Anda di halaman 1dari 2

A.

Pendidik
‫ص غَار ْال ِع ِلم قَ ْب َل‬ َ َّ‫ُكوْ نُ وا َربَّانِيِّ ْينَ ُحلَ َم ٓا فُقَهَٓا َء َو ُعلَ َم ٓا َء َويُقَ ا ُل ال َّربَ انِ ُّي الَّ ِذي يُ َربِي الن‬
ِ ِ‫اس ب‬
‫ار ِه )رواه البخري‬ ِ َ‫ِكب‬
Artinya: “jadilah pendidik yang penyantun, jadilah fuqoha dan ulama: disebut pendidik Bila
seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit lama-lama menjadi
banyak”.
Kandungan hadits di atas:
B. Anak didik
‫ قال رسول هّللا صلى عليه وسلّم ُكلُّ َموْ لُو ٍد يُولَ ُد َعلَى‬:‫ض َي هّٰللا ُ عَنهُ قَ َل‬ ِ ‫يرةَ َر‬ َ ‫ع َْن اَبِي هُ َر‬
‫ط َر ِة فَاَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه اَ ْو يُنَصِّ َرنِ ِه اَوْ يُ َمجِّ َسنِ ِه )رواه البخاري ومسلم‬
ْ ِ‫الف‬
Artinya: Dari Abu Hurairah R.A, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunya lah yang menjadikan Yahudi, Nasrani
atau majusi. (H.R. Bukhori dan Muslim)

Kandungan hadits ini adalah setiap anak telah memiliki fitrah sejak ia dilahirkan atau
suatu potensi yang telah ada di dalam dirinya, orang tuanya lah yang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik dan menjadikan anaknya seperti apa tergantung kepada kedua
orang tuanya. Potensi anak itu sangat bersih bagaikan suatu kertas putih yang belum ter
corat-coret oleh tinta. Sebagaimana yang dikatakan imam Ghazali dalam kitabnya, ihya
Ulumuddin, mengibaratkan anak sebagai permata Indah (Jauhar) yang belum diukir,
dibentuk dengan dalam suatu rupa. Permata itu merupakan amanat Allah yang dititipkan
kepada para orang tua. Karena itu, menurut Al Ghazali, orang tua harus memperhatikan
fase-fase perkembangan anaknya dan memberikan pendidikan yang memadai sesuai
dengan fase yang ada agar permata yang diamanatkan kepadanya dapat dibentuk rupa
yang indah.
C. Tujuan pendidikan
Manusia yang berakhlak mulia harus menjadi sasaran proses pendidikan Islam karena
itulah misi utama Rasulullah SAW. Imam Ghozali mengemukakan bahwa tampak
lebih dekat dengan karakter yaitu manusia dalam bersikap atau melakukan perbuatan
yang telah menyatu dalam diri manusia. Berkenaan dengan akhlak mulia sebagai
tujuan pendidikan Islam dapat dilihat dari hadits-hadits tersebut:
ُ ‫ ِٕانَّ َم ا بُ ِع ْث‬: ‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم‬
‫ت‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬: ‫ض َي ُ عَنهُ قَا َل‬ ِ ‫ع َْن ٔابِي هُ َري َْرةَ َر‬
‫ار ِم االَ ْخالَق رواه البيهقي‬ ِ ‫ِالت َم َم َم َك‬
Artinya: Abu Hurairah R.A meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “
sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”.
konteks hadits dan atas menunjukkan dengan tegas bahwa misi utama Rasulullah saw.
Adalah memperbaiki akhlak manusia, beliau melaksanakan misi tersebut dengan cara
menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar
umatnya senantiasa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupannya sehari-hari,
bahkan secara tegas, Beliau menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat
diukur dengan akhlak yang ditampilkannya, itu artinya bahwa semakin baik kualitas
iman seseorang akan semakin baik pula akhlaknya. Begitu juga sebaliknya buruknya
akhlak seseorang menandakan juga rendahnya kualitas imannya.

Anda mungkin juga menyukai