Dosen Pengampu:
Disusun oleh
Fakih Mahendra (11170161000047)
Raden Riska Mutia Edyana (11170161000049)
Nurul Aida (11170161000056)
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji dan
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Evaluasi
Pembelajaran yang berjudul “Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN)” tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Penyusun sangat mengharapkan semoga
dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada
makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan belajar-mengajar selalu dilakukan penilaian. Hasil penilaian
disajikan dalam bentuk angka atau huruf. Nilai angka ataupun nilai huruf itu umumnya
merupakan hasil test atau ujian yang diberikan oleh guru kepada siswanya setelah
mereka mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Nilai-nilai tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam buku laporan pendidikan (buku rapor), surat tanda tamat belajar
(STTB), ijazah, atau daftar nilai lainnya.
Pelaksanaan penilaian di kelas/sekolah memerlukan pedoman yang sesuai dengan
tujuan, cara pelaksanaan, waktu, dan cara menginterpretasikan hasil penilaian. Tujuan
penilaian pada dasarnya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan penguasaan
materi pelajaran dan proses pembelajaran. Cara pelaksanaan penilaian, merujuk pada
bagaimana penilaian itu dilakukan, sebelum, selama, atau setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Cara menginterpretasikan hasil penilaian berkaitan dengan pendekatan
yang disesuaikan penggunaannya dengan perolehan skor tes siswa, apakah skor siswa
akan dibandingkan dengan kriteria tertentu yang telah ditentukan sebelum tes
berlangsungatau skor siswa akan dibandingkan dengan perolehan skor rata-rata
kelompoknya.
Nilai-nilai akhir siswa yang dimasukkan ke dalam buku rapor merupakan hasil
pengolahan dari skor mentah. Pengolahan nilai-nilai menjadi nilai akhir seorang siswa
dapat dilakukan dengan mengacu kepada kriteria atau patokan tertentu. Makalah ini akan
membahas tentang salah satu acuan penilaian yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penialian Acuan Norma (PAN) yang digunakan dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian atau penskoran?
2. Apakah yag dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan
Normat (PAN)?
3. Bagaimana perbedaan antara Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan
Norma (PAN)?
1
C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan penilaian atau penskoran.
2. Menjelaskan Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma.
3. Membedakan penilaian Acuan Patokan da Penilaian Acuan Norma
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Prinsip-Prinsip Penilaian
Adapun beberapa prinsip penilaian itu ialah sebagai berikut:
1. Didasarkan atas hasil pengukuran yang komperehensif, bahwa penilaian didasarkan
atas sampel prestasi yang cukup banyak, baik macamnya maupun jenisnya. Untuk itu
dituntut pelaksanaan penilaian secara sinambung dan penggunaan bermacam-macam
teknik pengukuran.
2. Harus dibedakan antara penskoran dan penilaian .
3. Hendaknya diperhatikan dua macam orientasi, yaitu norms-referenced merupakan
penilaian yang diorientasikan kepada suatu kelompok tertentu, jadi hasil evaluasi
siswa dibandingkan dengan prestasi kelompoknya dan criterion-referenced adalah
1
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hlm. 70
2
Ibid,. hlm. 73.
3
penilaian yang diorientasikan kepada suatu standar absolut, tanpa dihubungkan
dengan suatu kelompok tertentu.
4. Pemberian nilai merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, penilaian
selain untuk mengetahui status siswa dan menaksir kemampuan belajar serta
kemampuan diri, juga digunakan sebagai feedback baik kepada siswa sendiri maupun
bagi guru.
5. Harus bersifat komparabel, jika dilihat dari segi lain, penilaian harus dilakukan secara
adil jangan sampai terjadi penganakemasan atau penganaktirian.
6. Sistem penilaian yang dipergunakan jelas bagi siswa atau bagi pengajarnya3.
3
Ibid,. hlm. 73-75
4
Ibid,. hlm. 76.
4
presentasenya semakin tinggi. Sebaliknya bila bahan kurang penting, presentasenya
makin rendah. Penting tidaknya bahan pengajaran harus dikuasai oleh peserta didik,
dapat dilihat seberapa jauh kontribusi mata kuliah itu untuk mencapai tujuan
pendidikan yang lebih luas5.
Dengan PAP, skor siswa menginformasikan apa yang dapat atau tidak dapat
dilakukan oleh siswa dan menggambarkan perilaku aktual sebagai suatu prestasi
belajar serta tingkatan kompetensi yang dimiliki yang tidak tergantung pada
penampilan prestasi dari siswa lainnya6.
5
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 88-89.
6
Uyu Wahyudin, dkk, Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, (Jakarta: UPI Press, 2006), hlm. 24.
7
M.Chabib, Op. Cit., hlm. 87-88.
5
b) Satu bentuk penilaian berbasis kompetensi.
c) Seringkali dihubungkan dengan penguasaan pembelajaran.
d) Mengenali apa yang diketahui dan dapatdilakukan siswa.
8
Haryani, PAP PAN dan Tes Hasil Belajar, diakses melalui
www.edoc.site_pap_pan_dan_tes_hasil_belajar.html pada 16 November 2019 pukul 18.13 WIB
6
tersebut. Jadi, pengertian “kelompok” yang dimaksud dapat berarti sejumlah siswa
dalam suatu kelas, sekolah, rayon, dan propinsi atau wilayah.9
Secara singkat dapat dikatakan bahwa PAN ialah penilaian yang
membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil sisawa lain dalam kelompoknya.
Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya”, dalam
arti bahwa patokan pembanding semata-mata diambil dari kenyataan-kenyataan
yang diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu berlangsung, yaitu hasil belajar
siswa yang diukur itu beserta pengolahannya. Penilaian ini sama sekali tidak
dikaitkan dengan ukuran-ukuran ataupun patokan yang terletak di luar hasil-hasil
pengukuran sekelompok siswa.10
Penilaian Acuan Normatif (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena
tampilan pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan
penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini digunakan
sebagai metode pengukuran yang menggunakan prinsip belajar kompetitif. Menurut
prinsip pengukuran normatif, tes baku pencapaian diadministrasi dan penampilan
baku formatif dikalkulasi untuk kelompok-kelompok pengambil tes yang
bervariasi.11
Penggunaan dalam norm referenced, prestasi belajar seorang siswa
dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kualitas seseorang sangat
dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya. Seorang siswa yang apabila terjun ke
kelompok A termasuk “hebat”, mungkin jika pindah ke kelompok lain hanya
menduduki kualitas “sedang” saja. Ukurannya adalah relatif. Oleh sebab itu maka
dikatakan pula diukur dengan standar relatif. Ukuran demikian juga disebut
menggunakan norm referenced, atau norma kelompok.12
Suatu seleksi dalam penyelenggara tesnya hanya bertujuan memilih sekian
orang yang terbaik di antara semua peserta, tanpa peduli tingkat penguasaannya, tes
yang harus digunakan adalah tes acuan norma. Orang yang terpilih mungkin benar-
benar orang yang sangat menguasai perilaku yang diukur, karena semua peserta
adalah orang-orang yang pandai. Mungkin pula terjadi orang-orang yang dipilih
9
Ngalim Puwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1984), hlm. 77
10
Kadek Agus Bayu Pramana, Merancang Penilaian Autentik, (Bali: Cv.Media Educations, 2019),
hlm.19
11
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya), (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 23.
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1987), hlm. 233
7
terdiri atas orang-orang yang mempunyai tingkat penguasaan kurang karena semua
peserta berasal dari orang-orang yang kurang pandai.13
13
Kadek Ayu Astiti , Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2017), hlm.7.
14
Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern, (Jakarta : Erlangga, 2012), hlm. 214.
8
E. Persamaan dan Perbedaan antara PAP dengan PAN
Pengukuran Acuan Normatif dan Acuan Patokan mempunyai beberapa
persamaan yaitu :
1. Kedua pengukuran acuan normatif dan acuan patokan memerluka adanya tujuan
evaluasi spesifik untuk menentukan fokus item yang diperlukan. Tujua tersebut
termasuk tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
2. kedua pengukuran memerlukan sampel yag relevan, digunakan sebagai subjek yang
hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sampel yang diukur merepresentasikan populasi
siswa yang hendak menjadi target akhir mengambil keputusan.
3. Untuk mendapatkan informasi yag diinginkan tentag siswa, kedua pengukuran sama-
sama memerlukan item-item yang disusun dalam suatu tes dengan menggunakan
aturan dasar penulisan instrumen.
4. Kedua pengukuran memerlukan persyaratan pokok, yaitu validitas dan reliabilitas.
Validitas yaitu apakah item yang disusun mengukur apa yang hendak diukur,
sedangkan reliabilitas yaitu apakah item memiliki hasil konsistensi. Suatu item tes
dikatakan memiliki reliabilitas, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang
konsistensi dalam mengukur apa yang hendak diukur.
5. Kedua pengukuran tersebut sama manfaatnya, yaitu alat pengumpul data siswa yang
dievaluasi. 15
15
Mudijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta : BUMI AKSARA, 1995), Hlm. 99.
9
kelulusan sangat bergantung atas hasil tes yang diperoleh siswa dan kelompoknya.
Apabila hasil tes siswa dan kelompoknya, skornya tinggi, maka batas lulus juga akan
tinggi, tetapi apabila hasil tes siswa dan kelompoknya, skornya rendah, maka batas
lulus juga akan rendah. Standar kelulusan menggunakan PAN disebut standar relatif.
3. Hasil penilaian dengan PAP lebih menggambarkan taraf penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran, sedangkan hasil penialian PAN lebih menggambarkan kedudukan
siswa dalam kelompoknya.
4. Penilaian dengan PAP kemungkinan siswa lulus atau gagal semua dapat terjadi,
sebab patokan penilaian tidak bergantung atas skor-skor siswa. Dalam penilaian
PAN kemungkinan gagal atau lulus selalu ada betapapun tinggi atau rendahnya skor-
skor yang didapat siswa.
5. Penilaian PAP lebih menuntut keterpaduan antara pelaksanaan program pengajaran
dengan penilaian karena PAP lebih didasarkan pada penguasaan materi atau
kompetenssi sesuai dengan tujuan instruksional. Dalam PAN, memang
pengembangan instrumen didasarkan pada tujuan instruksional dan lingkup materi
yang dipelajari, namun pada saat menafsirkan hasilnya tidak lagi menghirukan
tujuan-tujuan instruksional.
6. Penilaian PAP harus mempertimbangkan kompetensi-kompetensi atau penguasaan
materi yang merupakan prasyarat untuk mengikuti program berikutnya. Dalam
penilaian PAN, hal ini tidak perlu dipertimbangkan karena asumsinya siswa sudah
mempelajari semua materi pelajaran.16
F. Contoh Penggunaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN)
1. Contoh Penggunaan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Misalkan untuk dapat diterima sebagai calon penerbang di sebuah lembaga
penerbangan, setiap calon harus memenuhi syarat anatar lain tinggi sekurang-
kurangnya 165 cm dan memiliki tingkat kcerdasan (IQ) serendahrendahnya 130
berdasarkan hasil tes yang diadakan oleh lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan
kriteria/patokan itu, siapapun calon yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut
dinyatakan gagal dalam tes.
16
Uyu Wahyudin, dkk, Op Cit., hlm. 25-26
10
Contoh lain, di IKIP Jakarta dewasa ini berlaku kriteria penilaian dengan
persentase dengan skala nilai 0-100. Mahasiswa yang memperoleh nilai 70 berarti
bahwa ia dianggap telah memiliki ± 70% kemampuan atau penguasaan pengetahuan
dan keterampilan mengenai mata kuliah yang bersangkutan. Demikian pula
mahasiswa yang memperoleh nilai 42 berarti bahwa ia hanya menguasai pengetauan
dan keterampilan sebesar 42% saja dari mata kuliah tersebut. Kemudian nilai-nilai
angka ini ditransformasikan ke dalam nilai huruf dengan kriteria tertentu pula. Nilai
angka 70-79 ditransformasikan menjadi nilai B; nilai angka 55-61 menjadi C+ ; nilai
37-44 menjadi C-, dan sebagainya. Di dalam ketentuan itu ditetapkan pula batas
lulus sebesar 55 atau C+. Artinya, mahasiswa yang belum menguasai pengetahuan
dan keterampilan yang dituntut oleh suatu mata kuliah sekurang-kurangnya 55%,
belum dapat dinyatakan lulus, dan harus mengikuti ujian ulang. Mahasiswa yang
hanya memperoleh nilai antara 0-11% dinyatakan tidak lulus dan harus mengikuti
kuliah kembali mata kuliah itu pada semester berikutnya.
Dari contoh-contoh tersebut di atas terlihat bahwa keduanya menggunakan
kriteria penilaian tertentu. Contoh pertama menggunakan kriteria batas tinggi badan
dan tingkat IQ yang merupakan syarat dalam pencapaian tujuan sebagai calon
penerbang. Contoh kedua menggunakan kriteria tingkat kemampuan pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan tujuan kurikulum, sehingga nilai yang diperoleh
siswa sekaligus mencerminkan sejauh mana kemampuan atau penguasaan siswa
akan pengajaran yang diteskan. 17
2. Contoh Penggunaan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penggunaan norm reference evaluation atau Penilaian Acuan Norma (PAN),
dapat dilihat kedudukan seseorang siswa dibandingkan dengan kawankawannya
sekelompok. Hal ini berarti bahwa tolak ukur atau standar bersifat relatif, dalam
artian akan tergantung kepada kemampuan kelompok yang bersangkutan. Misalnya
seorang siswa memperoleh skor mentah 50 dari 100 butir soal mungkin akan dapat
memperoleh nilai 9 (sembilan) dalam skala 1-10, bila kawan-kawa sekelompoknya
memperoleh skor yang jauh di bawah skornya. Sebaliknya seorang siswa dari sekolah
atau kelas lain dengan tes yang sama, memperoleh skor mentah 70, mungkin hanya
memperoleh nilai 5 dalam skala 1-10, jika rata-rata kelompoknya jauh berada di atas
skor yang diperolehnya. Denga kata lain dapat dikatakan bahwa Penilaian Acuan
17
M.Ngalim, Op.cit., hlm.76-77.
11
Norma (PAN) kurang dapat menggambarkan sejauh mana para siswa telah mencapai
sasaran belajar yang diharapkan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Penilaian atau penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan
hasil tes pekerjaan siswa atau mahasiswa. Penskoran adalah suatu proses
pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi anggka-angka (mengadakan kuantifikasi).
2. Suatu penilaian disebut Penilaian Acuan Normatif (PAP) jika dalam melakukan
penialian itu kita mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan (instruksional)
yang telah dirumuskan sebelumnya sedangkan Penilaian Acuan Normatif (PAN),
adalah penilaian yang dilakukan denga mengacu pada norma kelompok, nilai-nilai
yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang
termasuk dalam kelompok itu.
3. PAP patokan kelulusan dapat ditentukan secara pasti dan tetap terlepas dari keadaan
hasil tes yang diperoleh siswa dan kelompoknya, karena itu standar kelulusan
dengan menggunakan PAP disebut standar mutlak. Dalam PAN patokan kelulusan
sangat bergantung atas hasil tes yang diperoleh siswa dan kelompoknya. Apabila
hasil tes siswa dan kelompoknya, skornya tinggi, maka batas lulus juga akan tinggi,
tetapi apabila hasil tes siswa dan kelompoknya, skornya rendah, maka batas lulus
juga akan rendah. Standar kelulusan menggunakan PAN disebut standar relatif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya). Jakarta : Bumi Aksara.
Suparman, Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta : Erlangga.
Thoha, M. Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Wahyudin, Uyu, dkk. 2006.Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Jakarta: UPI Press.
14