“PENCEMARAN LINGKUNGAN”
Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Isu-Isu Lingkungan
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Khumair Sundus M. (11170161000037)
2. Nur Latifah Salama (11170161000041)
3. Fakih Mahendra (11170161000047)
4. Afifah Az-zahra (11170161000050)
5. May Tasya Wahyu A. (11170161000055)
6. Vena Utianes (11170161000058)
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pencemaran Lingkungan. Selawat serta
salam tak lupa kami curahkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang
dengan jasanya sehingga kami dapat merasakan nikmat Islam hingga saat ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Isu-Isu
Lingkungan yang diampu oleh A. Silvan Erusani, ST.,M.Sc. Proses penyusunan
makalah menggunakan referensi dari berbagai sumber buku dan jurnal yang tak
lepas dari bantuan teman-teman. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih.
Penyusun menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam makalah ini.
Untuk itu, penyusun berharap kritik dan saran yang membangun agar makalah
yang kami susun selanjutnya lebih baik. Penyusun berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................... 8
BAB IV ............................................................................................................. 20
PENUTUP ........................................................................................................ 24
A. Kesimpulan ........................................................................................... 24
B. Saran ...................................................................................................... 24
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekeliling
kehidupan atau organisme. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu
yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun
tidak langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun
komunitas pada tempat tertentu. Masalah pencemaran merupakan suatu
masalah yang sangat populer, banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di
seluruh permukaan bumi kita ini. Masalah pencemaran merupakan suatu
masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua
pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi. Pencemaran
lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami
perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya
terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena
proses alam atau juga karena perbuatan manusia.
Beban pencemaran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan
masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia yang kadang kala sangat
berbahaya dan beracun meskipun dalam konsentrasi yang masih rendah seperti
bahan pencemar logam-logam berat: Hg, Pb, Cd. As, dan sebagainya.
Pencemaran lingkungan sudah terjadi pula di lingkungan udara dan tanah
dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Penyebab pencemaran ini selain
disebabkan oleh aktivitas manusia (antropogemik) juga dapat ditimbulkan oleh
kegiatan alami, seperti kebakaran hutan karena kemarau panjang, letusan
gunung berapi dan sebagainya. Terdapat pula pencemaran suara yang
disebakan adanya kebisingan melebihi ambang batas di suatu wilayah.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita memerlukan sumber daya
alam dari lingkungan untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan sandang,
pangan, papan semuanya memerlukan lingkungan. Namun dalam pemanfaatan
sumber daya tersebut, terkadang manusia tidak memperhatikan dampak yang
akan ditimbulkan. Dan serakah dalam pemanfaatan lingkungan tersebut.
1
Sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pencemaran
lingkungan. Dan akhirnya berdampak pada manusia itu sendiri. Sehingga akan
mengancam kelestarian makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun makalah
yang mengambil tema mengenai “Pencemaran Lingkungan”.
2
makhluk hidup dan atau komponen lain ke udara atau ke dalam air, ke tanah
sehingga berubahnya komposisi air, udara, tanah oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualitas air, udara, tanah menurun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air, udara, tanah tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (Aryanta, 2014).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut
polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat
menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Suatu zat dapat disebut polutan
apabila :1). Jumlahnya melebihi jumlah normal. 2). Berada pada waktu yang
tidak tepat.3). Berada di tempat yang tidak tepat.
3
tersebut dan jika dibuang ke sungai, maka air sungai menjadi lebih hangat.
Kondisi ini akan mengurangi kandungan oksigen dalam air yang sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan di air. Jika demikian yang terjadi, maka
kehidupan tumbuhan dan hewan air akan terganggu, bahkan mati.
b. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
Air yang bersih dengan mudah dapat dilihat dari keadaan fisiknya, yaitu tidak
berwarna, berbau dan berasa. Limbah dari industri dan sumber lainnya
seringkali berupa bahan orgaik dan anorganik yang dapat larut dalam air.
Karena itu, warna air berubah dengan adanya bahan-bahan pencemar tersebut.
c. Adanya endapan dan bahan terlarut
Limbah industri dapat pula berupa limbah padat yang tidak larut dalam air.
Limbah tersebut kemudian mengendap di dasar air atau melayang-layang di
dalam air bersama-sama dengan bahan terlarut lainnya. Endapan dan bahan
terlarut tersebut dapat menghalangi masuknya sinar matahari yang sangat
diperlukan oleh mikroorganisme dalam air untuk melakukan fotosintesis.
d. Adanya mikroorganisme
Mikroorganisme berperan alam menguraikan bahan-bahan pencemar yang
dibuang ke dalam air. Jika bahan buangan bertambah banyak, maka
mikroorganisme juga berkembangbiak untuk menambah jumlahnya. Diantara
organisme-organisme tersebut dimungkinkan adanya mikroba patogen, yaitu
mikroba pembawa penyakit
2. Pencemaran udara
Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi tertentu.
Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09 %), Oksigen (21,94
%), Argon (0,93 %), karbon dioksida (0,032 %), dan lain-lain. Jika ke dalam
udara tersebut masuk atau dimasukkan zat asing yang berbeda dengan
penyusun udara dalam keadaan normal tadi, maka dikatakan bahwa udara
tersebut telah tercemar.
Berdasarkan uraian tadi, maka yang dimaksud dengan pencemaran udara
adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara
4
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Zat-zat asing tersebut mengubah komposisi udara dari keadaan
normalnya dan jika berlangsung lama akan mengganggu kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Banyak sekali bahan-bahan atau zat-zat yang
mencemari udara, namun yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran
udara adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Belerang
Oksida (SOx), Hidro Karbon (HC), Partikel (Partikulate) dan lain-lain
Udara yang kita nikmati setiap hari secara gratis tidak dapat dikotakkotakkan,
pencemaran yang terjadi satu tempat akan dirasakan pula dampaknya ditempat
lain. Pencemaran yang dihasilkan oleh satu orang akan dihirup pula yang lain.
Sehingga dengan konsekuensi yang demikian, menjaga kualitas udara halus
menjadi perhatian kita semua.
Pencemaran udara digolongkan kedalam tiga kategori, yakni ; 1).
Pergesekan permukaan, adalah penyebab utama pencemaran partikel padat di
udara dan ukurannya dapat bermacammacam 2). Penguapan, merupakan
perubahan fase cairan gas, polusi udara banyak disebabkan zat-zat mudah yang
mudah menguap/tidak nampak 3). Pembakaran, merupakan reaksi kimia yang
berjalan cepat/dinamis dan membebaskan energi, cahaya, atau panas, sehingga
dengan kondisi perubahan yang begitu cepat dan dinamis inilah dan tidak
nampak menjadi dalam pengelolaan udara. Udara dikatakan tercemari jika
telah melewati batas baku mutu udara ambien (udara bersih) seperti makin
meningkatnya konsentrasi karbondioksida (CO2) di udara yang dapat
mengakibatkan naiknya suhu bumi (Basri, 2010
5
Tabel 1. Indeks Standar Pencemaran Udara
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah, cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Hal ini menyebabkan kualitas tanah di areal lahan tersebut kualitasnya
menurun atau membahayakan makhluk hidup yang memanfaatkan tanah
tersebut. Jenis bahan pencemar tanah dapat berupa bahan kimia,
mikroorganisme, bahan radioaktif. Semua bahan pencemar yang ada dalam air
juga mencemari tanah yang berkontak langsung dengan air tercemar tersebut.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya (Muslimah, 2015 )
6
4. Pencemaran Suara (kebisingan)
Pencemaran Suara (kebisingan), yaitu terjadinya bising (noise) di suatu
lingkungan dan melampaui Nilai Ambang Batas yang ditentukan sesuai
peruntukan lingkungan tersebut. Pengaruh kebisingan pada kesehatan manusia
ditentukan oleh tingkat (kerasnya suara), jarak, dan intensitas kebisingan dari
sumbernya. Setiap peruntukan lingkungan, misalnya lingkungan permukiman,
lingkungan industri, dan lingkungan perkantoran, memiliki ambang batas yang
berbeda satu sama lain (Rochmad, 2006 )
Kebisisngan merupakan gangguan lingkungan yang serius, seperti juga
masalah dengan semua bahan pencemar. Kebisisngan dapat mengurangi
kualitas hidup dan menyebabkan bahaya nyata bagi kesehatan manusia.
Sebagai contoh masyarakat yang tinggal berdekatan dengan jalan raya yang
sibuk berpotensi menderita penyakit darah tinggi. Tingkat suara atau keriuhan
tinggi pada waktu sedang bekerja atau pada saat dirumah dapat membuat
kondisi kesehatan lebih buruk. Selain itu, kebisingan juga dapat berdampak
negatif pada lingkungan khususnya pada spesies yang sensitive terhadap suara
(Machdar,2018).
7
BAB II
SUMBER-SUMBER PENCEMARAN
8
mobil (Gambar 1.4). Alat transportasi menghasilkan bahan gas, partikel
debu, dan bising yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
9
akan tetapi sepotong-sepotong, contoh bunyi pile hummer. Kebisingan
kontinu adalah kebisingan yang datangnya terus-menerus untuk waktu
yang relatif lama, contohnyabunyi mesin yang dihidupkan. Kebisingan
semi kontinu adalah kebisingan yang hanya sekejap, kemudian hilang dan
nanti akan datang lagi, contohnya bunyi mobil lewat.
2. Pencemaran yang berasal dari proses perubahan yang terjadi secara alamiah di
alam raya. Proses tersebut berada di luar kemampuan manusia untuk
mengendalikannya. Termasuk dalam jenis pencemaran tersebut antara lain
adalah:
a. Pencemaran dari kejadian gunung berapi yang meletus. Gas beracun, abu,
pasir, lava, dan panas dikeluarkan oleh letusan gunung berapi yang dapat
mencemari lingkungan sekitarnya. Sumber gas alam yang beracun juga
dihasilkan oleh perut bumi di beberapa daerah tertentu, misalnya Gunung
Dieng.
b. Terjadinya pencemaran akibat bencana alam banjir (Gambar 1.6).
Berbagai macam limbah mencemari sumber-sumber air bersih/air minum,
rumah permukiman, dan semua sarana kehidupan di daerah tersebut.
10
c. Terjadinya pencemaran akibat bencana alam gempa bumi dan gelombang
tsunami di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Gambar 1.7). Limbah
padat, air kotor dan mayat (terutama mayat satwa yang tidak terurus),
mencemari sumber-sumber air bersih/air minum di daerah tersebut.
d. Sumber radiasi alam bisa berasal dari benda langit di luar tata surya dalam
bentuk sinar kosmik, yaitu partikel yang energinya tinggi (1017 eV).
Dalam reaksinya dengan atmosfer dan bumi, sinar kosmik menghasilkan
radionuklida, misalnya: 1H3, 4Be10 dan 11Na24. Sumber radiasi yang
berasal dari unsur radioaktif yang terdapat di kerak bumi yang terbentuk
sejak terjadinya bumi, misalnya: 19K40, deret Uranium dan deret Thorium
(Rochmad, 2006).
11
SUMBER PENCEMARAN BERDASARKAN LETAKNYA
A. PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buanagn, misalnya gas CO2, hasil
pembakaran, SO, SO2,CFC, dan asap rokok :
1. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya
kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin
yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari
mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar
CO2 di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena
banyak hutan di seluruh dunia ditebang. Sebagaimana diuraikan di atas,
hal demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca.
2. CO
Di Lingkungan Rumah Dapat Terjadi Pencemaran. Misalnya,
menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses
pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran
menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi
ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut.
Selain itu, menghidupkan AC kompilasi tidur di dalam mobil tertutup juga
berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil,
sehingga dapat menyebabkan kamatian.
3. CFC
CFC Pencemara dara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro
karbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang,
karena tidak beraksi, tidak menantang, tidak berasa, dan tidak berbahaya.
Gas ini dapat digunakan sebagai contoh untuk mengembangkan busa (busa
kursi), untuk AC (freon), pendingin pada almari dan rambut (semprotan
penyemprot rambut). es, Gas CFC yang membumbung tinggi dapat
mencapai stratosfer yang disediakan lapisan gas ozon (03). Lapisan ozon
ini merupakan pelindung bumi dari cahaya ultraviolet. Jika tidak ada
lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi,
menyebabkan kematian radiasi, tumbuh menjadi kerdil, menimbulkan
12
mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit atau kanker retina mata. Jika
gas CFC mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon,
sehingga lapisan ozon tersebut "berlubang" yang disebut sebagai "lubang"
ozon. Menurut percakapan melalui pesawat luar angkasa, lubang ozon di
kutub Selatan semak lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali luas
benua Eropa. Karena harus menggunakan AC, harus dibatasi.
4. SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran
fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen
oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka
terjadilah hujan asam. Hewan yang mati karena tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Produksi pertanian merosot. Besi dan logam mudah berkarat.
Bangunan-bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan rusak.
Demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
5. Asap Rokok
Polutan udara yang tersisa yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap
rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat
menyababkan batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam
kandungan dan berbagai komplikasi kesehatan lainnya. Perokok dapat di
bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif
adalah mereka yang merokok. Perokok orang yang tidak merokok tetapi
menghirup pasif adalah asap rokok di suatu ruangan. Menurut penelitian,
perokok pasif memiliki risiko lebih besar pada perokok aktif. Jadi,
merokok di dalam ruangan bersama tidak tersedia untuk merokok yang
bisa membebaskan orang lain.
B. PENCEMARAN AIR
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen
lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air
yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Ditinjau dari
asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan
antara lain :
13
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk
organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak
mati kemudian dimakan hewan atau manusia sehingga akan keracunan.
Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang
berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan
sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan
pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air
(eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh
subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian
bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati
karenanya.
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari
limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal
sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa
air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik
seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air.
Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis
berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam
air akan mengalami pengura ian dan pembusukan. Akibatnya kadar
oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika
pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex
berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk
biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari
limbah pemukiman. Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan
mengeluark an bau yang menyengat. Didalam air got yang demikian tidak
ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan
limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia
mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
14
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam
polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa
polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna),
atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau
busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata
aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya,
limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai
agar tidak terjadi pencemaran. Di laut, sering terjadi kebocoran tangker
minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam
kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan,
terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati
karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung
agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang
bisa menguraikan minyak.
4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun Sebagia penduduk dan nelayan ada
yang menggunakan tuba (racun dari tanaman atau potas (racun) untuk
menangkap ikan tangkapan, juga semua biota air. Racun tersebut tidak
hanya hewan-hewan yang dijual, tetapi juga hewan-hewan yang masih
Dengan demikian pemutaran yang disebarkan akan memusnahkan jenis
makluk hidup yang ada di dalamnya. Kegiatan ikan dengan penangkapan
tersebut menggunakan cara pencemaran di lingkungan dan sumber daya
meningkat.
C. PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-rumah tangga,
pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Sampah dapat
dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan udara,
sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan,
jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong
sampah yang mudah terurai. Sementara sampah anorganik seperti besi,
alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat
15
diurai. Bahan pencemar akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang. Bungkus plastik yang kita buang ke Lingkungan akan tetap ada
dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah semua tahun
kemudian.
Sebaiknya, sampah yang akan dipindahkan menjadi dua wadah.
Pertama adalah sampah yang terurai, dan dapat dibuang ke tempat
pembuangan sampah yang dapat digunakan kompos. Jika pembuatan
kompos dipadukan dengan cacing tanah, maka akan dapat diperoleh hasil
yang baik. cacing tanah dapat dijual untuk pakan ternak, sedangkan tanah
kompos dapat dijual untuk pupuk.
Proses ini merupakan proses pendaurulangan (daur ulang). Kedua
adalah sampah yang tidak terurai, dapat dimanfaatkan ulang
(penggunaulangan = reuse). Misalnya, kaleng bekas kue digunakan lagi
untuk wadah makanan, botol bekas digunakan untuk tempat bumbu dan
botol bekas sirup digunakan untuk menyimpan air minum.
Baik pendaurulangan maupun pengguna ulang dapat mencegah
perbaikan pencemaran Lingkungan. Keuntungannya, beban Lingkungan
menjadi berkurang. Kita tahu bahwa pencemaran tidak mungkin
dihilangkan. Yang bisa kita lakukan adalah mengubah negatifnya atau
mengendalikannya.
Selain penggunaan ulang dan pendaurulangan, masih ada lagi
upaya untuk mencegah pencemaran, yaitu melakukan perawatan bahan /
pengurangan (pengurangan), dan melakukan pemeliharaan (perbaikan). Di
negara maju, slogan- slogan menggunakan kembali, mengurangi, dan
memperbaiki, banyak diedarkan ke masyarakat (Sumampouw, 2015).
16
BAB III
17
Pencemaran yang semakin meningkat tersebut berdampak tidak hanya
bagi lingkungan itu snediri tetapii juga bagi tumbuhan, hewan dan tentu saja pada
manusia. Jika lingkungan udara, air, dan daratan tercemar, maka tumbuhan yang
hidup diatasnya juga akan menyerap unsur-unsur yang telah tercemar. Binatang
yang memakan tumbuhan dan meminum air serta menghirup udara yang tercemar
juga akan ikut tercemar. Akhirnya, manusia yang hidup dengan memanfaatkan
udara, air dan daratan serta tumbuhan dan hewan yang telah tercemar juga akan
ikut merasakan dampak buruk dari pencemaran.
18
dampak pencemaran tanah adalah adanya pemandangan yang kotor ataupun
kumuh akibat tumpukan sampah dalam jumlah yang besar. Dampak tidak
langsung dari pencemaran tanah adalah munculnya berbagai penyakit akibat
pemanfaatan timbunan sampaholeh organisme pembawa penyakit, seperti
tikus, lalat, nyamuk dan lain-lain. Binatang-binatang tersebut memanfaatkan
sampah sebagai sumber makanan dan tempat berkembangbiak. Penyakit yang
ditimbulkan seperti penyakit pes, kaki gajah, malaria dan demam berdarah.
4. Dampak kerusakan hutan
Dampak dari kerusakan hutan bukan saja mengenai pengurangan luas
hutan tetapi juga banyaknya hewan yang terancam punah. Hal ini disebabkan
karena hutan merupakan tempat tinggal atau habitat untuk hewan-hewan
tersebut. Jika adanya kerusakan hutan maka sumber makanan yang di
butuhkan hewan tersebut pun akan hilang dan hewan tersebut akan mati.
Dampak merugikan bai manusia adalah menyebabkan banjir dan kekeringan,
akan hilangnya sumber makanan serta obat-obatan, terjadinya krisis air
bersih, hewan pindah mencari sumber makanan baru di tempat baru, termasuk
mencari makanan di wilayah pertanian dan permukiman penduduk (Setiwan,
2015)
19
BAB IV
STUDI KASUS
“Krisis Iklim: Berbagai Kasus Mengenai PLTU Batu Bara dan Solusi dalam
Menghadapinya”
20
b. Dampak PLTU Tanjung Jati B di Desa Tubanan Kecamatan Kembang
Kabupaten Jepara
PLTU Tanjung Jati B di Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten
Jepara merupakan pembangkit listrik yang didirikan pemerintah dan dipelopori
oleh PT. Sumitomo Coorporation Wasa Mitra Join Operational yang
merupakan pemborong dari Jepang. PLTU tersebut dibangun untuk memenuhi
kebutuhan listrik untuk wilayah Pulau Jawa, Madura dan Bali, yang tentunya
membawa dampak yang sangat banyak bagi masyarakat masyarakat di sekitar
PLTU. Dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya adalah polusi udara,
getaran mesin, radiasi yang merupakan suara bising yang dihasilkan dari kipas
pendingin yang berkapasitas besar, limbah batu bara sisa bahan bakar utama
mesin PLTU.
Dampak lingkungan hidup yang dirasakan masyarakat adalah perubahan
cuaca yang semakin panas, intensitas hujan yang sangat sedikit dan polusi yang
semakin banyak, ruang terbuka hijau yang semakin berkurang, selain itu
keadaan air laut yang berubah sehingga mempengaruhi habitat di dalamnya.
Banyak warga yang merasakan dampak pada aspek kesehatan, seperti gatal-
gatal, kulit kering, batuk berdahak (Prakoso dkk, 2016).
21
juga mengotori pepohonan yang ada di sekitar TPS, sehingga tidak sedikit
pohon yang meranggas dan mati (Ariefana, 2019).
22
Navajo Generation Station yang merupakan salah satu PLTU terbesar di
Amerika Serikat, secara permanen telah tutup pada November 2019.
Penutupan ini berarti bahwa listrik di daerah Nevada Selatan telah bebas dari
batu bara. Energi surya dan energi angin bertumbuh sangat cepat di Amerika
Serikat dalam penggunaanya sebagai energi terbarukan (Egan, 2019).
Energi terbarukan menyumbang lebih dari setengah kebutuhan pasar akan
listrik di Australia untuk pertama kalinya pada 2019. Australia menunjukkan
pengurangan penggunaan batu bara. Batu bara dianggap lebih murah daripada
energi terbarukan, tetapi nyatanya penggunaan batu bara membutuhkan biaya
perbaikan lebih besar daripada penggunaan energi terbarukan. Serta
penggunaan energi terbarukan seperti angin dan energi surya membutuhkan
biaya yang murah/sedikit (Mannheim, 2019).
23
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran lingkungan merupakan perubahan yang tak
dikehendaki dari lingkungan yang sebagian besar akibat dari kegiatan
manusia. Pencemaran terbagi menjadi beberapa 4 macam, diantaranya
pencemaran air, udara, tanah, dan suara. Zat-zat yang menyebabkan
pencemaran di sebut polutan. Sumber pencemaran dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor manusia dan faktor alam. Pencemaran yang semakin
meningkat berdampak tidak hanya bagi lingkungan itu sendiri tetapi juga
bagi tumbuhan, hewan dan tentu saja pada manusia, seperti timbulnya
penyakit. Contoh studi kasus mengenai pencemaran seperti dampak PLTU
terhadap masyarakat di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaili, dampak
PLTU tanjung jati B di Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten
Jepara, dan Abu PLTU Suralaya.
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat digunakan
sebagai bahan rujukan oleh pembaca. Makalah ini diharapkan juga dapat
diterapkan dalam kegiatan penulisan lainnya. Masih banyak kekurangan
yang harus kami perbaiki dalam penyusunan makalah ini, untuk
meningkatkan kualitas makalah, maka penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang agar penyusun dalam pembuatan makalah dapat
lebih baik lagi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Ariefana, Pebriansyah. 2019. Abu Limbah PLTU Suralaya Banten Berterbangan,
Warga Sekitar Resah. Diambil dari banten.suara.com pada Rabu, 11
Desember 2019 pukul 13.23 WIB.
Egan, Matt. 2019. Solar, wind and hydro power could soon surpass coal. Diambil
dari edition.cnn.com pada Rabu 11 Desember 2019 pukul 13.40 WIB.
Prakoso, Bayu Aji, dkk. 2016. Evaluasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) Tanjung Jati B di Desa Tubanan Kecamatan Kembang
Kabupaten Jepara. Journal of Public Policy and Management Review. Vol
5, No. 2.
25
Sumampouw, Jufri Oksfriani. 2018. Indikator Pencemaran Lingkungan.
Yogyakarta : deepublish
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). 2018. Mendesak Transisi Energi
Bersih, Berkeadilan dan Berdaulat untuk Mewujudkan Keadaan Iklim.
Diambil dari walhi.or.id pada Rabu, 11 Desember 2019 pukul 20.19 WIB.
World Coal Institute. 2005. Sumber Daya Batu Bara, Tinjauan Lengkap
Mengenai Batu Bara. Inggris: World Coal Institute.
26