Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR KRISTAL: SEL UNIT

KISI BRAVAIS

Disusun oleh :

Arfena Rizqi Amalia

(20106030060)

Pernyataan Keaslian :
Saya, yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan dengan jujur laporan yang saya buat
adalah hasil kerja sendiri, tidak menjiplak hasil pekerjaan orang lain ataupun
memanipulasi data. Jika terbukti ada hal-hal menjiplak karya orang lain atau memanipulasi
data, maka saya siap menerima sanksi sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Selesai pada tanggal : 17 Mei 2021 Yang menyatakan :


Jam : 05.12 WIB

(Arfena Rizqi Amalia)

Asisten Praktikum, Total Nilai

....................................... ……………………….

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2021
A. Judul Percobaan
Struktur Kristal: Sel Unit Bravais

B. Dasar Teori
Material zat padat, berdasarkan keteraturan susunan tiga dimensi partikel-partikel
atom penyusunnya, material zat padat dapat dikelompokkan menjadi zat padat kristalin
dan zat padat amorf. Zat padat amorf merupakan jenis padatan yang susunan atom atau
partikelnya tersusun secara acak dan tidak teratur (Surya, 2009). Zat padat amorf
tersusun dari molekul-molekul besar yang rumit. Zat padat ini mempunyai sifat
isotropik, yaitu zat yang memiliki sifat yang sama di segala arah. Oleh karena itu, akibat
dari ketidakteraturan susunan partikel-partilelnya, zat padat ini mempunyai sifat fisis
yang ekuivalen ke segala arah. Sedangkan, Zat padat kristalin merupakan suatu kondisi
dimana atom terletak dalam susunan yang berulang dalam jarak atomik yang besar;
oleh karena itu, muncul urutan yang panjang, seperti pada saat terjadi proses pemadatan
(solidifikasi), atom-atom akan menempatkan diri mereka sendiri ke dalam pengulangan
pola tiga dimensi dimana masing-masing atom terikat dengan atom tetangga yang
letaknya sangat dekat (Handoko, et all., 2020).
Struktur kristal dibangun oleh sekumpulan sel unit yang tersusun secara periodik
membentuk suatu susunan pola atom yang sama dan berulang-ulang dalam bentuk tiga
dimensi di dalam kisi. Sel unit ini merupakan pola dasar yang akan membentuk struktur
kristal. Pada Kristal yang sangat sederhana satuan penyusunnya adalah atom tunggal
seperti pada tembaga, perak, emas, besi, aluminium, dan logam-logam alkali. Namun,
dalam bentuk kristal dapat meliputi banyak atom dan molekul (Astra, 2015). Jarak
antara sel unit ke segala arah disebut dengan parameter kisi. Setiap satu sel unit diwakili
oleh satu titik kisi. Kisi kristal merupakan susunan titik yang teratur dan periodik dalam
susunan tiga dimensi. Sel unit digambarkan sebagai volume terkecil suatu zat padat
dimana seluruh pengulangannya berlaku dalam tiga dimensi. Semua sel unit di dalam
suatu kristal bersifat identik (Handoko, et all.,2020).
Sebuah kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara
berulang-ulang yang tak hingga di dalam ruang. Semua struktur kristal dapat
digambarkan atau dijelaskan dalam istilah-istilah lattice (kisi) dan sebuah basis yang
ditempelkan pada setiap titik kisi (wiendartun, 2012). Basis didefinisikan sebagai
sekumpulan atom-atom.
Gambar 1.1 Kisi dan Basis

Jarak antara setiap titik kisi boleh sama dan berbeda, jika jarak antara titik kisi sama (dalam
bentuk dua dimensi) akan berbentuk bujur sangkar, dan jika berbeda akan berbentuk persegi
panjang. Pengulangan unit sel harus menghasilkan struktur tanpa ada gap satu sama lain.
Dalam susunan dua dimensi, hanya dikenal empat unit sel, yaitu oblique, square,
rectangular dan hexagonal.

Gambar 1.2 Empat unit sel dalam susunan dua dimensi

Bentuk Kristal yang sebenarnya, yaitu dalam bentuk tiga dimensi. Bentuk tiga
dimensi kisi Kristal dinyatakan dengan parameter a, b, c dan α, β, γ. Parameter a, b, c
untuk menyatakan panjang rusuk dan parameter α, β, γ untuk menyatakan besar sudut
perpotongan antar rusuk.

Gambar 1.3 Parameter a, b, c dan α, β, γ


Berdasarkan parameter tiga dimensi tersebut, dapat dibentuk tujuh macam unit sel.
Ke tujuh unit sel tersebut merupakan bentuk dasar Kristal, karena semua titik kisinya
berada di ujung atau sudut-sudut unit sel.
Gambar 1.4 Tujuh bentuk dasar Kristal.

Namun demikian lokasi titik-titik kisi tidak hanya pada sudut-sudut tapi dapat
pula berada di bagian muka atau tengah (badan kisi). Oleh karena itu berdasarkan
kemungkinan variasi lokasi titik kisi, A. Bravais (1850) menyatakan bahwa ada empat
macam unit sel berbeda yang termasuk dalam tujuh sistem kisi kristal dasar, yaitu unit
sel sederhana (simple), pusat badan (body centered), pusat muka (face centered) dan
pusat alas (base centered). Keempat jenis unit sel dan tujuh kristal dasar disebut juga
14 (empat belas) kisi Bravais.

Gambar 1.5 14 Kisi Bravais.

C. Tujuan Percobaan
1. Membuat model-model unit sel kristal yang termasuk ke dalam sel unit kristal kisi
bravais.
2. Menentukan titik-titik kisi kristal, jarak titik kisi, luas bidang kisi dan volume
bidang kisi masing-masing model sel unit kristal kisi bravais.
D. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini, yaitu: pisau, penggaris, busur,
kalkulator, plastisin, dan lidi.

E. Cara Kerja
No. Bentuk Kisi Kristal Nama dan Hasil Perhitungan Dimensi
Kisi
1. a = 6 cm
b = 6 cm
c = 6 cm

Volume = a3 = 63 = 216 cm3


Luas Bidang Kisi = a2 = 62 cm
= 36 cm2
a=b=c
α = β = γ = 90˚

Kubus Sederhana
2. a = 6 cm
b = 6 cm
c = 6 cm

Volume = a3 = 63 = 216 cm3


a=b=c Luas Bidang Kisi = a2 = 62 cm = 36 cm2
===90°

Kubus Pusat Muka


3. a = 6 cm
b = 6 cm
c = 6 cm

Volume = a3 = 63 = 216 cm3


a=b=c Luas Bidang Kisi = a2 = 62 cm
===90° = 36 cm2

Kubus Pusat Badan


4. a = 6 cm
b = 6 cm
c = 10 cm

Volume = a2c = 62 cm × 10 cm
= 360 cm3
a=bc Luas Bidang Kisi :
===90° Luas bidang I = ab = 6 cm × 10 cm
= 60 cm2
Tetragonal Sederhana Luas bidang II = a2 = 62 cm = 36 cm2
5. a = 6 cm
b = 6 cm
c = 10 cm

Volume = a2c = 62 cm × 10 cm = 360


cm3
a=bc Luas Bidang Kisi :
===90° Luas bidang I = ab = 6 cm × 10 cm
Tetragonal Pusat Badan = 60 cm2
Luas bidang II = a = 62 cm = 36 cm2
2

6. a = 6 cm
b = 6 cm
c = 10 cm

3 √3 𝑎 2 𝑐 3√3 62 𝑐𝑚 ×10 𝑐𝑚
Volume = =
2 2
= 49,3 cm3
a=bc
Luas Bidang Kisi :
==90°, =120°
√3 ×𝑎 2 √3 ×62 𝑐𝑚
Luas bidang I = =
2 2
Heksagonal = 5,19 cm2
Luas bidang II = ac = 6 cm × 10 cm
= 60 cm2

7. a = 6 cm
b = 7 cm
c = 10 cm

Volume = abc = 6 cm × 7cm × 10cm


= 420 cm3
abc Luas Bidang Kisi :
===90° Luas bidang I = ab = 6 cm × 7 cm
Ortorombik Sederhana = 42 cm2
Luas bidang II = ac = 6 cm × 10 cm
= 60 cm2
Luas bidang II = bc = 7 cm × 10 cm
= 70 cm2

8. a = 6 cm
b = 7 cm
c = 10 cm

Volume = abc = 6 cm × 7cm × 10cm


= 420 cm3
abc Luas Bidang Kisi :
===90° Luas bidang I = ab = 6 cm × 7 cm
Ortorombik Pusat Badan = 42 cm2
Luas bidang II = ac = 6 cm × 10 cm
= 60 cm2
Luas bidang II = bc = 7 cm × 10 cm
= 70 cm2

9. a = 6 cm
b = 7 cm
c = 10 cm

Volume = abc = 6 cm × 7cm × 10cm


= 420 cm3
Luas Bidang Kisi :
abc
Luas bidang I = ab = 6 cm × 7 cm
===90°
= 42 cm2
Ortorombik Pusat Dasar Luas bidang II = ac = 6 cm × 10 cm
= 60 cm2
Luas bidang II = bc = 7 cm × 10 cm
= 70 cm2

10. a = 6 cm
b = 7 cm
c = 10 cm

Volume = abc = 6 cm × 7cm × 10cm


= 420 cm3
abc
Luas Bidang Kisi :
===90°
Luas bidang I = ab = 6 cm × 7 cm
Ortorombik Pusat Muka = 42 cm2
Luas bidang II = ac = 6 cm × 10 cm
= 60 cm2
Luas bidang II = bc = 7 cm × 10 cm
= 70 cm2

11. a = 6 cm
b = 7 cm
c = 8 cm

Volume =
abc√1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛾 + 2𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑐𝑜𝑠𝛽 𝑐𝑜𝑠𝛾
abc 
= 6.7.8√1 − 1 + 2 cos 37˚ cos 45˚ cos 55˚
   90°
= 336 √2(0,765 × 0,5 × 0,02
Triklinik = 13,14 cm3
Luas Bidang Kisi = ab sin ø
= 6 cm × 7 cm sin 37˚
= 6 cm × 7 cm (0,64)
= 26,88 cm2
12. a = 6 cm
b = 7 cm
c = 9 cm

Volume =
abc abc√1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛾 + 2𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑐𝑜𝑠𝛽 𝑐𝑜𝑠𝛾
==90°,   90° = 6.7.9√1 − 1 + 2 cos 37˚ cos 45˚ cos 55˚
= 378√2(0,765 × 0,5 × 0,02)
= 46,76 cm3
Monoklinik Sederhana
Luas Bidang Kisi = ab sin ø
= 6 cm × 7 cm sin 37˚
= 26,88 cm2

13. a = 6 cm
b = 7 cm
c = 10 cm

Volume =
abc√1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛾 + 2𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑐𝑜𝑠𝛽 𝑐𝑜𝑠𝛾
abc = 6.7.10√1 − 1 + 2 cos 37˚ cos 45˚ cos 55˚
==90°,   90° = 420√2(0,765 × 0,5 × 0,02
= 51,95 cm2
Monoklinik Berpusat Alas
Luas Bidang Kisi = ab sin ø
= 6 cm × 7 cm sin 37˚
= 26,88 cm2

14. a=5
b=6
c=7

Volume =
abc√1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛾 + 2𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑐𝑜𝑠𝛽 𝑐𝑜𝑠𝛾
a=b=c
= 5.6.7√1 − 1 + 2 cos 37˚ cos 45˚ cos 55˚
==90°
= 210 √2(0,765 × 0,5 × 0,02
= 25,98 cm2
Luas Bidang Kisi = ab sin ø
= 5 cm × 6 cm sin 37˚
= 19,2 cm2

F. Hasil dan Pembahasan


Bentuk dasar struktur Kristal tiga dimensi dapat dikelompokkan menjadi tujuh
bagian, yaitu: 1) Kubus sederhana, 2) Tetragonal, 3) Ortorombik, 4) Rombohedral, 5)
Monoklinik, 6) Triklinik, dan 7) Heksagonal. Dalam tiga dimensi, terdapat 14 kisi
Bravais terbentuk dengan mengkombinasikan salah satu dari tujuh sistem Kristal (atau
sistem aksial) dengan salah satu pusat kisi. Masing-masing kisi bravais menunjukkan
jenis kisi yang berbeda. Adapun ke 14 kisi Bravais adalah sebagai berikut.
1. Kubus Sederhana

Dalam percobaan ini, diketahui pajang setiap rusuk kubus ialah 6 cm,
sehinggan diperoleh volume kubus sebesar 216 cm3 dan luas bidang kisi 36
cm2.

2. Ortorombik

Untuk mencari besar volume pada bentuk struktur ini, dapat dicari
menggunakan persamaan volume balok. Diketahui panjang rusuk a = 6 cm, b
= 7 cm, dan c = 10 cm. Sehingga, diperoleh volume struktur bangunan sebesar
420 cm2.
3. Tetragonal

Volume yang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebesar 360 cm3. Dengan
rusuk a = 6 cm, rusuk b = 6 cm, dan rusuk c = 10.

4. Monoklinik
Volume yang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebesar 46,76 cm3 untuk
monoklinik sederhana dan 51,95 cm3 untuk monoklinik berpusat alas. Dengan
rusuk a = 6 cm, rusuk b = 6 cm, dan rusuk c = 9, monoklinik sederhana. Dan
rusuk a = 6 cm, rusuk b = 6 cm, c = 10 cm (monoklinik berpusat alas).

5. Rombohedral

Volume yang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebesar 25,98 cm3. Dengan
rusuk a = 5 cm, rusuk b = 6 cm, dan rusuk c = 7 dan sin ˚ 37. Volume tersebut
dapat di cari dengan menggunakan presamaan
abc√1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛾 + 2𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑐𝑜𝑠𝛽 𝑐𝑜𝑠𝛾.

6. Triklinik

Volume yang diperoleh dari percobaan ini yaitu sebesar 13,14 cm3. Dengan
rusuk a = 6 cm, rusuk b = 7 cm, dan rusuk c = 8 dan sin ˚ 37. Volume tersebut
dapat di cari dengan menggunakan presamaan
abc√1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛾 + 2𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑐𝑜𝑠𝛽 𝑐𝑜𝑠𝛾.

7. Heksagonal
Diketahui panjang rusuk a = 6 cm dan panjang rusuk c = 10 cm, volume dari
bangun heksagonal ini yaitu 49,3 cm3, dihitung menggunakan persamaan
√3 ×𝑎 2
𝑉 ℎ𝑒𝑘𝑠𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 = .
2
G. Kesimpulan
Struktur kristal dibangun oleh sekumpulan sel unit yang tersusun secara periodik
membentuk suatu susunan pola atom yang sama dan berulang-ulang dalam bentuk tiga
dimensi di dalam kisi. Sel unit ini merupakan pola dasar yang akan membentuk struktur
kristal. Sebuah kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara
berulang-ulang yang tak hingga di dalam ruang. Semua struktur kristal dapat
digambarkan atau dijelaskan dalam istilah-istilah lattice (kisi) dan sebuah basis yang
ditempelkan pada setiap titik kisi.
Seorang ilmuwan bernama A. Bravais (1850) menyatakan bahwa ada empat macam
unit sel berbeda yang termasuk dalam tujuh sistem kisi kristal dasar, yaitu unit sel
sederhana (simple), pusat badan (body centered), pusat muka (face centered) dan pusat
alas (base centered). Keempat jenis unit sel dan tujuh kristal dasar disebut juga 14
(empat belas) kisi Bravais.

H. Saran
Gunakan lidi yang memiliki ujung yang runcing agar lebih mudah menyusun atau
merangkai struktur atom tiga dimensi.

I. Daftar Pustaka
Farida, Ida. 2018. Kimia Anorganik-Karakteristik Logam Blok-s dan Blok-p. Modul
Kuliah. Tidak Diterbitkan. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Program Studi
Pendidikan Kimia
Handoko, Erfan, et al., Tanpa Tahun. Tehnik Difraksi Sinar-X Dalam Analisis
Struktur Kristal. Tugas Akhir.
Kilo, Akram La. 2018. Kimia Anorganik Struktur dan Kereaktifan. Gorontalo : UNG
Press Gorontalo
Rahmawati, Indah. Tanpa Tahun. Ikatan Metalik II.
https://sites.google.com/a/unila.ac.id/chemed-14/kimia-anorganik (Diakses
pada tanggal 30 april)
J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai