Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

“Komunikasi Dalam Proses Manajemen Pendidikan, Konsep

Manajemen Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Yang Baik”

Dosen Pengampu : Dr. Tamjidillah HM Amin, M.pd

Disusun Oleh Kelompok 3

Ketua : Ainun (25)

Wakil : Yulianti (5)

Sekertaris : Baiq Laili Solehatun (21)

Anggota : Sahril Imam (12)

Etik Agustiana (9)

Muhammad Thoriq Bin Ziyad (22)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, karena dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah –Nya

kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ” Komunikasi

Dalam Proses Manajemen Pendidikan, Konsep Manajemen Sekolah

Dasar dan Sekolah Dasar Yang Baik”.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah

satu tugas kelompok mata kuliah Manajemen Pendidikan. Untuk itu kami

selaku penyusun sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen

mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberikan

bimbingannya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada

waktunya.

Selaku penyusun kami sangat mengetahui bahwa makalah

ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran

yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari

sebelumnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

terutama bagi kami selaku penyusun.

Mataram, 27 Februari 2022

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................. 2

Daftar Isi ....................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan

A.Latar Belakang ........................................................................... 4

B.Rumusan Masalah ..................................................................... 4

C.Tujuan ........................................................................................ 5

BAB II Pembahasan

A. Komunikasi Dalam Proses Manajemen Pendidikan .................. 6

B.Konsep Manajemen Sekolah Dasar ......................................... 15

C.Sekolah Dasar Yang Baik ........................................................ 33

BAB III Penutup

A.Kesimpulan .............................................................................. 43

B.Saran ....................................................................................... 43

Daftar Pustaka ............................................................................ 44

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam

kehidupan. Tanpa komunikasi maka semua proses kehidupan tidak

akan berjalan dengan sempurna. Dengan adanya komunikasi manusia

dapat memahami satu sama lain. Begitupun dengan pentingnya

komunikasi di dunia pendidikan. Tanpa komunikasi segala kegiatan /

proses yang ada di dunia pendidikan tidak dapat berjalan dengan

lancar.

Dengan komunikasi dalam dunia pendidikan maka akan

diperoleh sesuatu hal yang baik. Namun, di dalam dunia pendidikan

komunikasi mempunyai aturan-aturan yang telah ditetapkan

pemerintah, agar proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk

lebih jelasnya mengenai komunikasi dalam proses manajemen

pendidikan, konsep manajemen sekolah dasar dan sekolah dasar yang

baik, Penulis telah memaparkannya dalam isi makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Komunikasi Dalam Proses Manajemen

Pendidikan?

2. Bagaimanakah Konsep Manajemen Sekolah Dasar?

4
3. Bagaimanakah Sekolah Dasar Yang Baik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Komunikasi Dalam Proses Manajemen

Pendidikan.

2. Untuk mengetahui Konsep Manajemen Sekolah Dasar

3. Untuk mengetahui Sekolah Dasar Yang Baik

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Dalam Proses Manajemen Pendidikan

1. Pengertian Komunikasi

Secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku

seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang

lain. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang

dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan

maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Dalam

istilah lain, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide,

gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling

mempengaruhi di antara keduanya.

Jika dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi, maka

komunikasi yang berlangsung didalamnya disebut komunikasi

organisasi. Lewis menegaskan bahwa komunikasi organisasi adalah

pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu struktur organisasi

(seperti, bisnis, industri, pemerintahan dan pendidikan), di antara

manajer dan kelompok pegawai yang menggunakan teknologi

komunikasi modern dan atau media dalam memindahkan informasi.

Adapun komunikasi yang dibahas dalam buku ini adalah

komunikasi yang terjadi dalam proses manajemen pendidikan. Dengan

6
demikian, maka faktor manajemen pendidikanlah yang menjadi inti

pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih merupakan aspek alat

saja. Disebut alat di sini karena fungsinya yang bisa diupayakan untuk

membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan

2. Fungsi Komunikasi

Secara umum, ada beberapa fungsi komunikasi menurut Bride, berikut

ini:

 Fungsi Informasi. Pengumpulan, penyebaran berita, data

pesan dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dipahami

dan bereaksi secara jelas

 Fungsi Sosialisasi. Penyediaan sumber ilmu pengetahuan

yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai

anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan

fungsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyarakat

 Fungsi Motivasi. Mendorong kegiatan individu dan kelompok

berdasarkan tujuan yang akan dicapai bersama

 Fungsi Debat dan Diskusi. menyediakan dan saling menukar

fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan dan

menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah

publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang

diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat

7
lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut

kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan

local.

 Fungsi Pendidikan. Pengalihan ilmu pengetahuan yang

dapat mendorong perkembangan intelektual, keterampilan,

dan kemahiran yang diperlukan dalam seluruh bidang

kehidupan

 Fungsi Kebudayaan. Penyebarluasan hasil kebudayaan dan

seni dengan maksud melestarikan warisan masa lampau

 Fungsi Hiburan. penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan

citra dari drama, tari, kesenian, musik, komedi, olahraga,

permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan

kelompok dan individ

 Fungsi Integrasi. menyediakan bagi bangsa, kelompok dan

individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang

diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan

mengerti serta menghargai kondisi, pandangan dan

keinginan orang lain

 Unsur-unsur dalam Proses Komunikasi

3. Unsur-unsur dalam Proses Komunikasi

Di dalam berkomunikasi akan melibatkan berbagai unsur:

8
1. Unsur pertama dan paling utama adalah adanya seorang

komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan berupa

ide-ide, sasaran-sasaran, atau gagasan yang dapat

membantu berbagai pemecahan masalah

2. Kedua, adanya suatu tujuan yang hendak dicapai yang

dibutuhkan kerjasama

3. Ketiga, adanya sesuatu gagasan suatu ide yang perlu

disebarkan sebagai alat untuk mempengaruhi orang lain,

sehingga orang lain itu dapat merespon dengan positif.

4. Keempat, tersedia saluran yang dapat menghubungkan

sumber informasi dengan penerima informasi, sehingga terjadi

hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan.

Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang

sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran,

kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda

secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka

kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita

juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini

secara visual (saluran visual). Seringkali kita saling

menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktil).

5. Kelima,adanya feedback/umpan balik hasil komunikasi atau

respon dari penerima berita. umpan balik yang memungkinkan

sumber mempertimbangkan kembali pesan ' yang telah

9
disampaikannya kepada penerima. Umpan balik dari ;

penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat

berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu.

Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun

menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan

landasan untuk mengevaluasi keefektifan komunikasi.

6. Keenam, adanya noise: gangguan tak terencana yang ' terjadi

dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan

lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang ,

disampaikan oleh komunikator kepadanya. Semua komunikasi

mengandung gangguan, dan walaupun kita tidak dapat

meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangi gangguan

dan dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebih akurat,

mempelajari keterampilan mengirim dan menerima pesan

nonverbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan

dan menerima serta mengirimkan umpan balik adalah

beberapa cara untuk menanggulangi gangguan.

4. Komunikasi Efektif dalam Proses Manajemen Pendidikan Islam

Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting sekali

dalam proses manajemen. Karna didalam proses manajemen

melibarkan berbagai unsur sumber daya manusia yang terdiri dari

unsur pimpinan dan unsur bawahan. Dalam perkembangannya

10
komunikasi hadir dalam manajemen baik di instansi swasta maupun

pemerintahan. Di organisasi perusahaan media massa seperti TV,

Internet dan Radio, kemampuan berkomunikasi akan menentukan

berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya

Dalam hal ini, komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali

dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada

kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin

selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani,

jujur, sehat jasmani dan rohani, la juga harus memiliki kemampuan

berkomunikasi, Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil

tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap

pemimpin memiliki pengikut guna merealisi gagasannya dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan

berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk

mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu

manajemen dalam organisasi.

Dalam proses manajemen sering mempunyai masalah tidak

efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting

bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi

adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat

dicapai.

11
Kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer

mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses

Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas

mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka

mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat

dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan

bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan

manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan

kelompok dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan

komunikasi dengan pihak lain. Dalam proses manajemen pendidikan

islam, diharapkan agar komunikasi yang dibangun bisa efektif.

Komunikasi yang efektif yakni komunikasi yang berhasil melahirkan

kebersamaan, kesepahaman antara sumber dengan penerima

(audience). Hal tersebut bisa terjadi apabila audience menerima pesan,

pengertian, dan sebagainya sama dengan apa yang dikehendaki oleh

penyampai pesan

Menurut Jamal Mahdi, ada delapan prinsif yang perlu

dilakukan agar komunikasi bisa efektif, sebagai berikut: (1) Berfikir dan

berbicara dengan jelas; (2) Ada sesuatu yang penting untuk

disampaikan; (3) Ada tujuan yang jelas; (4) Penguasaan terhadap

masalah; (5)Pemahaman proses komunikasi dan penerapannya

dengan konsisten; (6) Mendapatkan empati dari komunikan; (7) Selalu

12
menjaga kontak mata, suara yang tidak terlalu keras atau lemah serta

menghindari ucapan pengganggu; (8) Komunikasi harus direncanakan

(apa pesan yang ingin dikomunikasikan, siapa komunikan yang dituju,

buatlah skenario yang jelas, dan hendaklah mempersiapkan diri agar

menguasai masalah.

5. Hambatan Komunikasi dalam Proses Manajemen Pendidikan Islam

Dalam proses manajemen pendidikan Islam, komunikasi yang

dibangun tidak selamanya berjalan dengan lancar, akan tetapi

terkadang akan mendapatkan hambatan-hambatan. Chruden dan

Sherman, menjelaskan hambatan-hambatan komunikasi sebagai

berikut

Perbedaan antara individu-individu

Perbedaan antar individu meliputi :

 perbedaan dalam persepsi

 perbedaan dalam kemampuan mendengarkan

 perbedaan dalam penafsiran

 perbedaan dalam status.

 Hambatan yang Ditimbulkan oleh Suasana Psikologis

 Suatu organisasi mungkin suka memberikan izin,

sehingga individu-individu mempunyai kebebasan untuk

menyatakan diri sendiri dan didorong untuk ikut serta

13
dalam kegiatan-kegiatan yang penting. Organisasi lain

mungkin sifatnya otokratik, artinya, individu-individu

yang diharapkan jangan menyatakan pendapat-

pendapatnya, kecuali pada peristiwa-peristiwa yang

jarang terjadi. Dengan demikian, suasana pekerjaan

individu-individu mempengaruhi baik sikap dan perilaku

mereka maupun keefektifan komunikasi organisasi.

 Hambatan dalam Mekanika Komunikasi

 Hambatan-hambatan yang lain adalah

hambatanhambatan yang disebabkan oleh kekurangan

kemudahankemudahan atau alat-alat komunikasi yang

kurang memadai.

 Di samping beberapa hal tersebut, Koswara (2002)

menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan

komunikasi tidak berjalan denga efektif. Hal ini dapat

bersumber dari hal-hal berikut:

 Sikap pimpinan kurang tanggap terhadap masalah-

masalah yang dihadapi bawahan. Oleh karena itu

pimpinan harus serius dalam menangani permasalahan

yang dialami oleh bawahan.

 Adanya kekuatan-kekuatan psikologi yang

mempengaruhi

14
 pemikiran para anggota organisasi, sehingga

berdampak merosotnya wibawa pimpinan.

 Tindakan dan ucapan pimpinan yang terlalu ideal untuk

memajukan organisasi, tetapi kenyataannnya pimpinan

hanya senang membuat perintah dan kurang senang

menerima kritik dari bawahan. Akibatnya, timbul

anggapan dari bawah komunikasi hanya merupakan

alat penguasa untuk memperkuat posisi dan

kepentingan pribadi.

 Adanya usaha orang-orang yang mempunyai maksud

buruk, yaitu merintangi atau memutus saluran

informasi.

 Adanya pemberitaan yang tidak memenuhi syarat-

syarat, misalnya instruksi yang kurang tegas dan jelas

atau samarsamar, perintah yang bertentangan dengan

ketentuan.1

B.Konsep Dasar Manajemen Sekolah Dasar

1.Pentingnya Manajemen di Sekolah Dasar

Sekolah Dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau

lembaga. Sebagai sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban

misis teretentu, yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi,

dan proses transformasi anak didik, dalam rangka mengantarkan


1
Tamjidillah HM Amin.Dr,Mpd,Drs.Pawer Poin Mata Kuliah Manajemen Pendidikan,smt
4(genap)2021/2022

15
mereka siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya, yaitu

sekolah lanjutan tingkat pertama. Sebagai institusi atau lembaga

pendidikan, sekolah dasar menyelanggarakan berbagai aktivitas

pendidikan bagi anak didik dan melibatkan banyak komponen,

sehingga aktivitas maupun komponen pendidikan di sekolah dasar

menuntut adanya anajemen yang lebih baik dalam rangka mencapai

tujuan institusional sekolah dasar

a. Aktivitas Pendidikan

Secara garis besar, aktivitas pendidikan di sekolah dasar, baik negeri maupun

 Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan PPKn

 Pembelajaran Pendidikan Agama (PA)

 Pembelajaran Bahasa Indonesia (BI)

 Pembelajaran Matematika (Mat)

 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

 Pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian

(Kertakes)

 Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(Penjaskes)

 Pembelajaran Muatan Lokal (Mulok)

Kedua, aktivitas pembelajaran ekstrakulikuler, seperti

kegiatan Pramuka, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),

olahraga, kesenian dan Patroli Keamanan Sekolah (PKS).

16
Ketiga, aktivitas pembelajaran lainnya adalah upacara

bendera yang diselenggarakan pada setiap hari senin dan

senam pagi.

b. Komponen Sekolah

Komponen manusia di sekolah dasar cukup banyak. Dalam

kondisi normal komponen manusia sekolah dasar terdiri atas seorang

kepala sekolah, enam orang guru kelas, seorang guru mata pelajaran

pendidikan agama, seorang guru Penjaskes, dan seorang pesuruh

sekolah. Sedangkan komponen bukan manusia disekolah dasar terdiri

atas enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah yang juga

difungsikan sebagai ruangan administrasi, buku teks, buku penunjang,

buku bacaan, berbagai alat peraga dan uang.

2.Apakah Manajemen Sekolah Dasar Itu

Sebagaimana didefinisikan oleh Sergiovanni, Burlingame,

Coombs, dan Thurston, bahwa manajemen merupakan process of

working with and through other to accomplish organizational goals

efficientely.

Kemudian juga dikemukakan oleh Gorton, bahwa manajemen

merupakan metode yang digunakan administrator dalam melakukan

tugas-tugas teretentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan kedua definisi diatas tersebut manajemen

sekolah dapat diartikan sebagai proses dimana kepala sekolah dasar

selaku administrator bersama atau melebihi orang lain berupaya

17
mencapai tujuan institusional sekolah dasar secara efisien. Konsep

manajemen sekolah dasar :

 Manajemen sekolah dasar merupakan proses, dalam arti

serangkaian kegiatan yang diupayakan kepala sekolah bagi

kepentingan sekolahnya.

 Rangkaian kegiatan diupayakan oleh kepala sekolah bersama

orang lain dan atau melalui orang lain, misalnya guru dan

mendayagunakan semua fasilitas yang ada.

Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan

institusional sekolah dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar

kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,

anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia serta

mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.

3.Kegiatan Manajemen Sekolah Dasar

Semua Orang yang dilibatkan atau fasilitas yang digunakan

agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Namun para pakar

administrasi pendidikan telah mencoba mengklasifikasi komponen-

komponen terbatas menjadi beberapa gugusan subtansi, yaitu;

gugusan-gugusan subtansi kurikulum atau pendidikan/ pembelajaran,

kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan, lingkungan

masyarakat, dan layanan teknis.

18
a. Komponen kurikulum atau pembelajaran mencakup kegiatan

intrakulikuler dan kegiatan ekstrakulikuler.

b. Komponen kesiswaan mencakup kegiatan peneriman siswa

baru, pengelompokan siswa, sampai dengan pelulusan siswa.

c. Komponen kepegawaian mencakup kepala sekolah, guru kelas,

guru mata pelajaran agama Islam, guru mata pelajaran

Penjaskes, serta pesuruh sekolah.

d. Komponen sarana dan prasarana mencakup lahan sekolah,

gedung, alat peraga, perabot, buku paket, dan buku

pelengkap.

e. Komponen keungan mencakup : keuangan dari subsidi

pemerintah, biayaoperasioanal pendidikan, uang BP3, dan

sumbangan masyarakat.

f. Komponen masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan

masyarakat, seperti orang tua siswa, tokoh masyarakat,

warga masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan, dan

lembaga pemerintah maupun swasta.

g. Komponen layanan teknis mencakup Unit Kesehatan

Sekolah, asrama siswa, antarjemput siswa dan makan siang.

Pendapat Sergiovanni, manajemen meliputi perencanan

(planning), pengorganisasian (organizing), Pengerahan (leading), dan

pengawasan (Controlling).

19
Dalam konteks sekolah dasar di Indonesia kegiatan manajemen

sekolah dasar dapat dirinci sebagai berikut :

 Manajemen Pembelajaran :

1. Perencanaan

a. Analisis materi pelajaran (AMP)

b. Penyusunan kalender pendidkan

c. Penyusunan program tahunan (prota)

d. Penyusunan program semester (proter)

e. Penyusunan program satuan belajaran (PSP)

f. Penyusunan program pembelajaran (RP)

g. Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan

2. Pengorganisasian

a. Pembagian tugas mengajar dan tugas lain

b. Penyusunan jadwal pelajaran

c. Penyusuna jadwal kegiatan perbaikan

d. Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan

e. Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikule

f. Penyusunan jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan

20
3. Pengerahan

a. Pengaturan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru

b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

c. Supervisi pelaksanaan pembelajaran

d. Supervisi pelaksanaan dan BK.

4. Pengawasan

a. Supervisi pelaksanaan pembelajaran

b. Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan

c. Evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran

d. Evaluasi proses dan hasil kegiatan BK

 Manajemen Kesiswaan

1. Perencanaan

a. Sensus anak usia prasekolah

b. Perencanaan daya tamping

c. Perencanaan penerimaan siswa baru

d. Penerimaan siswa baru

2. Pengorganisasian

a. Pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu

3. Pengerahan

21
a. Pembinaan disiplin belajar siswa

b. Pencatatan penghadiran siswa

c. Pengaturan permindahan siswa

d. Pengaturan kelulusan siswa.

4. Pengawasan

a. Pemantauan siswa

b. Penilaian siswa

 Manajemen kepegawaian

1. Perencanaan

a. Analisis pekerjaan di sekolah

b. Penyusunan prmasi guru dan pegawai

c. Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru

2. Pengorganisasian

a. Pembagian tugas guru dan pegawai

3. Pengerahan

a. Pembinaan profesialisme guru dan pegawai

b. Penggunaan karir guru dan pegawai

c. Pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai

d. Pengaturan perpindahan guru dan pegawai

22
e. Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai

4. Pengawasan

a. Pemantauan kinerja guru dan pegawai

b. Penilaian kinerja pemberhentian guru dan pegawai

c. Manajemen dan Sarana / Prasarana

 Manajemen Sarana Dan Prasarana

1. Perencanaan

a. Alisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

b. Perencanaan dan pengadaan Sarpras sekolah

2. Pegorganisasian

a. Pendistribusian Sarpras sekolah

b. Penataan sarana dan prasarana sekolah

3. Pengerahan

a. Pemanfaatan Sarpras sekolah secara efektif dan efesien

b. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

c. Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah

d. Penghapusan sarana dan prasrana sekolah

4. Pengawasan

23
a. Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan Sarpras

b. Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan Sarpras

 Manajemen Keuangan

1. Perencanaan

a. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS )

2. Pengorganisasian

a. Pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan

3. Pengerahan

a. Pelaksanaan anggaran sekolah

b. Pembukuan keuangan sekolah

c. Pertanggung jawaban keuangan sekolah

4. Pengawasan

a. Pemantauan keuangan sekolah

b. Penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah

 Manajemen Humas

1. Perencanaan

a. Analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam

penyelenggaraan sekolah

b. Penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat

24
2. Pengorganisasian

a. Pembagian tugas melaksanakan program Kehumasan

3. Pengerahan

a. Menciptakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa

b. Mendorong orang tua menyediakan lingkungan belajar yang

efektif

c. Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat

d. Mengadakan kerja sama dengan instansi pemerintah dan

swasta

e. Mengadakan kerja sama dengan organisasi social keagamaan

3. Pengerahan

a. Pengaturan pelaksanaan antar jemput siswa

b. Pengaturan pelaksanaan asrama siswa

c. Pengaturan pelaksanaan makan siang siswa

d. Pengaturan pelaksanaan program koperasi sekolah

e. Pengaturan pelaksanaan program layanan khusus lainnya

4. Pengawasan

a. Pemantauan program layanan khusus

b. Penilaian kinerja program layanan khusus bagi warga sekolah

25
5 Pengawasaan

a. Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat

b. Penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat

 Manajemen Layanan Khusus

1. Perencanaan

a. Analisis kebutuhan program layanan khusus bagi warga

sekolah

b. Penyususnan program layanan khusus bagi warga sekolah

2. Pengorganisasian

a. Pembagian tugas melaksanakan program layanan khusus bagi

warga sekolah

4. Pengawasaan

a. Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat

b. Penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat

 Manajemen Layanan Khusus

1. Perencanaan

a. Analisis kebutuhan program layanan khusus bagi warga

sekolah

b. Penyususnan program layanan khusus bagi warga sekolah

26
2. Pengorganisasian

a. Pembagian tugas melaksanakan program layanan khusus bagi

warga sekolah

4.Berbagai Jenis Sekolah Dasar

Ada beberapa jenis Sekolah Dasar di Indonesia yaitu:

1. SD Konvensional

2. SD Percobaan

3. SD Inti

4. SD Kecil

5. SD Satu Guru

6. SD Pamong

7. SD Terpadu

 SD Inti

SD Inti pada dasarnya sama dengan SD Konvensional,

hanya saja sekolah dasar ini ditunjuk sebagai pusat pengembangan

sekolah dasar lain disekitarnya pada tingkat gugus. Dalam rangka

pengembangan sekolah dasar disekitarnya. SD Inti ini dilengkapi

dengan satu ruang Kelompok Kerja Guru(KKG), satu ruang

perpustakaan sekolah, dan satu ruang serbaguna.

 SD Kecil

27
SD Kecil pada umumnya terdapat di daerah terpencil dengan

sistem pendidikan yang berbeada dengan SD Konvensional. Jumlah

siswa maksimal hanya 60 orang (kelas 1 sampai dengan 4 kelas)

dengan dua orang guru kelas dan satu orang kepala sekolah. Proses

belajar mengajar diselenggarakan dengan menggunakan modul,

pengabungan kelas,dan tutor sebaya.

 SD Satu Guru

SD Satu Guru adalah sekolah dasar yang ada sisekolah

terpencil dengan jumalah siswanya masimal hanya 30 orang (kelas 1

sd 4) dengan satu orang guru kelas yang sekaligus merangkap

sebagai kepala sekolah. Proses belajar mengajar diselengarakan

dengan mengunakan modul, penggabungan kelas, dan tutor sebaya.

 SD Pamong

SD Pomong adalah lembaga pendidikan yang

diselengalarakan oleh masyarakat, orang tua, dan guru untuk

memberikan pelayanan pendidikan bagi anak putus sekolah dasar

atau anak lain yang karena satu atau lain hal, tidak dapat datang

secara teratur belajar disekolah.

 SD Terpadu

28
SD Terpadu adalah sekolah dasar yang menyelenggarakan

pendidikan anak normal dan penyandang cacat maupun normal

secara bersama-sama dengan mengunalkan kurikulum sekolah dasar

konvis ional

5.Landasan Yuruidis Sekolah Dasar

Di Indonesia penyelenggara sekolah dasar berpijak pada

beberapa perundang-undangan sebagai landasan yuridis, ada tiga

peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan yuridis

penyelenggara sekolah dasar yaitu :

1. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Bab XII pasal 31 ayat

(2) ditegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang diatur

dengan undang-undang.

2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989

tentang Sistem pendidikan nasional. Setiap warga negara

berhak atas kesemptan yang seluas-luasnya mengikuti

pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan,

dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara denga

dengan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan tamatan

pendidikan dasar (Bab III Pasal 6).

29
3. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan

sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan-

pengetahuan dan ketrampilan dasar yaang diperlukan untuk

k;ehidupan dalam masyarakat serta menyiapkan peserta

didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti

pendidikan menengah (Bab III Pasal13).

4. Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 1990 tentang

Pendidikan Dasar. Pendidikan dasar merupakan pendidikkan

sembilan tahun, terdiri atas Program pendidikan enam tahun

di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di

sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)

6.Tujuan Intitusional SekolahDasar

Dalam buku I Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994

dijelaskan bahwa pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya

sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat

manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan

menengah.2

7.Apa Saja Komponen Sekolah Dasar

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

2
Soetipja,Profesi Keguruan,Rineka Cipta,Jakarta,2004.hlm:219-227

30
Yaitu meliputi Kepala sekolah, Guru dan Pesuruh. Dalam

kondisi normalnya adalah; Seorang guru mapel pendidikan agama,

seorang guru mapel pendidikan jasmani dan kesehatan, dan seorang

pesuruh sekolah.

2. Material

Masukan Material adalah meliputi kurikulum, dana, dan Sarana dan

Prasarana sekolah.

3. Lingkungan

Menurut Hanson, sekolah merupakan sebuah sistem

terbuka(open system) dan bukan sistem tertutup (closed input).

Menurutnya sekolah itu merupakan sebuah sistem yang terkait dengan

sebuah jaringan organisasi lain diluar sekolah, seperti pusat pelatihan

guru, badan akreditasi kontraktor bangunan, departemen keuangan,

penerbit buku, dan sebagainya

4. Proses Pendidikan

Proses pendidikan mencakup keseluruhan kegiatan belajar

yang diikuti siswa sejak pagi sampai anak pulang dari sekolah, meliputi

: SDM: (Kepala sekolah, guru, dan pesuruh). MATERIL (Kurikulum,

Gedung, alat peraga, Dana, dll) SISWA, Lingkungan (Orang Tua

Masyarakat Penda/Dinas), PROSES PENDIDIKAN : Anak siap

memasuki pendidikan selanjutnya yaiu:

31
a. Upacara Bendera

b. Senam Pagi

c. Kegiatan Kurikuler

d. Kegiatan Ekstra Kurikuler

e. Kegiatan pendisiplinan siswa, dll

Siswa. Merupakan komponen mentah. Artinya setiap siswa

dengan segala karakteristik awalnya merupakan subjek yang akan

dididik melalui berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga

menjadi keluaran atau lulusan sebagaimana diharapkan.

8.Pentingnya Sekolah Dasar Yang

Sekolah satu bentuk pendidikan dasar, sekolah dasar

merupakan satuan pendidikan yang paling penting keberadaannya.

Pentingnya sekolah dasar dalam perspektif yuridis, teoritik, dan global.

1. Perspektif Yuridis

Apabila didasarkan pada PP Nomor 28 Tahun 1990, khususnya pasal

3, di sini ada dua yaitu;

Fungsi sekolah dasar. Melalui sekolah dasar anak didik dibekali

kemampuan dasar. Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan

yang memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan pada

jenjang berikutnya.

32
2. Perspektif Teoritik

Menurut Stoops dan Johnson , yaitu bahwa keberhasilan

seorang anak didik mengikuti pendidikan disekolah menengah dan

pergurun tinggi sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam mengikuti

pendidikan disekolah dasar.

3. Perpestik Global

Besarnya peranan pendidikan di sekolah dasar sangat

disadari oleh semua negara di dunia dengan semakin meningkatnya

investasi pemerintah pada sektor pendidikan dasar tersebut.3

C.Sekolah Dasar Yang Baik

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Sekolah Dasar Yang Baik

Sekolah dasar dapat dikatakan bermutu baik apabila mampu

mengemban misinya dalam rangka mencapai tujuan kelembagaannya.

Sepanjang perkembangan teori manajemen pendidikan, ada dua model

teoritik sebagai pendekatan yang sangat berguna dalam menerapkan

sekolah yang baik, sebagaimana dikemukakan oleh Hoy & Ferguson,

yaitu model sistem dan model tujuan.

a. Model Tujuan

3
Arikunto,Suharsimi,Pengelolaan Kelas dan Siswa,Rajawali Pers,Jakarta,2002,hlm:88-91

33
Model tersebut didasarkan pada pandangan tradisional

tentang keefektifan organisasi. Dimana, organisasi dikatakan efektif

apabila ia mecapai tujuan yang telah ditetapkan

 (Sergiovanni, 1987). Sehingga pengukurannya melalui melihat

tujuan operasional yang telah dicapai organisasi (Daft and Steers,

1986 ). Model tersebut didasarkan pada pandangan tradisional

tentang keefektifan organisasi. Dimana, organisasi dikatakan efektif

apabila ia mecapai tujuan yang telah ditetapkan

 Sekolah pada dasarnya merupakan sebuah organisasi. Dengan

demikian sekolah dapat dikatakan baik apabila mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

b.Model Sistem

 Model tersebut berdasarkan kepada konsep sistem terbuka,

biasa digunakan khususnya oleh para analisis yang memandang

sebuah organisasi sebagai sebuah sistem terbuka yang terdiri dari

masukan, transformasi dan keluaran (Hoyand Miskel)

 Dimana, keefektifan organisasi dilihat bukan dari tingkat

pencapaian tujuannya sebagaimana dalam perspektif model tujuan

malainkan konsistensi internal, efisiensi penggunaan semua

sumber yang ada, dan kesuksesan dalam mekanisme kerjanya.

34
b Model Tujuan dan Sistem

Kedua model tersebut sangat tampak berbeda. Model tujuan

lebih menekankan pada keberhasilan pencapaian tujuan dalam

menerapkan baik tidaknya sekolah, sementara model sistem lebih

memperhatikan karakteristik, proses dan kondisi konsistensi internal,

kesuksesan mekanisme kerja dan efisiensi dalam mendayagunakan

semua sumber yang tersedia dalam menetapkan baik tidaknya sekolah.

Walaupun dipertentangkan, namun keduanya saling melengkapi

sehingga mungkin dan perlu dikombinasikan agar dapat menghasilkan

satu konsep sekolah yang baik yaitu Model Tujuan dan Sistem.

Menurut Teori Parsons Parsosn telah mengembangkan

sebuah model keefektifan organisasi yang mengkombinasikan kedua

model atau pendekatan tujuan dan sistem. Model Parsons menegaskan

bahwa keefektifan organisasi itu dapat dilihat dari empat (4) dimensi

yaitu:

a. Adaptasi

b. Pencapaian tujuan

c. Integrasi, dan

d. Latensi

Menurut Teori Postman dan Weingartner dua orang pakar

lainnya yang pernah mengemukakan secara lengkap, dengan

35
mengkombinasikan model tujuan dan model sistem entang

indikator sekolah yang baik adalah Postman and Weingartner .

Fungsi yang tidak boleh tidak harus dimiliki setiap sekolah. Fungsi –

fungsi esensial tersebut adalah :

a. Penstrukturan waktu

b. Penstrukturan aktivitas yang harus diikuti siswa

c. Pendefinisian kecerdasan, kemampuan intelektual, prestasi dan

perilaku yang baik

d. Penilaian

e. Pemisahan peran dan tanggung jawab antara guru dan siswa

f. Pertanggung jawaban.

2.Sekolah Dasar Yang Baik Menurut Direktorat Taman-Taman Kanak-

Kanak dan Sekolah Dasar

Menurut Direktorat Pendidikan Dasar ( sekarang Direktorat

Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar,, ada tiga misi yang diemban

oleh setiap sekolah dasar, yaitu : Proses Edukasi, Proses Sosialisasi

dan Proses Transformasi. Dengan Proses Edukasi anak didik

diharapkan menjadi orang yang terdidik ( educated person ). Dengan

Proses Sosialisasi, anak didik diharapkan dapat mencapai

kedewasaannya secara mental maupun sosial. Proses transformasi,

36
anak didik diharapkan mampu memiliki berbagai ilmu pengetahuan

dan teknologi. Termasuk juga kebudayaan bangsa.

Sekolah dasar dapat dikatakan baik apabila menghasilkan

lulusan terdidik (berbudi pekerti luhur), mencapai kedewasaannya

secara mental maupun sosial dan memiliki berbagai ilmu pengetahuan

dan teknologi, yang membuatnya siap memasuki sekolah lanjutan

tingkat pertama.Dalam menghasilkan lulusan yang dikehendaki

tersebut maka perlu melalui Proses Edukasi, Proses Sosialisasi dan

Proses Transformasi yang baik pula dalam bentuk proses belajar

mengajar yang bermutu. Menurut Direktorat TK dan SD ada lima

komponen yang menetukan mutu pendidikan, yaitu :

1. Kegiatan belajar mengajar

2. Manajemen pendidikan yang efektif dan efisien

3. Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi

yang siap pakai

4. Fisik dan penampilan sekolah yang baik

5. Partisipasi aktif masyarakat

Keterkaitan kelima komponen dalam rangka menghasilkan

sekolah yang baik yang menunjukan bahwa direktorat TK dan SD, dan

menengah. Departemen pendidikan dan kebudayaan, beranggapan

bahwa sekolah dasar bermutu akan dapat terwujud jika kegiatan belajar

37
mengajar yang berlangsung disekolah tersebut bermutu, dan kegiatan

belajar mengajar yang bermutu itu ini ditunjang oleh beberapa

komponen, yaitu manajemen yang bermutu, mengadaan dan

pemanfaatan buku dan sarana belajar yang bermutu, keberadaan fisik

dan penampilan sekolah yang bermutu serta partisipasi

masyarakatyang tinngi.

. Pembinaan Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari keseluruhan

pprogram pendidikan di sekolah. Di SD, kegiatan belajar mengajar

ditekankan pada pembinaan pembelajaran membaca, menulis, dan

berhitung(colistung). Ketiga kegiatan tersebut merupakan kemampuan

dasar yang pertama kali haru diperkenalkan dan ditanamkan kepada

siswa sekolah dasar. Ketiga kemampuan ini sangat diperlukan untuk

dapat mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk

mengikuti perkembangan zaman. Kemampuan dasar tersebut juga

diperlukan oleh para siswa untuk menyerap dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknolo;gi dikemudian hari. Untuk dapat menguasai

ketiga kemampuan dasar tersebut satrategi pembelajaran yang

dikembangkan adalah strategi yang lebih berorientasi pada keaktifan

dan kemandirian

a. Manajemen

b. . Buku dan Sarana Belajar

38
c. SD bermutu hasil bermutu

d. Partisipasi Masyarakat

e. Kegiatan Belajar Mengajar

f. Fisik Sekolah

siswa untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui

kegiatan mengamati, merumuskan dugaan awal, melakukan percobaan

pengujian dan menarik kesimpulan, ini diperlukan kemampuan seorang

guru untuk mengelola kegiatan belajar mengajar tersebut atau

diperlukan guru yang profesianal. Guru yang profesional harus

menguasai dibawah ini :

a. Menguasai kurikulum serta perangkat pedoman pelaksanaannya.

b. Menguasai materi yang harus diajarkan

c. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai metode yang

bervariasi

d. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam

media pembelajaran

e. Terampil menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil kerja

f. Memili rasa tanggung jawab dan dedikasi guru terhadap tugasnya,

dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya.

3. Pembinaan Manajemen Pendidikan

39
Manajemen pendidikan untuk sekolah dasar ditekankan pada

manajemen kelas, sekolah, dan gugus.

 Manajemen Kelas

Yaitu bagaimana cara mengatur siswa di dalam kelas yang

bervariasi untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa

secara aktif

 Manajemen Sekolah

Manajemen Sekolah ini lebih ditujukan kepada kepala

sekolah dasar untuk dapat meningkatkan kemampuannya mengelola

srekolah dasar yang dipimpinnya.

 Manajemen Gugus

Materi pembinaaan manajemen gugus antara lain

pemanfaatan Pusat Kegiatan Guru(KKG)beserta fdasilitas dan

peralatannya.

4.Pembinaan Buku dan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasaran merupakan unsur esensial yang tidak

dapat diabaikan dalam dalam rangka meningkatkan meningkatkan

mutu pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar sulit untuk dipelihara

mutunya apabila tifdak ditunjang dengan buku dan sarana belajar

yang memadai. Buku yang seharusnya ada atau disediakan disekolah

40
dasar terdiri atas buku pelajaranatau buku teks, buku bacaan, dan

buku pegangan(buku sumber)

a. Buku Teks

Buku teks terdiri dari atas buku teks pokok (disediakan

olehpemerintah/departemen pendidika dan kebudayaan) dan buku

teks penunjang ( yang dibeli oleh siswa menurut kebutuhannya).

b. Bacaan

Buku bacaan adalah selain buku teks yang dipergunakan

untuk mendorong minat baca siswa

c. Buku Sumber/Pegangan

Selain buku teks dan buku bacaan, biasanya dijadikan

sebagai bagi guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran.

5. Pembinaan Fisik dan Penampilan Sekolah

Pembinaan peanampilan Fisik sekolah yang mendukung

upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya mengutamakan

penampilan fisik sekolah yang megah tapi lebih mengutamakan

kebefungsian fisik sekolah. Sekolah didorong untuk menyediakan

ruang guru, di mana guru dapat beristirahat dan menyimpan barang-

barangnya serta dapat digunakan untuk konsultasi antar guru.

6. Peningkatan Partisipasi Masyarakat

41
Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga,

masyarakat,dan pemerintah. Tanggung jawab tersebut bukan

merupakan tanggung jawab bersama melainkan tanggung jawab yang

bersifat komplementer. Disini masyarakat ikut mengawasi

pelaksanaan jam wajib belajar.4

4
Alwi,S,Manajemen Sumber Daya Manusia,BPFE,Yogyakarta,2001,hlm;99-123

42
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan

seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar

untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Dalam istilah lain,

komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan)

dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di

antara keduanya. Manajemen sekolah dapat diartikan sebagai proses

dimana kepala sekolah dasar selaku administrator bersama atau

melebihi orang lain berupaya mencapai tujuan institusional sekolah

dasar secara efisien. Konsep manajemen sekolah dasar : Sekolah

dasar dapat dikatakan bermutu baik apabila mampu mengemban

misinya dalam rangka mencapai tujuan kelembagaannya

B.Saran

Kami menyadari didalam makalah ini masih terdapat

kekurangan dan kekhilafan, Hal ini karena kurangnya sumber bacaan

dan keterbatasan pemakalah. Oleh karena itu kami sebagai pemakalah

berharap akan kritik dan saran yang berguna bisa menjadikan

perbaikan makalah mendatang.

43
DAFTAR PUSTAKA

Tamjidillah HM Amin. Dr, Mpd, Drs. Pawer Poin Mata Kuliah


Manajemen Pendidikan,smt 4(genap)2021/2022.

Soetipja,Profesi Keguruan,Rineka Cipta,Jakarta,2004.

Arikunto,Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Rajawali Pers,


Jakarta,2002.

Alwi,S,Manajemen Sumber Daya Manusia,BPFE,Yogyakarta,2001.

Bafada,Ibrahim,Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan


Aplikasinya,PT Bumi Aksara,Jakarta,2003.

44

Anda mungkin juga menyukai