Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi

Menurut Muttaqin (2011), hernia adalah penonjolan sebuah organ,

jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi

bagian-bagian tersebut. Sumber lain mengatakan bahwa hernia merupakan

sebuah tonjolan atau benjolan yang terjadi disalah satu bagian tubuhyang

seharusnya tidak ada. Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga bagian

terlemah dari bagian muskuloaponeurotik dinding perut, hernia terdiri atas

cincin, kantong dan isi hernia. Semua kasus hernia terjadi melalui celah lemah

atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen karena peningkatan

tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan (Townsend, 2010).

Menurut kemenkes 2012, kasus hernia inguinalis dapat dijumpai pada segala

usia serta lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding pada perempuan.

Secara umum Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu

rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada

hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari

bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong

dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang

potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan

intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.

B. Etiologi

Penyebab Hernia terdiri dari :

i. Kelemahan Otot

 Kelemahan jaringan

 Adanya daerah yang luas di ligamen ingual


 Trauma

ii. Peningkatan tekanan intra-abdominal.

 Obesitas

 Mengangkat benda berat

 Mengejan dan konstipasi

 Kehamilan

 Batuk kronik

 Hipertropi prostate

iii. Faktor Resiko

 Kelainan Kongential

C. Manifestasi Klinis

 Penonjolan di daerah umbilikalis

 Nyeri pada benjolan atau bila terjadi strangulasi

 Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomenseperti kram dan

distensi abdomen

 Terdengan bising usus pada benjolan

 Kembung

 Perubahan pola eliminasi BAB

 Gelisah

 Dehidrasi

 Hernia biasanya terjadi atau tampak diatas area yang terkena pada saat pasien

berdiri atau mendorong.

D. Klasifikasi

Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan

proses terjadinya.
I. Macam-macam hernia menurut letaknya :

(a) Ingual

Hernia ingual ini dibagi lagi menjadi :

a. Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan

melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Hal ini

umumnya terjadi pada pria dari pada wanita. Insidennya tinggi

pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar

dan sering turun ke skrotum. Benjolan tersebut bisa mengecil atau

menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau

mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul

kembali.

b. Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area

kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis

dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia

inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini

karena defisiensi kongenital. Hernia ini disebut direkta karena

langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun

anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan,

tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum,

maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis

dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Pada

pasien terlihat adanya massa bundar pada anulus inguinalis

eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya

defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi

ireponibilis.
(b) Femoral :

Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada

wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis

femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan

hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung.

Ada insiden yang tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan tipe hernia

ini.

(c) Umbilikal :

Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena

peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan

wanita multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya

yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah pascaoperasi

seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan.

(d) Incisional :

Batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.

II. Macam-macam Hernia berdasarkan terjadinya:

 Hernia bawaan atau kongenital Patogenesa

 Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat)

III. Macam-macam Hernia menurut sifatnya :

 Hernia responsibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk.

Usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring

atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi

usus.

 Hernia iresponsibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat

dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya disebabkan oleh


perlekatan isi kantong pada peri tonium kantong hernia. Hernia ini juga

disebut hernia akreta (accretus = perlekatan karena fibrosis). Tidak ada

keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

 Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap,

carcer = penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia.

Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat

kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa

gangguan pasase atau vaskularisasi.Secara klinis “hernia inkarserata”

lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase,

sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai “hernia

strangulata”. Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi

abdomen di dalamnya karena tidak mendapat darah akibat pembuluh

pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini merupakan keadaan gawat

darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera

E. Patofisiologi

Hernia berkembang ketika intra-abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti

tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau

batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal,

tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan

suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup

kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses

perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-

tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi

hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan

berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan
mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan

kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai

darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diameter

Dengan inspeksi, adanya benjolan pada umbilikus dan terlihat cukup jelas.

Pemeriksaan Lab

o Darah lengkap: Peningkatan jumlah sel darah putih dengan pergeseran

diferensial.

o Urinalis untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih

Pemeriksaan rotgen

o Rontgen abdomen, untuk mendeteksi penyebab lain

o Rontgen dada, untuk mengesampingkan pneumonia

G. Penatalaksanaan

a) Konservatif

o Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan

secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat

penyokong.

o Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres

hangat dan setelah 5 menit di evaluasi Kembali

o Istirahat baring
o Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya

Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak

tinja untuk mencegah sembelit.

o Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian

makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat

sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat,

cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.

b) Reposisi

Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada

pasien anak-anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Reposisi dilakukan

dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es diatas

hernia. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus

dilakukan operasi segera.

c) Operatif

 Herniotomy

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai

kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada

perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi

mungkin lalu dipotong

 Hernioraphy

Pada hernioplasti/hernioraphy dilakukan tindakan memperkecil anulus

inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis

inguinalis. Hernioplasti mencegah terjadinya residif. Dikenal berbagai

metode hernioplastik seperti metode Bassini, atau metode McVay. Bila

defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian


bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk

menutup defek.

H. Komplikasi

Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :

Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia

tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada

keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.

Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang

masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan

penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis

incarcerate.

Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan

pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis

lateralis strangulata.

Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh

darah dan kemudian timbul nekrosis.

Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah

dan obstipasi.

Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki.

Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah.


Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

Pathways

Anda mungkin juga menyukai