Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS

ANTENATAL CARE

Disusun oleh :
1. Khalimatus sya’diyah (19.023)
2. Krisna satria p. (19.024)
3. Laili sita fitri (19.025)
4. Malvinas fiesta (19.028)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPEMAS BANYUMAS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditunjukkan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim/pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental
dan fisik ibu hamil dalam menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
(Sasmita, 2018).
Antenatal Care (ANC) yaitu suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua
(Wagiyo&Putrono, 2016).
Menurut Wignjosastro 2012, antenatal merupakan pengawasan
wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik
dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan nifas.
2. Etiologi
Menurut Nugroho 2013, terdapat beberapa etiologi, yaitu :
a. Ovum
Yaitu suatu sel dengan diameter kurang lebih 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida dan kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Merupakan bentuk yang seperti terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi
Adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopi.
d. Nidasi
Adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium.
e. Plasenta
Adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
3. Patofisiologi
Proses kehamilan menurut Hamilton Persis Mary 2012, yaitu :
a. Ferttilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemuny di
daerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase
yaitu :
1) Tahap penembusan korona radiate
Dari 200-300 juta yang sampai di tuba fallopi yang bisa menmebus
korona radiate karena sudah mengalami proses kapisitasi.
2) Penembusan zona pwllusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi hnya
satu yang terlihat ampuh menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membrane sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk
jenis kelamin baru (XX untuk wwanita dann XY untuk laki-laki).
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,
8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan
meperoleh membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk
rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke dalam
ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. berangsur-angsur ruang
antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel
sehingga disebut blastokista (4-5 hari). Sel bagian dalam disebut
embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya
menghilang sehingga tofoblas bisa masuk endometrium dan siap
berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi/Implantasi
Merupakan penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blaskotista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada
saat implantasi selpaut lendir rahim sedang berada pada fase sekretonik
(2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenja rahim dan pembuluh
nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak cairan
(Marjati dkk, 2012)
d. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
1) Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi proses
pembelahan sampai dengan nidasi.
2) Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu
3) Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir.
4. Manifestasi klinis
Menurut Marjati dkk 2012, terdapat beberapa manifestasi klinis, yaitu :
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
Folikel degraff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan,
dan perlu diketahui hari pertama haid terakhir untuk menentukan
tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umunya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari
progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya kehamilan.
d. Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkop/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilam lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatoma motropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trieulan
kedua umunya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar
rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
horrmon esterogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
Adapun manifestasi klinis menurut Nugroho 2013 yaitu :
a. Tanda presumtif
1) Supresi menstruasi
2) Nausea, vomiting, morning sickness
3) Sering miksi
4) Mammae bengkak terasa penuh
5) Quickening (gerakan pertama kali yang dirasakan oleh ibu)
6) Chadwicks (+)
7) Pigmen pada kulit
b. Tanda mungkin
1) Pembesaran abdomen
2) Tanda heger
3) Ballotemen (+)
4) Perubahan pada serviks
5) Braxton hicks
6) Tes kehamilan
c. Tanda pasti
1) Bunyi DJJ, nadi 120-180 x/menit
2) Pergerakan fetal
3) USG hasil
4) Rontgen ada skeletal
j. Pemeriksaan penunjang
Menurut Nugroho 2013, terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yaitu :
1) Pemeriksaan laboratorium
a. Peemeriksaan urine protein (albumin).
b. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun
adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester I, II, III dan
IV.
c. Pemeriksaan urin gula.
d. Pemeriksaan darah.
2) Pemeriksaan khusus :
a. Ultrasonografi (USG), alat yang menggunakan gelombang
ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin plasenta dan
uterus.
b. Stetoskop monokuler, yaitu seperti mendengar denyut jantung
janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ disebut fungtum
maksimum.
c. Memakai alat Kardiotokografi (KTG), merupakan gelombang
ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan
tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian
keduanya pada kertas yang sama sehingga terlihat gambran
keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.

B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas klien
Berupa nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, no
reg, diagnosis medis.
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum masuk rumah
sakit/puskesmas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang
mempengaruhi dan memperberat keluhan. Keadaan waktu hamil
keluhan yang dirasakan selama hamil.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Mengkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan
sekarang selama hamil dan apakah pernah menderita hipertensi
atau penyakit keturunan lainnya yang dapat memengaruhi.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit
keturunan atau menular.
3) Data umum kesehatan
a. Antropometri ibu seperti berat badan, tinggi badan, dan lila.
b. Masalah kesehatan khusus apakah terdapat alergi pada
obat/makanan, diet khusus, eliminasi BAB dan BAK, serta pola
tidur da istirahat klien.
4) Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
a. Muka : keadaan selaput mata pucat/merah, adkah odema,
keadaan lidah dan gigi.
b. Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada
pembesaran kelenjar gondok dan limfe.
c. Dada : bentuk payudara, pogmentasi putting susu dan
gelanggang susu, keadaan putting susu, adalah kolostrum.
d. Abdomen GIT : bentuk abdomen, warna, adakah lesi bekas
operasi apendiksitis.
e. Abdomen obstrik : perut membesar ke depan atau ke samping,
keadaan pucat, pigmentasi linia alba, kpntraksi uterus, adalah
strie gravidarum atau bekas luka.
f. Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus.
g. Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat
paha, CRT kembali kurang dari sama dengan 1 detik untuk
mengetahui kemugkinan dehidrasi.
2. Keadaan umum TTV
3. Pemeriksaan lila
4. Pemeriksaan lingkar perut
5. Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU seara
internasional
a) Kurang dari 12 minggu berarti belum dapat diraba di atas
simpasis.
b) 12 minggu berarti 1-2 jari diatas sisfisis.
c) 16 minggu berarti petengahan antara sisfisis dan pusat
d) 24 minggu berrati setinggi pusat
e) 28 minggu berarti 3 jari diatas pusat
f) 32 minggu berarti pertengahan antara pusat dan px
g) 36 minggu berarti 3 jari dibawah px
h) 40 minggu berarti pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
6. Palpasi leopold I, II, III, dan IV
7. Pemeriksaan Detak Jantung Janin (DJJ)
DJJ terdengar dimana (letak), frekuensi, irama, dengan cara 5 detik
berselang, 30 menit dikalikan 2 atau dihitung selama 1 menit
penuh. Apabila bunyi jantung janin kurang dari 120x/menit atau
lebih dari 160x/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan
asphyxia (kekurangan O2).
8. Pemeriksaan tinggi fundus
2. Pathway

Fertilisasi

Konsepsi

Monella

Nidasi

Trodubilla

Embriogesis

Orogenesis

Sistem
Perubahan pada Perubahan
urinaria
ibu hamil psikologis

Uterus
membesar
Kurang
Perubahan
pengetahuan
fisilologis
Tekanan pada
vesicular urinaria
ANSIETAS
Peningkatan
asam lambung
Meningkat
frekuensi BAK
Mual
muntah
Gangguan
eliminasi urin
Resiko defisit
nutrisi
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga atau komunitas pada masalah
kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan.
Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan
keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang
optimal (SDKI, 2016).
Analisa diagnosa :
a. Resiko defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme
b. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang
dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuanaa dan
penilaian klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan
kesehatan klien individu, keluarga, dan komunitas.
Tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi,
terapeutik, edukasi dan kolaborasi (PPNI T., 2018) :
Manajemen nutrisi (I. 03119)
Observasi :
- Identifikasi makanan yang disukai
Terapeutik :
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
Terapi relaksasi (I.09326) :
Observasi :
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
Terapeutik :
- Gunakan pakaian longgar
Edukasi :
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi.
DAFTAR PUSTAKA

Wagiyo&Putrono. 2016. Pengertian antenatal care. EGC : Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Diakses pada
tanggal 4 Januari 2022. https://depkes.ri.co.id/antenatal-ibu-hamil

Marjati,dkk. 2012. Buku Ajar Maternitas. Edisi 1. EGC : Jakarta

Hamilton Persis Mary. 2012. Proses persalinan. Diakses pada tanggal 4 Januari
2022. http://hamilton-persis-may/proses-kehamilan.html.

Nugroho, Taufan. 2012. Buku Ajar Obstetri untuk mahasiswa Kebidanan.


Yogyakarta : Nuha Medika

Rukiyah, Ai Yeyeth dkk, 2012. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi.


Jakarta : Buku Kesehatan

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

PPNI. (2017). Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai