Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN EVALUASI PROGRAM POKOK PUSKESMAS

PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH DENGAN SALURAN


PEMBUANGAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS I CILONGOK

Disusun Oleh
Mas Anto Arif Wibowo
G4A016122

Pembimbing
dr. Nurul

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN EVALUASI PROGRAM POKOK PUSKESMAS


PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH DENGAN SISTEM
PEMBUANGAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS I CILONGOK

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Ujian Kepaniteraan Klinik


Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Disusun Oleh:
Mas Anto Arif Wibowo
G4A016122

Telah dipresentasikan dan disetujui


Tanggal, Agustus 2017

Pembimbing Lapangan

dr. Nurul

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 6
C. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 6
II. ANALISIS SITUASI
A. Gambaran Umum ...................................................................................... 7
B. Pencapaian Program dan Derajat Kesehatan Masyarakat ......................... 7
III. ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS
A. Analisis Sistem Pada Program Kesehatan ................................................. 20
B. Identifikasi Masalah dengan Analisis SWOT ........................................... 22
IV. PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
A. Pembahasan Isu Strategis .......................................................................... 24
B. Alternatif Pemecahan Masalah .................................................................. 25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 26
B. Saran .......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27

3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan juga investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Sehingga perlu dilakukan pembangunan
yang berlandaskan wawasan kesehatan yang menyeluruh dan
berkesinambungan Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia menuju
masyarakat adil dan makmur baik mental maupun spiritual. Tujuan
pembangunn dibidang kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 2000).
Kepmenkes no. 75 tahun 2014 menyebutkan bahwa Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan dibantu dengan peran aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah demi
mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan.
Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan,
kemudian dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki
oleh pemerintah untuk membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas
ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan
mobilitasnya.
Berdasarkan pelaksanaannya, kegiatan Puskesmas dijalankan dalam
bentuk 6 program pokok Puskesmas yang terdiri atas upaya Promosi Kesehatan
(Promkes), Kesehatan Lingkungan (Kesling), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Perbaikan Gizi, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dan
Pengobatan Dasar. Program pokok puskesmas ini dilaksanakan berdasarkan
faktor internal dan eksternal. Namun, hingga saat ini program pokok
Puskesmas belum dapat berjalan secara optimal dikarenakan berbagai faktor

4
antara lain adanya keterbatasan dan hambatan baik dari sisi internal
(Puskesmas) maupun eksternal (masyarakat) dalam pelaksanaan program
pokok Puskesmas. Kondisi tersebut dapat diatasi berdasarkan skala prioritas
permasalahan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada. Salah satu
masalah yang masih menjadi permasalahan utama pada Puskesmas I Cilongok
yaitu program kesehatan lingkungan berupa rumah dengan sistem pembuangan
air limbah.
Salah satu program pada bidang kesehatan lingkungan di puskesmas 1
Cilongok adalah program rumah dengan saluran pembuangan air limbah.
Belum tercapainya target sasaran rumah dengan saluran pembuangan air
limbah adalah salah satu gambaran kondisi lingkungan yang buruk, oleh karena
dapat menjadi perantara timbulnya penyakit. Target pemerintah tahun 2019
mengenai saluran pembuangan air limbah adalah 100% (dinkes jateng 2013).
Target Saluran pembuangan air limbah di wilayah Kabupaten Banyumas
adalah 55.5% (Pemda banyumas 2016). Bedasarkan perolehan data Puskesmas
Cilongok 1 tahun 2016, capaian rumah dengan saluran air limbah di wilayah
kerja banyumas adalah 52.1% dari target Puskesmas sebesar 55%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa cakupan program di wilayah kerja
Puskesmas Cilongok 1 berupa rumah dengan saluran pembuangan air limbah
belum memenuhi target.
Untuk mencapai target program tersebut, dalam pelaksanaannya masih
terdapat hambatan sehingga angka pencapaian program rumah dengan saluran
pembuangan air limbah masih belum memenuhi target. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor, baik internal maupun ekternal. Oleh
karena itu perlu dilakukan analisis mengenai kekurangan serta ambatan yang
dihadapi oleh petugas dalam melaksananakan program rumah dengan saluran
pembuangan air libah.

5
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui masalah kesehatan yang terjadi di Puskesmas I Cilongok
mengenai pelaksanaan Program 6 Pokok Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui secara umum tentang program rumah dengan saluran
pembuangan air limbah
b. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program rumah dengan
saluran pembuangan air limbah
c. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program rumah
dengan saluran pembuangan air limbah
d. Menentukan alternatif pemecahan masalah pada program rumah dengan
saluran pembuangan air limbah

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada pembaca tentang rumah dengan saluran
pembuangan air limbah
b. Sebagai bahan untuk perbaikan Puskesmas kearah yang lebih baik guna
memaksimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat
2. Manfaat Teoritis
Menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya bagi pihak yang membutuhkan.

6
II. ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

A. Gambaran Umum Puskesmas I Cilongok


1. Keadaan Geografi
Wilayah kerja Puskesmas I Cilongok meliputi sebelas desa yang
berada di Kecamatan Cilongok,yaitu desa Cilongok, Cikidang, Pernasidi,
Rancamaya, Panembangan, Karanglo, Kalisari, Karangtengah, Sambirata,
Gununglurah, dan Sokawera dengan luas wilayah kurang lebih sebesar
62,1 Km2.Wilayah Puskesmas I Cilongok berbatasan dengan :
Batas Utara :Karesidenan Pekalongan
Batas Selatan :Wilayah Kerja Puskesmas II Cilongok
Batas Timur :Wilayah Kerja Puskesmas II Cilongok dan
KarangLewas
Batas Barat :Wilayah Kerja Puskesmas II Ajibarang dan
Pekuncen.
Puskesmas I Cilongok berada pada ketinggian 225 meter di atas
permukaan laut. Sebagian wilayah kerja Puskesmas I Cilongok terdiri dari
dataran tinggi sebanyak 73,5% dan dataran rendah sebanyak26,5%. Luas
penggunaan lahan di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok terbanyak
adalah dalam bentuk tanah sawah (25%) dan tanah hutan(25%).
2. Keadaan Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok adalah
sebanyak 66.957 jiwa, terdiri dari 33.547 jiwa laki – laki dan33.410
jiwa perempuan yang tergabung dalam 15.956 KK. Jumlah penduduk
yang terbanyak adalah di desa Karangtengah sebanyak 9.967 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk terendah adalah di desa Cikidang
sebanyak 3.068 jiwa.Jumlah rata-rata jiwa per rumah tangga adalah
sebesar 4 jiwa / rumah tangga.
b. Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
tidak merata, umumnya jumlah penduduk padat didaerah yang ramai

7
atau daerah pusat kecamatan.Rerata kepadatan penduduk di wilayah
kerja Puskesmas I Cilongok adalah sebesar 1.077 jiwa/Km2.Desa
dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah desa Cilongok dengan
tingkat kepadatan sebesar 2.431 jiwa/Km2, sedangkandesa dengan
tingkat kepadatan terendah adalah desa Karangtengah dengan tingkat
kepadatan sebesar 578 jiwa/Km2.
c. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur
Di Puskesmas I Cilongok golongan usia terbanyak adalah
golongan usia 25-29 tahun, sedangka ngolongan usia paling sedikit
adalahusia>75 tahun.
3. Keadaan Sosial Ekonomi
Untuk melihat keadaan sosial ekonomi pada masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas I Cilongok dapat digambarkan melalui beberapa hal,
diantaranya:
a. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikannya, jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas I Cilongok baik laki – laki maupun perempuan yang
berusia 10 tahun keatas dan yang memiliki tingkat pendidikan
perguruan tinggi atau sederajat adalah sebesar 797 jiwa atau sekitar
1,42% dan tamat SMA atau sederajat adalah sebesar 4.982 jiwa atau
sekitar 8,87%. Jumlah penduduk yang hanya lulus SD sangat tinggi,
yaitu sebesar 23.920 jiwa atau 42,57%.
b. Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah
Puskesmas I Cilongok sebagai buruh tani, yaitu sebesar 9,51%, mata
pencaharian lain sebagai pengusaha (3,56 %), PNS (1%), atau ABRI
(0,1%). Dikarenakan tingkat pendapatan masyarakat berhubungan
dengan kemampuan masyarakat dalam memperoleh akses kesehatan,
maka perlu kerjasama lintas sektoral guna meningkatkan pendapatan
dan daya beli penduduk.Sehingga mempermudah masyarakat untuk
mendapatkan akses dan melakukan pengobatan sebaik mungkin.
c. Sarana Penunjang

8
Di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok terdapat beberapa sarana
penunjang laju perekonomian diantaranya pasar tradisional,
warung/pertokoan, badan kredit, lumbung desa dan Koperasi Unit
Desa (KUD). Sedangkan sarana transportasi umum yang terdapat di
wilayah kerja Puskesmas I Cilongok antara lain angkutan perdesaan
(Angkudes), angkutan bus dalam dan antar propinsi, serta ojek.

Beberapa tempat peribadatan di wilayah kerja Puskesmas I


Cilongok antara lain adalah mushola dan masjid yang sebagian besar
dana dari pendiriannya merupakan swadana masyarakat. Fasilitas
pendidikan di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok diantaranya
Sarana Kelompok Bermain (KB) atau PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

B. Deskripsi Situasi dan Kondisi Puskesmas dan Wilayah Kerja


Puskesmas I Cilongok beralamat di Jalan Raya Cilongok-Ajibarang,
Desa Cikidang, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa
Tengah.
1. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Puskesmas I Cilongok, diantaranya
Puskesmas Perawatan (1 buah), Puskesmas Pembantu (1 buah),
Puskesmas non rawat inap (1 buah), Posbindu (5 buah), serta Posyandu
(74 buah). Selain itu terdapat pula sarana pelayanan kesehatan milik
swasta yang ada di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok, diantaranya
Rumah Sakit Bersalin (1 buah), Rumah Bersalin (1 buah), apotik (4
buah), serta praktek dokter perorangan (7 buah).
2. Tenaga Kesehatan
Tenaga-tenaga kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas I Cilongok
adalah sebagai berikut:
a. Tenaga Medis
Jumlah tenaga medis pada Puskesmas I Cilongok adalah
sebanyak 6 orang. Tenaga medis tersebut terdiri dari 5 orang dokter

9
umum dan 1 orang dokter gigi. Bila dilihat dari rasio tenaga medis
terhadap jumlah penduduk, yaitu sebesar 9,03 per 10.000 penduduk,
maka dapat dikatakan bahwa tenaga medis di wilayah Puskesmas I
Cilongok masih kurang.
b. Tenaga Perawat dan Bidan
Jumlah perawat dan bidan di wilayah Puskesmas I Cilongok
sebanyak 36 orang. Sedangkan rasio jumlah perawat dan bidan
terhadap penduduk di wilayah Puskesmas I Cilongok sebesar 5,20
per 10.000 penduduk. Bila dilihat pada jumlah tersebut rasio ini
masih rendah dibanding standard nasional, yaitu sebesar 8,56 per
10000 penduduk.
c. Tenaga Farmasi
Di Puskesmas I Cilongok Terdapat 1 (satu) orang tenaga farmasi.
d. Tenaga Gizi
Terdapat 1 orang tenaga gizi di Puskesmas I Cilongok.
e. Tenaga Teknis Medis
Di Puskesmas I Cilongok terdapat 1 (satu) orang tenaga analis
dan terpadat pula 1 (satu) orang tenaga radiografer.
f. Tenaga Sanitasi
Jumlah tenaga sanitasi di Puskesmas I Cilongok adalah
sebanyak 1 orang. Menurut standard nasional, rasio minimal tenaga
sanitasi adalah sebesar 0,29 per 10.000 penduduk. Sedangkan pada
Puskesmas ini rasio tenaga lingkungan sebanyak 1,5 per 10.000
penduduk. Maka dapat dikatakan rasio tenaga sanitasi di Puskesmas
I Cilongok masih kurang dari standard rasio nasional.

g. Tenaga Kesehatan Masyarakat


Jumlah tenaga petugas Kesmas di Puskesmas I Cilongok sebanyak 1
(satu) orang.
3. Pembiyaan Kesehatan
Jaminan kesehatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
terdiri dari Jaminan Kesehatan Nasional, Jamkesda, asuransi swasta, serta

10
asuransi perusahaan. Peserta jaminan kesehatan pada puskesmas ini
sebesar 34.019 orang (51,24%).
4. Sumber Daya Kesehatan Lainnya
Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok adalah
sebanyak 103 Posyandu, yang terdiri dari Posyandu Pratama sebanyak 3
posyandu atau sebesar 2,9%, Posyandu Madya sebanyak 26 posyandu
(25,2 %) Posyandu Purnama sebanyak 23 posyandu (22,3%) dan
Posyandu Mandiri sebanyak 51 Posyandu atau sebesar 49,5 %.

C. Capaian Program dan Derajat Kesehatan Masyarakat


Derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
dapat dilihat dariangka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas),
dan status gizi sebagai berikut:
1. Mortalitas
Kejadian kematian dapat memberikan gambaran perkembangan
derajat kesehatan masyarakat,sehinggadapat digunakan sebagai indikator
dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lain. Angka kematian pada umumnya dapat
dihitung dangan melakukan berbagai survei dan penelitian.
Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit yang terjadi di
Puskesmas I Cilongok akan diuraikan dibawah ini:
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Jumlah kelahiran di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok pada
tahun 2015adalahsebanyak 978 kelahiran hidup dan 4 lahir mati.
Oleh karenanya, jumlah bayi mati pada tahun 2015 di wilayah
Puskesmas I Cilongoksebanyak 4,08 per 1000 kelahiran
hidup.Sedangkan jumlah AKB di wilayah Puskesmas I Cilongok
pada tahun lalu (2014) adalah sebesar 1,5 per 1000 kelahiran hidup,
tahun 2013 sebesar 5,7 per 1000 kelahiran hidup, dan pada tahun
2012 adalah sebesar 1,3 per 1000 kelahiran hidup.

11
b. Angka Kematian Ibu (AKI)
Jumlah kematian ibu di wilayah Puskesmas I Cilongok pada
tahun 2015 adalah sebanyak 102 kasus.Angka kematian tersebut,
terdiri dari jumlah kematian ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas.
Sedangkan untuk jumlah kematian ibu hamil adalah sebanyak 0 (nol)
jiwa, jumlah kematian ibu bersalin sebanyak 0 (nol) jiwa, dan jumlah
kematian ibu nifas sebanyak 1 (satu) jiwa di Desa Cilongok. Angka
Kematian Ibu (AKI) Puskesmas I Cilongok tahun sebelumnya
(2014) adalah 96,89 orang per 100.000 kelahiran hidup dan AKI
pada tahun 2013 sebesar 190,8 per 100.000 kelahiran hidup.

c. Angka kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok pada tahun 2015sebanyak0 per 982 kelahiran atau 0 per
1000 kelahiran hidup. Namun pada tahun sebelumnya (2014)
ditemukan 16 (enam belas) kasus kematian atau sekitar 15,6 per
100.000 kelahiran hidup
d. Angka Kecelakaan
Angka kecelakaan di wiayah kerja Puskesmas I Ciongok Pada
bulan Maret 2016,sebanyak 42 kejadian kecelakaan.. Tidak ada
pasien yang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien yang
mengalami luka berat berjumlah 4 orang, sedangkan pasien yang
mengalami luka ringan berjumlah 38 orang.
2. Morbiditas
a. Penyakit Malaria
Pada tahun 2015, tidak ditemukan kasus malaria, baik kasus
malaria klinis maupun malaria positif.Jumlah kasus malaria positif
pada tahun 2014 adalah sebanyak 2 kasus.
b. TB paru
Jumlah kasus TB Paru di Puskesmas I Cilongok selama tahun
2015 adalah sebanyak 33 kasus dengan BTA (+), tahun 2014
sebanyak 64 kasus dengan BTA (+), tahun 2013 sebanyak 63 kasus
BTA (+), sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 53 kasus BTA (+).

12
Peningkatan kasus TB Paru di wilayah Puskesmas I Cilongok dapat
disebabkan aktifnya pelacakan pada suspek TB yang ada di wilayah
Puskesmas I Cilongok. Pada tahun 2015 angka kejadian TB paru
dengan BTA (+) menurun, karena sudah tersedia sarana dan
prasarana yang memadai untuk mendeteksi dan menangani pasien
TB Paru di Puskesmas I Cilongok.
c. HIV
Kasus HIV di Puskesmas I Cilongok selama tahun 2015 terdapat
sebanyak 992 kasus. Kasus HIV ditemukan paling banyak diderita
oleh wanita, yaitu sebanyak 962 kasus atau 96,98% dan pada
kelompok usia 25-49 tahun, yaitu sebanyak 57,86%. Kasus AIDS
ditemukan sebanyak 1 kasus.
d. Acute Flacid Paralysis(AFP)
AFP tidak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
sejak tahun 2015.
e. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas I Cilongok
adalah sebanyak 5 kasus pada tahun 2015. Jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya (2014) ditemukan 10 kasus, tahun 2013
ditemukan 17 kasus, dan tahun 2012 ditemukan 4 kasus.
f. Diare
Di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok selama tahun 2015
terdapat 751 kasus diare.Angka sebelumnya sebanyak 709 kasus
diare pada tahun 2014, sedangkan tahun 2013 terdapat 821 kasusdan
852 kasus pada tahun 2012.
3. Status Gizi
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita tahun 2015 di
wilayah Puskesmas I Cilongok didapatkan data jumlah seluruh balita
adalah sebanyak 5.051 jiwa, sedangkan jumlah balita yang ditimbang
adalah sebanyak 4.228 jiwa. Dari jumlah tersebut, ditemukan 39 balita
yang menderita gizi buruk dari seluruh balita yang ditimbang dengan
jumlah balita yang mendapatkan perawatan sejumlah 30 orang (76,9%).

13
D. Situasi Upaya Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan ini merupakan langkah awal yang penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian
besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh Puskesmas I Cilongok
diantaranya:
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Contoh pelayanan kesehatan ibu dan anak meliputi :
1) Pelayanan K4
Kehamilan adalah masa penting yang harus dipantau secara
rutin, agar dapat memantau tumbuh kembang janin serta
gangguan kesakitan pada ibu selama kehamilan. Deteksi dini
terhadap kelainan pada janin maupun kesakitan pada ibu dapat
dilakukan dengan pemeriksaan rutin yang dilakukan ibu hamil.
Jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
pada tahun 2016 yang mendapatkan pelayanan K4 adalah
sebanyak 98.5%, tahun 2015 88,1%, dan 97,3% pada tahun
2014. Sedangkan Target Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kabupaten Banyumas tahun 2015 adalah sebesar 90%, sehingga
dapat dikatakan bahwa Puskesmas I Cilongok pada tahun 2016
telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal. Dibandingkan
pencapaian pada tahun sebelumnya, terjadi peningkatan
pelayanan K4 di wilayah binaan Puskesmas I Cilongok.
2) Pertolongan oleh Nakes (tenaga kesehatan)
Penolong persalinan juga memiliki pengaruh terhadap
komplikasi dan kematian pada ibu maternal serta bayi baru lahir.
Pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh nakes dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi maupun kematian
pada ibu bersalin maupun bayi.

14
Di wilayah Puskesmas I Cilongok, pertolongan persalinan
oleh nakes selama tahun 2015 sebesar 83,79%, 97,1% (2014)
dan 100% (2013). Sedangkan Target Standard Pelayanan
Minimal Kabupaten Banyumas tahun 2015 adalah sebesar
100%, sehingga pencapaian di Puskesmas I Cilongok belum
mencapai hasil sesuai standard SPM.

3) Bumil Risti (risiko tinggi) ditangani


Terdapat 187 bumil yang berisiko tinggi (risti) di wilayah
kerja Puskesmas I Cilongok pada tahun 2015, dan seluruh
bumil risti dilakukan penanganan oleh puskesmas.

4) Bayi dan bayi BBLR (berat badan lahir rendah)


Dari 1.050 jumlah kelahiran hidup, terdapat 67 kasus bayi
berat lahir rendah (BBLR), atau 6.4% pada tahun 2016.
Sedangkan, pada tahun 2015 sebanyak 57 bayi dari 982 jumlah
kelahiran hidup (5.8%) dan 2014 sebanyak 51 bayi dari 1.027
jumlah kelahiran hidup (4.96%). Bila dilihat angka BBLR di
wilayah Puskesmas 1 Cilongok tiap tahunnya, dapat dikatakan
jumlahnya mengalami peningkatan.

b. Pelayanan Keluarga Berencana


Wanita usia subur (WUS) umumnya berusia antara 15-39 tahun.
Pasangan usia produktif memiliki peranan penting dalam
peningkatan jumlah penduduk.Untuk mengatur jarak kehamilan pada
WUS dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Jumlah PUS (pasangan usia subur) yang terdapat di wilayah


kerja Puskesmas I Cilongok adalah sebanyak 14.550 pasangan pada
tahun 2016, dibandingkan pada tahun 2015 jumlah PUS adalah
sebesar 12.670 dan 12.789 pada tahun 2014.Bila dilihat dari angka
tersebut maka dapat dikatakan terjadi peningkatan jumlah PUS
pertahunnya.

15
Peserta KB (Keluarga Berencana) aktif di wilayah Puskesmas I
Cilongok adalah sebanyak 6.548 atau sekitar 48.9% pada tahun
2016. Dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 9.978 (76%) dan pada
tahun 2014 9.720 (78,39%). Bila dilihatdari angka tersebut, maka
dapat dikatakan jumlah peserta KB aktif di wilayah Puskesmas I
Cilongok mengalami penurunan pertahunnya.

c. Pelayanan Imunisasi
Di Puskesmas I Cilongok memiliki kegiatan imunisasi rutin
meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG,
DPT, Polio. Campak, HB), imunisasi untuk wanita usia subur atau
ibu hamil (TT), dan imunisasi untuk anak sekolah SD (kelas 1: DT
dan kelas 2-3: TT). Daerah binaan Puskesmas I Cilongok selama tiga
tahun terakhir UCI yang dicapai sebesar 100%, maka wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok UCI sudah tercapai 100% sesuai standard.

2. Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Rujukan, dan Penunjang


Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di Puskesmas I Cilongok
meliputi pelayanan pada rawat jalan dan rawat inap.

a. Rawat jalan
Pelayanan kesehatan pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap
di Puskesmas I Cilongok selama tahun 2016 terdapat 46.371
kunjungan. Dibandingkan dengan tahun 2015 terdapat 42.747
kunjungan, dan tahun 2014 terdapat 43.590 kunjungan. Dari data
tersebut dapat menunjukkan tingkat kepercayaan dan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan rawat jalan di Puskesmas I Cilongok
cukup tinggi.

b. Rawat Inap
Pada tahun 2016 pelayanan rawat inap kasus kunjungan baru di
Puskesmas I Cilongok adalah sebesar 2,8%, dibandingkan tahun
2015 sebesar 2,2% dan tahun 2014 sebesar 2.2% dari keseluruhan

16
kunjungan baru di Puskesmas I Cilongok. Dari data tersebut maka
kunjungan kasus baru mengalami peningkatan pertahunnya.
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Berdasarkan data yang dari Puskesmas I Cilongok, tidak ditemukan
kasus AFP di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2016.

b. Pencegahan dan pemberantasan TB Paru


Di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok, pada tahun 2016 kasus TB
Paru BTA (+) yang ditemukan adalah sebanyak 34 kasus dan angka
kesembuhan sejumlah 34 kasus, angka pengobatan lengkap sejumlah
21 kasus, serta angka keberhasilan pengobatan sebesar 161.7%.

c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA


Kasus pneumonia selama tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok yang ditemukan dan ditangani sebanyak 98 kasus dari yang
diperkirakan 429 kasus. Dibanding tahun 2015 sebanyak 65 kasus,
maka terjadi peningkatan kasus pneumonia yang ditemukan dan
ditangani.

d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD


Kasus DBD pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas I Cilongok
ditemukan 13 kasus dan seluruhnya ditangani (100%).

e. Pengendalian penyakit malaria


Selama tahun 2016 tidak ditemukan kasus malaria di wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok. Upaya kesehatan yang dilaksanakan
Puskesmas I Cilongok dalam rangka pengendalian penyakit
malaria,berupa upaya penegakan dini kasus malaria dengan
mendatangi warga yang memiliki gejala dan kecurigaan malaria.

f. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan


KLB
Pada tahun 2016 terdapat 1 KLB di wilayah Puskesmas I Cilongok,
tepatnya di Desa Karangtengah dan ditangani 100%.

17
b. Pengendalian vektor
Beberapa upaya dalam rangka pengendalian vektor diantaranya
dengan gerakan PSN, abatisasi, fogging, dan penyuluhan yang
dilakukan rutin. Pada tahun 2015, didapatkan rumah atau bangunan
bebas jentik sebanyak 96,00% dari 14.812 rumah atau bangunan
yang diperiksa. Sedangkan, pada tahun 2014 sebanyak 93,80% dari
11.150 rumah atau bangunan dan tahun 2013 sebanyak 96,00% dari
11.675 rumah atau bangunan. Pada tahun 2016 sudah dilakukan
beberapa kali program fogging.

4. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar


a. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Jumlah institusi diwilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun
2014 sebanyak 459 sarana (80,5%), yang terdiri sarana kesehatan,
sarana pendidikan, sarana ibadah, dan perkantoran yang dibina. pada
tahun 2013 sebanyak 456 sarana (80%), dan pada tahun 2012
sebanyak 382 sarana (86,8%).
b. Pelayanan Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)
TTU yang diperiksa pada tahun 2015 sebanyak 48 tempat dan
semuanya memenuhi persyaratan kesehatan (100%). Sedangkan
pada tahun 2014, TTU yang diperiksa sebanyak 423 tempat dan yang
memenuhi persyaratan kesehatan sebanyak 339 (80,14%).
c. Rumah Sehat
Berdasarkan data yang dihimpun pada tahun 2016 dari jumlah
18.299 rumah yang diperiksa, terdapat 14.877 rumah yang
memenuhi syarat Rumah Sehat atau sebesar 81,30%. Pada tahun
2015 dari 18.299, yang memenuhi syarat Rumah Sehat sebanyak
14.886, maka terlihat sedikit peningkatan jumlah Rumah Sehat yang
diperiksa.
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Jumlah seluruh balita di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
sebanyak 5.005 anak dengan jumlah balita yang ditimbang sebanyak

18
4.226 orang. Dari jumlah tersebut ditemukan 8 balita yang menderita
gizi buruk dari seluruh balita yang ditimbang dan semua
mendapatkan perawatan.

b. Pelayanan Gizi
1) Pemberian Kapsul Vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan
balita sebanyak 2 kali dalam setahun, dilakukan untuk mencegah
defisiensi vitamin A yang diperkirakan dapat terjadi.Di
Puskesmas I Cilongok, jumlah balita yang mendapat kapsul
vitamin A pada tahun 2016 adalah sebesar 100% dari 4.059 bayi
dan balita yang ada. Begitu pula pencapaian pada tahun 2015
dan 2014 100% bayi dan balita yang ada mendapat vitamin A.

2) Pemberian Tablet besi


Guna mengatasi dan mencegah kasus anemia pada ibu
hamil, maka dilakukan pemberian tablet besi (Fe) selama
kehamilan. Selama tahun 2016 jumlah ibu hamil yang
mendapatkan tablet besi sebesar 96,2%. Selama tahun 2015,
jumlah ibu hamil yang mendapat tablet besi adalah 88,08%.
Pada tahun 2014 sebesar 98,04% dan tahun 2013 sebesar
98,09%, maka terlihat adanya
penurunan capaian pada tahun 2015 dan kembali naik pada
2016.

6. Pelayanan Promosi Kesehatan


Standar Pelayanan Minimal Puskesmas I Cilongok mengenai cakupan desa
siaga aktif sebesar 100%. Realisasi sampai akhir tahun 2016 mencapai
angka 100%.

19
III. ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

A. Analisis Sistem Pada Program Kesehatan


Analisis penyebab masalah dilakukan bedasarkan pendekatan
sistem sehingga dapat dilihat output(pencapaian suatu program kerja)
mengalami masalah atau tidak. Apabila bermasalah, penyebab masalah
tersebut dapat dianalisis dari input dan proses kegiatan tersebut. Input
mencakup indicator man (sumber daya manusia), money (sumber dana),
method ( cara pelaksanaan suatu kegiatan), material(perlengkapan),
minute( waktu) dan market (sasaran). Proses menjelaskan fungus
managemen yang meliputi tiga indicator yaitu P1 (perencanaan), P2
(penyelenggaraan) dan P3 ( pengawasan, pemantauan dan penilaian).

1. Input

Puskesmas I Cilongok memiliki sumber daya manusia yang secara


kuantitatif sangat baik. Puskesmas memiliki 4 dokter umum, 24 perawat
umum, 32 bidan yang bertugas sebagai bidan desa atau bidan
puskesmas, 1 pelaksana kesehatan lingkungan, 1 tenaga promosi
kesehatan, 1 apoteker, 1 ahli gizi, 1 tenaga sanitasi, dan 1 analisis
kesehatan. Petugas penanggung jawab program kesehatan lingkungan
khususnya program rumah dengan saluran pembuangan air limbah
terdiri dari 1 orang yang merupapakn lulusan S1 Kesehatan Masyarakat
yang bertugas memantau wilayah kerja yang tersebar di 11 desa.

a. Money
Dana untuk kegiatan gizi Puskesmas I Cilongok berasal dari dana
berupa BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan Swadaya.
b. Material
Jumlah perawat dan bidan di wilayah Puskesmas I Cilongok
sebanyak 36 orang. Sedangkan rasio jumlah perawat dan bidan terhadap

20
penduduk di wilayah Puskesmas I Cilongok sebesar 5,20 per 10.000
penduduk. Bila dilihat pada jumlah tersebut rasio ini masih rendah
dibanding standard nasional, yaitu sebesar 8,56 per 10000 penduduk.
Terdapat 1 orang pemegang program kesehatan lingkunagn khusus
rumah dengan pembuangan air limbah.

c. Metode
Keputusan Mentri kesehatan RI nomor 852/Menkes/SK/ IX/2008
STBM yang mencakup 5 pilar, secara berurutan yaitu tidak buang air
besar sembarangan, mencuci tangan dengan sabun, mengelola air
minum dan makanan yang aman, mengelola air minum dan makanan
yang aman, serta mengelola limbah air rumah tangga dengan aman.
Selain adanya pertemuan rutin, program ini juga melakukan advokasi
ke desa-desa wilayah kerja puskesmas Cilongok 1 yang menyeluruh ke
11 desa wilayah cakupan puskesmas
d. Minute
Selain penyuluhan dari program kesehatan lingkungan terhadap
kader desa, Puskesmas 1 Cilongok melakukan pengarahan saat
diselenggarakannya acara kegiatan rutin desa.
e. Market
Sasaran pada pelaksanaan seluruh masyarakat cakupan Puskesmas
1 Cilongok yang tersebar di 11 desa.

2. Proses
a. Plan
Arah sesuai dengan visi Puskesmas I Cilongok, yaitu “Mewujudkan
Kecamatan Sehat Melalui Pelayanan Kesehatan Dasar yang Prima dan
Pendidikan Kesehatan Masyarakat”.
b. Organizing
1) Kerjasama antara puskesmas dengan bidan desa dan kader.

21
2) Penggalangan desa siaga.
3) Mempertimbangkan jumlah tenaga, beban kerja dan sarana.
c. Action
Pemegang program bekerja sama dengan bidan desa, dan kader
untuk meningkatkan pembangunan rumah dengan saluran pembuangan
air limbah.
d. Control
Pengawasan kegiatan dilakukan oleh pemegang program kesehatan
lingkungan, puskesmas, dan dinas kesehatan.
3. Output
Cakupan jumlah rumah dengan saluran pembuangan air limbah
sebesar 53% selama tahun 2016 dari target SPM sebesar 55%. Hal ini
menunjukkan belum tercapainya pelaksanaan program.

B. Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)


1. Strength
a. Terdapat 11 desa yang aktif dalam kegiatan penyuluhan Puskesmas
Cilongok 1.
b. Terdapat kader kesehatan di setiap desa
c. Adanya sosialisasi dari Puskesmas sebulan sekali terhadap kader
mengenai rumah dengan saluran air limbah
d. Adanya sosialisasi yang dilaksanakan bersamaan dengan acara kegiatan
rutin desa.

2. Weakness
a. Media untuk sosialisasi Puskesmas 1 Cilongok masih minim dan belum
tersedia dengan baik. Media yang di maksud seperti flip chart, leaflet,
baliho. Media dapat memicu pemahaman yang lebih baik kepada setiap
warga mengenai pentingnya pengelolaan saluran limbah rumah tangga.
b. Pemegang program hanya satu orang saja dari 11 desa.
3. Opportunity

22
a. Warga ikut berpartisipasi dalam sosialisasi dan pengarahan mengenai
rumah dengan saluran air limbah.
4. Threat
a. Kurangnya kesadaran mengenai perilaku hidup dan sehat.
b. Kurangnya pengetahuan warga mengenai perilaku hidup dan sehat
c. Kebiasaan dan budaya warga yang sudah lama terjalin

IV. PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF


PEMECAHAN MASALAH

A. Pembahasan Isu Strategis


Pemerintahan menargetkan 100% untuk pengelolaan saluran
pembuangan air limbah oleh karena itu, program ini perlu menjadi perhatian
khusus untuk mengejar target 100%.

23
Belum tercapainya angka program sanitasi lingkungan rumah dengan
saluran air limbah yaitu 53% dari target 55% pada tahun 2016 merupakan salah
satu masalah yang terdapat di puskesmas 1 Cilongok. Bedasarkan hasil kasian
kami, terdapat beberapa permasalahan yang sudah diiddentifikasi antara lain
adanya faktor budaya atau kebiasaan dan perilaku kurang menerapkan perlaku
hidup dan sehat oleh warga setempat. Faktor lain seperti tenaga sanitasi yang
memiliki keterbatasan dalam sosialisasi berupa media yang bias menunjang
pemahaman dan pengetahuan warga.
Tenaga sanitasi Puskesmas 1 Cilongok sudah baik dalam menjalankan
program ini. Selain itu pertisipasi dan kemauan masyarakat untuk mengetahuti
program ini sudah baik. Tetapi kembali lagi ke masyarakat yang sulit
mengubah pola kebiasaaan dan faktor ekonomi yang mengurangi antusias
warga setempat untuk membuannt saluran air limbah yang baik dan benar. Di
harapkan warga juga bias berperan aktif dalam turut mengembangkan dan
berpartisipasi dalam program ini.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
Beberapa altenanif pemecahan masalah yang kami ajukan adalah sebagai
berikut.
Dalam pemantauan Rumah yang belum memiliki saluran pembuangan air
limbah diperlukan upaya yang melibatkan berbagai sektor, baik dari
pemerintah, swasta maupun kelompok organisasi masyarakat.
Melihat hasil analisis SWOT, didapatkan isu strategis yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah, meliputi :
1. Puskesmas dapat melakukan sosialisasi kepada kader mengenai pemecahan
masalah pembangunan rumah yang belum meiliki saluran air limbah
2. Memberikan edukasi mengenai pentingnya perilaku hidup dan sehat.
3. Melakukan pemantauan rumah yang belum memiliki salura pembuangan air
limbah
4. Puskesmas dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan inovasi yang dapat
membantu masyarakat dalamm pembangunan sluran air limbah (misal
dengan arisan)

24
5. Meningkatkan kerjasama antar masyarakat dan tenaga kesehatan untuk
mewujudkan tercapainya target.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

25
1. Program kesehatan yang masih memiliki masalah dalam pelaksanaan dan
pencapaian adalah sanitasi lingkungan pemukiman kaluarga di wilayah
kerja Puskesmas 1 Cilingok pada tahun 2016
2. Standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk presentase pembangunan
saluran pembuangan air limbah adalah sebesar 100%. Persentase yang
sudah dicapai untuk program rumah dengan saluran pembuangan air limbah
sebesar 53% di wilayah kerja Puskesesmas 1 Cilongok.
3. Target yang di tetapkan oleh puskesmas 1 Cilongo adalah 55% untuk
cakupan rumah dengan saluran pembuangan air limbah, sedangkan
puskesmas 1 Cilongok baru mencapai 53%
4. Beberapa hal yang menjadi dasar ketidak tercapainya program tersebut
antara lain :
a. Tenaga sanitasi hanya terdapat 1 orang yang memegang 11 desa di
wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok
b. Adanya faktor kebiasaan yang sudah melekat lama di masyarakat
c. Pemahaman masyarakat yang kurang dalam perilaku hidup dan sehat
d. Belum adanya media yang menunjang pemahaman warga.
e. kurangnya pemantauan kegiatan warga khusus untuk pembangunan
saluran pembuangan air limbah di rumah warga.
B. Saran
1. Diperlukan sosialisasi kepada kader agar lebih memperhatikan kegiatan
yang menunjang untuk pembangunan saluran pembuangan air limbah di
setiap rumah.
2. Diperlukan edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup
dan sehat.
3. Diperlukan pendekatan individu untuk lebih memahami program
4. Meningkatkan kegiatan inovasi yang dapat menunjang dn membanti setiap
warga untuk membangun saluran air limbah di rumah
5. Diperlukan kerjasama yang kuat antara masyarakat dan tenaga kesehatan

26
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Pencapaian Standar Pelayanan


Minimal (SPM) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK). Jawa
Tengah : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Ditjen PP&PL. 2011. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Pemerintah Daerah Banyumas. 2016. Pemutakhiran SKK Kab. Banyumas 2016-


2020 : Bab IV Strategi Pengembangan Sanitasi. Banyumas.

Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes RI). 2015. Penyelenggaraan


Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Puskesmas II Kemranjen. 2016. Profil Kesehatan Puskesmas II Kemranjen


Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Purwokerto : Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas.

27

Anda mungkin juga menyukai