KTI
DEWI ANGGRAINI
19.011
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
keperawatan ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar
01.07.02 Binjai.
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
ini, yaitu :
I/BB Binjai.
2. Ibu Ade Irma Triana Siregar, S.Kep.,M Kes sebagai Dosen Pembimbing
Binjai.
i
4. Ibu Nurleli S.Kep, Ns M.KM Selaku Penguji II
banyak memberi dukungan dan Do’a, serta kasih sayang yang tak henti-
hentinya diberikan kepada penulis, dan dukungan yang telah diberikan baik
8. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan proposal ini semoga mendapat karunia dari Yang Maha Kuasa.
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
penelitian selanjutnya.
Penulis
( Dewi Anggraini )
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................v
DAFTAR SKEMA...................................................................................vi
BAB 1:PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................6
iii
3.9 Analisa Data dan Penyajian Data.................................................56
3.10 Etika Studi Kasus...................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Pathway..............................................................................27
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
tanda dan gejala yang ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau
(Riskesdas,2018).
peningkatan angka kematian akibat gagal jantung, 17,5 juta kasus terjadi pada
tahun 2021,23 juta kasus terjadi pada tahun 2014 pada tahun 2016 tercatat,
17,5 juta orang didunia meninggal akibat gagal jantung. Berdasarkan hasil
viii
jantung di Indonesia terdapat 1,5% kasus dan terus meningkat sering
adalah usia 65-74 Tahun (0,49%) dan terendah pada kelompok usia 15-24
(Riskesdas 2018)
peningkatan selama tiga tahun terakhir, yaitu sebanyak 238 pasien pada tahun
2014, 248 pasien pada tahun 2015 dan sebanyak 295 pasien pada tahun 2016.
menular dengan jumlah penderita sebanyak 345 berumur >60 tahun. Jumlah
(Casc Fatly Rate),Kelompok usia 20-29 tahun merupakan sampel yang paling
ix
Kemudian pada tahun 2016 sebanyak 351 orang dan pada tahun 2017
01.07.02 Binjai tahun 2016 sebanyak 80 orang, pada tahun 2017 sebanyak
127 orang, di tahun 2018 sebanyak 136 orang, ditahun 2019 sebanyak 227
orang, kemudian ditahun 2020 sebanyak 305 orang pasien yang dirawat inap
penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun
dan data di kumpulkan dengan mengambil data atau status pasien melalui
rekam medik.
meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit CHF sehingga
penyakit CHF agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan, seperti
x
plak pada pembuluh darah, serta diharapkan untuk rajin mengontrol tekanan
penderita CHF, yaitu dengan melakukan latihan fisik, seperti senan jantung
serta rutin melakukan medical check up. (Rahmatiana & Clara, 2019)
Kongestive) ? ”
xi
1.3 Tujuan Penulisan
(CHF)”
(CHF)”
xii
6. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan gangguan
(CHF)”.
(CHF)
selama pendidikan”
xiii
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat digunakan sebagai
xiv
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
Congestive Heart Failure atau yang biasa disebut gagal jantung kongestive
jantung kongestif sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan
kanan. (Kasron,2016).
dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat
aktifitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal
xv
jantung, kardiomiopati dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut
ventrikel untuk mengisi darah atau mengeluarkan darah. Banyak pasien yang
memiliki gejala sugestif gagal jantung (sesak napas, edema perifer, dyspnea
kiri mungkin tidak memiliki disfungsi diastolik. Salah satu gejala sugestif
sesak nafas yang dialami seperti saat sedang istirahat atau aktivitas yang
ditandai dengan takipnea, takikardi dan ronchi paru. Pada pasien gagal
jantung saat kondisi istirahat saturasi oksigen berkisar antara 91% sampai
darah dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari
empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di
memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri
dinamakan septum.
xvi
Gambar 2.1 (Anatomi Jantung)
a. Letak Jantung
sebelah kiri sternum. Jantung manusia terletak dalam rongga thoraks pada
bagian kiri agak tengah tepatnya diatas sekat diafragma yang memisahkan
rongga dada dengan rongga perut. Dibawah kantung jantung, akan tetapi
Disebelah kiri dan kanan jantung terdapat kedua paru-paru kita (Kasron,
2016).
xvii
Jantung normal yang dibungkus oleh perikardium pada mediastinum
medialis dan sebagian tertutup oleh jaringan paru. Bagian depan dibatasi oleh
sternum dan costae 3,4 dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak
kedepan kiri dan apeks kordis/icetus cordis berada paling depan dalam rongga
dada. Apeks ini dapat diraba pada intercosta sinistra 4-5 dekat linea
pulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan dan berat jantung
tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan
2. Rongga dada kiri (Cavum pleura Sinistra), rongga pleura kiri dan kanan berisi
tengah dada antara rongga dada kanan dan rongga dada kiri, mediastinum
dibagi menjadi bagian anterior, medius, posterior dan superior (Kasron, 2016).
b. Ruang Jantung
ventrikel :
xviii
Dimana atrium dan ventrikel dibagi lagi menjadi dextra dan sinistra, sehingga
jantung memiliki 4 ruang yaitu atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra
1. Atrium Dextra
darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang
mengalir ke ventrikel dextra. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini
masuk ke dalam atrium dextra melalui vena kava superior, vena kava inverior
dan sinuskoronarius. Muara vena kava tidak terdapat katup-katup sejati. Vena
kava dan atrium jantung dipisahkan oleh lipatan katup atau pita otot yang
bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikkan kembali ke dalam vena
secara aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung
(Kasron, 2016).
2. Ventrikel Dextra
kekuatan yang cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterimanya
xix
dari atrium kesirkulasi pulmonal maupun sirkulasi sistemik. Ventrikel dextra
resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel dextra,
ventrikel sinistra . oleh krena itu, beban kerja ventrikel dextra jauh lebih
ringan dari pada ventrikel sinistra. Akibatnya, tebal dinding ventrikel dextra
seperti pada khasus hipertensi pulmonal progresif maka sel otot ventrikel
ventrikel. Tetapi pada khasus risistensi paru yang meningkat secara akut
dextra tidak cukup kuat sehingga dapat terjadi kematian (Kasron, 2016).
3. Atrium Sinistra
keempat vena pulmonalis. Antara vena pulmoalis dan atrium sinistra tidak
terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium sinistra
sinistra memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir
xx
dari atrium sinistra ke dalam ventrikel sinistra melalui katup
mitralis (Kasron,
2016).
4. Ventrikel sinistra
lebih tinggi dari pada ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara
infrak miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui
xxi
Gambar 2.2 Katub-katub Jantung
c. Katub Jantung
1. Katup Trikuspidalis
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini membuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat ventrikel
katup.
2. Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspidalis tertutup, darah akan mengalir dari ventrikel kanan
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru
xxii
kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis
yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi
pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspidalis terdiri dari dua daun katup.
4. Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup
ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan
mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel
kiri.
d. Lapisan Jantung
1. Perikardium (Epikardium)
Epi berarti “di atas”, cardium berarti “jantung”, yang mana bagian ini
xxiii
diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum
jantung.
2. Miokardium
Mio berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot
tersusun secara spiral dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang
3. Endokardium
Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, yaitu suatu
jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi
peredaran darah.
Batas-batas jantung:
1. Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI)
xxiv
5. Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang
keempat katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan
menjaga agar darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup
ini adalah katup trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel
kanan, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal,
katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup
aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun
(leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun
(leaflet).
simpatis dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui
preksus jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV,
serta hanya sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal dari
trunkus toraksik dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan ventrikel.
kanan berasal dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis
dan apendiks atrium kanan, turun ke lekukan A-V kanan sampai mencapai
xxv
arteri posterior desenden/ posterior decendens artery (PDA) disebut dominan
kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta posterior kiri dan terbagi
jantung.
celah atrioventrikuler.
2.1.3 Etiologi
1. Kelainan otot jantung, gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan
otot jantung.
xxvi
4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan
2.1.4 Klasifikasi
jantung iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kronis terjadi
xxvii
retensi air dan sodium pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia,
a. Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal memompa darah secara
Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat
akibat turunnya curah jantung pada kegagalan jantung. Ventrikel kanan dan
kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling
xxviii
sering mendahului gagal ventrikel kanan. Kegagalan salah satu ventrikel
(Kasron, 2016).
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri
tak mampu memompa darah yang datang dari paru. Menifestasi klinis yang
terjadi yaitu :
1) Dispneu
gas. Dapat terjadi ortopnu. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnu pada
2) Batuk
3) Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari
bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
xxix
b. Gagal jantung kanan :
3) Hepatomegali Dan nyeri tekan pada kuadrat kanan atas abdomen terjadi akibat
Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga abdomen.
5) Nokturia
6) Kelemahan
a. Kelas 1: Penderita jantung yang tidak ada pembatas aktivitas atau tanpa
keluhan – Anda masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari tanpa disertai
batasan aktivitas fisik karena akan timbul gejala pada saat melakukan aktivitas
batasan aktivitas fisik bermakna karena akan timbul gejala pada saat
xxx
d. Kelas 4: Penderita jantung yang yang dikatagorikan berat – dimana penderit
tidak mampu melakukan aktivitas fisik karena gelaja sudah dirasakan pada saat
istirahat.
2.1.6 Patofisiologi
keadaan :
b. Konraktilitas
serabut jantung.
xxxi
Pada keadaan gagal jantung, bila salah satu/lebih dari keadaan diatas
terjadi edema. Edema perifer terjadi akibat penimbunan cairan dalam ruang
vasok ontriksi ginjal pada waktu istirahat dan juga redistribusi cairan dan
xxxii
menurunkan pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah di paru-paru.
akan membentuk asma di dalam tubuh. Situasi ini akan memberikan suatu
gejala sesak napa (dyspnea), ortopnea (dyspnea saat berbaring) terjadi apabila
aliran darah dari ektrimitas meninggalkan aliran balik vena kejantung dan
nyeri tekan pada kuadrat kanan. Suplai darah yang kurang di daerah otot dan
kulit, menyebabkan kulit menjadi pucat dan dingin serta timbul gejala letih,
xxxiii
Skema I Patway (Wijaya & Putri, 2013).
Peningkatan Peningkatan
Preload Peningkatan Beban Afterload
Kerja Jantung
xxxiv
Skema I Patway (Wijaya & Putri, 2013).
2.1.7 Komplikasi CHF
vena dalam atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP)
pemberian warfarin).
1. Syok Kardigenik.
statis darah.
xxxv
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
pergerakan dinding.
xxxvi
8. Analisa Gas Darah (AGD) Gagal ventrikel kiri ditandai dengan
bahanbahan farmakologis.
b. Terapi Farmakologi
xxxvii
3. Obat inotropik Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah
jantung.
kapasitas vena.
jantung.
2.1.10 Pencegahan
xxxviii
lemak jenuh seperti gorengan, mentega, es krim dan daging olahan.
4. Jika Anda memiliki tingkat tekanan darah dan kolesterol yang tinggi,
perokok, maka jauhi asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif.
seperti bersepeda atau berjalan kaki, minimal dua setengah jam per
minggu.
1. Pegumpulan Data
xxxix
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang di
a. Anamnesa
1. Identitas penderita
a) Identitas klien
2. Keluhan utama
edema sistemik.
xl
dengan gejala-gejala kongesti vaskuler pulmonal, yakni munculnya
biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu, yang mungkin masih
5. Riwayat keluarga
Tanyakan pasien penyakit yang pernah dialami oleh kelurga. Bila ada
jantung pada orang tuanya juga menjadi faktor utama untuk penyakit
b. Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas/ istrirahat
dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga.
xli
Tanda: gelisah, perubahan status mental (latergi, TTV berubah pada
aktivitas).
2. Sirkulasi
Gejala:
septik, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen, sabuk terlalu kuat
Tanda:
S2 mungkin lemah.
insufisiensi x.
dapat terjadi, nadi sentral mungkin kuat, misal: nadi jugularis coatis
abdominal terlihat.
xlii
9) Warna kulit: kebiruan, pucat, abu-abu, sianosis.
10) Punggung kuku: pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
ekstremitas.
3. Integritas ego
Gejala:
Tanda:
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
Gejala:
b. Mual/ muntah.
xliii
d. Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
f. Diet tinggi garam/ makanan yang telah diproses, lemak, gula, dan
kafein.
Tanda:
6. Hygiene
7. Neurosensor
tersinggung.
8. Nyeri/ kenyamanan
Gejala: Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan.
melindungi diri.
9. Pernapasan
Gejala :
xliv
a. Dispnea saat beraktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal.
Tanda:
otot aksesoris.
pulmonal.
mengi.
c. Pemeriksaan penunjang
1) Radiogram dada
paru,kardiomegali.
xlv
2) Kimia darah
3) Urine
4) Fungsi hati
2. Analisa Data
analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas data
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
xlvi
klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi dimana
lobus hepar, Kematian sel hepar, fibrosis, sirosis, peningkatan tekanan vena
2.2.3 Intervensi Keperawatan
xlvii
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan
1. Diagnosa I
Rencana Keperawatan
xlviii
c. Sesak (dipneu) berkurang
Kolaborasi
2. Diagnosa II
Rencana Keperawatan
xlix
Kaji tanda-tanda vital
pengendalian nyeri Ajarkan teknik non farmakologi
dengan cara tarik napas dalam,
c. Meningkatkan relaksasi dan kompres dingin atau
kenyamanan hangat
umum Tingkatkan istirahat
Control lingkungan yang dapat
d. Tidak mengalami mempengaruhi nyeri seperti suhu
gangguan ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
pola tidur
3. Diagnosa III
Rencana Keperawatan
l
tempat dari tempat tidur, Kaji tingkat kemampuan klien
berdiri. untuk berpindah dari tempat
d. Lelah berkurang tidur, berdiri
Bantu posisi pasien untuk
mengubah secara berkala
Kolaborasi
4. Diagnosa IV
hepar, Kematian sel hepar, fibrosis, sirosis, peningkatan tekanan vena porta,
Rencana Keperawatan
li
Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama …x24 jam
diharapkan kelebihan volume
cairan kembali adekuat dengan Pertahankan duduk semi fowler
kriteria hasil : Pantau tanda –tanda vital
Pantau pengeluaran urine
Ubah posisi klien secara berkala
Pantau indikasi kelebihan atau
a. Kelebihan cairan dapat di
retensi cairan
kurangi
Timbang berat badan setiap hari
b. Tanda-tanda vital normal
c. Odema berkurang Ajarkan pasien untuk menaati
d. BB normal diet rendah natrium (garam)
e. Klien menaati diet yang
Kolaborasi :
diberikan
5. Diagnosa V
Rencana Keperawatan
lii
keperawatan selama …x24 jam
diharapkan Resiko gangguan
pertukaran gas kembali adekuat
dengan kriteria hasil: Berikan posisi untuk mengurangi
dipsneu
Berikan posisi Semi Fowler
Ajarkan untuk batuk efektif dan
a. Nilai Gas Darah Arteri (AGD) tarik nafas dalam
normal Pantau saturasi O2
b. Tanda-tanda vital normal
Pantau Tanda-tanda vital
c. Saturasi O2 Normal
d. Pemeriksaan gas darah arteri
(GDA) Normal
Kolaborasi :
6. Diagnosa VI
perfusi organ sistemik, peningkatan ADH, retensi Na & air, Edema ekstremitas.
Rencana Keperawatan
liii
Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama …x24 jam
diharapkan Resiko intergitas kulit
kembali adekuat dengan kriteria Pantau tanda infeksi
hasil: Pantau tanda-tanda vital
Anjurkan Pasien untuk sering
mengubah posisi di tempat tidur
Berikan pengobatan secara berkala
a. Tanda-tanda infeksi tidak ada
Mencegah komplikasi luka dan
dan gejala infeksi
meningkatkan penyembuhan luka
b. Tanda-tanda vital normal
c. Tidak ada lesi
Kolaborasi :
antibiotic
siap untuk menjelaskan dan melaksanakan intervensi dan aktifitas yang telah
liv
respon pasien terhadap setiap intervensi dan mendokumentasikannya
interdependen (Doenges, 2017).
lv
dan tujuan yang sebagian terpenuhi mengharuskan perawat untuk
(Doenges,2017).
BAB 3
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus
lvi
Binjai. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan asuhan keperawatan
menulis.
Evaluasi.
menggangu sistem pembuluh darah, dalam hal ini adalah jantung. Congestive
menggangu sistem pembuluh darah, dalam hal ini adalah jantung. Congestive
lvii
heart failure (gagal jantung Congestive) adalah ketidakmampuan Jantung
lviii
x/i
Bradikardi:,60x/
i
3. Intoleransi aktivitas - MMT (Manual -Perawat mengukur Normal nilai otot:
adalah Muscle Testing) kekuatan otot 0: tidak dapat
ketidakcukupan dengan manual melakukan
energy psikologis musle (MMT) yaitu kontraksi otot
untuk melakukan perawat mendorong 1: terjadi kontraksi
aktivitas sehari – tubuh klien kearah otot namun tidak
hari tertentu dan klien ada gerakan
diminta menambah 2: otot dapat
dorongan tersebut, berkontraksi tetapi
lalu perawat tidak dapat
mencatat score atau bergerak melawan
nilai kekuatan otot gravitasi
tersebut 3: otot dapat
berkontraksi dan
menggerakkan
bagian tubuh secara
penih melawan
gravitasi
4: otot mampu
berkontraksi dan
menggerakkan
tubuh melawan
dorongan yang
diberikan peraawat
5: otot berfungsi
normal dan mampu
melawan tahanan
malsimal.
lix
4. Gangguan - Hasil Lab AGD - Perawat pertama Untuk mengetahui
pertukaran gas (Analisa Gas akan pola pernafasan
adalah kelebihan Darah/Aterial mensterilkan (kecukupan,
atau kekurangan Blood Gas) tempat kedalaman)
oksigenasi dan atau - Pulse oxsimetri penyuntikan atau - PaO2 (tekanan
eliminasi daerah parsial oksigen)
karbondioksida penyuntikan 75 – 100 mmhg
pada membrane dengan antiseptic, - PaCO2 (tekanan
alveolus kapiler setelah parsial
menemukan karbondioksida)
arteri perawat 38-48 mmhg
akan - Normal Ph<7,0=
memasukkan disebut asam
jarum ke dalam - Ph>7,,0=disebut
arteri dan basa
mengambil darah - Saturasi oksigen
setelah dia rasa (Sa02) : 94-100%
cukup kemudian Pc03
jarum dicabut dan - Rentang Sa02
luka tusuk di Normal:95-100%
tutup dengan tidak normal
perban _____________
dibawah 95%
5. (Hipervolumia) - Pitting Edema - Menekan kulit di Untuk mengetahui
atau kelebihan daerah bengkak. derajat kedalaman
volume cairan - Edema pitting di edema.
adalah peningkatan tandai dengan Derajat 1:
volume lekukan yang kedalamannya 1-3
intravaskuler, tetap terlihat mm dengan waktu
interstisiel dan/atau selama beberapa kembali 3 detik
intraseluler menit setelah Derajat 2:
penekanan. kedalamannya 3-5
mm dengan waktu
kembali 5 detik
Derajat 3:
kedalamannya 5-7
mm dengan waktu
kembali 7 detik
Derjat 4:
kedalamannya 7
mm dengan waktu
kembali 7 detik
6. Risiko tinggi -Format - Mengukurbagian -Tidak ada turgor
kerusakan pengkajian fisik yang edema kulilt, dan kulit
integritas kulit - Mengamatikerusa tidak kering
adalah beresiko kankulit, dan (normal, turgor
lx
mengalami pantaukarakteristi kembali dalam
kerusakan kluk waktu kurang dari
kulit(dermis - Inspeksi 2 detik).
dan/atau epidermis) - Palpasi -Denervasi kulit
atau jaringan menyebabkan
(membrane produktivitas
mukosa, kornea, keringat
fasis, otot, tendon, menurun,sehingga
tulang, kartilago, kulit kaki
kapsul, sendi,atau kering,pecah,rabut
ligament). kaki/jari
(-),kalus,claw toe,
Ukus tergantung
saat ditmkan (0-5)
-(a) Kulit
kering,pecah-
pecah,tidak normal
(b) Kulit arteri
dingin,pulsasi(-)
-(c) Ulkus: Kalkus
tebalan keras
-(d) Pemeriksaan
vaskuler
1. Data Primer
pasien.
lxi
2. Data Sekunder
adalah :
b) Observasi
c) PemeriksaanFisik
a. Inspeksi
b. Auskultasi
lxii
informasi fungsinya.
c. Palpasi
d. Perkusi
2015).
01.07.02 Binjai, karena RST sudah terakreditasi dan pelayanan dan alat yang
memadai.
a.Populasi
lxiii
Populasi berarti seluruh jumlah orang atau pendek disuatu daerah, jumlah
orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama, jumlah penghuni
b.Sampel
diteliti. Perlu dibedakan disini, istilah sampel. Sampel merupakan bagian dari
populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dari suatu penelitian. Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami penyakit Gagal Jantung
hemoragik. Data yang telah didapat dari hasil melakukan asuhan keperawatan
secara tekstur/narasi.
lxiv
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
responden tidak bersedia, maka calon respon den berhak untuk menolak dan
ditandatangani oleh klien sebagai tanda klien sudah bersedia menjadi subjek
3.Kerahasiaan (Confidentialy)
lxv
Yaitu dalam identitas patisipan dijamin oleh peneliti dan hanya
lxvi
DAFTAR PUSTAKA
Lemone Prisilia, dan Karen M. Burke, Gerene Bauldoff. (2016). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Rahneva, T., Domenichini, G., Diab, I., Dhillon, O., Baker, V., Hunter, R., ... &
Schilling, R. (2014). 54 The lung impedance monitoring in treatment of
chronic heart failure, preliminary results from the LIMIT-CHF study.
Europace, 16(suppl_3), iii20-iii20.
Wijaya, Andre & Yessie Putri. 2013. Buku KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogjakarta: Nuha Medika. Diakses 5 Januari 2022
Pukul 08:30 WIB
Mengetahui,
Pembimbing Ketua Program Studi
I. BIODATA
a. IdentitasPasien :
Nama / Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama / Suku :
Pendidikan :
Alamat Rumah :
Tanggal Masuk :
No Register :
Ruangan / Kamar :
Diagnosis Medis :
b. Penanggung Jawab :
Nama :
Alamat :
Hubungandenganklaim :
.................................................................................................................................
VI PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran
Berat Badan
Tinggi Badan
GCS
b. Tanda-tanda vital pasien
TD
Nadi
RR
PemeriksaanFisik
Kepala
Bentuk, keadaankulit, pertumbuhanrambut
Mata :kebersihan, penglihatan, pupil, reflek, selera, konjungtiva
Hidung :fungsi, polip, secret, nyeri
Mulut :kemampuanbicara,
Leher
Bentuk, gerakkan, pembesarantyroid, kelenjargetahbening, tonsil,
JVP, nyeritekan
Dada
Inspeksi : bentuk dada, kelainanbentuk, retraksiotot
dada, pergerakan
pergerakanselamapernafasan, jenispernafasan
Auskultasi : suarapernafasan, bunyijantung, suara
abnormal yang ditemui
Perkusi : batasjantung dan paru
Palpasi : simetris? Nyeri tekan, massa,
kedalamanpernafasan
1. Abdomen
Inspeksi : warna, kulit, vena
Auskultasi : frekuensi dan intensitas peristaltic
Perkusi : udara, cairan, massa, tumor
Palpasi : tonus otot, kekenyalan, ukuran organ
2. Genetalia
Inspeksi : warna, terpasangalatbantu,
kelainansimpisis
Palpasi : terabapenumpukan urine
3. Ekstremitas
Atas : kelengkapan, kelainanjari,
kesimetrisangerak, ada yang
menggangugerak, gerakan bahu, siku,
pergelangantangan
Bawah : kelengkapan, edemaperifer, kekuatanotot,
bentuk kaki,
varises, gerakkanotot, gerakanpanggul, pergelangan
kaki
dan jari-jari
POLA AKTIVITAS SEHARI HARI
No. Di Rumah Di RS
1. Nutrisi
- Makan
Frekuensi
Jenis
Makanan yang disukai
- Minum
Frekuensi
Jenis
Makanan yang disukai
2. Eliminasi
- BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
- BAK
- Frekunsi
Volume
Warna
3. Personal Higyene
- Mandi
- Keramas
- Gosokgigi
- Kuku
- Ganti Pakaian
4. Istirahat
- Tidurmalam
- Tidursiang
6. Data Spiritual
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
Laboratorium
EEG, ECG, EMG, USG, CT Scan
Tulis tanggalpemeriksaan, hasil dan rentangnilainormalnya
ANALISA DATA
S:
O:
S+O :
Pencapaian
A:
P: