BELAJAR PHOTOGRAHPY-3
Untuk melihat bagaimana filter bekerja, amati kedua foto dibawah ini: foto
pertama diambil dengan filter CPL menempel di lensa dan terlihat langit menjadi
lebih gelap, awan terlihat kontras, bagian atap bangunan juga menjadi lebih
putih dan jelas. Sementara foto kedua tanpa CPL tampak bahwa langit terlihat
lebih terang, kontras awan tidak terlalu kelihatan sehingga menjadi kurang
dramatis jika dibandingkan dengan foto pertama serta bagian atap gedung
tampak lebih gelap.
Jika anda memiliki lensa dengan ulir dibagian depan (hampir semua lensa untuk
kamera DSLR), anda tinggal pasang filter CPL dengan memasukannya ke ulir
tersebut. Setelah terpasang, cara menggunakannya adalah dengan memutar CPL
searah jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum jam sampai anda
mendapatkan efek yang diinginkan, yakni polarisasi cahaya. Polarisasi bekerja
dengan memblokir cahaya yang datang dari arah tertentu supaya tidak masuk ke
lensa.
Saat memakai filter CPL, hal yang harus diingat adalah bahwa efek polarisasi
maksimal tercapai saat kita membelakangi matahari. Juga perlu diperhatikan
adalah bahwa saat menggunakan filter CPL pada lensa super lebar (dibawah
16mm), kita harus berhati-hati karena kadang-kadang langit menjadi lebih gelap
namun gelapnya tidak rata.
Selain menggelapkan langit, seperti sudah disebutkan diatas filter ini juga efektif
dalam mengurangi pantulan benda mengkilat. Lihat perbedaannya pada foto
dibawah ini, foto sebelah kiri tanpa filter CPL tampak pantulan dari body dan
kaca mobil sementara foto disebelah kanan dengan filter CPL tampak pantulan
cahaya sudah hilang sehingga warna terlihat lebih dalam:
Filter CPL dijual di pasaran dengan rentang harga dari Rp. 300 ribu sampai
dengan maksimal Rp. 2 Juta. Belilah filter CPL berkualitas terbaik yang sesuai
dengan budget anda dan pastikan ukurannya cocok dengan diameter lensa yang
anda ingin pasangi filter.
Extension Tube Mengubah Lensa
Biasa Menjadi Lensa Makro
Jika suatu saat anda ingin memotret makro namun tidak ingin membeli lensa
khusus makro, ada beberapa skenario alternatif murah yang bisa dipakai:
Foto diatas diambil dengan lensa 50mm f/1.4 plus extension tube Kenko 36mm
Extension tube dipasang antara body kamera dan lensa, sehingga secara efektif
menambah jarak antara elemen depan lensa dan bidang sensor, yang pada
akhirnya akan meningkatkan perbesaran lensa dan mengubah minimum focusing
distance.
Extension tube hanyalah sebuah ring logam berbentuk silinder dan tidak memiliki
elemen optik, sehingga kualitas foto tidak terpengaruh secara optik, namun kita
juga jangan berharap kualitasnya bisa menyamai kualitas lensa khusus makro.
Kita bisa menumpuk beberapa extension tube sekaligus untuk bisa mendapat
tingkat perbesaran yang lebih banyak.
Kita bisa membeli extension tube tunggal atau membelinya dalam set,
kebanyakan extension tube memiliki panjang ekstensi efektif antara 8 mm
sampai 35 mm, dan kita bisa mengkombinasikan beberapa extension tube
sekaligus, namun efeknya informasi dan pengaturan elektronis kadang tidak
“nyambung” dengan kamera saat kita menumpuk beberapa extension tube.
Gambar diatas, Kiri: Diambil dengan lensa 85mm dengan extension tube 12mm.
Kanan: dengan lensa 85mm yang dipasang extension tube 25mm. Lihat
perbedaan efek perbesaran dari kedua extension tube yang beda 13 mm.
Keuntungan utama extension tube adalah bahwa cukup dengan membeli satu
kita bisa memakainya di semua lensa. Namun jenis lensa yang paling ideal
adalah lensa dengan rentang panjang focal antara 24 mm sampai dengan 90
mm, jadi kalau anda memiliki lensa kit 18-55mm atau memiliki lensa prime
50mm (lensa 50mili adalah lensa hebat loh, lihat galeri foto-foto menakjubkan
dengan lensa 50mm), mereka adalah jodoh ideal bagi extension tube. (apa itu
panjang focal?)
Canon, Nikon atau produsen kamera dan lensa lain seringkali memproduksi
extension tube mereka sendiri, namun untuk pilihan yang lebih murah kita bisa
membeli merek third party macam Kenko. Hal penting yang harus diperhatikan
adalah pastikan bahwa koneksi elektronik antara kamera dan lensa masih tetap
nyambung, karena jika tidak kompatibel maka fitur macam autofokus atau auto
exposure tidak akan bekerja. Tanpa koneksi elektronik, kita juga tidak bisa
mengatur aperture dari kamera (dan lensa kit atau lensa prime seringkali tidak
memiliki aperture ring lensa). Jadi cek konektifitas sebelum anda membayar.
Untuk canon anda bisa membeli Canon EF12 II dan EF25 II, masing-masing
memiliki panjang ekstensi 12 mm dan 25 mm, atau anda bisa menggabungkan
keduanya. Jika anda bisa mencari edisi lama kedua tube ini (EF12 dan EF 25)
dalam kondisi bekas yang harganya jauh lebih murah.
Olympus membuat EX-25 untuk kamera four-third dan memiliki panjang ekstensi
25 mm.
Jika anda menginginkan extension tube yang murah, anda bisa membeli tube
merek Kenko yang membuat extension tube yang kompatibel dengan Canon,
Nikon dan Sony. Di Indonesia merk Kenko banyak beredar dan dijual dalam
rentang harga dari Rp. 500 ribu sampai Rp. 1,4 juta tergantung panjang
ekstensi. Jauh lebih murah dibanding anda harus membeli lensa khusus makro.
Jadi, selamat memotret makro tanpa harus menguras kantong.
Warna primer ada tiga: merah, biru dan kuning. Disebut warna primer karena
memang elemen ketiga warna ini tidak didapat dari hasil pencampuran warna
lain. Pemcampuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder.
Merah dikenal memiliki makna hasrat dan kekuatan, warna cinta. Warna merah
menstimulasi dan sifatnya exciting namun juga tegas. Lampu merah adalah
penanda kalau kita mengerem kendaraan, lampu merah berarti stop.
Dari semua warna, warna biru yang memberi kontras terbesar terhadap warna
merah karena biru memberi sifat menyerap. Biru adalah hamparan lautan luas,
biru adalah langit tanpa batas dan biru biasanya bersifat kalem, tenang.
Kuning adalah cahaya. Warna kuning adalah riang, kreatif dan hangat.
Warna Sekunder
Oranye adalah satu-satunya warna yang sama dengan nama buah (orange =
jeruk), dan karenanya warna oranye memiliki makna kesegaran. Oranye juga
berarti api, kehangatan, matahari, kesehatan dan petualangan. Secara sifat,
oranye mirip dengan merah dan kuning, mereka memiliki sifat mendorong.
Roda Warna
Roda warna seperti gambar diatas menunjukkan hubungan antara satu warna
dan warna lainnya. Sebagai contoh, satu pasang warna yang letaknya saling
berseberangan memiliki sifat komplementer (saling melengkapi). Saat diletakkan
berdampingan kedua warna ini saling melengkapi sehingga kesannya makin
kuat.
Penggunaan Dalam Komposisi Foto
Membuat foto yang diisi dengan warna dominan biru atau hijau membangkitkan
perasaan damai. Atau kita bisa memberi tekanan dengan memainkan dua warna
yang paling kontras, misalnya dengan memotret model berbaju yang memegang
payung warna merah. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa mata kita
tertarik pada subyek foto dengan warna paling terang, jadi jika memotret bunga
warna kuning carilah background dengan warna-warna tenang misalnya hijau.
Contoh foto diatas adalah foto yang memanfaatkan 2 warna komplementer
dalam roda warna (merah dan hijau saling berseberangan dalam diagram roda
warna).
Saat kita memotret, wajah yang tadinya gelap karena membelakangi matahari
akan menjadi lebih terang, sementara background menjadi jauh lebih terang.
Dalam kasus ini, background yang sangat terang bukanlah masalah karena
memang ada matahari disana.
Kalau kita memotret dengan aperture priority dan menurut kita keseluruhan foto
terlalu terang, gunakan kompensasi eksposure (exposure compensation).
Kompensasi eksposure memaksa kamera untuk menaikkan atau menurunkan
nilai eksposure dari nilai yang menurut sistem metering kamera paling pas.
Seperti biasa download, unzip lalu import dari modul develop di Lightroom. Baca
dibagian akhir artikel ini kalau anda belum pernah mendownload sebelumnya.
Download Link
Silahkan klik kanan lalu Save As: Lightroom Presets Cokelat Silver.
Langkah Pertama
Buka photoshop, lalu pencet Ctrl-N (atau Command-N) untuk membuat dokumen
baru, untuk poster ini saya gunakan ukuran 30×40 cm, anda bisa mengubahnya
sesuai keperluan. Gunakan resolusi 240 ppi untuk printer standar.
Langkah Kedua
Buka foto yang ingin anda pakai sebagai poster, pencet V untuk mengaktifkan
move tool, lalu klik dan tarik foto ke atas layer yang anda buat di langkah
pertama. Lalu pencet Control-T (command-T) untuk mengaktifkan free-
transform. Tekan lalu tahan tombol Shift, tarik foto dari sudut lalu posisikan
seperti gambar dibawah, tekan Enter.
Untuk memastikan posisi foto ada ditengah layer background, tekan dan tahan
tombol control/command lalu klik di kedua layer. Lalu pada options bar, klik di
Align Horizontal Centers, lihat gambar dibawah:
Langkah Ketiga
Di layer panel, klik pada background layer. Sekarang klik icon New Layer di
bawah layer panel untuk membuat layer baru. Aktifkan Rectangular Marquee tool
(M),, lalu buat seleksi mengelilingi foto seperti pada gambar dibawah:
Kita akan mengubah seleksi ini menjadi garis tipis yang mengelilingi foto. Pencet
tombol D lalu pencet X untuk mengubah foreground menjadi putih, lalu isi seleksi
dengan warna putih dengan memencet bersamaan Alt-Backspace atau di mac
Options-Delete.
Langkah Keempat
Untuk mengubah garis tadi, klik pada Add a Layer Style pop-up, lalu pilih inner
glow:
Lalu ikuti opsi dibawah ini saat kotak dialog muncul: blending mode-normal,
opacity-20%, warna-hitam, size-5px. Lalu klik OK:
Setelah itu klik Ctrl-D untuk menghilangkan seleksi, garis sudah berubah menjadi
garis putih tipis.
Langkah Kelima
Agar posisi text selalu ditengah, pencet Control lalu klik di kedua layer: layer text
dan layer background, lalu klik di Align Horizontal Centers.
Cara termudah untuk membuat tulisan dalam 3 baris adalah dengan
menggunakan opsi duplicate layer (Control-J).
Oke, poster dari foto anda sudah jadi seperti di gambar paling atas. Selamat
mencoba ya..
Lightroom preset yang bisa anda download kali ini memberi nuansa hangat dan
menambah clarity foto sehingga secara keseluruhan terlihat makin tajam.
Silahkan lihat beberapa before dan after preset dibawah ini:
Before After 1
Before After 2
Before After 3
Download Link
Silahkan download preset disini (klik kanan save as): download lightroom preset
belfot hangat.
20 Foto Fantastis Dengan Lensa Kit
Memotret dengan lensa kit seharusnya tidak membuat kita merasa terbatas dan
tidak mampu menghasilkan foto yang bagus. Lensa kit yang dijual bersama body
kamera yang anda beli meskipun terkesan murah dan lambat, asalkan kita bisa
menggunakan dengan optimal bisa menghasilkan foto yang mencengangkan dan
fantastis.
Tidak percaya? Silhakan lihat 20 foto berikut ini. Semua dihasilkan dengan lensa
kit Canon, Nikon, Sony serta Olympus yang kadang diremehkan (klik masing-
masing foto untuk melihat data teknisnya):
Apa Itu Crop Factor
Kalau anda sering membaca spesifikasi lensa atau kamera DSLR dan atau anda
suka membaca-baca artikel dan forum fotografi, salah satu istilah yang sering
muncul dan membuat kita bertanya-tanya adalah ini: Crop-Factor, Kamera Crop,
APSC, Focal Length Multiplier dan 35mm equivalent. Semua istilah tersebut
mengacu pada Crop-Factor. Artikel ini akan berusaha menjelaskan pengertian
crop factor secara singkat dan mudah.
Industri fotografi sudah berpuluh tahun mengacu pada film 35mm, nah saat
kamera digital bermunculan dengan beragam ukuran sensor yang lebih kecil
dibanding ukuran film, maka untuk menghindari kerancuan, ukuran sensor
tersebut diperbandingkan dengan ukuran film. Kamera digital SLR yang memiliki
sensor dengan ukuran yang sama dengan ukuran sebuah film dinamai kamera
DSLR full frame, misalnya: Nikon D4, Nikon D800, Canon 5D, Canon 1Dx.
Kamera crop adalah kamera yang memiliki ukuran sensor lebih kecil
dibandingkan ukuran film. Disebut kamera crop karena saat sebuah lensa
dipasang di kamera full frame menunjukkan area foto yang mencakup (sebagai
contoh saja) gunung dan sawahnya, maka saat lensa yang sama anda pasang di
kamera crop ini maka area fotonya akan terpotong (crop) sehingga hanya
mencakup hanya gunungnya saja, jadi area foto menyempit. Ukuran sensor yang
lebih kecil memotong tampilan penuh yang dihasilkan lensa.
Nah crop factor adalah hitungan seberapa faktor pemotongan terjadi. Sebagai
ilustrasi, lihat bagaimana sensor yang lebih kecil memotong sebuah obyek foto
saat dibandingkan dengan kamera full frame (35mm film):
Sementara garis lainnya adalah crop factor beberapa kamera saku yang ukuran
sensornya jauh lebih kecil.
Crop factor berpengaruh pada focal length equivalen sebuah lensa (baca tentang
focal length disini). Sebuah lensa dengan panjang focal 18mm saat dipasang
dikamera APSC Nikon yang memiliki crop factor 1.5 maka panjang focal
equivalen (dalam standar 35mm) adalah (18 kali 1,5) sama dengan 27mm.
Sementara sebuah lensa 12mm jika dipasang di kamera Olympus OM-D yang
memiliki crop factor 2x, maka panjang focal length 35mm equivalen adalah
24mm.
Jadi kamera DSLR anda memiliki crop factor berapa?, berikut sedikit contoh:
1.5 crop factor: Nikon D300s, Nikon D7000, Nikon D3200. Mirrorless: Fujifilm X
Pro1 dan Sony NEX
2 crop factor: Semua kamera four third dan micro four third keluaran Olympus
dan Panasonic
Hanya dengan 3 langkah mudah, kita akan mengubah foto kiri diatas menjadi
foto portrait dengan kontras tinggi seperti dalam foto sebelah kanan. Efek ini
sering dipakai untuk menunjukkan karakter kuat dan keras alias macho. Caranya
mudah, silahkan ikuti tiga langkah singkat menggunakan photoshop dibawah ini:
Langkah Pertama
Buka foto portrait anda di photoshop, lalu buat duplikat layer sebanyak dua kali,
pencet Control-J (mac: Command-J), sebanyak dua kali:
Anda akan memperoleh 3 layer seperti dibawah ini, klik layer ditengah:
Langkah Kedua
Setelah layer kedua di highlight (diklik), lalu pencet kombinasi tombol sebagai
berikut: Control-shift-U (mac: Command-Shift-U), kombinasi ini akan
menghasilkan layer tengah yang kehilangan saturasinya:
Langkah Ketiga
Selanjutnya klik layer ketiga (layer paling atas), lalu di blending mode (kotak
disebelah kiri opacity di layer panel), ubahlah dari Normal ke Overlay. Voila…
anda mendapatkan foto portrait dengan kontras tinggi seperti diatas:
Contoh Lain
Foto dibawah adalah contoh lain dari pemrosesan dengan langkah diatas:
Bagaimana Cara Membuat
Lightroom Presets Sendiri
Untuk menghemat waktu saat mengedit foto di Lightroom, anda bisa
menggunakan presets. Belajarfotografi.com sendiri sudah beberapa kali
membuat lightroom presets yang bisa anda download dan pakai. Namun
menurut pendapat pribadi, presets terbaik adalah apa yang memenuhi kepuasan
visual anda. Jika anda sudah mengotak-atik sebuah foto dan sangat puas
dengan hasil olahan anda di Lightroom, ada baiknya proses editing anda
disimpan dalam bentuk Lightroom Presets.
Pertama, pilih foto yang sudah anda edit dan anda puas dengan hasilnya.
Disebelah kiri layar (modul Develop), anda akan melihat tulisan “Presets”, klik
tombol +.
Window baru akan muncul yang berisi banyak pilihan, pilih yang sesuai
keperluan anda:
Di tempat isian teratas, isilah nama preset. Gunakan nama yang se-deskriptif
mungkin. Jadi hanya dengan melihat nama preset, anda langsung tahu apa efek
yang dihasilkan. Setelah itu klik tombol “Create”.
Preset anda akan terdaftar di bawah “User Preset” didalam modul Develop. Anda
juga bisa mengirim presets ke teman anda dengan klik kanan preset tersebut
lalu pilih “Export”.
Jika anda menggunakan Mac dan ingin membackup seluruh presets yang anda
miliki, file presets tersimpan di sebuah folder dalam folder Library. Tepatnya ada
disini: Home > Library > Application Support > Adobe > Lightroom > Develop
Presets. Lihat gambar dibawah:
Jika anda menggunakan Windows, didalam Lightroom klik Edit > Preferences lalu
pilih tab Presets. Klik tombol “Show Lightroom Presets Folder” akan membuka
Windows Explorer dimana semua file presets anda disimpan.
Selamat mencoba.
Oke cukup bicara tentang kamera Holga, kembali ke presets. Berikut contoh hasil
akhir foto:
Before After
Lihat dua foto dibawah ini untuk melihat before dan after preset beraksi
terhadap foto original.
Bagaimana Cara Menggunakan Preset Ini?
Baca artikel lama cara mengimport preset ke Lightroom anda (lihat ke bagian
bawah artikel), artikel ada disini.
Donwload Link
Download Lightroom Preset Holga Belfot disini (klik kanan Save As).