Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INTEGUMENT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA LUKA BAKAR

Disusun Oleh :

Adinda Riyan Puspita

2010306109

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA

2021

HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA LUKA BAKAR

MAKALAH

Disusun Oleh :
Adinda Riyan Puspita
2010306109

Makalah ini telah disetujui oleh pembimbing guna memenuhi tugas praktik
Program Studi Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Kudus, November 2021


Menyetujui :

Clinical Educator RS

Yudi Murwanto, AMF


DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................2
A. Definisi...........................................................................................................2
B. Etiologi...........................................................................................................2
C. Patofisiologi...................................................................................................3
D. Tanda dan gejala............................................................................................
BAB II PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI.....................................................4
A. Assasment fisioterapi.....................................................................................5
B. Program fisioterapi.........................................................................................6
BAB III UNDERLYING...........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi sepertiapi,
air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, juga oleh sebab kontak
dengan suhurendah (fros – bite). (kapita Selekta, 2000)
Luka bakar adalah respon kulit dan jaringan sub kutan terhadap
traumasuhu/termal. Luka bakar dengan ketebalan parsial merupakan luka
bakar yang tidakmerusak epitel kulit maupun hanya merusak sebagian
dari epitel. (At a glance ilmu,bedah, 2007)
B. ETIOLOGI
Etiologi Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas
ketubuh panastersebut dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik
berbagai faktor dapatmenjadi penyebab luka bakar beratnya luka bakar juga
dipengaruhi oleh cara lamanyakontak dengan sumber air panas, misalnya suhu
benda yang membakar, jenis pakaianyang terbakar, sumber panas, api, air
panas, dan zat kimia, minyak panas, listrik danradiasi.
C. Patofisiologi

Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau
ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi
jaringan. Jaringan yang dalam termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan
karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis
dan keganasan organ dapat terjadi. Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen
penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15
menit dengan air panas dengan suhu sebesar 10oC mengakibatkan cidera full
thickness yang serupa.
Perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama
awal periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ
yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh fase
hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar yang
berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan
kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler
ke dalam ruanga interstisial. Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang
signifikan pada volume darah terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya
kehilangan cairan dan berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus
turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai respon, system saraf simpatik
akan melepaskan ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi
denyut nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah
jantung.

2
Umumnya jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam 24 hingga 36 jam
pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam. Dengan
terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan
mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat.
Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan
terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal menyebabkan
obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia. Komplikasi ini dinamakan sindrom
kompartemen.
Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi syok
luka bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka
bakar ditutup. Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium
serum terhadap resusitasi cairan bervariasi. Biasanya hipnatremia terjadi segera
setelah terjadinya luka bakar, hiperkalemia akan dijumpai sebagai akibat destruksi sel
massif. Hipokalemia dapat terhadi kemudian dengan berpeindahnya cairan dan tidak
memadainya asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah
merah mengakibatkan nilai hematokrit meninggi karena kehilangan plasma.
Abnormalitas koagulasi yang mencakup trombositopenia dan masa pembekuan
serta waktu protrombin memanjang juga ditemui pada kasus luka bakar. Kasus luka
bakar dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat, konsumsi oksigen oleh
jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai akibat hipermetabolisme dan respon lokal.
Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari berkurangnya volume darah.
Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi cidera akan menghasilkan hemoglobin
bebas dalam urin. Bila aliran darah lewat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin
dan mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan
gagal ginjal.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor
inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum,
gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka bakar
bereisiko tinggi untuk mengalmai sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan pengaturan suhunya. Beberapa jam pertama pasca luka bakar
menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam- jam berikutnya menyebabkan
hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme (Luz Yolanda Toro Suarez 2015).
D. TANDA DAN GEJALA
Menurut Wong and Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :
1. Grade I Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering
kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3 - 7 hari dan tidak ada jaringan
parut.
2. Grade II Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit
bagian dalam), terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan
oedem sub kutan (adanya penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah,
mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21 - 28 hari tergantung komplikasi
infeksi.

3
3. Grade III Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah
keputih-putihan (seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan
jaringan mati) atau hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong
juga termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan yang rusak tidak
sembuh sendiri (perlu skin graf).

4
BAB II
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

A. Assesment Fisioterapi

Pemeriksaan Subyektif

1.Keluhan Utama : Adanya nyeri kekakuan otot, Gangguan

sensibilitas, Adanya Gangguan kemampuan Fungsional.

1. Riwayat penyakit sekarang : 3 hari yang lalu pasien tersiram bubur

panas pada bagian tangan melepuh dan tidak bisa menggerakan

tanganya akibat adanya luka bakar, pasien sudah menyiram dengan

Nacl tetapi luka tidak membaik akihrnya melakukan pengobatan

diklinik luka.

A. Diagnosa Fisioterapi

a. Impairment (Body Structure & Body Function)

a) Keterbatasan gerak pada tangan

b) Adanya kemerahan disekitar luka

c) Adanya nyeri pada area luka bakar

d) Adanya luka bakar derajat 3 pada area tangan

e) Penurunan sensorik pada tangan

b. Functional Limitation

a) Adanya gangguan menggenggam

c. Participation Restriction

a) Pasien belum mampu bekerja kembali

5
B. Program Fisioterapi

1. Tujuan jangka pendek

Mengurangi nyeri, meningkatkan lgs, mengembalikan sensibilitas kulit

dan meningkatkan kemampuan fungsional (ADL).

2. Tujuan jangka panjang

Meneruskan jangka pendek

C. Intervensi

Intervensi yang digunakan menurut jurnal Clark. E .D, et al 2012

yang berjudul “an Early mobilization protocol in a trauma and burns

intensive care” yaitu dengan 4 level.

1. Level 1 : pasien tidak sadar atau dengan lontraindikasi untuk active

exercise dan progres untuk duduk

2. Level 2 : melanjutkan level 1, aktif assisted ke aktif exercise, latihan

mobilisasi seperti duduk tegak (back supported). Dan progres untuk

lanjut ke level 3 yaitu : bisa sit up (back supported) di bed selama 20

menit, 3 kali sehari dan bisa menggerakkan kaki melawan grafitasi.

3. Level 3 : duduk di sudut bed dan mampu menggerakka kaki melawan

grafitasi

4. Level 4 : lanjut level 3, lathan berdiri dan transfer aktif ke kursi dengan

bantuan. Mobility progres ke jalan (belum dilakukan karena pasien baru

belajar untuk duduk aktif hari pertama paska operasi)

6
BAB III
UNDERLYING

Air panas, api, zat


kimia, sinar matahari

Luka bakar

Kerusakan
jaringan

nyeri

Kelemahan otot

- Penurunan kekuatan otot - Hambatan dalam melakukan


- Keterbatasan LGS aktivitas sosial dengan keluarga
- Sistem kardiovaskuler terganggu dan masyarakat
- Nyeri

- active assisted - Mengedukasi keluarga


- free active exercise untuk memberikan
- breathing exercise dukungan kepada pasien
- usahakan suhu ruangan
konstan

- Meningkatkan kekuatan otot


- Peningkatan kemampuan
fungsional.
- Peningkatan semangat dan
partisipasi pasien dalam
7
bersosialisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Adult Minor Wounds (Lacerations and Abrasions),Remote Nursing Certified
Practice, CRNBC: 1-8 http: www.certifiedpractice@crnbc.ca

Bluestein, D, Javaheri, A, Pressure Ulcers: Prevention, Evaluation, and Management, Am


Fam Physician,2008;78(10):1186-1194, 1195-1196.

Cooper, P, Russell, F, Stringfellow, S, A Review of Different Wound Types and Their

Principles of Management in : Applied Wound Management Supplement, Wounds, 2004 :


22 – 30. Available athttp://www.enquiries@wounds-uk.com atau
http://www.woundsuk.coma

Dunn, D.L.,Wound Closure Manual, Ethicon Inc, Johnson & Johnson Co, Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai