Anda di halaman 1dari 15

ON LINE PUBLIC ACCES CATALOG ( OPAC )

Katalog merupakan alat penelusuran untuk temu balik informasi ( information retrieval ).
Koleksi yang ada di perpustakaan akan sulit dan bahkan tidak dapat ditemukan bila tidak ada
sarana temu kembali yang dapat membantu pengguna untuk menemukan koleksi yang ada di
perpustakaan. Sebaliknya, perpustakaan akan mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan
sumberdaya informasi yang tersedia kepada pengguna,  sistem temu-balik yang umum dikenal
di perpustakaan ialah  katalog  perpustakaan. (Jonner Hasugian 2003).

Fungsi katalog bagi perpustakaan antara lain :

1. Sebagai hasil pencatatan/daftar inventaris dari koleksi yang ada di perpustakaan.

2. Alat untuk mempermudah temu kembali informasi bahan pustaka yang dicari.

3. Sebagai alat bantu di dalam memilih bahan pustaka dalam hal yang berkaitan dengan
edisinya, kepengarangannya dan sebagainya.

4. Menyusun nama pengarang sedemikian rupa sehingga karya seseorang dengan berbagai
judul yang berbeda dapat diletakan secara berdekatan.

5. Mencatat nomor panggil (call number) untuk menunjukkan di mana bahan pustaka itu
berada/ tersimpan pada rak /file.

Seiring berjalannya waktu dan terjadinya perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat
maka bentuk katalogpun mengalami perubahan, dari bentuk manual menjadi digital ( on line ),
yang biasanya hanya bisa diakses di perpustakaan menjadi bisa diakses dimana saja selama
terkoneksi dengan jaringan internet.

Berdasarkan bentuk fisiknya katalog dapat dikelompokan menjadi :

1. Katalog berbentuk buku (book catalog)


2. Katalog Kartu (card catalog)
3. Katalog berbentuk mikro (microform catalog)
4. Katalog komputer terpasang (online computer catalog) (Taylor 1992, 8).

Katalog berbentuk buku, katalog tersebut sering juga disebut katalog tercetak (printed
catalog).  Keuntungan dari katalog berbentuk buku adalah dapat dicetak sesuai dengan
kebutuhan, dapat diletakkan pada berbagai tempat, dan mudah disebarluaskan ke
perpustakaan lain.  Entri pada katalog berbentuk buku dapat ditemukan dengan cepat, mudah
menyimpannya, mudah menanganinya, bentuknya ringkas dan rapi

Kelemahan dari katalog berbentuk buku adalah  cepat usang atau ketinggalan jaman.  Hal itu
terjadi karena setiap kali perpustakaan memperoleh buku baru, berarti katalog sebelumnya
harus diperbaharui kembali, atau setidak-tidaknya membuat suplemen.  Dengan demikian,
katalog berbentuk buku ini tidak luwes.  Biaya pembuatan berbentuk buku cenderung lebih
mahal, karena bentuk dan jumlah cantumannya sering berubah, katalog berbentuk buku
cenderung ditinggalkan oleh perpustakaan dan beralih ke katalog kartu.
Bentuk katalog kartu masih banyak digunakan di perpustakaan hingga saat ini.  Keuntungan dari
katalog kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di perpustakaan
tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang
ada.

Katalog bentuk mikro atau computer output microform (COM).  COM dibuat pada salah satu
bentuk mikrofilm atau mikrofis.  Katalog mikro lebih murah dibanding dengan katalog
berbentuk buku dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah dari pada katalog
kartu.  Bentuknya ringkas dan mudah menyimpannya.

Katalog komputer terpasang (online computer catalog) sering disebut dengan Online Public
Access Catalogue (OPAC), yaitu bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumlah
perpustakaan tertentu. OPAC  menjadi pilihan bentuk katalog yang digunakan diberbagai
perpustakaan.  Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan di perpustakaan, OPAC
dianggap paling luwes (flexible) dan paling mutakhir (Taylor 1992).  Program aplikasi yang
digunakan di perpustakaan, seperti CDS/ISIS, Inmagic, VTLS, Dynix, Tinlib, dan lain-lain

On line Publik Acces Catalog ( OPAC )

Online Public Access Catalog yang biasa disebut oleh beberapa perpustakaan sebagai katalog
online, katalog akses online, katalog akses daring perpustakaan, atau katalog akses umum
talian, merupakan perkembangan teknologi di dalam ilmu perpustakaan, selain memberikan
kemudahan bagi pengguna juga kemudahan bagi petugas perpustakaan dalam melakukan
kegiatan pengkatalogan.

Menurut Feather (1997,330) menyatakan bahwa OPAC adalah suatu pangkalan data dengan
cantuman bibliografi yang biasanya menggambarkan koleksi perpustakaan tertentu. OPAC
menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Pengguna
dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subyek, kata kunci, dan sebagainya.

OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai
pengguna untuk menelusuri data katalog (untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan
karya tertentu untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya dan jika sistem katalog
dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka
yang sedang dicari tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam.

Menurut Wahyu Supriyanto (2008:134) menjelaskan bahwa “OPAC (Online Public Acces
Catalog) adalah sebuah fitur yang digunakan untuk memfasilitasi pengunjung untuk mencari
katalog koleksi perpustakaan yang dapat diakses oleh umum”.
Jadi secara umum, OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis komputer yang
digunakan oleh pengguna untuk menelusuri koleksi suatu perpustakaan atau unit informasi
lainnya.

Sejarah perkembangan sistem OPAC

Tahun 1960 dan Awal Tahun 1970

Pada tahun 1960-an, komputer digunakan di berbagai perpustakaan umum dan perguruan
tinggi untuk membantu membuat kalatog. Pada saat itu, pengoperasian sistem komputer masih
berada pada model atau cara yang sangat variatif sehingga kemungkinan penelusuran informasi
dengan katalog terpasang (online) dianggap masih jauh dari kenyataan. Pada awal 1970-an,
sejumlah perpustakaan mulai menggunakan sistem komputer induk untuk mengembangkan
sistem lokal. Sistem lokal ini didesain dan dirancang oleh staf dari pusat komputer.

Pertengahan Tahun 1970-an

Pada masa ini, komputer mulai digunakan untuk proses sirkulasi di perpustakaan. Sistem
komputer digunakan untuk tujuan pengumpulan data, khususnya pencatatan peminjaman.
COM (Computer Output on Microfilm) menjadi metode yang terkenal digunakan untuk
menghasilkan katalog. Perkembangan teknologi komunikasi pada masa ini juga ditandai dengan
munculnya sistem kerjasama pengkatalogan dan pemanfaatan bersama diberbagai
perpustakaan. Misalnya, di Inggris LASER (London and South Eastern Library Region), dan di
Amerika Utara OCLC (Ohio Collehe Library Centre). Sistem kerjasama ini menghasilkan
cantuman kalatog pada komputer untuk sejumlah pepustakaan yang berpartisipasi, baik dalam
bentuk COM atau kartu katalog.

Akhir Tahun 1970-an dan Awal tahun 1980-an

Pengenalan komputer mikro (microcomputer) di era ini, mendorong berbagai perpustakaan


semakin mandiri untuk menggunakan fasilitas komputer. Penggunaan komputer mikro menjadi
terkenal karena menyediakan fasilitas untuk melakukan akses secara terpasang (online)
terhadap berbagai data (file) dalam sistem sirkulasi. Sistem komputer yang digunakan pada
masa itu adalah sistem yang mampu menelusuri cantuman bibiliografi secara online, sehingga
sistem itu disebut sebagai sistem OPAC. Munculnya sistem OPAC ini merupakan cikal bakal
lahirnya sistem otomasi perpustakaan.

Pertengahan Sampai Akhir Tahun 1980-an


Pada masa ini, perpustakaan yang menggunakan sistem OPAC makin meningkat. Mereka mulai
menyediakan sistem yang terintegrasi untuk manajemen perpustakaan seperti untuk
pengkatalogan, akuisisi, sirkulasi, pengawasan serial, layanan antar perpustakaan dan juga
OPAC. Banyak perpustakaan yang menyediakan anggaran khusus untuk pengembangan sistem
OPAC. Misalnya, tahun 1985 The Britih Library Reserach and Development menyediakan
anggaran sejumlah 317.395 found untuk setiap proyek penelitian sistem OPAC.

Tahun 1990-an

Pada tahun 1990-an, terlihat perubahan besar pada sitem manajemen perpustakaan dengan
menawarkan kecenderungan dari sistem milik sendri (proprietary systems) bergerak ke arah
sistem terbuka. Sejumlah permasalahan yang ditemui pada pengoperasian sistem di masa
sebelumnya diinvetarisir dan ditemukan bahwa sejumlah besar sistem yang ada diperpustakaan
pada thaun 1980-an hanya bisa dijalankan pada perangkat keras (hardware) seperti
DOBIS/LIBID, Geac, LIBERTAS dan URICA.

Pada tahun 1990 an inilah sistem otomasi perpustakaan mengalami booming sehinggan banyak
perusahaan IT membuat software untuk program otomasi perpustakaan. Aplikasi otomasi
perpustakaan berfungsi untuk membangun digital library

Perkembangan OPAC di Indonesia

Di Indonesia OPAC mulai banyak digunakan pada tahun 2000an seiring dengan berkembangnya
tren perpustakaan digital, karena keberadaan OPAC tidak bisa terlepas dari program
perpustakaan digital

Di Indonesia, perpustakaan digital telah banyak dikembangkan terutama oleh perpustakaan perguruan
tinggi. Ada beberapa software yang telah di buat antara lain Ganesha Digital Library, Indonesia Digital
Library Network, Spektra Virtual Library, Senayan dan yang paling baru adalah Garuda (Garba Rujukan
Digital).

Sekitar tahun 2007an perpustakaan depdiknas meluncurkan program senayan. Senayan adalah
Open Source Software ( OSS ) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi
perpustakaan skala kecil hingga skala besar
OPAC dalam aplikasi Senayan

Tampilan OPAC Perpustakaan PPPPTK Pertanian

OPAC dalam senayan ini terdiri dari simple search ( pencarian sederhana ), Advance search
( pencarian canggih, navigasi library information ( informasi tentang perpustakaan ) , navigasi
help on search dan librarian login.

Pada simple search pencarian dapat dilakukan dengan mengetikan kata kunci ( judul,
pengarang, subjek ) pada kolom yang tersedia. Sedangkan pada advance search terdapat tiga
kolom pencarian yaitu khusus titel, khusus author, ISBN / ISSN dan khusus subject. Untuk
memperoleh ketepatan pencarian disediakan pula pilihan Location, collection type dan GMD.

Tampilan awal hasil pencarian bibliografi didalam OPAC memuat gambar / image, judul,
pengarang. Selain itu ditambah dengan tombol detail data bibliografi dan XML ( untuk
mendapatkan format XML.
Tampilan awal hasil pencarian bibliografi didalam OPAC

Tampilan detail ( record detail ) memuat informasi title ( judul ), edition, call number, ISBN /
ISSN, author ( pengarang ), topics, classification, series, title, GMD, Language ( bahasa ),
penerbit, tahun terbit, tempat terbit, kolasi, abstrak/ notes, lokasi, image ( gambar ) dan file
attachment yang dapat diunduh, availability ( ketersediaan : berisi informasi total item, item
yang tersedia dan item terpinjam).
Tampilan detail hasil pencarian bibliografi didalam OPAC

Topics dan author memiliki fasilitas keterkaitan antar dokumen . Jadi ketika kita mengklik
topics ( subjek ) atau author dalam detail OPAC maka akan muncul dokumen dengan topik atau
pengarag yang sama.
Tampilan hasil pencarian dengan nama pengarang ( author )
Tampilan hasil pencarian dengan topik perikanan

Dalam OPAC ini pula, diberikan fasilitas untuk mengubah bahasa pengantar yaitu Arab,
Indonesia, Inggris, Jerman dan Spanyol.
Tampilan OPAC dengan menggunakan bahasa Arab

Tujuan OPAC

Menururt Siregar (2004 : 57) menyatakan bahwa peralihan manual ke bentuk online, disamping
banyak menghemat waktu pengguna dalam penelusuran, juga mampu meningkatkan efisiensi
pekerjaan pengatalogan bahan pustaka baru. Katalog elektronik terbukti mampu
mempromosikan koleksi perpustakaan sehingga penggunanya semakin tinggi.

Menurut Kusmayadi (2006 : 53) Tujuan penyediaan OPAC adalah :

1. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki
perpustakaan.
2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukana dan yang harus dikeluarkan oleh
pengguna dalam mencari informasi.
3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat
meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
4. Mempercepat pencarian informasi.
5. Dapat melayani kebutuhan informasi maysrakat dalam jangkauan luas.
Jadi, tujuan penyediaan OPAC di perpustakaan adalah untuk memberi kepuasan kepada
pengguna dan staf perpustakaan dan mempercepat pencarian informasi yang tersedia di
perpustakaan.

Fungsi OPAC

Menurut pendapat Yusup (1995 : 76), fungsi katalog secara umum adalah sebagai berikut :

1. Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan-bahan lain dengan menggunakan


lambang-lambang angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (call number).
2. Mendaftarakan semua buku dan bahan lain dengan susunan alfabetis nama pengarang,
judul buku, atau subyek buku yang bersangutan, ke dalam suatu tempat khusus di
perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri atau informasi yang diperlukan.
3. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan
dengan hanya mengetahui salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.

Jadi, fungsi katalog adalah secara umum adalah untuk menunjukkan tempat suatu buku,
menginventarisasikan semua koleksi yang dimiliki perpustakaan, serta memberikan kemudahan
untuk mencari koleksi yang ada di perpustakaan.

JENIS PENELURUSAN
Menurut Hasugian (2004: 6) mengemukakan ada beberapa jenis penelusuran yang dapat
dilakukan melalui OPAC, yaitu :

 Penelurusan dengan browsing (browse searching). Penelurusan dengan teknik browse,


yaitu menelusuri dengan memeriksa satu persatu cantuman dari dokumen yang ada,
proses ini memang akurat, akan tetapi membutuhkan waktu yang lama sehingga kurang
efisien untuk dilakukan.

 Penelusuran kata kunci (keyword searching). Penelurusan dengan menggunakan kata


kunci (keyword) tertentu sebagai query. Kata kunci bisa beruba istilah/kata yang
dirumuskan secara bebas atau kata/istilah baku/standar.

 Penelusuran terbatas (limited searching). Penelusuran dengan melakukan pembatasan


kepada ruas data tertentu, pembatasan database tertentu, pembatasan tahun, tertentu,
pembatasan bahasa, negara, dan sebagainya.

TEKNIK PENELURUSAN
Menurut Saleh (1996 : 76-81) Teknik penelusuran OPAC terbagi dalam lima bagian, yaitu :
 Penelusuran dengan kamus istilah. Penelusuran menggunakan istilah yang sudah dibuat
oleh CDS atau ISIS pada saat mengindeks suatu ruas atau sub ruas.

 Penelusuran bebas. Pengguna bebas mengetikkan apa saja yang ingin dicari karena
sistem ini merupakan pengganti katalog.

 Penelusuran dengan ekspresi Boolean. Penelurusan dengan Boolean ini memungkinkan


pengguna untuk mendapatkan umpan balik informasi yang lebih tepat sesuai dengan
apa yang diinginkan.

 Penggunaan teknik ANY merupakan cara mengelompokan istilah yang dapat dipakai
sebagai penelusuran.

 Pemotongan istilah. Pemotongan istilah digunakan apabila akan menjaring seluruh kata
yang ada dalam basis data yang diminta dalam bentuk query.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


Keuntungan OPAC

Menurut Hermanto (2007 : 1) OPAC memiliki keuntungan, yaitu :

1. Penelusuran informasi dapat dilakukan secara cepat dan tepat.


2. Penelusuran dapat dilakukan di mana saja tidak harus datang ke perpustakaan dengan
catatan sudah online ke internet.
3. Menghemat waktu dan tenaga.
4. Pengguna dapat mengetahui keberadaan koleksi dan status koleksi apakah sedang
dipinjam atau tidak.
5. Pengguna mendapatkan peluang lebih banyak dalma menelusuri bahan pustaka.

Sedangkan menurut Fatahi dalam Hasugian (2004 : 9) menyatakan bahwa OPAC memiliki
beberapa kelebihan dari katalog kartu yaitu sisi penelusuran mencakup interaksi (interaction),
bantuan pengguna (user assistance), kepuasan pengguna (user satisfaction), kemampuan
penelusuran (searching capabilities), keluaran dan tampilan (out and display), ketersediaan dan
akses (availabilitu and access).

Kerugian OPAC

Dari berbagai keuntungan, OPAC juga memiliki peluang kekurangan. Menurut Hermanto (2007 :
1) adalah :

1. Belum semua bahan pustaka masuk ke data komputer sehingga pengguna mengalami
kesulitan dalam melakukan penelusuran.
2. Tergantung aliran listrik, bila listrik mati maka kegiaan penelusuran bahan pustaka akan
terganggu.
3. Kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC untuk menelusuri informasi yang
dimiliki perpustakaan.

2.      FITUR

Fasilitas ini dapat digunakan pengunjung perpustakaan untuk melakukan pencarian katalog,
baik katalog buku, majalah, dan laporan penelitian. Menurut Wahyu Supriyanto (2008:134)
dalam layanan OPAC harus memiliki fitur yang bersifat mudah, fleksibel dan akurat. Adapun
fitur tersebut meliputi :

 Home page OPAC (Online Public Acces Catalog)

-          Pencarian simple search

-          Pencarian advance search

-          Menampilkan detail katalog

-          Menampilkan status ketersediaan buku.

 Pencarian buku baru

-          Pemesanan/usulan buku

-          Download data digital (abstraksi/full-teks)

KESIMPULAN

Perpustakaan merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat aktivitas pengumpulan,


pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi, perpustakaan
sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat
informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa,
serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya. (Lasa HS : 1998)

Layanan jasa lainnya salah satunya adalah OPAC. OPAC merupakan suatu sistem temu balik
informasi berbasis komputer yang dapat digunakan oleh pengguna maupun petugas
perpustakaan untuk menelusur koleksi bahan pustaka suatu perpustakaan atau unit informasi
lainnya yang dapat diakses secara online.

Penerapan OPAC pada perpustakaan sangat membantu kinerja pustakawan, begitu juga
mahasiswa atau pengunjung ketika mengunjungi perpustakaan yang sudah ada OPAC nya. Hal
tersebut sangat efisien dan menghemat waktu.

Anda mungkin juga menyukai