DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
2. L031211002 NIRDASARI
4
A. PENGERTIAN PENULISAN KATA
Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “penulisan” dan “kata”. Penulisan
adalah proses, cara, perbuatan menulis atau menulis, sedangkan kata adalah unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia:edisi 3).
Dari pengertian perkata diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan kata adalah
proses atau cara menulis yang mepertimbangkan unsur bahasa yang diucapkan atau
dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
Indonesia,Sistem penulisan kata terbagi atas kata dasar,kata turunan, bentuk ulang,
gabungan kata, suku kata, kata depan, partikel,singkatan dan akronim, kata bilangan,
kata ganti, kata si dan sang. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini.
a. Kata Dasar
b. Kata Turunan
1. Imbuhan
dasarnya.
Misalnya :
• berjalan
• dipermainkan
5
b. Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk
Misalnya :
• mem-PHP-kan
• di-PTUN-kan
2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
Misalnya :
• bertepuk tangan
• garis bawahi
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
Misalnya :
• dilipatgandakan
• menggarisbawahi
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
Misalnya :
• Adipati
• Aerodinamika
Catatan :
1. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda
Misalnya :
• Non-Indonesia
6
• Pan-Afrikanisme
2. Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oeh
kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur unsurnya dimulai
Misalnya :
3. Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti
oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya :
4. Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya:
5. Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan
bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk
berimbuhan.
Misalnya:
• taklaik terbang
• taktembus cahaya
c. Bentuk Ulang
7
1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-
unsurnya.
Misalnya :
• Anak-anak
• Berjalan-jalan
• Mata-mata
• Menyanyi-nyanyi
Catatan :
1) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.
Misalnya :
2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan
berbeda.
Misalnya :
→ Orang besar-besar
→ Gedung tinggi-tinggi
Misalnya :
• kekanak-kanakan
• perundang-undangan
8
Catatan :
Misalnya:
d. Gabungan Kata
1. Unsur unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Misalnya :
• Duta besar
• Kambing hitam
• Model linear
• Orang tua
Misalnya :
Misalnya :
• Acapkali
• Adakalanya
• Darmasiswa
9
• Darmawisata
• Puspawarna
• Radioaktif
e. Suku Kata
Misalnya :
• bu-ah
• ma-in
Misalnya :
• Pan-dai
• Au-la
c. Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
Misalnya :
• ba-pak
• la-wan
d. Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan,
Misalnya :
• Ap-ril
• cap-lok
10
e. Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
Misalnya :
• ul-tra
• in-fra
Catatan :
dipenggal.
Misalnya :
• bang-krut
• bang-sa
Misalnya :
• Itu → i-tu
• setia→ se-ti-a
Misalnya :
• ber-jalan
• mem-bantu
Catatan :
11
Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan
Misalnya :
• me-nu-tup
• me-ma-kai
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu
unsur-unsur itu.
Misalnya :
• Bio-data → Bi-o-da-ta
• Bio-grafi → Bi-o-gra-fi
4. Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur
atau lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda
f. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata,
Misalnya :
Catatan :
ditulis serangkai.
Misalnya :
12
• Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
g. Partikel
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya :
Misalnya :
bijaksana.
Catatan :
Misalnya :
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya :
Catatan :
13
Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan
1. Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
Misalnya :
atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan
huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan
tanda titik.
Misalnya :
c. Singkatan
titik.
Misalnya :
• Jml.→Jumlah
• Kpd. → Kepada
Misalnya :
14
• Dll.→ Dan lain-lain
Catatan :
d. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan
Misalnya :
Misalnya :
• Cu → Kuprum
• Cm → Centimeter
2. Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata.
nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya :
b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
15
Misalnya :
c. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau
Misalnya :
Catatan :
yang lazim pada kata Indonesia (tidak lebih dari tiga suku
kata).
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai
lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau
angka Romawi.
16
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan
Misalnya :
2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua
kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis
Misalnya :
Misalnya :
mengembangkan usahanya.
dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah.
17
Misalnya :
• 0,5 sentimeter
• 5 kilogram
• tahun 1928
• 17 Agustus 1945
Catatan:
(1) Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda
desimal.
(2) Penulisan lambang mata uang, seperti Rp, US$, £, dan ¥ tidak
diakhiri dengan tanda titik dan tidak ada spasi antara lambang itu
kamar.
Misalnya:
6. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
• Surah Yasin: 9
a. Bilangan utuh
Misalnya :
18
• dua belas (12)
b. Bilangan pecahan
Misalnya:
• Setengah (1/2)
Catatan:
Misalnya:
• 22 30
/ (dua-puluh-dua pertiga puluh)
Misalnya:
dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab
19
Misalnya:
an
puluhan)
10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
Misalnya:
11. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
pertanggungjawaban.
Catatan:
20
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -
ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Catatan:
Kata kata ganti itu (-ku, -mu, dan -nya) dirangkaikan dengan tanda
hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata
Misalnya:
• KTP-mu
• SIM-nya
Misalnya:
Catatan:
Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika kata-kata
Misalnya:
musuhnya.
21
22