Anda di halaman 1dari 17

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM MUSKULOSKELETAL

DISUSUN OLEH

LIZA PRATIWI

202122008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

T.A 2021/2022
1. Struktur dan Fungsi Sistem Skeletal
A. Major bones dan sendi
Tulang merupakan jaringan yang paling keras pada tubuh dibandingkan jaringan
ikat lainnya. Tulang terdiri atas dua jaringan, yaitu jaringan kompak (padat) dan
jaringan seperti spon. Jaringan kompak pada tulang bersifat keras dan padat,
jaringan ini dapat ditemukan dalam tulang pipih dan tulang pipa dan sebagai
lapisan tipis penutup semua tulang. Jaringan tulang berbentuk jala memiliki
struktur seperti spon, jaringan ini dijumpai terutama pada ujung tulang pipa,
dalam tulang pendek dan sebagai lapisan tengah antara dua lapisan kompak pada
tulang pipih.
Tulang-tulang utama yang menyusun tubuh manusia disebut major bones. Major
bones dapat dikelompokkan menjadi enam bagian, yakni tulang kepala, tulang-
tulang belakang, tulang di area rusuk, tulang pelvis, tulang lengan dan bahu, dan
tulang kaki.

1) Tulang kepala
Tengkorak terdiri dari cranium yang merupakan posisi dari delapan tulang yang
bertemu di daerah yang disebut sutures. Tengkorak dilengkapi empat belas tulang
wajah, tulang tersebut menciptakan karakteristik wajah dan memungkinkan
manusia untuk makan. Tulang wajah termasuk tulang rahang bawah yang disebut
mandibula dan rahang atas yang terdiri dari dua tulang yang disebut maksila. Di
dalam kepala juga ada tulang yang lebih kecil, termasuk telinga tengah yang
membantu dalam pendengaran. Tulang ini dikenal sebagai palu, anvil dan
sanggurdi. Tulang hyoid, terletak di dalam leher, membantu dalam berbicara dan
merupakan satu-satunya tulang yang tidak menyentuh tulang lainnya.

2) Tulang-tulang belakang
Tulang belakang memungkinkan manusia berdiri tegak dan melindungi sumsum
tulang belakang. Tubuh orang dewasa mengandung tujuh vertebra di daerah leher
yang disebut vertebra serviks. Selanjutnya dua belas vertebra toraks, diikuti oleh
lima vertebra lumbal. Sakrum adalah area leburan dari lima tulang yang
ditemukan di bawah vertebra lumbalis. Tiga sampai lima tulang tulang belakang
yang terakhir disatukan untuk membentuk tulang ekor, yang umumnya dikenal
sebagai tulang ekor.

3) Tulang di area rusuk


Daerah rusuk berisi tulang rusuk dan tulang dada. Kerangka ini memiliki 12
pasang tulang rusuk yang melindungi jantung, paru-paru, perut dan organ lainnya.

4) Tulang pelvis
Pelvis berisi dua tulang pinggul, setiap tulang pinggul berisi pubis, ischium dan
ilium, yang disatukan. Tulang ini melindungi kandung kemih, organ reproduksi
dan bagian usus besar.

5) Tulang lengan dan bahu


Bahu terdiri dari tulang belikat yang disebut skapula dan tulang selangka yang
disebut klavikula. Tulang besar di lengan atas adalah humerus, sedangkan lengan
bawah terdapat dua tulang yang disebut ulna dan jari-jari. Tangan berisi tulang
karpal, tulang metakarpal, dan phalanges.

6) Tulang kaki
Tulang besar pada kaki bagian atas dikenal sebagai tulang femur dan tempurung
lutut disebut patella. Pada kaki bagian bawah terdapat dua tulang yang dikenal
sebagai tibia dan fibula. Pergelangan kaki disebut tarsus yang terdiri dari tujuh
tulang. Kaki terdiri dari tulang metatarsal, sementara pada jari-jari kaki terdapat
phalanges.
Sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan
antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Sendi tersusun atas ligamen,
kapsul sendi, cairan sinovial, tulang rawan hialin dan bursa. Ligamen merupakan
jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan
dan membantu mengembalikan tulang pada posisi asalnya setelah melakukan
pergerakan. Kapsul sendi walaupun memiliki struktur yang tipis tapi kuat untuk
menahan ligamen. Kapsul sendi terdiri dari dua lapis, yaitu kapsul sinovial yang
membantu penyerapan makanan tulang rawan sendi dan menghasilkan cairan
synovial dan kapsul fibrosa yang memelihara regenerasi kapsul sendi, memelihara
posisi sendi. Cairan sinovial merupakan cairan pelumas sehingga gesekan berjalan
lancar. Tulang rawan hialin berwarna agak bening kebiruan mengilap dan terletak
di bagian ujung tulang, berfungsi sebagai bantal sendi agar sendi tidak nyeri saat
bergerak. Bursa merupakan kantong tertutup yang dilapisi memebran sinovial dan
terletak di luar rongga sendi.

B. Fungsi tulang dan sendi


Tulang berfungsi sebagai pendukung, pelidung, bantuan dalam gerakan, mineral
homeostasis (penyimpanan dan pelepasan), produksi sel darah, dan trigliserida
penyimpanan.
1) Pendukung. Tulang berfungsi sebagai kerangka struktural untuk
tubuh dengan mendukung jaringan lunak dan memberikan titik
pelekatan pada tendon otot rangka yang paling.
2) Pelindung. Kerangka melindungi organ dalam yang paling penting
dari cedera.
3) Bantuan dalam gerakan. Sebagian besar otot rangka menempel
pada tulang; Saat mereka kontrak, mereka menarik tulang untuk
menghasilkan gerakan.
4) Mineral homeostasis (penyimpanan dan pelepasan). Jaringan
tulang menyimpan beberapa mineral, terutama kalsium dan fosfor.
Tulang melepaskan mineral ke dalam darah untuk menjaga
keseimbangan mineral penting (homeostasis) dan untuk
mendistribusikan mineral ke bagian tubuh yang lain.
5) Produksi sel darah. Di dalam tulang tertentu sumsum tulang merah
menghasilkan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit,
sebuah proses yang disebut hemopoiesis.
6) Trigliserida penyimpanan. Sumsum tulang kuning terutama terdiri
dari sel adiposa, yang menyimpan trigliserida. Trigliserida yang
tersimpan adalah cadangan energi potensial.

Sendi secara umum berfungsi untuk menggerakkan anggota tubuh. Sendi juga
berfungsi untuk menghubungkan antara dua tulang sehingga membentuk rangka,
memungkinkan rangka tubuh bergerak bebas dan leluasa sesuai batas, dan
menanggung berat badan.

C. Tulang panjang (pipa)

Tulang panjang memiliki panjang yang lebih besar dari lebarnya. Tulang panjang
memiliki beberapa epifisis dan cenderung berbentuk agak melengkung untuk
dapat menyerap tekanan lebih baik. Bentuk tulang yang lurus akan memudahkan
terjadinya fraktura. Tulang-tulang yang merupakan tulang panjang memiliki
panjang yang bervariasi, mulai dari femur (tulang paha), tibia dan fibula (tulang
kaki), humerus (tulang lengan atas), ulna dan radius (tulang lengan bawah),
hingga phalanges (tulang jari tangan dan kaki). Tulang panjang terdiri atas
diafisis, medularry cavity, epifisis, articular cartilage, periosteum, dan
endosteum. Tulang panjang berfungsi sebagai pengungkit, penyokong, alat gerak,
dan tempak pembentukan sel darah.

D. Large joints
Large joints terdiri dari leher, bahu, panggul, dan lutut. Leher ada di antara kepala
dan badan. Seluruh sinyal saraf harus melewati leher untuk mencapai otak. Sama
pentingnya, oksigen dan nutrisi harus diangkut ke otak dari tubuh melalui leher.
Jika leher diblokir, otak tidak akan bisa menerima cukup zat penting dari tubuh.
Jika aliran energi tidak mencukupi, dampaknya terhadap otak dan kesehatan
secara keseluruhan adalah signifikan. Bahu adalah struktur yang besar dan
kompleks. Dengan satu lampiran pada sternum, bahu menghubungkan klavikula,
skapula dan satu sisi lengan, yang bertanggung jawab untuk melakukan banyak
aktivitas. Pentingnya bahu tidak hanya untuk mobilitas tapi juga untuk kesehatan
paru-paru, jantung, tenggorokan, telinga dan seluruh kepala. Sendi panggul
berhubungan erat dengan sistem reproduksi, sistem saluran kencing, sistem
pencernaan dan saraf siatikatik. Setiap penyumbatan di daerah ini dapat
menyebabkan penyakit pada sistem tersebut. Sementara lutut merupakan salah
satu penyumbang mobilitas terbesar bagi manusia.

E. Spinal column
Spinal column biasanya terdiri dari 33 vertebra: 24 presacral vertebrae (7 cervical,
12 thoracic, and 5 lumbar) diikuti oleh sakrum (5 sacral vertebrae) dan tulang
ekor (4 coccygeal vertebrae). Spinal column memiliki empat fungsi utama, yaitu:
1) Perlindungan. Membungkus dan melindungi sumsum tulang belakang di
dalam kanal tulang belakang.
2) Dukungan. Membawa berat badan di atas panggul.
3) Sumbu. Membentuk poros tengah bodi.
4) Gerakan. Memiliki peran dalam postur dan gerakan.

F. Tulang pendek
Tulang pendek memiliki bentuk mirip kubus, pendek tak beraturan, atau bulat.
Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar
terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat.
Tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti yang terdapat pada
tulang pergelangan tangan. Adanya tulang ini dimungkinkan goncangan yang
keras dapat diredam dan gerakan tulang yang bebas dapat dilakukan. Sebagai
contoh, tulang telapak kaki dan telapak tangan. contohnya ruas-ruas tulang
belakang, pangkal lengan, dan pangkal kaki. Tulang ini memiliki inti tulang
spongiosa yang dikelilingi tulang kompakta.

2. Permasalahan Umum Dan Serius Yang Berkaitan Dengan Sistem Skeletal

Sprain dan Strain

Sprain adalah bentuk cidera yang berupa penguluran atau kerobekan pada ligamen
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul
sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi.Gejalanya dapat berupa
nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidak mampuan
mengerakkan tungkai.

Menurut para ahli, pengertian dari sprain itu sendiri adalah cidera pada
bagian ligamen yang disebabkan oleh peregangan otot yang melebihi kapasitas
normal. Jadi apabila melakukan aktifitas terlalu over maka akan sangat rentan
sekali terkena keseleo, karena otot-otot kita selalu berada dalam keadaan
tegang.Sprain adalah jenis cidera yang paling sering dialami oleh para pemain
sepak bola, untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan yang cukup dan
strectching yang tepat bisa mencegah terjadinya cidera tersebut (Hardianto
Wibowo 1995 : 22).

Strain terjadi akibat dari peregangan atau kontraksi otot melebihi batas normal
(abnormal stress) dan umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada
otot tertentu.Jenis cidera ini juga terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,
atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap.

Gejala dan tanda-tanda strain, yaitu :

1. Strain ringan di tandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan
teraba pada bagian otot yang mengaku.

2. Strain total didiagnosa sebagai otot yang tidak bisa berkontraksi dan
berbentuk benjolan.

3. Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu. Dan pada cidera
strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cidera, terlebih jika
otot berkontraksi.

4. Nyeri menyebar keluar dengan kejang dan kaku otot.

5. Cidera strain membuat daerah sekitar cidera memar dan membengkak.


Setelah 24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda
pendarahan pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan.

Arthritis Degenerative

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi.

Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang


merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh
stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya
polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga
mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah
sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan
penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.

Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa


tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit
peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya
perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan
mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan
rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya
hipertropi atau nodulus. (Soeparman ,1995)

Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, retak atau patahnya tulang
yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang
ditentukan jenid dan luasnya trauma. (Lukman, Nurma Ningsih. 2012).

Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
di serap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya
atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan
pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang
membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera
berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini
menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang di tandai dengan vasodilatasi,
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang
merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.

Proses penyembuhan tulang


Tulang bisa bergenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur
merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan
membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh
aktivitas sel-sel tulang.

Gouty Artritis
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin.
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan
defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth,
2012).
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout
primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan
penurunan ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme
yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan
dengan kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum
tulang,polisitemia), kadar trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi
asam urat dan mencetusnya serangan akut.

Osteosarkoma
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling
sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. (
Price, 1962:1213 ).
Penyebab osteosarkoma belum jelas diketahui, adanya hubungan kekeluargaan
menjadi suatu predisposisi. Begitu pula adanya hereditery. Dikatakan beberapa
virus onkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan.
Radiasi ion dikatakan menjadi 3% penyebab langsung osteosarkoma. Akhir-akhir
ini dikatakan ada 2 tumor suppressor gene yang berperan secara signifikan
terhadap tumorigenesis pada osteosarkoma yaitu protein P53 ( kromosom 17) dan
Rb (kromosom 13).
Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang
memunculkan perkiraan adanya pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma. Mulai
tumbuh bisa didalam tulang atau pada permukaan tulang dan berlanjut sampai
pada jaringan lunak sekitar tulang epifisis dan tulang rawan sendi bertindak
sebagai barier pertumbuhan tumor kedalam sendi. Osteosarkoma mengadakan
metastase secara hematogen paling sering keparu atau pada tulang lainnya dan
didapatkan sekitar 15%-20% telah mengalami metastase pada saat diagnosis
ditegakkan. (Salter, robert : 2006).
Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons
osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak
menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan
mengancam jiwa.

3. Symptom, sign, dan tes

Pain(nyeri)

Sinyal ke sistem saraf bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh seperti gatal,
sengatan, luka bakar, sakit. Ada nyeri yg akut dan kronis. Nyeri akut datang tiba-
tiba, bisa karena penyakit, luka, atau pembengkakan. Nyeri akut dapat didiagnosis
dan diobati oleh dokter dan biasanya langsung hilang. Namun terkadang bisa
berubah menjadi nyeri kronis yang berlangsung lama dan bisa menyebabkan
masalah parah. Nyeri bisa disembuhkan dengan obat, terapi fisik, akupuntur, atau
bahkan operasi.

Joint stiffness (sendi kaku)

Joint stiffness adalah keadaan dimana gerakan sendi terbatas atau sulit
digerakkan. Orang yang menderita joint stiffness bisa menggerakkan sendinya
secara penuh, tetapi memerlukan tenaga yang besar. Sendi kaku yang terjadi
karena peradangan biasanya akan semakin parah setelah terbangun dari tidur atau
istirahat yang lama. Sendi kaku bisa disembuhkan dengan peregangan, terapi
fisik, mandi air hangat setelah bangun tidur dan melakukan aktivitas fisik.

Deformity (kelainan bentuk)

Kelainan kongenital dapat diklasifikasikan sebagai deformity atau


malformasi. Deformasi adalah perubahan bentuk dan atau posisi karena tekanan
yang tidak biasa di dalam rahim selama masa kehamilan. Deformity muncul pada
sekitar 2% kelahiran. Beberapa bisa normal kembali setelah beberapa hari, tetapi
ada juga yang butuuh perawatan lebih lanjut. Sedangkan malformasi adalah
kesalahan pada perkembangan organ atau jaringan normal.

X-ray

X-ray adalah teknologi kedokteran yang bisa membantu dokter untuk melihat
bagian dalam tubuh seseorang tanpa harus membuat sayatan. Teknologi ini dapat
membantu memeriksa area dimana pasien mengalami rasa sakit atau tidak
nyaman, memantau perkembangan penyakit yang didiagnosis seperti
osteoporosis, dan memeriksa seberapa baik perawatan yang telah diberikan
kepada pasien.

Berbagai jenis sinar-X digunakan untuk tujuan yang berbeda. Misalnya, dokter
menggunakan mammogram untuk memeriksa payudara. Atau menggunakan
sinar-X dengan enema barium untuk melihat lebih dekat saluran gastrointestinal.
Kondisi yang dapat dilihat melalui x-ray antara lain kanker tulang, kanker
payudara, penyumbatan pembuluh darah, masalah pencernaan, patah tulang,
infeksi, kerusakan gigi, dll.

Ada beberapa risiko yang dapat muncul dalam menggunakan sinar-X. Tapi bagi
kebanyakan orang, potensi manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Serum Calcium

Tes ini mengukur berapa banyak kalsium dalam darah. Tes ini digunakan untuk
mengetahui kelainan yang mempengaruhi metabolisme kalsium (cara tubuh
memperoleh, mengangkut, menggunakan dan membuang kalsium). Ukuran
normalnya adalah 8.5 sampai 10.2 mg/dL, tetapi ukuran ini mungkin berbeda
untuk setiap individu. Hasil tes laboratorium dapat bervariasi tergantung pada
usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan, metode yang digunakan untuk tes, dan
banyak faktor lainnya

Tes laboratorium bisa dilakukan karena berbagai alasan. Pengujian dilakukan


untuk pemeriksaan kesehatan rutin atau jika ada dugaan penyakit atau toksisitas.
Tes laboratorium dapat digunakan untuk menentukan apakah kondisi medis
membaik atau memburuk. Tes laboratorium juga dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan atau kegagalan pengobatan atau rencana perawatan. Tes
ini dapat mendeteksi penyakit penurunan kalsium dalam darah, gagal ginjal,
stroke, campak, pankreatitis, meningokokus menular, dll.

Forforus

Fosfor merupakan elemen penting yang penting bagi beberapa proses fisiologis
tubuh. Fosfor membantu pertumbuhan tulang, penyimpanan energi, dan produksi
saraf dan otot. Tulang dan gigi mengandung sebagian besar fosfor tubuh. Namun,
beberapa fosfor ada dalam darah. Dokter dapat menilai kadar fosfor darah dengan
menggunakan tes fosfor serum. Kisaran normal untuk orang dewasa umumnya 2,5
sampai 4,5 mg / dL.

Hyperphosphatemia adalah bila seseorang memiliki terlalu banyak fosfor dalam


darah. Hipofosfatemia adalah kebalikannya - memiliki terlalu sedikit fosfor.
Berbagai kondisi, termasuk gangguan penggunaan alkohol kronis dan kekurangan
vitamin D, dapat menyebabkan kadar fosfor darah menjadi terlalu rendah.

Tes fosfor serum dapat menentukan apakah seseorang memiliki kadar fosfor
tinggi atau rendah, namun dokter perlu melakukan lebih banyak tes untuk
menentukan hasil tes serum fosfor serum yang abnormal. Jika kadar fosfor dalam
darah terlalu tinggi, mungkin terindikasi bahwa ia memiliki endapan fosfor -
dikombinasikan dengan kalsium - di arteri. Terkadang, endapan ini mungkin
muncul di otot. Mereka langka dan hanya terjadi pada orang dengan penyerapan
kalsium berat atau masalah ginjal. Lebih umum lagi, kelebihan fosfor
menyebabkan penyakit kardiovaskular atau osteoporosis.

Alkalin Fosfat

Uji alkaline phosphatase (uji ALP) mengukur jumlah enzim alkalin


fosfatase dalam aliran darah. Tes ini membutuhkan pengambilan darah sederhana.
Alkaline phosphatase adalah enzim yang ditemukan di aliran darah. ALP
membantu memecah protein dalam tubuh dan ada dalam bentuk yang berbeda,
tergantung dari mana asalnya. Hati adalah salah satu sumber utama ALP, namun
beberapa juga dibuat di tulang, usus, pankreas, dan ginjal. Pada wanita hamil,
ALP dibuat di plasenta.

Tingkat ALP yang abnormal dalam darah paling sering menunjukkan adanya
masalah pada hati, kantong empedu, atau tulang. Namun, mereka mungkin juga
menunjukkan kekurangan gizi, hepatitis, kirosis, tumor kanker ginjal, masalah
usus, masalah pankreas, atau infeksi serius. Rentang normal ALP bervariasi dari
orang ke orang, tergantung pada usia, jenis darah, jenis kelamin, dan keadaan
hamil. Tes ALP juga dapat mendiagnosis penyakit tulang, seperti rakitis,
osteomalacia, dan penyakit paget pada tulang. Kisaran normal untuk kadar ALP
serum adalah 20-140 IU / L, namun hal ini dapat bervariasi dari laboratorium ke
laboratorium.

Clubfoot (kaki pengkor)


Clubfoot (talipes equinovarus) adalah cacat lahir yang biasanya terjadi
ketika jaringan yang menghubungkan otot ke tulang di kaki bayi dan kaki lebih
pendek dari biasanya. Posisi clubfoot bisa diperbaiki dengan terapi fisik untuk
meregangkan kaki dan pergelangan kaki dan operasi.

Intoeing

Adalah kelainan dimana kaki terlipat ke dalam saat jalan. Biasa terjadi
pada anak-anak. Saat mengalami kelainan ini, anak-anak cenderung tersandung
saat berjalan atau terlihat aneh saat berjalan dan berlari. Ada 3 penyebab umum
yang menyebabkan kelainan ini. Metatarsus adductus, yaitu kaki terpelintir ke
dalam, internal tibial torsial, yaitu tulang kaki bagian bawah berubah ke dalam di
antara lutut dan pergelangan kaki, dan internal femoral torsion, yaitu tulang paha
berubah ke dalam antara pinggul dan lutut.

Intoeing biasanya normal pada anak, namun perlu dikonsultasikan ke


dokter apabila intoeing hanya mempengaruhi satu kaki, semakin parah seiring
berjalannya waktu dan membuat kaki menjadi kaku.

Congenital dislocation of the hip

Adalah kondisi dimana sendi “ball and pocket” pada pinggul tidak
terbentuk dengan normal pada bayi dan anak-anak. Terkadang dikenal dengan
nama Developmental Dysplasia of the Hip (DDH). Tanpa pengobatan, DDH dapat
menyebabkan nyeri pinggul, osteoarthritis, dan pincang.

Setelah 72 jam bayi lahir, akan dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
Bayi yang didiagnosis dengan DDH biasanya diobati dengan kain belat yang biasa
dikenal dengan sebutan Pavlik. Pavlik akan mengamankan kedua pinggul bayi
dalam posisi yang stabil. Jika pavlik tidak bekerja, akan dilakukan operasi saat
usia bayi sudah mencapai 6 bulan.

Torticollis (wry neck)


Torticollis adalah bentuk distonia (kontraksi otot yang berkepanjangan)
dimana otot leher berkontraksi tanpa sengaja menyebabkan kepala berputar.
Torticollis dapat terjadi tanpa diketahui penyebab (idiopatik), genetik
(diwariskan), atau akibat kerusakan pada sistem saraf atau otot.

Pasien dengan penyakit ini memiliki gejala, seperti sakit di bagian leher,
gerakan leher yg terbatas, dan kejang otot. Fisioterapi adalah salah satu
pengobatan yang paling efektif untuk menyembuhkan penyakit ini.

Achondroplasia

Adalah gangguan pertumbuhan tulang yang menyebabkan jenis dwarfisme


yang paling umum. Achondroplasia adalah salah satu kelompok kelainan
chondrodystrophies atau osteochonddrodysplasias. Penyakit ini diwarisi sebagai
sifat autosomal dominan, yang berarti bahwa jika seorang anak mendapatkan gen
yang cacat dari 1 orang tua, anak tersebut akan mengalami kelainan tersebut pula.

Sebagian besar bayi dengan achondroplasia lahir dari orang tua yang tidak
memiliki kondisi ini. Hal ini terjadi bila ada perubahan gen acak baik pada telur
atau sperma yang bergabung bersama dan menciptakan seorang bayi.

Orang dengan achondroplasia jarang yang tingginya mencapai 1.5 meter.


Diagnosis bisa dilakukan dengan x-rays pada bayi yang baru lahir atau ultrasound
untuk bayi yang ada di dalam kandungan.

Anda mungkin juga menyukai