Shif I - Rian Adi Setiawan - 10070117019
Shif I - Rian Adi Setiawan - 10070117019
Laboratorium Tambang
M-VII
ATTERGERG LIMIT
Disusun Oleh :
1.Rafid Rabbani
2. Vaisal Gilang Adrian
Acc Laporan Nilai Akhir
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum pada kali ini adalah uji batas – batas Attergerg
untuk menentukan angka – angka konsistensi Attergerg,yaitu:
1. Batas susut (Shrinkage Limit),SL
2. Batas Plastis ( Plastic Limit),PL
3. Batas Cair ( Liquid Limit),LL
IF =
( log
N1
) N2
Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US Waterways
Experiment Station, Vicksburg, Mississippi (1949), mengajukan
suatu persamaan empiris untuk menentukan batas cair, yaitu:
tan β
N
¿=w N (
25 )
plastic limit didefinisikan sebagai kadar air pada batas dimana sampel tanah
digulung pada pelat kaca hingga mencapai diameter kurang lebih 1/8inch (3,2
mm) dan tanah tersebut tepat retak-retak halus. Dari percobaan ini dapat
ditentukan Plastic Index (IP), dimana:
I p=¿−PL
Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas
plastis dan batas cair. Rumus yang digunakan sama seperti
persamaan (1.1)
w1−w2
W= ×100 %
w2−w3
Shrinkage limit adalah kadar air pada batas keadaan semi plastis dan beku.
Di dalam laboratorium, shrinkage limit didefinisikan sebagai batas dimana tidak
akan terjadi perubahan volume pada massa tanah, apabila kadar airnya
dikurangi. Pada tahapan ini tanah mengering tanpa diikuti perubahan volume.
Batas susut ditunjukan dengan kadar air tanah.
pada tahap mengering dan tidak terdapat perubahan/pengurangan volume.
Rumus yang digunakan:
( w w − w d )− ( V w −V d ) ρw
SL= ×100 %
wd
Dengan:
wd
SR= ×100 %
Vd
dan
( V i−V f ) ρw
∆ w= × 100 %
m2
dimana: Vi = volume contoh tanah basah pada saat pennulaan
pengujian (yaitu volume mangkok, cm3)
Vf = volume tanah kering sesudah dikeringkan di dalam oven
ρw = kerapatan air (g/cm3)
Limit
Gambar : Attergerg
Nilai dari batas susut juga dapat digunakan untuk mengetahui derajat
mengembang dari sampel tanah. Altmeyer (1955) menjadikan hasil uji susut
linier dan batas susut atterberg sebagai parameter identifikasi tanah ekspansif.
II
1.4 Prosedur
1.4.1 Batas susut
1. Timbang gumpalan tanah kering.
2. Tempatkan cawan kecil di dalam cawan yg lebih besar, lalu isi cawan kecil
dengan air sampai penuh. Tekan permukaan air di dalam cawan kecil dengan
menggunakan plat kaca sampai tidak ada lagi udara yang terjebak di
dalamnya.
3. Bersihkan permukaan luar cawan kecil dari air, lalu tempatkan cawan
tersebut di dalam pan.
II
4. Masukkan gumpalan tanah ke dalam air lalu tekan permukaan air dengan
plat kaca sehingga air tumpah ke pan.
5. Timbang air yang tumpah.
6. Plastic Limit merupakan kadar air pada saat gulungan tanah mulai
menunjukkan retak-retak (diameter gulungan 1/8 inci).
7. Masukkan data-data tersebut dalam tabulasi, kamudian hitung nilai Indeks
Plastisitas untuk menentukan jenis tanah yang diuji.
1.4.3 Batas Cair
1 Ambil 100 gr tanah, campur dengan air aquades sehingga membentuk
pasta tanah.
2. Masukkan pasta tanah ke dalam mangkuk alat Casagrande lalu ratakan
permukaannya, lalu dibelah dengan grooving tool.
3. Nyalakan alat Casagrande, hitung jumlah ketukan yang diperlukan untuk
menutup celah pada pasta tanah.
4. Lalu ambil contoh seberat ± 10 gr dari mangkuk alat Casagrande untuk
ditentukan kadar airnya.
5. Dengan merubah kadar air contoh pasta tanah lakukan percobaan 2 s/d 5.
6. Plot grafik hubungan kadar air dengan jumlah ketukan pada grafik semi log.
7. Liquid Limit merupakan kadar air pasta tanah pada jumlah ketukan 25x.
8.Masukkan data-data tersebut dalam tabulasi, kamudian hitung nilai index.
II
DAFTAR PUSTAKA