Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA


Fakultas Sains dan Teknologi
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TA 2020/2021

Jl. Marsda Adisucipto, Yogyakarta, 55281 Telp. (0274) 519739, Fax. (0274) 540971, Email. fst@uin-suka.ac.id
Mata Kuliah : Pancasila Hari/ Tanggal : Kamis, 28/Januari/2021
Dosen : Lia Nur Khotijah, S.Sos., M.A. Waktu : 07:00 - 08:00 WIB
Smt/Prodi : 1/Kimia (kelas A) Ruang : Ruang Kuliah (FST-103)
Sifat Ujian :

Soal :
1. Melihat fungsi dan tugas lembaga negara di Indonesia, bagaimana peran dan fungsi DPR dalam
membela hak-hak rakyat sekarang ini? (contohkan dalam bentuk studi kasus)
2. Apa perbedaan MA, MK dan KY? Jelaskan menggunakan Bahasa kalian secara singkat ?
3. Berapa kali sistem pemerintahan di Indonesia mengalami perubahan dan jelaskan hal-hal yang
melatarbelakanginya?
4. Bagaimana menurut kalian korelasi Agama dan Pancasila dalam pengaplikasian kehidupan sehari2
apakah sejalan atau berlawanan arah? ( jika sejalan contohkan studi kasus korelasi agama (islam dan
Non Islam) dengan Pancasila?, jika tidak sejalan berikan alasannya?)

Keterangan
Tugas ini dikumpulkan oleh ketua kelas, dijadikan satu, dan ketua kelas mengirimkan ke email
@liarustamaji@gmail.com paling lambat minggu, 24 Januari 2020
Mohon diurutkan sesuai NIM

Hasil tugas diketik menggunakan word,


Mohon jawaban untuk singkat dan jelas!

TELAH DIVERIFIKASI

TGL:
OLEH:
TTD:

NAMA TERANG:
1. Contoh studi kasus bahwa DPR telah menjalankan salah satu tugasnya yaitu pada kasus yang
Penolakan Omnibus Law, sebagian anggota DPR menyetujui hal tersebut, yang berarti bahwa DPR
telah mendengar, menerima, dan menyampaikan aspirasi rakyat.
2. Mahkamah Agung (MA)
 Bertugas atau berwenang mengadili pada tingkat kasasi, memiliki badan peradilan yang
berada di bawah lingkungannya: peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha.
 Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial
Mahkamah Konstitusi (MA)
 Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final, tidak
memiliki badan peradilan yang ada di bawah lingkungannya, terdapat hanya ada satu di
Ibu Kota.
Komisi Yudisial (KY)
 Berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung.
 Bertugas memeriksa dugaan pelanggaran perilaku Hakim.
3. Sistem pemerintahan di Indonesia
a. Periode 1945-1945 (Presidensial)
Hasil dari rapat PPKI menetapkan UUD 1945 menjadi konstitusi di dalamnya termuat semua
hal yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia serta tujuan Negara Republik Indonesia.
Selain itu hasil rapat juga menetapkan bahwa sistem pemerintahan presidensial yang sangat
tepat dan relevan dengan situasi dan kondisi di Indonesia.
b. Periode 1959-1950 (Parlementer semu)
Latar belakang adanya perumusan kembali terkait dengan sistem pemerintahan Indonesia
adalah lepasnya wilayah-wilayah RI ke tangan penjajah yakni Belanda. Hal ini menjadi
bahan evaluasi karena tidak adanya sistem otonomi khusus untuk mengurus dan juga
mengembangkan daerahnya sendiri.
c. Periode 1950-1959 (Parlementer)
Undang-Undang Sementara tahun 1950 merupakan bentuk representasi bahwa negara
Indonesia sedang mengalami kekacauan politik. Sistem pemerintahan dalam bidang politik
yang dianut pun kembali berubah. Pada saat itu, menurut Hakiki (2014: 15), Demokrasi
Parlementer mulai diterapkan di Indonesia.
d. Periode1959-1966 (Presidensial)
Dengan adanya dekrit presiden, maka pada saat itu pulalah negara Indonesia kembali dengan
bentuk pemerintahannya yakni presidensial dan bentuk negara kesatuan. Tidak adalagi sistem
federal yang digunakan, namun setelah itu bentuk negara kesatuan lah yang digunakan.
e. Periode 1966-1998 (Presidensial)
Presiden di sini juga harus bertanggung jawab kepada MPR. Dalam sistem pemerintahan
presidensial Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen tetapi bertanggung jawab
langsung kepada rakyat. Ketentuan pertanggung jawaban Presiden kepada MPR dan bukan
langsung kepada rakyat merupakan karakter sistem pemerintahan parlementer.
f. Periode 1998-sekarang (Presidensial)
Hal fundemental yang bisa kita lihat perubahannya juga adalah terkait dengan kekuasaan dan
kewenangan MPR, yang semula bisa menjatuhkan pemerintahan kali ini supremasi tertinggi
ada di tangan rakyat langsung buka diwakili oleh MPR. Sehingga sampai hari ini pun
lembaga negara MPR tidak lagi berfungsi secara optimal. Kinerja MPR dipertanyakan karena
tidak lagi tugas sentral yang diemban oleh MPR. Soemantri (2003: 23) mengungkapkan
bahwa setelah adanya UUD hasil dari amandemen, Presiden dan Wakil Presiden kini dipilih
langsung oleh rakyat, tidak ada satupun yang bisa menjatuhkan presiden dalam lingkup
lembaga negara kecuali rakyat itu sendiri, kemudian presiden berhak mengankat dan
memberhentikan mentri-mentri atas pilihannya sendiri.
4. Sila pertama Pancasila, yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa" memerintahkan kita untuk
meyakini ke-Esaan tuhan, sebagaimana juga diajarkan dalam agama islam bahwa tuhan di alam
semesta ini yang wajib disembah hanya satu, Ialah Allah swt, sebagaimana telah disebutkan dalam
Q.S. Al-Ikhlas ayat pertama yang artinya “Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

Anda mungkin juga menyukai