doi:10.1016/j.ecoinf.2019.101011.
of Leishmania (Viannia) braziliensis. PLOS
Neglected Trop Dis. 2015;3:1-14. 27. Sipayung ER, Sitepu SF, Zahara F. Evaluasi
doi:10.1371/journal.pntd.0004137. serangan tikus sawah (Rattus argentiventer
Robb & Kloss) setelah pelepasan burung
17. Prasetio A, Setiati N. Keanekaragaman jenis hantu (Tyto alba) di Kabupaten Deli Serdang.
tikus dan cecurut di Gunung Ungaran Jawa J Agroteknologi FP USU. 2018;6(2):345-55.
Tengah. Unnes J Life Sci. 2015;4(1):54-9.
28. Labuschagne L, Swanepoel LH, Taylor PJ,
18. Wahyuni S, Yuliadi. Spot survey reservoir Steven R, Keith M. Are avian predators
leptospirosis di beberapa kabupaten kota di effective biological control agents for rodent
Jawa Tengah. Vektora. 2010;2(2):140-8. pest management in agricultural systems?
Biol Control. 2016;101(October):94-102.
19. Hartini S. Pola infestasi parasit arthropob doi:10.1016/j.biocontrol.2016.07.003.
pada tikus di Kebun Raya Purwodadi, Jawa
Timur. Ber Biol. 1985;3(3):108-10. 29. Djati RAP, Ramadhani T, Pramestuti N,
Priyanto D. System dynamic model of
20. Suyanto A, Wiroreno W, Saim A. Jenis-jenis leptospirosis control in Demak, Indonesia.
tikus dan cacing parasitnya di DAS 2014. Indian J Public Heal Res Dev.
Sekampung, Lampung. Ber Biol. 1984;2(9- 2019;10(3):727-38.
10):217-21.
30. Larsen AL, Homyack JA, Wigley TB, Miller
21. Schweinfurth MK. The social life of Norway DA, Kalcounis-rueppell MC. Effects of
rats (Rattus norvegicus). eLife. habitat modification on cotton rat population
2020;9:e54020. dynamics and rodent community structure.
For Ecol Manage. 2016;376:238-46.
22. Pisano RG, Storer TI. Burrows and feeding of doi:10.1016/j.foreco.2016.06.018.
the norway rat. Journal of Mammal.
1948;29(4):374-83. 31. Bucle AP, Chia TH, Fenn MGP, Visvalingam
M. Ranging behaviour and habitat utilisation
23. Abrams PA. Foraging behavior as a of the Malayan wood rat (Rattus tiomanicus)
cornerstone of population and community in an oil palm plantation in Johore, Malaysia.
ecology. In Encyclopedia of Animal Crop Prot. 1997;16(5):467-73.
Behavior. Elsevier Ltd; 2019:201-8
doi:10.1016/B978-0-12-809633-8.90050-5. 32. Zhang FS, Wang Y, Wu K, Xu WY, Wu J,
Liu JY, et al. Effect of artificial light at night
24. Pimm SL, Brooks T. Conservation : forest on foraging behavior and vigilance in a
fragments, facts, and fallacies. Curr Biol. nocturnal rodent. Sci Total Environ.
2013;23(24):1098-101. 2020;724.
doi:10.1016/j.cub.2013.10.024. doi:10.1016/j.scitotenv.2020.138271.

25. Sekarweni HW, Pujiastuti Y, Herlinda S.


Application of trap barrier system combined
with cage trap for controlling rats in rice field.
Biovalentia. 2019;5(1):1-7.

77
BALABA Vol. 16 No. 1, Juni 2020: 67-78

78

Anda mungkin juga menyukai