Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMAN, ISLAM, DAN IHSAN SECARA PENGERTIAN DAN


INDIKATOR-INDIKATORNYA
Diajukan Guna Memenuhi
Tugas Mata kuliah Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu: Drs. H. Amin Bay, M.Ag.

Disusun oleh: Kelompok 1


ALI IMRON : 20.01.0005
M AKSAN : 20.01.0023
PATRICIA WULANDARI : 20.01.0029
PUTRI INDAH P S : 20.01.0031
WARSIAH : 20.01.0040

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
AL-AMIN INDRAMAYU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat,


rahmat, dan hidayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
yang diberi judul “Iman, Islam, dan Ihsan pengertian dan Indikasi-
Indikasinya" dengan semaksimal mungkin untuk memenuhi tugas
kelompok Hadits Tarbawi. Shalawat serta salam tetap tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan
kebodohan dan kekufuran menuju jalan yang terang dan penuh dengan
berkah.

Terima kasih kami ucapkan kepada, bapak Drs. H. Amin Bay,


M.Ag.. Selaku dosen pengampu Hadits Tarbawi yang telah memberikan
tugas makalah ini, sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-
kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah
kami di lain waktu. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa/i STIT Al
Amin Indramayu.

Indramayu, 27 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar........................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.....................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................1
C. TUJUAN MASALAH.....................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ISLAM, IMAN DAN IHSAN SERTA INDIKATOR-


INDIKATORNYA..........................................................................3

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN ......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Materi pendidikan Islam menjadi salah satu faktor penting demi tercapainya
tujuan utama pendidikan Islam, yaitu tercapainya tujuan pendidikan Islam
sesuai dengan makna tarbiyah, ta‘lim, ta’dib dan tahdzib. Sehingga
terbentuklah insan kamil dengan pola taqwa. Sesungguhnya, pokok dari materi
Pendidikan Islam terdapat pada konsep Islam, iman dan ihsan.Ada terdapat
beberapa hadis terkait konsep Islam dan rukun-rukunnya, konsep iman dan
rukun-rukunnya, serta pembahasan konsep ihsan. Maka dalam tulisan ini
penulis akan membahas pengertian Islam, iman dan ihsan lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah
Jelaskan pengertian Islam, Iman dan Ihsan serta Indikator-indikatornya?
C. Tujuan Masalah
Mengetahui makna Islam, Iman dan Ihsan serta Indikator-indikatornya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Berikut adalah hadist shahih yang diriwayatkan Imam Muslim:

‫ بَ ْينَ َما نَحْ نُ ُجلُوْ سٌ ِع ْن َد َرسُوْ ِل هللاِ صلى هللا عليه و سلّم‬:‫ال‬ َ َ‫ع َْن ُع َم َر رضي هللا عنه َأيضا ً ق‬
َ‫ْر الَ ي َُرى َعلَ ْي ِه َأثَ ُر ال َّسفَ ِر َوال‬ ِ ‫ب َش ِد ْي ُد َس َوا ِد ال َّشع‬ ِ ‫اض الثِّيَا‬ ِ َ‫َذاتَ يَوْ ٍم ِإ ْذ طَلَ َع َعلَ ْينَا َر ُج ٌل َش ِد ْي ُد بَي‬
‫ض َع‬ َ ‫س ِإلَى النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم فََأ ْسنَ َد ُر ْكبَتَ ْي ِه ِإلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه َو َو‬ َ َ‫ْرفُهُ ِمنَّا َأ َح ٌد َحتَّى َجل‬ ِ ‫يَع‬
:‫ال َرسُو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬ َ َ‫ فَق‬،‫ يَا ُم َح َّم ُد َأ ْخبِرْ نِي‡ ع َِن اِإل ْسالَم‬:‫ال‬ َ َ‫َكفَّ ْي ِه َعلَى فَ ِخ َذ ْي ِه َوق‬
،َ‫ َوتُْؤ تِ َي ال َّز َكاة‬،َ‫صالَة‬ َّ ‫ َوتُقِ ْي َم ال‬،ِ‫(اِإل ْسالَ ُم َأ ْن تَ ْشهَ َد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّم َداً َرسُوْ ُل هللا‬
ُ‫ فَ َع ِج ْبنَا‡ لَهُ يَ ْسَألُه‬. َ‫ص َد ْقت‬َ :‫ال‬ َ َ‫ ق‬.ً‫ َوتَ ُح َّج البيْتَ ِإ ِن اِ ْستَطَعتَ ِإل ْي ِه َسبِ ْيال‬، َ‫ضان‬ َ ‫َوتَصُوْ َ‡م َر َم‬
‫ َو ْاليَوْ ِم‬،‫ َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه‬،‫ َو َمالِئ َكتِ ِه‬،ِ‫ َأ ْن تُْؤ ِمنَ بِاهلل‬:‫ قَا َل‬،‫ فََأ ْخبِرْ نِ ْ‡ي َع ِن اِإل ْي َما ِن‬:‫ قَا َل‬،ُ‫ص ِّدقُه‬ َ ُ‫َوي‬
َ‫ َأ ْن تَ ْعبُ َد هللا‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ان‬ ِ ‫ فََأ ْخبِرْ نِ ْي ع َِن اِإل حْ َس‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬، َ‫ص َد ْقت‬ َ :‫ال‬ ِ ‫ َوتُْؤ ِمنَ بِالقَد‬،‫اَآل ِخ ِر‬
َ َ‫َر خَ ي ِْر ِه َو َشرِّ ِه ق‬
‫ َما ْال َمسُئ ُو ُل َع ْنهَا بَِأ ْعلَ َم‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ فََأ ْخبِرْ نِي‡ ع َِن السَّا َع ِة‬:‫ال‬ َ َ‫ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَِإنَّهُ يَ َراكَ ق‬،ُ‫َكَأنَّكَ تَ َراه‬
َ‫ َوَأ ْن ت ََرى ْال ُحفَاةَ ْال ُع َراةَ ْال َعالَة‬،‫ َأ ْن تَلِ َد اَأل َمةُ َربَّتَهَا‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ فََأ ْخبِرْ نِ ْي ع َْن َأ َما َراتِهَا‬:‫ِمنَ السَّاِئ ِل قَا َل‬
‫ يَا ُع َم ُر أتَ ْد ِري َم ِن السَّاِئلُ؟‬:‫ال‬ ُ ‫ق فَلَبِ ْث‬
َ َ‫ت َملِيَّا ً ثُ َّم ق‬ َ َ‫ِرعَا َء ال َّشا ِء يَتَطَا َولُوْ نَ فِي البُ ْنيَا ِن ثُ َّم ا ْنطَل‬
‫ َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬.‫ فَِإنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل َأتَا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫ هللاُ َو َرسُوْ لُهُ َأ ْعلَ ُم‬:‫ت‬ ُ ‫قُ ْل‬.
Artinya:

Umar bin al-Khaththab berkata, Dahulu kami pernah berada di sisi Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, lalu datanglah seorang laki-laki yang bajunya sangat
putih, rambutnya sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan.
Tidak seorang pun dari kami mengenalnya hingga dia mendatangi Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasalam lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasalam, kemudian ia berkata, Wahai Muhammad,
kabarkanlah kepadaku tentang Islam? Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasalam
menjawab: Kesaksian bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah
dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan puasa Ramadlan, serta haji ke Baitullah jika kamu mampu
bepergian kepadanya. Dia berkata, Kamu benar. Umar berkata, Maka kami kaget
terhadapnya karena dia menanyakannya dan membenarkannya. Dia bertanya lagi,
Kabarkanlah kepadaku tentang iman itu? Beliau menjawab: Kamu beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari
akhir, dan takdir baik dan buruk. Dia berkata, Kamu benar Dia bertanya,
Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan itu? Beliau menjawab: Kamu menyembah

2
Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu. Dia bertanya lagi, Kapankah hari akhir itu? Beliau
menjawab: Tidaklah orang yang ditanya itu lebih mengetahui daripada orang yang
bertanya. Dia bertanya, Lalu kabarkanlah kepadaku tentang tanda-tandanya?
Beliau menjawab: Apabila seorang budak melahirkan (anak) tuan-Nya, dan kamu
melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, penggembala kambing,
namun bermegah-megahan dalam membangun bangunan. Kemudian dia bertolak
pergi. Maka aku tetap saja heran kemudian beliau berkata: Wahai Umar, apakah
kamu tahu siapa penanya tersebut? Aku menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih
tahu. Beliau bersabda: Itulah Jibril, dia mendatangi kalian untuk mengajarkan
kepada kalian tentang pengetahuan agama kalian. (H.R. Muslim).

Beberapa pandangan ulama terkait hadist di atas, Qadhi ‘Iyaadh berkata: Hadis
ini mampu mewakili penjelasan mengenai segala unsur ibadah, baik yang bersifat
lahir maupun batin. Hadis ini juga mencakup penjelasan mengenai iman, aktifitas
fisik, keikhlasan batin, dan pemeliharaan diri dari unsur-unsur yang bisa merusak
nilai ibadah. Imam Nawawi berkata: Hadis ini menghimpun berbagai macam
ilmu, pengetahuan, dan ajaran tentang nilai-nilai etis. Bahkan hadis tersebut
merupakan hadis inti tentang Islam. Seperti yang diriwayatkan dari Qodhi
‘Iyaadh. Menurut Ibnu Daqiqil al `Id: Hadis ini seakan menjadi induk bagi sunnah
sebagaimana al-Fatihah dinamakan Ummul Qur’an karena ia mencakup seluruh
nilai-nilai yang ada dalam al-Qur’an.

Kelengkapan hadis ini, menjadikan beberapa ulama di atas berpendapat bahwa


percakapan antara malaikat Jibril dan Rasulullah Saw ialah untuk mengajarkan
kepada para sahabat dan umumnya kepada umat nabi Muhammad Saw tentang
rukun agama, yaitu iman, Islam, ihsan, dan hari akhir.

A. Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan serta Indikator-


indikatornya
a. Iman
Iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu iimaanan
Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya meyakini
atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya.

3
Iman dapat dimaknai iktiraf, membenarkan, mengakui, pembenaran yang bersifat
khusus.
Menurut WJS. Poerwadarminta iman adalah kepercayaan, keyakinan, ketetapan
hati atau keteguhan hati.
Bila kita perhatikan penggunaan kata Iman dalam Al- Qur`an akan
mendapatinya dalam dua pengertian dasar yaitu:
1. Iman dengan pengertian attashdiiq adalah membenarkan berita yang
datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam salah satu hadist shahih
diceritakan bahwa Rasulullah ketika menjawab pertanyaan Jibril tentang
Iman yang artinya bahwa yang dikatakan Iman itu adalah engkau beriman
kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat
dan engkau beriman bahwa Qadar baik dan buruk adalah dari Allah SWT.
2. Iman dengan pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal : segala perbuatan
kebajikan yang tidak bertentangan dengan hukum yang telah digariskan oleh
syara`. Dalam sebuah ayat dalam al-quran surat al-hujarot: ayat 15:

ۗ ِ ‫اِنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا بِاهّٰلل ِ َو َرسُوْ لِ ٖه ثُ َّم لَ ْم يَرْ تَابُوْ ا‡ َو َجاهَ ُدوْ ا‡ بِا َ ْم َوالِ ِه ْم َواَ ْنفُ ِس ِه ْم فِ ْي َسبِي ِْل هّٰللا‬
ٰۤ ُ
َ‫ص ِدقُوْ ن‬ّ ٰ ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ال‬ ‫ا‬
Dari ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa Iman adalah membenarkan Allah dan
RasulNya tanpa keraguan, berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Pada
akhir ayat tersebut “mereka Itulah orang-orang yang benar” merupakan indikasi
bahwa pada waktu itu ada golongan yang mengaku beriman tanpa bukti golongan
ini sungguh telah berdusta dan mereka tidak dapat memahami hakikat iman
dengan sebenarnya. Mereka menganggap bahwa iman itu hanya pengucapan yang
dilakukan oleh bibir tanpa pembuktian apapun.
Inti pendidikan agama terletak pada pendidikan keimanan. Pendidikan iman
yang dilakukan hendaknya didasarkan kepada wasiat dan petunjuk Rasulullah
dalam menyampaikan dasar-dasar keimanan kepada anak. Sebab dalam diri
Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi setiap orang sebagaimana disebutkan
dalam surat Al Ahzab ayat 21:

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َ‡م ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َ‡ر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬

4
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Raasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu ) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan
hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah.”
Untuk mencapai hasil pendidikan keimanan yang diharapkan, sudah pasti tak
dapat dilakukan tanpa mengikuti jejak dan teladan Rasulullah saw secara tepat dan
benar Salah satunya adalah dengan merujuk kepada contoh dan teladan beliau
yang dipaparkan dalam hadist-hadist yang shahih.
Dalam salah satu hadist beliau memaparkan bahwa akidah Islam itu
mempunyai enam aspek (unsur, rukun) yakni iman kepada Allah, para malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, iman kepada hari akhir dan juga kepada
segala ketentuan yang digariskan-Nya. Sejarah telah membuktikan bahwa
pendidikan keimanan kepada anak yang benar-benar berhasil mewarnai tata
kehidupan masyarakat muslim hanyalah yang ditunjukkan para sahabat Rasulullah
saw sebagai hasil perjuangan beliau.
Rasulullah tidak hanya memberikan teori yang tidak dibuktikan dalam
kehidupan konkritnya, tetapi justru memberikan contoh dan tuntunan praktis yang
diperlukan dalam mendidik anak berdasarkan tauhid. Para sahabat meriwayatkan
hadist tentang praktek beliau tersebut, banyak diantaranya yang masih berusia
anak-anak. Mereka inilah yang mengalami secara langsung didikan Rasulullah
dalam bidang keimanan. Menurut Muhammad Nur Abdul Hafizh, setidaknya
terdapat lima pola dasar pembinaan akidah atau keimanan yang sesuai dengan
petunjuk Rasulullah, yakni:
1) Membacakan kalimat tauhid kepada anak
2) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah Swt.
3) Menanamkan kecintaan anak kepada Rasulullah
4) Mengajarkan Al-Qur`an kepada anak
5) Menanamkan nilai perjuangan dan pengorbanan dalam diri anak.
b. Islam
Kata Islam berasal dari bahasa Arab “S-L-M” ( Sin, Lam, Mim). Artinya
Damai, Suci, Patuh dan Taat (tidak pernah membantah). Dalam pengertian agama
kata Islam berarti kepatuhan kepada kehendak dan kemauan Allah, serta taat
kepada hukum-Nya. Hubungan antara pengertian menurut kata dasar dan

5
pengertian menurut agama erat dan nyata sekali yaitu: “Hanya dengan kepatuhan
kepada kehendak Allah dan tunduk kepada hukum-hukum-Nya seorang dapat
mencapai kedamaian yang sesungguhnya dan memperoleh kesucian yang abadi”.
Islam menurut Zuhairini adalah menempuh jalan keselamatan dengan yakin
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan melaksanakan dengan penuh
kepatuhan dan ketaatan akan segala ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan oleh-
Nya untuk mencapai kesejahteraan dan kesentosaan hidup dengan penuh
keimanan dan kedamaian.
Agama Islam mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengertian agama
pada umumnya. Kata Islam berasal dari Bahasa Arab yang mempunyai
bermacam-macam arti diantaranya sebagai berikut:
 Salam yang artinya selamat, aman sentosa dan sejahtera yaitu aturan hidup
yang dapat menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.
 Aslama yang artinya menyerah atau masuk Islam yaitu agama yang
mengajarkan penyerahan diri kepada Allah, tunduk dan taat kepada hukum
Allah tanpa tawar- menawar.
 Silmun yang artinya keselamatan atau perdamaian, yakni agama yang
mengajarkan hidup yang damai dan selamat.
 Sulamun yang artinya tangga, kendaraan yakni peraturan yang dapat
mengangkat derajat kemanusiaan yang dapat mengantarkan orang kepada
kehidupan yang bahagia.
Adapun kata Islam menurut istilah (terminologi) adalah mengacu kepada
agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT bukan berasal
dari manusia. Sebagai agama sempurna Islam datang untuk menyempurnakan
ajaran yang dibawa oleh Nabi-nabi Allah sebelum Nabi Muhammad.
Kesempurnaan ajaran ini menjadi misi profetik (nubuwwah) kehadiran Nabi
Muhammad SAW. Dalam al-Qur`an (Surah al-Ma‟idah [5]: 3) ditemukan
penegasan tentang kesempurnaan ajaran Islam.
Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu.”

6
Berdasarkan firman Allah di atas, jelas bahwa Islam adalah agama yang
sempurna, agama yang memiliki ajaran yang mencakup semua aspek kehidupan,
dan agama yang menggariskan metode kehidupan secara utuh.
c. Ihsan
Kata ihsan menurut etimologi berasal dari kata hasuna yahsunu husnan
bermakna baik atau bagus. kemudian di depan di kasih hamzah menjadi ahsan
yuhsinu ihsaanan artinya kebaikan. Sedangkan ihsan menurut terminologi adalah
perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat hati beribadah kepada
Allah swt.
adapun pengertian ihsan berdasarkan hadis Nabi Saw.
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah swt seakan-akan engkau melihat-
Nya, jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka Sesungguhnya Allah melihatmu”
(HR. Muslim).
Imam al- Ghazali menjelaskan bahwa iman adalah pembenaran dengan hati
(tasdiq), Islam adalah ketundukan dan kepatuhan (taslim), ihsan adalah kebaikan
terdalam (ahsan atau tahsin). Ketiga istilah ini adalah tiga hal yang berbeda namun
saling terjalin erat. Iman merupakan sebentuk amal. Ia adalah amal yang paling
utama, sedangkan Islam adalah ketundukan baik dengan hati dengan ucapan
maupun dengan tindakan. Tingkat lanjutannya adalah ihsan yaitu melakukan
pembenaran dan ketundukan dengan kesadaran Lillahi Ta’ala tanpa ada unsur lain
yang mempengaruhinya.
Menurut Syaikh `Abdurrahman as Sa`di memaparkan Bahwa Ihsan meliputi 2
bagian. pertama yaitu ihsan dalam beribadah kepada Allah, kedua yaitu ihsan
dalam menjalankan hak sesama makhluk dengan menjalankan hak-haknya. ihsan
kepada sesama ini meliputi 2 yaitu wajib dan sunnah. pertama disebut wajib
misalnya mengabdi pada orang tua dan bersikap adil dalam bermasyarakat. kedua
disebut sunnah misalnya membagikan bantuan tenaga atau harta yang melampaui
batas kadar kewajiban seseorang. salah satu bagian ihsan yang paling utama yaitu
berbuat baik terhadap orang yang berbuat jelek terhadap kita, baik dengan lisan
atau perilaku.
Adapun ruang lingkup ihsan diantaranya:
a. Ibadah

7
Ihsan dalam ibadah itu diwajibkan yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah
seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya dengan cara yang benar yaitu
menyempurnakan syarat, rukun, sunnah dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan
mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan
ibadah-ibadah tersebut dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat
(menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa
memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh
Nya.
b. Muamalah
Dalam muamalah, ihsan dijelaskan Allah SWT pada surah an-Nisa’ ayat 36 yang
berbunyi sebagai berikut, “sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukanNya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya”.
c. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah.
Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila telah melakukan
ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yaitu menyembah
Allah seakan-akan melihat-Nya dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka
sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal itu telah dicapai oleh seorang
hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia
akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku sehingga mereka yang sampai pada
tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya.
Adapun Ihsan berdasarkan akhlak memiliki beberapa macam pembagian yaitu:
- Ihsan kepada orang tua
Ihsan kepada orangtua yakni berbakti kepada keduanya dengan cara menaatinya,
menyampaikan kebaikan kepadanya, tidak menyakitinya, mendoakan kebaikan
dan memohonkan ampunan untuknya, melaksanakan janjinya, serta memuliakan
teman-temannya.
- Ihsan kepada kerabat karib
Ihsan kepada karib kerabat yakni berbuat baik dan menyayangi mereka, berlemah
lembut dan bersimpati kepada mereka, melakukan sesuatu yang dapat

8
menyenangkan mereka dan meninggalkan perkataan atau perbuatan yang bisa
menyakiti mereka.
- Ihsan kepada anak yatim
Ihsan kepada anak-anak yatim yakni dengan menjaga harta mereka, melindungi
hak-hak mereka, mengajari dan mendidik mereka, tidak menyakiti mereka, tidak
memaksa mereka, tersenyum di hadapan mereka dan mengusap kepala mereka.
- Ihsan kepada orang-orang miskin
Ihsan kepada orang-orang miskin ialah dengan menghilangkan rasa lapar mereka,
menutupi aurat mereka, mengajak orang lain agar memberi makan mereka, tidak
merusak kehormatan mereka sehingga mereka tidak merasa dihinakan atau
direndahkan, serta tidak menimpakan keburukan atau penderitaan kepada mereka.
- Ihsan kepada musafir
Ihsan kepada musafir adalah memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya,
melindungi kehormatannya, membimbingnya dan memberinya petunjuk jika ia
tersesat.
- Ihsan kepada pembantu
Ihsan kepada pembantu adalah memberikan upahnya sebelum kering keringatnya,
tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak dimampuinya, menjaga
kehormatannya, serta menghargai kepribadiannya. Jika ia pembantu rumah
tangga, maka hendaklah ia diberi makan seperti apa yang ia berikan kepada
keluarganya, dan memberinya pakaian seperti apa yang ia berikan kepada
keluarganya.
- Ihsan kepada lingkungan
Dengan lingkungan manusia dapat hidup di dunia. Lingkungan adalah segala
sesuatu yang berada disekitar manusia baik dunia hewan,tumbuh-tumbuhan
maupun benda benda tidak bernyawa. Semuanya diciptakan Allah untuk
keperluan dan dimanfaatkan manusia. Tindakan ihsan kepada lingkungan adalah
dengan cara tidak berbuat sewenang-wenang dan kerusakan di bumi ( QS. Al-
Qashash [28]: 77), melainkan memeliharanya dengan baik, melestarikan dan
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bumi dan isinya tidak akan memberikan
kebaikan kepada manusia, jika manusia tidak berlaku baik (merusak) (QS. Ar-
Rum [30]: 41).

9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
iman adalah pembenaran dengan hati (tasdiq), Islam adalah ketundukan dan
kepatuhan (taslim), ihsan adalah kebaikan terdalam (ahsan atau tahsin). Ketiga
istilah ini adalah tiga hal yang berbeda namun saling terjalin erat. Iman
merupakan sebentuk amal. Ia adalah amal yang paling utama, sedangkan Islam
adalah ketundukan baik dengan hati dengan ucapan maupun dengan tindakan.
Tingkat lanjutannya adalah ihsan yaitu melakukan pembenaran dan ketundukan
dengan kesadaran Lillahi Ta’ala tanpa ada unsur lain yang mempengaruhinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Imam an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, Terj. Wawan Djunaedi (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2010), 358–359.

Ibnu Daqiqil al ‘Ied, Syarah Arba’in Nawawi: Penjelasan 40 Hadist Inti Ajaran Islam
(Yogyakarta: : Hikam Pustaka, n.d.), 19.

Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000).

WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2000.

Muhammad Thalib, Praktek Rasulullah saw. Mendidik Anak (bidang aqidah dan Ibadah)
Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2000.

Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak Bersama Rasulullah (terj.
Kuswandani dari Manhaj al Tarbiyah al Nabawiyah li al Thifl), Al Bayan, Bandung, 2000.

Hammudah Abdalati, Islam Suatu Kepastian, Media Da‟wah, 1983.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1995.

M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Amza, 2006).

Taofik Yusmansyah, Akidah dan Akhlak jilid 1 (TK. Grafindo Media Pratama, 2008).

Abu Bakar Jabir al-Jazairy, Pedoman Hidup Harian Seorang Muslim (Jakarta Timur:
Ummul Qura, 2007).

Abu Bakar Jabir al-Jazairy, Pedoman Hidup Harian Seorang Muslim (Jakarta Timur:
Ummul Qura, 2007).

Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani (Jakarta: Amzah, 2014).

11

Anda mungkin juga menyukai