Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

TENTANG

“ADMINISTRASI HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT


(HUMAS) “

Disusun Oleh:

1. TRI ASTUTI (2014080030)


2. AZIZAH FITRA QOLBIAH (2014080032)
3. RINNDU AULIA PUTRI (2014080044)

Dosen Pembimbing :

Dr. Hidayati , S. Ag.,M.Pd

JURUSAN TADRIS IPA (KONSENTRASI FISIKA)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

2021 M /1443 H
KATA PENGANTAR

ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن الر‬


‫َّحيْم‬

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan keindahan dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang “ADMINISTRASI HUBUNGAN
SEKOLAH DAN MASYARAKAT (HUMAS) “ ini dengan tepat waktu.

Alasan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibk Dr.Hidayati,
S.Ag., M.Pd dalam mata kuliah Administrasi Pendidikan. Selain itu, tulisan ini juga
berencana untuk menambah pemahaman tentang makalah yang kami buat untuk para
pembaca dan selanjutnya untuk para sarjana.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibk Dr.Hidayati, S.Ag., M.Pd selaku
dosen pemimbibing mata kuliah Administrasi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah informasi dan ilmu pengetahuan sesuai bidang studi yang kita
geluti.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berbagi
sebagian wawasannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami memahami bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata bagus.
Selanjutnya, untuk analisis dan ide yang bermanfaat, kami akan mengantisipasi
kesempurnaan makalah ini.

Sijunjung ,17 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian (Humas)................................................................................ 2
B. Komponen-komponen Humas Pendidikan .............................................3
C. Jenis-jenis Humas ...................................................................................3
D. Tujuan Kerjasama sekolah dan Masyarakat ...........................................4
E. Prinsip Humas .........................................................................................4
F. Penyelenggaraan Humas Pendidikan ......................................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................... 8
B. Saran........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menempuh kehidupan manusia di pengaruhi beberapa faktor salah satunya
adalah pendidikan. Dimana pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang
dicita- citakan. Pendidikan pun menjadi bagian esensial dari strategi kebudayaan karena
kebudayaan hanya dapat hidup dan berkembang dari masyarakat.
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang dengan
berbagai ragam kualitas diri yang tidak berpendidikan sampai dengan  yang berpendidikan.
Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan nonformal
yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya,
tetapi tidak sistematis.
Hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif, bahkan seperti 
telur  dengan ayam. Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya
akan ditemukan dalam masyarakat yang maju. Sekolah juga berfungsi sebagai lembaga sosial
yang melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian (Humas)
2. Bagaimana Komponen-komponen Humas Pendidikan
3. Apa saja Jenis-jenis Humas
4. Apa Tujuan Kerjasama sekolah dan Masyarakat
5. Bagaimana Prinsip Humas
6. Bagaimana Penyelenggaraan Humas Pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk Mengetaui Pengertian (Humas)
2. Untuk Mengetaui Komponen-komponen Humas Pendidikan
3. Untuk Mengetaui Jenis-jenis Humas
4. Untuk Mengetaui Tujuan Kerjasama sekolah dan Masyarakat
5. Untuk Mengetaui Prinsip Humas
6. Untuk Mengetaui Penyelenggaraan Humas Pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT


Suatu sekolah tidak dibenarkan mengisolasi diri dari masyarakat. Sekolah
tidak boleh menutup diri terhadap masyarakat sekitarnya, ia tidak boleh melaksanakan
idenya sendiri dengan tidak mau tahu akan aspirasi-aspirasi masyarakat. Sekolah tidak
boleh bersikap dan berlaku demikian, sebab pada hakekatnya ia adalah milik
masyarakat. Masyarakat menginginkan sekolah itu berdiri di daerahnya untuk
meningkatkan perkembangan putra-putra mereka. Masyarakat juga menginginkan
agar sekolah bisa memberi pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik
langsung maupun tidak langsung.
Untuk maksud ini masyarakat siap mendukung usaha-usaha sekolah di
daerahnya. Sekolah adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya
termasuk masyarakat pendukungnya. Sebagai sistem terbuka sudah jelas ia tidak
dapat mengisolasi diri, sebab bila hal ini ia lakukan berarti ia menuju ke ambang
kematian, akibat menentang kewajaran hukum alam. Sebagai sistem terbuka, sekolah
selalu membukakan pintu terhadap kehadiran warga masyarakat, terhadap ide-ide
mereka, terhadap kebutuhankebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk dimasuki oleh aktivitas-
aktivitas sekolah. Sekolah juga dapat belajar dari masyarakat, guru-guru dan para
siswa dapat mencari pengalaman, belajar dan praktek di masyarakat. Antara sekolah
dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling
menerima.
Masyarakat dalam arti sempit di sini adalah masyarakat di lingkungan sekolah
itu sendiri, sedangkan dalam arti luas yaitu masyarakat dalam negara dan bahkan bila
diperlukan dapat dihubungkan dengan masyarakat Internasional. Sekolah-sekolah
pada umumnya lebih banyak menghubungkan diri dengan masyarakat dalam arti
sempit ialah masyarakat setempat, sebab fungsi sekolah yang pertama adalah
melayani kebutuhan masyarakat setempat.
Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dengan masyarakat,
ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik yang bersumber dari
sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat.
Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap
masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem dengan
masyarakat sebagai suprasistemnya.
Komunikasi itu merupakan lintasan dua arah yaitu dari arah sekolah ke
masyarakat dan dari arah masyarakat ke sekolah. Kedua kelompok kehidupan itu
saling memberi informasi, berpartisipasi membina pendidikan. Jones (1969:388)
menyambut hubungan dengan masyarakat itu sebagai hubungan dua arah tempat
memadu ide antara sekolah dengan masyarakat untuk melahirkan saling pengertian.
Ide-ide tentang pendidikan tidak selalu datang dari sekolah. Lagi pula tidak semua ide
sekolah itu dapat diterima oleh masyarakat sebagai pemilik sekolah.

2
Masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap pendidikan putra-putranya
seringkali punya ide tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah. Dari uraian-
uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah
adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk
memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi
peningkatan pendidikan.
Hubungan dengan masyarakat didasarkan kepada ketentuan bahwa (1)
masyarakat adalah salah satu penanggung jawab sekolah, (2) proses belajar serta
media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat, dan (3) masyarakat menaruh
perhatian terhadap pendidikan putra-putranya.

B. Komponen – komponen Humas


Pada dasarnya inti dari kegiatan humas adalah proses komunikasi, sehingga
yang menjadi komponen-komponen atau elemen-elemen dari humas tersebut tidak
berbeda dengan komponen-komponen atau unsur-unsur dari komunikasi.
Komponen-komponen komunikasi tersebut meliputi:
(a) Sumber berita atau “sender”
(b) Pesan atau “message”
(c) Media atau “channel”
(d) Penerima berita atau “receiver”
(e) Umpan balik atau “feed buck”
(f) Tujuan atau “goal”1

C. Jenis-jenis Humas
Humas pendidikan melibatkan banyak unsur antara lain kepala sekolah, guru, orang
tua murid/siswa, masyarakat dan pemerintah. Dengan memperhatikan unsure-unsur
tersebut maka humas pendidikan dapat dikelompokkan kepada:
1. Ditinjau dari formal atau tidak formal komunikasi yang digunakan maka humas
pendidikan terdiri dari:
a. Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang dilakukan secara resmi oleh
petugas-petugas yang ditunjuk oleh sekolah
b. Komunikasi informal, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam suasana yang
tidak resmi, tidak melalui jalur –jalur  sistimatis atau jalur- jalur yang telah
ditentukan
2. Dilihat dari arah komunikasi, maka humas pendidikan tersebut dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kounikasi keatas atau “bottom up” yaitu komunikasi yang dilakukan oleh
bawahan atauorang yang lebih rendah kepada atasan atau orang yang lebih
tinggi kedudukan nya. Komunikasi ini lebih bnyak berbentuk laporan, keluhan
atau saran.
b. Komunikasi kebawah atau “top down”  yaitu omunikasi yang dilakukanoleh
orang atau badan yang lebih tinggi kedudukan nya kepada orang yang lebih
rendah, atau dari atasan kepada bawahan. Komunikasi dalan bentuk ini
lebihbnyak dalm bentuk perintah, tugas, teguran, edaran an sebagainya

1 Ibit. H. 337
3
c. Komunikasi mendatar atau “horizontal” yaitu komunikasi yang dilakukan
antara orang atau badan yang setara atau sama derajat nya, misalnya
komunikasi sesama guru, sesame kepala sekolah, dan sebagainya.
3. Ditinjau dari hubungan nya dengan organisasi, maka komunikasi itu dapat
dikelompokkan kepada:
a. Komunikasi internal, yaitu komunikasi yang terjadi didalam lingkungan
organisasi atau sekolah yang bersangkutan.
b. Komunikasi eksternal, yaitu komunikasi yang terjadi antara satu oganisasi
dengan organisasi lainnya.2

D. Tujuan Kerja Sama Sekolah Dan Masyarakat


Tujuan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat adalah:
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin
dicapai oleh sekolah.
2. Meningkatkan pemahaman sekolah tentang keadaan dan aspirasi masyarakat
tentang sekolah.
3. Menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peran
pendidikan atau sekolah dalam pembangunan.
4. Membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat untuk dapat membantu
sekolah.
5. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang tanggung jawab sekolah untuk
memenuhi harapan masyarakat mengenai hal-hal yang mungkin disumbangkan
sekolah terhadap kepentingan masyarakat.
6.  Mengusahakan dukungan dan bantuan dari masyarakat untuk memperoleh
sumber-sumber yang diperlukan dalam rangka memenuhi dan meningkatkan
keperluan sekolah.
7. Saling membantu dan mengasihi.
8. Sekolah dapat memperoleh bantuan keuangan atau bantuan lainnya demi
kemajuan sekolah.

E. Prinsip Humas
a. Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah
dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan
dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi
kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu
yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang
tua murid. Oleh sebab itu, sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi
kemungkinan adanya salah persepsi, salah interprestasi tentang informasi yang
disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang lengkap,
sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat.
Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan
masyarakat atau orang tua murid terhadapsekolah, atau dengan kata lain
transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih dalam era reformasi dan abad
2 ibit. H. 338-340
4
informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian
secara langsung tentang sekolah.
b. Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat,
harus dilakukan secara terus menerus. Jadi, pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu,
misalanya satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester, hanya
dilakukan oleh sekolah ada saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang
tua atau masyarakat.
Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu beranggapan apabila ada
panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan uang.
Akibatnya mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan
kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila ini terkondisi,
maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua
murid dam masyarakat. Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan
sekolah, permasalahan-permasalahan sekolah bahkan, permasalahan belajar siswa
selalu muncul dan berkembang setiap saat, karena itu maka diperlukan penjelasan
informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat atau orang tua murid,
sehingga mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan ,mereka dalam
meningkatkan mutu pendidikan putraputrinya.
c. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan
masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi
kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai
informasi yang disajikan kepada masyarakat.
Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung
maupun melalui media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai
dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat setempat). Prinsip
kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa informasi yang disajikan
dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti.
Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh
sebab itu, penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat
pemahaman masyarakat.
d. Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua
aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh
masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial
teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala
informasi hendaknya:
 Lengkap Artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau
disimpan, padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk
mengetahui keberadaan dan kemajuan sekolah dimana anaknya belajar.
Oleh sebab itu, informasi kemajuan sekolah, masalah yang dihadapi
sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus diinformasikan
kepada masyarakat.

5
 Akurat Artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan masyar akat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi
yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang obyektif.
 Up to date Berarti informasi yang diberikan adalah informasi
perkembangan, kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir.
e. Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam
arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan
demikian masyarakat akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah
serta mengerti dan memahami secara detail berbagai masalah yang dihadapi
sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah satu
faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah
sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan
pemecahan bersama. Hal ini, menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah
yang perlu dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran masyarakat
tertentu.
f. Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan
keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini
termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan
informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan
pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan
kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi
bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit)
pada pagi hari ( Mulyasa, 2004)

F. Penyelenggaraan Humas Pendidikan


Penyelenggaraan humas pendidikan dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi proses
dan dari segi jenis kegiatan.
1. Dari Segi Proses
Dari segi proses, humas pendidikan meliputi kegiatan:
a. Perencanaan program.
Dalam merencanakan humas pendidikan perlu dipertimbangkan beberapa hal,
antara lain: dana yang tersedia, keadaan masyarakat, areal jangkauan, sarana
serta media dan teknik yang digunakan. Untuk itu dapat dilakukan beberapa
kegiatan antara lain:
 Mengembangkan kebijaksanaan
 Perlu memahami kegiatan masyarakat
 Menentukan sasaran dan jenis kegiatan
 Menentukan kriteria
b. Pengorganisasi
Perlu disusun hubungan sekolah dan masyarakat secara baik dan terencana.
Hubungan ini harus dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan pihak-pihak
terkait.
c.  Pelaksanaan

6
Dalam pelaksanaan yang perlu diperhatikan adalah adanya koordinasi antara
bagian-bagian yang terkait dalam melakukan kegiatan humas tersebut. Begitu
juga dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi dengan perencanaan
yang telah dibuat.
d. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan  efisiensi usaha
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2. Dari segi kegiatan


Dari segi kegiatan, humas tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara:
a. Tatap muka
Teknik tatap muka tersebut dapat berupa:
 Tatap muka kelompok
 Tatap muka individual
 Kunjungan ke sekolah
 Kunjungan kerumah murid
b. Laporan kepada orang tua
Laporan sekolah kepada orang tua dapat berupa buku rapor, yaitu buku
kemajuan- kemajuan hasil belajar anak di sekolah.
c. Publikasi sekolah
Publikasi sekolah adalah kegiatan memberikan informasi kepada orang
tua/wali murid dan pihak-pihak yang membutuhkan tentang kegiatan-kegiatan
yang telah dan yang akan dilakukan sekolah. Kegiatan ini dimaksud agar
sekolah dapat dukungan positif dari orang tua/wali kelas dan dari masyarakat
pada umumnya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hubungan Sekolah dan masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang berbeda
yang sangat penting dalam pendidikan, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan bahkan
saling membutuhkan khususnya dalam upaya mendidik generasi muda(siswa).
Komunikasi yang berkualitas antara sekolah dengan masyarakat menjadi salah satu kunci
penentu keberhasilan administrasi husemas.
Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan harmonis, dan dinamis maka
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah diharapkan mampu mencapai visi dan misi
yang dicanangkan. Dengan demikian sekolah akan dapat semakin berkualitas dan mampu
menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Hasil pembelajaran yang baik bagi siswa
tersebut adanya hubungan dari lingkungan Keluarga dimana peserta didik itu, pertama kali
mendapat pengetahuan dan tingkah laku yang baik yang mereka pandang setiap hari
dilingkungan sekolah ataupun dilingkungan keluarga mereka yang berhubungan dengan
bimbingan orang tua.

B. Saran
Hendaknya pihak-pihak yang terkait dalam hubungan sekolah dengan masyarakat,
dapat membantu meningkatkan kualitas hubungan tersebut agar tercipta suasana belajar
mengajar yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Dengan meningkatnya
semangat belajar siswa, diharapkan dapat mengembangkan kualitas pendidikan di
Indonesia pada umumnya dan di sekolah itu sendiri pada khususnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, Administrasi Pendidikan, IAIN IB Pres Padang, (Padang, 2005) cet. 1


Purwanto, Ngalim. Administrasi pendidikan dan supervise pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosda Karyta, 2007
Gunawan, H. Ary, Administrasi sekolah (Administrasi pendidikan mikro), Jakarta: PT.
Rieneka Cipta, 2002.
Burhanuddin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka setia, 1998.

Anda mungkin juga menyukai