Anda di halaman 1dari 54

By Belfot

ͲͰͱͲ
BELAJAR PHOTOGRAPHY 2

Belajar Fotografi adalah situs tentang fotografi.


Diperuntukkan bagi penggemar fotografi yang ingin
mendapat pengetahuan dan informasi baru seputar
fotografi, bagi rekan-rekan fotografer pro, informasi kami
akan sangat kurang relevan.

0
20 Tips Foto Portrait

Foto portrait, foto potret atau foto wajah seringkali adalah foto yang paling sering kita hasilkan.
Kalau anda memiliki keluarga, saya yakin merekalah obyek foto yang paling sering ada dan
mudah tersedia. Begitu juga kalau anda memiliki pacar, sahabat dll. Dalam artikel ini akan kita
bahas 20 tips singkat foto portrait.Silahkan:

1. Fotolah mereka di tempat yang membuat mereka nyaman.

Pernah mencoba memotret kakek anda di studio foto? canggung bukan. Sekali waktu cobalah
foto mereka di lingkungan kerja mereka, misal di rumah saat membaca koran, dikantor saat
bekerja. Foto portrait anak-anak adalah contoh termudah: saat mereka sedang bermain dengan
mainan favoritnya, saat mata mereka terlihat ceria, potretlah.

2. Fotolah Anak-anak dari ketinggian yang sama dengan mata mereka.

Jongkoklah dan buat lensa sejajar dengan mata mereka, baru ambil foto mereka. Baca juga tips
memotret anak-anak.

3. Maksimalkan pencahayaan dari jendela.

Tidak masalah jika kita tidak memiliki flash eksternal atau lighting yang canggih, jutsru kita bisa
memaksimalkan pencahayaan alami, gunakan cahaya yang melewati jendela anda. Posisikan
obyek foto disamping jendela sehingga cahaya dari jendela menerpa wajah darri arah samping,
bukan tegak lurus ke wajah.

4. Hindari penggunaan on-camera flash.


On camera flash adalah flash bawaan yang menempel dikamera anda. Karena cahaya yang keluar
dari flash ini arahnya tegak lurus dengan wajah maka pencahayaan akan bersifat keras dan datar
yang bukannya memperindah wajah obyek foto justru membuatnya terlihat keras.

5. Overexpose foto dengan sengaja.

Dengan sengaja menaikkan eksposure kamera untuk memotret wajah membuat wajah terlihat
lebih putih, bersih dan terkesan modern. Kalau anda amati foto-foto wajah di majalah cenderung
memakai teknik ini. Teknik overexpose sengaha ini juga sering disebut high key.

6. Ajak bicara obyek foto.

Dengan mengajak bicara si obyek foto , kita memecahkan ketegangan dan membuat wajah
mereka lemas, syukur-syukur bisa membuat mereka tersenyum lepas. Anda bisa menanyakan
hal-hal standar meskipun garing, misal :”Dulu saat masih kecil aku suka mencuri buah di
halaman rumahmu loh?” atau “Aku lihat nilai UN kamu 9 semua, gimana caranya?”. (Garing
banget ya? saya tahu saya memang garing)

7. Kalau obyek fotonya benar-benar pemalu, kasih pasangannya.

Seringkali kita bertemu obyek foto yang benar-benar tidak tahu pencitraan, begitu lensa
mengarah ke wajah mendadak mereka mati gaya. Kasih mereka teman, bisa sahabatnya,
pacarnya, istrinya atau anaknya.

8. Ketahui tujuan pemotretan.

Pastikan kita tahu buat apa foto itu nantinya. Jika digunakan untuk membuat foto profil
facebook, gunakan orientasi vertikal. Jika anda memotret untuk undangan pernikahan usahakan
dalam orientasi landscape (horisontal) sesuai orientasi undangannya.

9. Memotret di siang bolong tidak masalah asal anda tahu triknya.

Untuk memotret di siang bolong, posisikan obyek foto membelakangi matahari, lalu gunakan
mode spot metering (baca tentang metering). Ambil pengukuran di area mata atau hidung lalu
potret. Background akan overexposed, tapi wajah akan bagus.

10. Buat komposisi lalu fokus dan bukan sebaliknya

Aturlah komposisi foto, kalau anda sudah mantap barulah ambil fokus di area mata lalu baru
foto.
11. Kasih si model mainan.

Menjadi obyek foto alias model itu bukan pekerjaan gampang, kalau kita memotret ukurannya
jelas: eksposur-komposisi-cahaya dll, kalau model tidak ada yang terukur pasti. Hanya ada
mereka versus si fotografer + lensa moncong besar. Untuk membantu mereka rileks, bawalah
beberapa prop (dari property), misal: bunga, topi, permen karet, mainanan anak, kursi, buku dll.
Dengan begitu mereka bisa bermain-main dengan prop tadi dan menjadi rileks.

12. Saat memotret kelompok, arahkan fokus di orang yang terdekat dengan kamera.

Anda akan menyesalinya jika tidak, arahkan fokus di muka orang yang terdekat dengan kamera.
Kalau andamengarahkan fokus di tempat lain, biasanya wajah orang terdekat akan sedikit tidak
fokus jika kita menggunakan aperture besar.

13. Periksa ketajaman foto dengan mengecek bulu mata.

Agak susah mengecek tajam tidaknya foto dari LCD kamera, tapi tetap bisa dikerjakan. Zoom
foto semaksimal mungkin lalu scroll ke arah bulum mata atau alis. Kalau anda bisa melihat
masing-masing bulu mata terlihat tajam berarti foto anda akan super tajam, kalau tidak, jangan
malas… ulangi. (baca tips agar foto selalu tajam)

14. Kalau anda hobi foto portrait, beli vertical grip.

Selain memberi ekstra batere, vertical grip juga sangat memudahkan kita dalam mengkomposisi
foto dengan orientasi vertikal. Selain itu tangan menjadi lebih lincah saat beroperasi dalam
orientasi vertikal.

15. Untuk foto candid, gunakan lensa tele.

Untuk membuat foto candid yang baik, anda harus “menghilang” dari lokasi. Artinya orang
tersebut tidak akan begitu sadar akan keberadaan anda mengincar wajahnya. Dalam sebuah
acara: wedding, pesta atau kumpul-kumpul, keluarkan lensa tele anda dan “menghilanglah” dari
lokasi. Anda bisa memotret orang tersebut dari kejauhan tanpa dia menyadarinya sehingga
ekspresinya benar-benar lepas dan spontan.

16. Untuk foto portrait jalanan (street), gunakan lensa kecil dan kamera kecil.

Berkeliaran dijalan atau pasar dengan lensa monster dan kamera kelas kakap akan membuat
nervous orang-orang, maka gunakan lensa dan kamera yang tidak terlalu mencolok.

17. Beromunikasilah secara jelas.

Kemampuan berkomunikasi secara jelas adalah syarat penting untuk fotografer portrait. Interaksi
yang baik dengan model akan membantu kita menghasilkan foto yang bagus, begitu pula saat
mendiskusikan konsep pemotretan, menentukan lokasi, jenis pakaian dll.
18. Manfaatkan reflektor cahaya alami.

Saat memotret di pantai dengan pasir putih, pasir putih adalah reflektor alami yang bagus. Saat
memotret di kota, kita bisa memanfaatkan mobil warna silver atau tembok. Saat memotret di
danau, air adalah pemantul cahaya alami. Jangan menyerah jika anda lupa membawa atau
memang tidak punya reflektor.

19. Tunggu saat mendung.

Saat mendung adalah saat yang bersahabat bagi fotografer portrait. Mendung membuat cahaya
matahari menjadi rata dan lembut karena mendung menjadi reflektor raksasa di atas sana.

20. Saat memotret anak-anak yang bermain, gunakan continous mode.

Memotret anak-anak yang sedang main bola, berlarian atau bermain lompat tali membutuhkan
kecepatan. Gunakan shutter priority, set shutter yang cepat. Lalu ubah mode ke continous mode.

Debu Pada Sensor Kamera DSLR Dan Cara


Mendeteksinya
Coba amati foto-foto terbaru yang dihasilkan kamera DSLR anda? Apakah dalam foto tersebut
terlihat ada spot gelap yang konsisten dari satu foto ke foto yang lain? Apakah tempat spot
tersebut selalu sama? Kalau jawaban dari dua pertanyaan ini YA, berarti sensor kamera anda
dihinggapi debu. Dalam artikel ini kita akan belajar mendeteksi keberadaan debu pada sensor
kamera DSLR anda.

Bagaimana Debu Masuk Sampai Sensor?

Debu pada sensor adalah hal yang lumrah kalau anda sudah lama memiliki kamera. Bagaimana
debu bisa sampai nyangkut di sensor kamera? Ada beberapa cara debu bisa masuk ke sensor:

1. Mekanisme lensa yang berputar saat zooming dan focusing. Saat berputar debu
yang menempel di lensa bisa tersedot jatuh ke sensor kamera.
2. Karena putaran pada poin diatas berarti dua elemen bergesekan, bisa jadi muncul
serpihan dan serpihan tersebut jatuh ke sensor.
3. Kalau kita memiliki lebih dari satu lensa, debu kemungkinan masuk saat proses
mengganti lensa. Untuk menghindarinya, baca cara mengganti lensa dengan
aman.

Debu atau dust ini sebenarnya tidak melulu mengotori sensor kamera DSLR, ada beberapa
elemen lain yang sebenarnya mungkin terkotori, tetapi yang terburuk adalah sensor karena kalau
sensor sudah kotor maka kotoran ini akan selalu muncul dan terlihat secara visual pada setiap
foto, khususnya saat anda menggunakan bukaan aperture kecil, f/10 kebawah. Debu pada lensa
relatif mudah dibersihkan sementara debu pada lensa butuh treatment lebih lanjut saat fitur dust
cleaning dalam menu di kamera tidak berhasil menghilangkannya.

Beberapa karakteristik foto dengan sensor yang terkotori oleh debu:

1. Ukuran dan penampakan partikel debu berubah seiring dengan perubahan aperture. Kalau
anda menggunakan bukaan besar, kemungkinan debu tidak akan terlihat. Namun saat anda
menggunakan aperture kecil, debu langsung terlihat. Aperture kecil misalnya f/10 kebawah: f/11
– f/22.

2. Partikel debu selalu terlihat di tempat yang sama

3. Untuk mengetahui adanya debu di sensor, kita harus mengamatinya dari foto

Contoh debu pada sensor bisa terlihat dibawah ini:

Bagaimana Cara Mendeteksinya Sekarang Juga?

Coba ikuti 10 langkah berikut ini:

1. Set kamera di posisi Aperture Priority

2. Set metering mode di posisi Matrix/Evaluative Metering

3. Set ISO di posisi terkecil 100 atau 200

4. Matikan Auto ISO

5. Matikan Autofokus dan posisikan lensa di Manual Focus


6. Set Aperture di posisi terkecil, misal f/16 atau f/22

7. Keluarlah dari rumah dan coba foto langit, khususnya jika langit sedang berwarna biru
cerah. Kalau tidak memungkinkan, cari kertas putih lalu zoom out sampai kertas memenuhi
seluruh frame lalu ambil foto.

8. Sekarang amati hasil foto di LCD kamera atau monitor komputer jika anda sudah
memindahkannya ke komputer, zoom sebesar-besarya lalu scroll pelan-pelan

9. Jika anda tidak bisa melihat kotoran seperti pada contoh foto diatas berarti aman

Oke, dari hasil foto sepertinya sensor saya kotor kena dust, lalu bagaimana? Minggu depan saya
akan menulis beberapa opsi membersihkan sensor, jadi stay updated. Pada intinya anda masih
bisa memotret, atau kalau anda tidak sabar google saja. Pastikan anda berlangganan artikel via
email untuk mengetahui setiap kali ada update artikel. Sementara ini, tetaplah memotret!!

CHDK: Sulap Kamera Pocket Canon


Menjadi Kamera Super
Jika anda memiliki kamera Canon pont & shoot alias pocket alias saku semisal PowerSoot atau
Ixus, ketahuilah bahwa dengan hack bernama CHDK (Canon Hack Development Kit) ini anda
bisa menyulap kemampuan kamera tersebut menjadi sangat hebat? Kalau tadinya kamera Canon
anda tidak memiliki RAW, sekarang bisa. Tidak hanya itu, CHDK bisa membuat kamera saku
Canon memiliki fitur seperti motion-detection, time-lapse,, shutter speed dari 2048s sampai
1/60000s, bracketing, live histogram bahkan anda bisa memainkan beberapa jenis game didalam
kamera.

Apa Itu CHDK?

Canon Hack Development Kit alias CHDK adalah saus tambahan bagi firmware bawaan kamera
Canon anda. Kenapa saya sebut saus, karena memang sifatnya menambahi & memperkaya dan
tidak menggantikan firmware bawaan kamera, sifatnya juga non-permanen dan non-destruktif.
Artinya kalau memang anda ingin mengaktifkan CHDK, bisa dilakukan dengan mudah. Begitu
pula jika ingin menonaktifkan atau menghapusnya, juga gampang dilakukan. Menginstall CHDK
bisa dilakukan dengan meng-copy beberapa file ke dalam memory card kamera dan dengan
menghapus file tersebut secara otomatis CHDK hilang.
Jenis Kamera Yang Bisa Diinstall

Hampir semua kamera canon point & shoot asal versi firmware-nya kompatibel bisa diinstall,
untuk lebih lengkapnya klik disini.

Apa Yang Anda Butuhkan Untuk Menginstal CHDK?

1. Jenis kamera dan versi firmware yang kompatibel


2. Memori card SD
3. SD card reader

Bagaimana Cara Menginstall?

1. Ketahui versi firmware kamera anda

Cara mengetahui versi firmware kamera adalah dengan membuat file kosong di komputer, namai
filenya ver.req. Di Windows, klik kanan di desktop, pilih New -> Text File, lalui rename dari
untitled.txt menjadi ver.req.

Masukkan SD card kosong ke reader, lalu copy ver.req kedalam SD card tadi. Masukkan SD
Card ke kamera, lalu nyalakan kamera seperti biasa, ubah ke mode Review/View, tekan lalu
tahan tombol Function/Set (FUNC.SET), lalu tekan dan taham tombol Display (DISP). Jika
berhasil kamera anda akan menampilkan versi firmaware di LCD misalnya: Firmware Ver
GM1.01B, berarti firmware kamera anda adalah 1.01B.
2. Download CHDK Yang sesuai

Download CHD sesuai jenis kamera pocket Canon serta versi firmware yang cocok disini. Pilih
versi small jika anda hanya menginginkan fitur utama, tanpa tambahan fitur seperti ganti bahasa
atau script tambahan, saya anjurkan versi Complete.

Kalau sudah didownload, unzip file lalu copy ke SD Card kamera, pastikan anda mengkopinya
ke level utama SD Card, jangan ke dalam folder.

Masukkan SD Card ke kamera.

3. Mengaktifkan CHDK

Hidupkan kamera dalam mode Review/View, tekan MENU lalu scroll sampai posisi terbawah
sampai terlihat opsi Firmware Update… Tekan SET di Firmware Update lalu akan muncul
konfirmasi, pilih OK maka kamera akan memuat CHDK.

Bermain-main dengan CHDK

Dengan CHDK aktif kamera sebenarnya berfungsi sebagaimana biasanya, semua tombol juga
berfungsi sebagaimana biasanya, kecuali tombol Direct Print. Tekan tombol Direct Print maka
kamera akan masuk ke dalam mode ALT (mode CHDK aktif). Saat anda di mode ALT (CHDK)
akan muncul tulisan ALT kecil di bawah LCD.
Saat dimode ALT, pencet MENU untuk melihat semua opsi pengoperasian dalam CHDK,
pilihan yang ada sngat banyak sampai opsi bermain game juga disediakan (Menu > Misc >
Games). Bermain-main dalam cobalah fungsi-fungsi dalam menu dalam mode ALT (CHDK).

Bagaimana Saya Menghapus CHDK dari Kamera?

1. Matikan kamera.

2. Hidupkan lagi. CHDK sudah tidak berfungsi, kalau anda ingin mengaktifkan lagi pencet
MENU scroll sampai Software Update, lalu OK.

3. Untuk menghilangkan CHDK secara permanen, masukkan SD Card ke reader, lihat dari
komputer lalu hapus semua file yang sudah anda unzip di langkah awal tadi. Jangan lupa
pindahkan smeua foto yang tersimpan di SD Card ke komputer terlebih dulu.

Oke, selamat bermain-main. Jika anda ingin mengetahui informasi lebih lengkap mengenai
CHDK, klik disini. Untuk melihat galeri foto-foto yang dihasilkan dengan CHDK, klik disini.
Cara Mencegah Kabut Di Lensa
Anda menyimpan kamera dan lensa disebuah ruang dingin ber-AC (atau mobil atau ruang hotel)
lalu tiba-tiba membawa lensa serta kamera tersebut keluar ruangan ke udara terbuka yang panas.
Kalau anda amati gelas kaca di bagian depan lensa, area tersebut dipenuhi kabut sampai sekitar
setengah jam kedepan, sehingga lensa praktis tidak bisa dipakai dalam 30 menit kedepan.
Pengabutan muncul karena perubahan suhu yang mendadak dari ruang dingin ke ruang panas.

Bagaimana Cara Mencegah Pengkabutan?

Pada dasarnya ada dua cara, kita bisa mencegah terjadinya pengkabutan atau kita bisa
menghilanginya setelah muncul kabut:

1. Untuk mencegah pengkabutan, masukkan lensa ke dalam kantong plastik Zipper Bag
yang biasanya digunakan untuk menyimpan sayuran ke dalam kulkas. Anda bisa membeli plastik
Zipper Bag di hampir semua swalayan (meski dengan merk lain).

2. Masukkan lensa yang sudah didalam kantong plastik tadi kedalam tas kamera atau
kompartemen mobil atau almari untuk menghindari gelontoran udara langsung dari AC.

3. Saat anda keluar ruangan, bukalah kantong plastik tadi, usahakan jangan dibuka didalam
ruangan.

Oke, selamat mencoba.


Tips Singkat: Cara Aman Menyimpan
Penutup Lensa dan Body
Saat mengeluarkan kamera dan lensa dari tas kamera, apa yang pertama kali kita lakukan? Kita
selalu membuka penutup body (body cap) dari depan kamera serta membuka penutup belakang
lensa (lens rear cap) dari ujung belakang lensa. Pada saat itu tanpa kita sadari kita memegang
dua hal yang menjadi sumber utama debu yang bisa masuk langsung ke sensor kamera.
Bagaimana kita menyimpan kedua cap tadi seringkali menjadi pembeda antara sensor yang
selalu bersih dan sensor yang kotor.

Bayangkan seandainya kita menyimpan body cap dikantong celana, tempat dimana banyak sekali
debu yang bisa menempel ke cap. Lalu saat kita akan menutupkan kembali body cap tadi ke
kamera, maka banyak sekali kotoran akan rontok ke sensor, ngeri bukan? Begitu pula dengan
lens cap, jika bagian dalamnya terkena banyak kotoran maka bagian belakang lensa pun akan
ikut terkotori yang ujung-ujungnya bisa rontok jatuh ke sensor.

Nah sebenarnya cara yang aman untuk menyimpan body cap serta lens cap belakang sangatlah
mudah. Cukup kita pasangkan keduanya, putar sampai rapat, maka bagian dalam kedua cap akan
terlindung dari kotoran dan debu. Setelah itu barulah bisa kantongi, anda lempar keduanya ke tas
kamera lagi atau apapun, yang penting bagian dalamnya rapat.

Gampang bukan?
11 Foto Dengan Efek Selective Color
Menarik
Beberapa waktu lalu Belajar Fotografi membuat artikel mengenai efek selective color
menggunakan Photoshop, kalau sampai saat ini anda belum sempat mencobanya, coba lihat
galeri foto dibawah ini sebagai bahan inspirasi.
Klik masing-masing foto untuk melihat keterangan lebih detail, nah selamat mencoba.
Memahami Dan Mengurangi Chromatic
Aberration Lensa
Saat mengamati sebuah foto dari jarak dekat atau saat kita memperbesar sebuah foto di
komputer, seringkali kita melihat bayangan tipis (halo) berwarna ungu, hijau atau merah yang
menyelimuti batas-batas sebuah obyek foto. Mmm… supaya lebih jelas, lihat contoh foto
dibawah ini:

Munculnya halo ini dalam ilmu optik biasa disebut Chromatic Aberration.

Catatan:
Kalau anda tidak suka Fisika, sama!! Saya juga hampir selalu ngantuk saat ada pelajaran fisika
, tapi kita sama-sama berpura-pura sok pintar saja biar yang ini cepat lewat.

Apa Sih Chromatic Aberration?

Kalau rajin mendengarkan apa kata guru Fisika, anda akan tahu bahwa setiap spektrum warna
memiliki sifat yang berbeda. Lensa, seperti halnya benda bikinan manusia lain yang penuh cacat,
sehingga yang idealnya dia bisa menjatuhkan titik fokus semua warna tepat pada sensor pada
prakteknya ada yang kelolosan, fokusnya jatuh di luar bidang sensor, ada yang dibelakang sensor
ada yang didepan sensor.

Setiap warna ternyata dibelokkan berbeda oleh lensa, sehingga jadi menyebar atau ter-dispersi.
Karena jatuhnya tidak tepat pada sensor-lah sehingga timbul fenomena chromatic aberration
pada foto anda. (Kalau ada yang penasaran dengan terjemahan chromatic aberration dalam
Bahasa Indonesia, artinya kurang lebih penyimpangan karena sifat warna, atau kalau kita
sembrono sebut saja penyimpangan kromatik, heheh).

Apakah Setiap Lensa Memiliki Kelemahan Ini?


Ya, secara praktek di lapangan semua lensa memiliki chromatic aberration, yang membedakan
biasanya adalah kualitas material serta desain lensa itu sendiri yang mempengaruhi seberapa baik
sebuah lensa menekan munculnya CA secara optimum. Produsen lensa biasanya mampu
menekan cacat ini di area tengah lensa, namun kecolongan di bagian pojok lensa.

Lensa berkualitas tinggi semisal lensa seri L milik Canon, atau lensa mahal merk lain
menggunakan material optik yang memilliki sifat dispersi super kecil, sehingga penyebaran
warna bisa diminimalisir, naumun juga memiliki kelemahan lain, diantaranya mampu menguras
rekening tabungan kita.

Adakah Teknik Foto Tertentu Untuk Mengurangi chromatic aberration

Beberapa trik yang bisa mengurangi Chromatic Aberration diantaranya:

1. Kurangi aperture anda, kalau di f/2.8 chromatic aberration terlihat sangat mengganggu
cobalah turun 1 stop ke f/4 misalnya.

2. Hindari zoom sampai maksimal. Semisal anda memakai lensa zoom 70–300mm, cobalah
hindari zoom maksimal sampai 300 kecuali terpaksa. Memotret pada focal length 200mm akan
megurangi CA.

3. Hindari Situasi Kontras Tinggi. Kalau memang lensa anda memiliki chromatic aberration
yang tinggi, cobalah hindari memotret dengan kontras tinggi, misalnya: memotret dedaunan
dengan background langit.

4. Hati-hati dengan lensa super zoom. Lensa super zoom memang memiliki banyak
keuntungan praktis misalnya saat traveling, namun kalau anda prioritasnya sedang menghindari
chromatic aberration, pakailah lensa lain. Lensa super zoom (misal 18–200mm) biasanya
memiliki CA yang lumayan parah di sisi lebar.

Kapan-kapan kita akan membahas cara koreksi chromatic aberration menggunakan phtoshop,
tapi kapan-kapan ya.

Apa Itu Bracketing Dan Cara Settingnya Di


Kamera DSLR
Bracketing atau resminya Auto Exposure Bracketing adalah teknik pemotretan untuk
mengantisipasi situasi pencahayaan yang cukup rumit. Secara teknis kamera akan mengambil
eksposure yang pas menurut dia dan mengambil beberapa eksposure tambahan yang over-
exposed (lebih terang) dan under-exposed (lebih gelap). Dengan mengambil beberapa eksposure
sekaligus, maka kemungkinan kita memperoleh foto yang pas eksposure-nya makin besar.
Jika kita sedang memotret peristiwa penting (wedding misalnya) dalam kondisi pencahayaan
yang rumit, gunakan bracketing untuk mengurangi resiko kita kehilangan foto penting dengan
eksposure yang pas. Begitu juga saat akan memotret HDR, gunakan bracketing untuk
menghasilkan foto dengan obyek sama namun memiliki eksposure yang berbeda-beda, sehingga
nantinya bisa dikombinasi untuk menghasilkan foto HDR.

Dengan kamera DSLR, kita bisa menentukan seberapa jauh variasi eksposure: mulai dari per 1/3
stop sampai per-2 stop, serta berapa jumlah total foto dalam sekali bracketing (dari 3 foto sampai
6 foto), tergantung masing-masing kamera. Bagaimana cara settingnya? payahnya adalah setiap
produsen kamera memiliki cara tersendiri, jadi disini kita akan ambil dua merk utama; canon dan
nikon, pemilik merk lain mohon cek ke manual masing-masing.
Cara Setting Bracketing Di Kamera DSLR Nikon

Kalau anda menggunakan Nikon D3/D4/D3S/D7000 dan sejenis, langkahnya adalah:

1. Cari tombol bracketing (BKT) disamping kiri diatas lensa (lihat foto)

2. Sudah ketemu tombolnya? Ok, sekarang sambil memencet tombol BKT, putar command
dial (roda putar di bagian belakang atas sebelah kanan kamera) sampai layar atas menunjukkan 3
F (berarti 3 eksposure – atau 3 foto sekali bracketing)

1. Jika anda menggunakan mode pemotretan Single Frame, anda harus memencet tombol
shutter 3 kali untuk setiap eksposure. Jika anda dalam mode Continous, caranya adalah tekan lalu
tahan tombol shutter maka kamera akan mengambil 3 eksposure sekaligus.

2. Untuk Nikon lainnya (D300/D300S/D700), carilah tombol Fn dibagian bawah sebelah


kanan lensa, putar main command dial belakang untuk menentukan jumlah frame dan command
dial depan untuk menentukan rentang eksposure.
Cara Setting Bracketing Untuk Kamera Canon

Disini saya ambil contoh untuk kamera Canon EOS 60D/50D/7D:

1. Masuk ke menu, lalu Shooting 2, lihat entry pertama: Expo. Comp./AEB.

2. Pilih menu tersebut.

3. Putar Main Dial (roda putar dibagian kanan atas) untuk memilih rentang
bracketing.

4. Tekan tombol SET

Oke silahkan mencoba.

Cara Setting Fokus Lensa Ke Infinity


Saat kita akan memotret sebuah obyek foto yang secara khusus sulit untuk dicari fokusnya,
misalnya: foto kembang api, foto star-trail, atau foto bulan, atau hampir semua obyek foto yang
jaraknya sangat jauh; kita bisa menggunakan titik fokus infinity (tak hingga) di lensa. Dengan
mengeset titik fokus di infinity ini, semua benda yang jaraknya sangat jauh bisa tetap terlihat
tajam di foto.

Bagaimana caranya?
1. Cari benda yang sembarang yang jaraknya lumayan jauh, set fokus disitu.

2. Ganti mode fokus dari autofocus ke manual focus, gunakan tombol di lensa anda untuk
mengganti mode fokus

3. Putar focusing ring: di lensa Nikon & Sigma putar habis ke kanan, di lensa Canon putar
habis ke kiri, sampai anda melihat simbol infinity – ∞

4. Biarkan mode fokus tetap di manual focus, sekarang waktnya anda memotret bulan.

Nah, selamat mencoba.

Retouch Foto: Memutihkan Gigi Dengan


Photoshop

Siapa yang ingin gigi dalam fotonya kelihatan kuning!? Saya yakin siapapun yang anda foto
ingin giginya kelihatan putih bersih sehingga senyumnya terlihat indah, dan semua tampak
cantik dan ganteng bukan? Kalau selama ini anda masih kesulitan dalam meretouch foto supaya
gigi kelihatan putih bersih menggunakan photoshop, saya kasih rahasianya.

Banyak pilihan cara di photoshop untuk memutihkan gigi, namun cara ini menurut saya yang
paling efektif dan cepat. Setelah membaca ini silahkan praktek, putihkan gigi diri kita sendiri
dulu… eitss, tetap jangan lupa sikat gigi lho, soalnya sejauh ini photoshop tetap belum mampu
mengobati sakit gigi.

1. Buka Foto di Photoshop

Buka foto lalu zoom sampai ukuran gigi lumayan besar, dalam contoh ini saya menggunakan
foto gigi close up supaya enak menjelaskan, dalam prakteknya hampir tidak ada orang yang mau
difoto giginya secara close up kecuali model pasta gigi
2. Gunakan Magnetic Lasso Untuk Seleksi Gigi.

DI photoshop klik kanan dibagian lasso, lalu pilih Magnetic Lasso.

3. Buat Seleksi Gigi.

Gunakan magnetik lasso, tool ini akan secara otomatis mengikuti kontur gigi, untuk
meningkatkan presisi klik dibagian lekukan, buat satu siklus penuh sampai magnetic lasso
terhubung.

Canon EOS 650D DSLR: Fitur – Harga – Video Preview


Tanggal 8 Juni kemarin, Canon secara resmi merilis kamera DSLR EOS 650D (atau Rebel T4i di
Amerika), memiliki resolusi 18MP dengan fitur utama LCD layar sentuh yang memiliki
kemampuan gesture seperti layaknya smartphone Android maupun iPhone, serta dilengkapi wi-fi
untuk konektifitas dengan gadget digital dan komputer. Kamera EOS 650D ini juga dilengkapi
dengan sensor hybrid AF untuk memperbaiki fokus saat menggunakan video dan mode live-
view. Canon menetapkan harga retail dikisaran US$ 849 (body only). Apa saja fitur lain yang
perlu anda ketahui mengenai kamera ini? Jangan lupa tonton juga video preview-nya dibagian
akhir artikel.

Fitur Fotografi

• Shutter speed terlama: 30 sec

• Shutter speed tercepat: 1/4000 sec

• Format foto: JPEG, RAW-14 bit RAW

• Mode eksposur: Program AE, Shutter & aperture priority, Manual, Scene Intelligent, No
flash, Creative Auto, Portrait, Landscape, Close up, Sports, Night Portrait, Handheld Night
Scene, HDR Backlight Control.

• Cakupan Built in Flash: 13 meter

• Drive mode: Single, Continous, Self Timer

• Mode Metering: Multi; Center-Weighted; Spot; Partial

• Kompensasi Eksposure: ±5EV

• AE Bracketing: ±2 (3 Frames pada 1/3 EV, 1/2 EV)

• WB Bracketing: Ya
Fitur Videografi

• Format video: H.264; Motion JPEG

• Mikrofon: Stereo

• Speaker: Mono

• Resolusi: Full HD (1920 x 1080 di 30/25/24 fps)

Sensor, Optik & Viewfinder

• Ukuran Sensor: APS-C (22.3 x 14.9 mm) – CMOS

• Piksel efektif: 18 MP

• Resolusi Maksimal: 5184 x 3456

• Titik fokus: 9 titik

• Pengali Focal length: 1,6 kali

• Perbesaran viewfinder: 0,85x

• Cakupan viewfinder: 95%

• Ukuran viewfinder: 3inch

• ISO: Auto, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400, 12800 (25600 with boost)

Oh, kamera ini juga dijual dengan paket lensa kit 18-55mm (harga menjadi US$ 949, atau lensa
18-135mm STM IS (US$ 1199). Kita tunggu kehadirannya di Indonesia. Untuk sementara
nikmati video previewnya dibawah ini:
Memahami Arti dan Istilah Penamaan Lensa
DSLR Nikon

Aturan penamaan lensa Nikon kadang cukup membingungkan, karena mereka menggunakan
huruf dan singkatan untuk mengenali komponen-komponen lensa. Dalam artikel ini kita akan
mengenal singkatan-singkatan yang dipakai dalam lensa Nikon, sehingga akan mudah bagi anda
mengerti spesifikasi lensa hanya dengan melihat namanya, cukup berguna terutama saat kita
akan membeli sebuah lensa.

AF

Singkatan dari Auto Focus, artinya lensa bisa fokus secara otomatis melalui kamera.

AF-D – Auto Focus with Distance Information

Artinya same seperti AF dengan tambahan bahwa lensa mampu mengirim informasi jarak antara
obyek foto dan lensa ke kamera yang oleh kamera akan dipakai untuk menentukan metering

SWM – Silent Wave Motor

Lensa dengan nama ini memiliki kemampuan mengganti fokus dari auto focus ke manual focus
secara cepat hanya dengan memutar focusing ring, tanpa harus mengganti mode focusing seperti
hanlanya di lensa AF-D

AF-S – Auto Focus Dengan Silent Wave Motor

Lensa AF-S memiliki motor didalamnya sehingga bisa bekerja dengan semua jenis kamera
DSLR Nikon yang tidak memiliki motor sendiri; kamera ini antara lain: D40/D40X, D60,
D5000.

IF – Internal Focusing
Lensa mampu mencari fokus secara cepat hanya dengan menggerakkan elemen-elemen internal
tanpa harus menggerakkan barel lensa (tanpa harus menggerakkan dan atau memanjangkan
bagian depan lensa). Lensa dengan fitur IF mampu mencari fokus lebih cepat dibandingkan lensa
non IF, lensa ini antara lain: Nikon 18-200mm f/3.5-5.6 VR II dan Nikon 70-200mm f/2.8 VR II.

RF – Rear Focusing

Cara lensa mencari fokus adalah dengan menggerakkan elemen internal di bagian belakang
lensa.

Jika anda melihat huruf G dibelakang aperture lensa, misalnya: Nikon 50mm AF-S f/1.4G,
artinya bahwa lensa tersebut tidak memiliki ring untuk mengatur aperture. Hampir semua lensa
modern Nikon bertipe G.

Micro

Artinya sama dengan Macro, artinya lensa dengan spesialisasi untuk fotografi makro (jarak
dekat).

PC-E – Perspective Control with Electronic Diapragm

Memungkinkan teknik tilt-shift, alias lensa bisa digeser dan dibengkokkan.

ED – Extra Low Dispersion

Adalah lensa dengan chromatic aberration minimal, lensa ini tidak menyebarkan cahaya yang
membuat munculnya chromatic aberration di foto. Apa itu Chromatic Aberration?

DC – Defocus Control

Lensa dengan fitur ini memungkinkan kita mengontrol bokeh (apa itu bokeh?), yang biasanya
bagus untuk foto potret.

VR – Vibration Reduction

Memungkinkan kita menggunakan lensa dalam shutter speed yang rendah hanya dengan
memeganngya tanpa harus membutuhkan tripod. Lensa dengan VR dilengkapi dengan sensor
gerakan yang mendeteksi pergerakan tangan dan kemudian mengkompensasinya sehingga bisa
meminimalisir blur.

SIC – Super Integrated Coating

Lensa dengan fitur ini mampu menghasilkan warna yang lebih bagus dan biasanya mampu
mengeliminir ghosting dan flare.
N – Nano Crystal Coat

Huruf N biasanya ditampilkan dengan stiker emas dibagian atas. Lensa dengan nano crystal coat
mampu meminimalkan ghosting dan internal flare sehingga foto yang dihasilkan bisa lebih jernih
(clarity).

Dx

Lensa dengan huruf DX berarti lensa tersebut khusus didesain untuk digunakan dengan kamera
DX milik Nikon seperti D3000/D5000/D90/D300s. Lensa DX juga bisa dipakai dikamera full
frame Nikon (FX), hanya resolusi foto yang dihasilkan hanya separuhnya.

Contoh:

Jika anda amati lensa pada foto diatas, nama resminya adalah “AF-S Nikkor 24mm 1:1,4G ED”,
bisa kita baca bahwa ini adalah lensa Nikon (Nikkor = Nikon) dengan panjang focal 24mm
dengan aperture minimum f/1.4, memiliki auto-focus didalamya yang dilengkapi dengan Silent-
wave motor (AF-S), tanpa ring aperture (G) dan menggunakan gelas dengan dispersi sangat
rendah (ED). Huruf N besar disamping kanan berarti ia menggunakan Nano Crystal Coat.

Jika masih penasaran dengan lensa-lensa Nikon, silahkan jelajahi situs lensa milik Nikon, disini,
untuk lensa Canon, silahkan klik disini.
Memahami Arti dan Istilah Penamaan Lensa
DSLR Canon

Aturan penamaan lensa Canon tidaklah serumit lensa Nikon, namun jika memang anda masih
sering bingung dengan arti dari nama-nama lensa Canon yang ada dipasar, silahkan baca arti dari
beberapa singkatan umum yang dipakai di lensa Canon.

EF-S

EF disini kepanjangannya adalah Electrofocus, sementara S untuk Short Back. Electrofocus


karena lensa ini memiliki motor sendiri untuk autofokus sementara short-back karena secara
mekanis ujung belakang lensa masuk lebih jauh ke dalam mounting kamera. Lensa EF-S
didesain khusus untuk kamera Canon non full-frame (selain kamera dibawah ini) dan tidak bisa
dipakai dikamera full frame.

EF – Electrofocus

Sama seperti EF-S, bedanya adalah lensa EF didesain khusus untuk kamera Canon full frame
(EOS 5D Mark II/III, EOS 1D Mark), namun juga bisa dipakai di kamera non full-frame.

L – Luxury

Kelas lensa mewah keluaran Canon, Canon seri L dirancang menggunakan material optik
berkualitas prima dengan harga yang juga ehm.. prima. Lensa ini tujukan untuk kalangan
fotografer profesional atau pehobi kelas serius. Lensa seri L tangguh secara mekanis dan tahan
cuaca. Lensa seri L semua berada dalam kategori lensa EF dan bisa dipakai dengan kamera full
frma maupun non full frame.

IS – Image Stabilization

Lensa dengan IS dilengkapi teknologi untuk meminimalkan blur dengan mengkompensasi


gerakan tangan saat memegang lensa, sangat berguna untuk pemotretan low light atau saat
menggunakan lensa tele.
DO – Diffractive Optic

Lensa dengan fitur DO dirancang untuk meminimalkan chromatic aberration sekaligus


mengurangi berat serta ukuran lensa.

USM – Ultra Sonic Motor

Semua lensa Canon memiliki motor didalamnya, namun jika dilengkapi teknologi USM berarti
lensa memiliki kemampuan autofokus lebih cepat, suaranya tidak begitu berisik dan lebih hemat
batere serta kita bisa mengganti dari autofokus ke manual fokus hanya dengan memutar ring
lensa.

Untuk memahami pengertian dari singkatan yang digunakan di lensa Nikon, silahkan klik disini.

Memahami Mode Pada Kamera Digital


Memiliki pemahaman yang bagus mengenai beberapa mode pengoperasian kamera digital amat
membantu kita untuk secara efektif mengontrol eksposur. Artikel ini akan berusaha menjelaskan
beberapa mode pengoperasian yang lazim ada di kamera anda baik DSLR, kamera pocket yang
canggih maupun Super-zoom; aperture priority, shutter speed priority, program mode dan
manual mode.

Apa Itu Mode Pengoperasian Kamera?

Mode pada kamera digital memungkinkan kita mengontrol parameter eksposur, khususnya
shutter speed, aperture dan ISO yang merupakan parameter dasar fotografi. Beberapa mode
secara otomatis menentukan besaran tersebut, namun mode yang lain memungkinkan kita
mengontrolnya secara manual sesuai selera kita.Dahulu saat belum ada mode kamera, fotografer
harus menentukan sendiri semua parameter shutter speed, aperture dan memilih jenis film yang
akan digunakan. Untuk menghitung intensitas dan jumlah cahaya, mereka harus menggunakan
alat metering ( baca cara kerja metering kamera ) terpisah yang mengukur cahaya lalu
menentukaan informasi eksposure, yang kemudian digunakan untuk setting kamera.

Sejak diperkenalkannya kamera SLR yang mampu mengukur cahaya yang masuk melalui lensa,
alat metering mulai ditinggalkan. Sejak itu pula mode otomatis juga mulai diperkenalkan oleh
pabrik kamera, dimana kamera akan mengukur cahaya yang masuk melalui lensa dan sekaligus
menghitung nilai eksposure yang pas. Mode yang saat ini ada (dihampir semua kamera digital
kelas semi pro sampai pro) berusaha menjembatani antara pengoperasian semi otomatis dan full
manual ala fotografer tempo dulu.

Jenis-Jenis Mode Kamera

Ada empat jenis utama mode kamera:

1. Program Mode
2. Shutter Priority (Tv atau S)
3. Aperture Priority (Av atau A)
4. Manual (M)

1. Program Mode

Dalam program mode, kamera secara otomatis akan menentukan Aperture dan Shutter Speed
untuk kita berdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Jika anda menemukan momen
yang penting dan tidak ingin berpikir apa-apa langsung jepret, gunakan mode ini.

Kamera akan berusaha menyeimbangkan antara shutter dan aperture, jika kita mengarahkan
lensa ke area yang terang, angka aperture secara otomatis membesar sementara shutter speed
dipertahankan di angka yang lumayan cepat. Arahkan kamera ke area gelap dan angka aperture
akan mengecil untuk mempertahakan shutter supaya tidak terlalu blur.

Ada cara untuk mengubah pengukuran otomatis kamera, dengan memutar kontrol dial di kamera.
Jika kita putar dial ke kiri maka kamera akan “dipaksa” memperlambat shutter speed dan
menambah aperture. Jika memuter dial ke kanan, kamera akan “dipaksa” mempercepat shutter
speed dan memperkecil aperture.

2. Shutter-Priority Mode

Di mode shutter priortiy, kita secara manual mengatur nilai shutter speed dan kamera secara
otomatis memilih nilai aperture untuk kita bserdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui
lensa. Mode ini bisa kita pakai saat ingin membekukan gerakan atau kalau kita sengaja ingin
menciptakan foto blur. Jika ada terlalu banyak cahaya, maka angka aperture akan membesar
(bukaan mengecil) sehingga jumlah cahaya yang masuk lensa akan berkurang. Jika terlalu sedikit
cahaya masuk lensa makan angka aperture akan mengecil (bukaan membesar) supaya cahaya
makin banyak masuk lensa.

Jadi di mode shutter priority, nilai shutter speed akan konstan tidak berubah sesuai (sesuai setting
kita), sementara nilai aperture akan bervariasi tergantung jumlah cahaya.

3. Aperture-Priority Mode
Di mode aperture priority, kita set besaran aperture secara manual dan kamera akan menentukan
besar shutter speed sesuai jumlah cahaya yang masuk lensa. Dengan menggunakan mode
aperture priority, kita memiliki kontrol penuh atas depth of field (bidang tajam), karena kita bisa
menurunkan atau menaikkan bukaan lensa dan membiarkan kamera yang menghitung shutter
speed

Menggunakan mode aperture priority adalah cara aman dalam mengoperasikan kamera karena
resiko foto menjadi under-exposed (gelap) atau over-exposed (terlalu terang) lumayan kecil.
Kenapa? karena nilai shutter kamera range-nya lumayan lebar, dari 30 detik sampai 1/4000 detik
(atau 1/8000 detik dikamera canggih), yang mana sangat mencukupi untuk berbagai kondisi
cahaya.

4. Manual Mode

Seperti namanya, kita mengontrol nilai aperture dan shutter speed kamera secara manual
sepenuhnya. Anda harus memilih nilai aperture sekaligus shutter speed. Mode ini bisa dipakai
saat memotret obyek foto yang kondisi pencahayaan-nya membuat kamera “bingung”.
Contohnya adalah saat kita memotret teman di pantai yang sangat terang, kamera mungkin akan
salah menilai exposure sehingga wajah teman jadi hitam supaya pasir dipantai tidak over-
exposed. Dalam kasus seperti ini, kita bisa mengganti mode menjadi manual dan melakukan
metering dengan mengukur exposure di wajah teman lalu menentukan aperture serta shutter
speed secara manual berdasarkan hasil metering tadi.

Mode manual juga berguna saat misalnya kita memotret panorama (cara memotret panorama?
baca disini), supaya terjadi konsistensi. Foto panorama dihasilkan dari beberapa foto yang
dijahit, dan nilai aperture maupun shutter speed sebaiknya selalu konsisten sehingga hasil akhir
foto panorama akan konsisten tidak belang-belang ada yang gelap dan ada yang terang.

Cara Mengubah Mode Kamera?

Tombol pengubah mode kamera biasanya terlihat cukup mencolok,, sebuah tombol putar yang
ditampilannya tertulis: P – S – A – M (DSLR Nikon) atau : P – Tv – Av – M (DSLR Canon), ini
beberapa contohnya:

Nikon D5000:
Di Canon 50D:

Di beberapa kamera kelas professional, tombol dial mode tidak ditunjukkan secara mencolok, di
Nikon D300S misalnya, hanya ada tombol kecil disebelah kanan atas bertulis MODE.

Bagaimana Dengan ISO?

Dikebanyakan kamera DSLR, ISO tidak berubah secara otomatis kalau kita mengganti mode-
mode diatas, jadi kita harus menentukan ISO secara manual (baca konsep ISO disini). Jika anda
tidak ingin menggunakan setting ISO secara manual, gunakan fitur “Auto ISO” dikamera, lalu
set ISO maksimum di “800-1600″, jika anda merasa terlalu banyak noise, ganti maksimum ISO
di angka yang lebih kecil.

Bagaimana Dengan Mode Kamera Lainnya?

Beberapa camera entry-level dan semi-pro juga memiliki mode yang lain, misalnya “portrait”,
“landscape”, “macro”, “sport” dan lain-lain, tergantung jenis kameranya. Untuk memahami
mode ini silahkan baca – Memahami Mode Auto dan Scene.
13 Foto Dengan Komposisi Curve Manis
Salah satu cara memperoleh foto yang bagus adalah dengan mencari kurva (garis melengkung)
yang tersedia di sekitar kita baik kurva alami maupun buatan manusia, kemudian memotretnya
dalam sudut yang tepat sehingga kurva tersebut bisa menjadi “tulang punggung” foto.

Designer percaya kurva melambangkan keluwesan, dinamisme dan kelembutan (sebagai kontras
terhadap garis lurus kaku). Jadi kalau anda hunting foto, cobalah ingat-ingat, carilah kurva yang
tersedia disekeliling kita: dari garis pantai, konstruksi gedung, jalan raya, rel kereta, ujung-ujung
daun sampai dengan pose tubuh model. Berikut 12 foto inspiratif yang mengekspos bentuk kurva
dalam keragamannya sebagai pemacu. Selamat berburu kurva:
Lightroom Presets Download: Lomo

Efek lomo atau vintage sepertinya sedang cukup trendy di kalangan penggemar fotografi,
sehinga bang belfot terdorong untuk membuat beberapa presets Lightroom yang bisa anda pakai
download. Naiknya peminat fotografi pada efek-efek jadul ini kurang lebih dipacu oleh kamera
handphone dengan aplikasi editor foto macam Instagram (baca 6 app fotografi terbaik untuk
Android disini).

Seperti Apa Hasil Lightroom Presets Ini?

Oke, beberapa sampel sebelum anda memutuskan untuk mendownloadnya:

Foto Asli:
Foto Dengan Presets Lomo 1:

Foto Dengan Lightroom Presets Lomo 2:

Foto Dengan Lightroom Presets 3:


Bagaimana Cara Menggunakan Presets Ini?

1. Pertama dan terpenting tentu anda harus memiliki Lightroom yang terinstall di komputer
anda (Mac/Windows), kalau belum silahkan download Lightroom dari sini

2. Kalau anda sudah memiliki Lightroom dan memiliki foto yang tersimpan di katalog
Lightroom, baru anda bisa memakai presets ini. Di Lightroom, klik di mode Develop (bagian
kanan diatas).

3. Kemudian klik di bagian Presets (kiri tengah), lalu klik kanan Import, lalu muncul pilihan
file, pilih file yang baru saja anda download.

4. Presets ini kompatibel dengan Lightroom versi 3 dan versi 4 baik untuk Windows
ataupun Mac.

Download Link

Oke, anda bisa mendownload lomo presets disini (klik kanan lalu Save Link As): Lomo
Lightroom Presets.

Jangan lupa unzip file setelah anda download.


Selamat mencoba dan kirim pertanyaan atau komentar anda setelah mencobanya melalui link
Kontak atau email ke: editor [at] belajarfotografi.com.

Organisasi Foto dan Workflow Fotografi


Digital
Memotret dengan kamera bukanlah segalanya, dalam fotografi aktivitas memotret hanyalah satu
tahap dari keseluruhan proses menghasilkan foto. Keseluruhan rangkaian aktivitas inilah yang
disebut workflow alias alur kerja fotografi. Artikel ini akan membahas urutan alur kerja standar
yang lazim dipraktekkan oleh fotografer profesional dalam mengorganisasi koleksi foto mereka
yang jumlahnya sangat banyak, namun kita bisa menirunya supaya koleksi foto selalu rapi,
tertata dan tidak membingungkan. Kebanyakan orang setelah selesai memotret akan
memindahkan foto yang perlu diedit, mengeditnya lalu mengupload ke Facebook, Flickr atau
komunitas foto online lalu melupakan foto aslinya. Begitu kita memerlukan foto asli dalam
resolusi besar atau mencari foto-foto ulang tahun teman saat 4 tahun lalu, kita akan kebingungan
mencarinya ditumpukan file di komputer, nah hal inilah yang berusaha kita hindari.

Apa itu Workflow Fotografi Digital?

Workflow fotografi adalah rangkaian aktivitas menghasilkan foto digital, dari proses awal di
kamera sampai hasil akhir foto. Kalau kita rinci, apa saja sih aktivitas tersebut:

1. Setting kamera dan memotret


2. Memindah foto dari kamera ke komputer
3. Memindah foto ke aplikasi editor foto, misal: lightroom/ photoshop
4. Organisasi dan sortir foto
5. Proses edit foto
6. Backup file foto

Mari kita cermati satu persatu.

1. Setting kamera dan memotret

Setting kamera berpengaruh pada cara kerja kita, misalnya anda menggunakan RAW pasti proses
berikutnya akan sedikit berbeda dibandingkan saat anda menggunakan JPEG (baca RAW vs
JPEG). Foto RAW memiliki ukuran file yang lebih besar dibanding JPEG sehingga alokasi hard
disk komputer sebaiknya juga dipertimbangkan. Atau saat kita memotret HDR yang melibatkan
bracketing pastilah workflow-nya berbeda dengan saat kita memotret panorama.

2. Copy foto dari kamera ke komputer

Secara fisik, kita menggunakan card reader atau langsung mencolokkan USB ke camera dan
menyambungkan ke komputer. Opsi menggunakan card reader biasanya membuat proses transfer
jauh lebih cepat dibandingkan kalau mencolokkan USB langsung ke kamera. Ada banyak cara
untuk memindahkan foto dari kamera ke komputer, kita bisa menggunakan fitu bawaan dari
Windows Explorer (Windows) atau finder (Mac) atau kita bisa memanfaatkan fitur dari aplikasi
macam Lightroom, Aperture, ACDSee atau Adobe Bridge. Saat ini saya merasa cocok
menggunakan Lightroom untuk proses ini.

3. Import foto ke aplikasi Editor Foto

Jika anda menggunakan Lightroom atau Aperture, maka kedua software ini memiliki fitur untuk
meng-copy foto sekaligus memindahkannya kedalam katalog aplikasi tersebut, sehingga kita bisa
menghemat waktu. Yang bagus dari aplikasi semacam ini adalah bahwa kita bisa sekalian
mengcopy, memindah sekaligus me-rename dan memberi tanda (tag) pada foto-foto kita dalam
satu langkah, sehingga jauh lebih menghemat waktu.

4. Organisasi Foto dan Sortir

Begitu foto sudah ada di komputer, kita perlu memutuskan bagaimana cara mengaturnya
sehingga semua foto mudah dicari saat kita membutuhkannya. Saran kami adalah menempatkan
semua foto dalam satu folder dan membaginya menjadi sub-folder berdasarkan tahun lalu bulan
(lihat foto dibawah).

Kalau anda menggunakan Lightroom atau Aperture, kedua software ini bisa mengorganisasi foto
secara otomatis berdasarkan waktu pemotretan atau bahkan kita bisa memberi keyword (contoh
keyword: ulang tahun, wedding, amir, budi, soleh, cici) sehingga kita sangat mudah mencarinya.
Oh, satu lagi anda juga sebaiknya mengganti nama file dari DSXXXXX.JPEG menjadi sesuatu
yang lebih bermakna, misal: ulang-tahun-amir-2012.JPEG. Saya sendiri lebih menyukai format
nama file seperti ini: 2012-06-19-ulang-tahun-amir.JPEG, urutan angka didepan adalah tahun-
bulan-tanggal-event dan menggunakan Lightroom untuk mengaturnya secara otomatis. Sangat
jelas bukan?
Untuk menyortir foto, memisahkan antara foto yang jelek, bagus dan cukup bagus, kita bisa
menggunakan fitur bawaan Windows (klik kanan, property – lalu klik di bagian rating) namun
hal ini cukup memakan waktu. Kalau anda menggunakan Lightroom, untuk memberi rating
kualitas sebuah foto bisa dilakukan dengan cepat, cukup tekan angka 1 sampai 5. Dengan
memberi rating maka kita mudah memisahkan antara foto mana yang mau diedit dan foto mana
yang bisa kita abaikan.

5. Edit Foto

Setelah selesai merapikan foto dan sortir, sekarang kita bisa memutuskan foto mana yang mau
diproses dan diedit lebih lanjut. Mungkin anda bertanya, “apa perlu di edit nih, fotonya sudah
bagus?. Menurut saya perlu. Tidak semua perlu di proses secara kompleks, mayoritas foto hanya
membutuhkan editing minor seperti foto hanya perlu crop, perlu sharpening, straightening,
namun beberapa foto lainnya memang perlu proses editing yang lebih kompleks. Jika anda
menggunakan Lightroom, ACDSee atau Aperture, proses editing dasar bisa dilakukan di dalam
software itu sendiri.
6. Export Foto

Setelah selesai dengan editing, langkah berikutnya adalah meng-ekspor foto, baik untuk upload
ke jejaring sosial, komunitas forum fotografi maupun dicetak. Perhatikan format foto dan
resolusinya. Jika anda akan menggunakan foto untuk di upload ke web anda harus memutuskan
ukuran yang dipakai saat proses export dan memilih sRGB sebagai color space.

Lightroom atau Aperture juga memiliki fitur khusus untuk mengupload foto secara langsung ke
album foto di facebook, flickr, smugmug dll.

7. Backup Foto

Jika selama ini anda tidak pernah melakukan backup, saran saya sebaiknya secepatnya lakukan
backup secara teratur. Seberapapun bagus foto-foto anda, tidak ada artinya saat hard-disk rusak
dan anda kehilangan foto-foto tersebut untuk selamanya. Harga hard-disk saat ini sudah lumayan
terjangkau, dan kalau kita sudah membeli kamera dan lensa seharga jutaan rupiah ada baiknya
anda sisihkan sedikit untuk membeli hard disk sebagai drive backup. Anda bisa memanfaatkan
fitur backup bawaan Windows atau Mac, bahkan software manajemen foto macam Lightroom
juga menyediakan fitur backup foto yang bisa kita pakai.

Jika koleksi foto sudah sangat besar (terlebih lagi resolusi kamera yang makin besar plus video),
ada baiknya mulai berpikir untuk membeli penyimpanan khusus backup. Saya membeli hard disk
stack enclosure dibawah ini seharga Rp 1,5 Juta (tanpa hard disk) di Mangga Dua, dia memiliki
kapasitas sampai dengan 12GB dan kita bia mengganti hard disk kalau ada yang rusak.
Oke, selamat mengatur workflow fotografi digital anda.

Apa Itu Moire Pattern ?


Dalam konteks fotografi, moire pattern terjadi saat obyek yang di foto memiliki detail pola yang
berulang (garis, titik) yang melebihi kemampuan resolusi sensor kamera digital. Akibatnya
adalah dalam foto akhir muncul pola tambahan yang tampak aneh dimata dan tidak nyata. Biar
lebih gampang, lihat foto dibawah ini:

Lihat pola aneh yang tampak dalam baju di foto tersebut? ya, seperti itulah moire pattern. Dalam
kehidupan nyata, moire hampir tidak pernah kelihatan karena kualitas mata kita memang top
abis. Namun bagi kamera dan lensa yang penuh kekurangan, moire kerap kali muncul. Baik itu
rambut, baju, tangga eskalator dan hampir semua obyek dengan detail pola berulang yang rapat
dan kompleks memiliki potensi munculnya moire di foto.

Di kamera digital, moire terjadi karena cara cahaya mencapai sensor dan bagaimana cara sensor
menginterpretasikan cahaya tersebut. Ada beberapa cara efektif saat memotret untuk mengurangi
moire. Postingan selanjutnya akan membahas cara memotret untuk mengurangi moire. Namun
kalau anda terlanjur memiliki moire dalam foto, kita bisa menggunakan Lightroom untuk
mengurangi moire, meskipun tidak bisa sepenuhnya hilang.

Selamat berkenalan dengan moire deh…;-)

Menghindari Munculnya Moire Pattern di


Foto
Setelah postingan sebelumnya membahas tentang pengertian Moire pattern dalam konteks
fotografi, dalam artikel ini kita akan membicarakan cara menghindari munculnya moire pattern
dalam foto. Kalau sudah terlanjur kena moire, agak susah menghilangkannya meskipun kita
menggunakan software yang canggih sekalipun, jadi sebisa mungkit kita hindari kemunculannya
dalam foto. Silahkan ikuti beberapa langkah dibawah ini untuk menghindarinya:

1. Langsung Periksa Foto Saat Memotret Obyek Dengan Pola Yang Rapat

Pastikan saat memotret sebuah obyek foto yang memiliki pola berulang yang rapat dan
kompleks, anda langsung memeriksa hasil foto saat itu juga. Zoom foto dalam LCD kamera
sampai 100% dan scroll foto untuk memeriksa muncul atau tidaknya moire. Kalau anda melihat
moire dalam foto, pilih beberapa langkah dibawah ini sebelum anda memotret lagi obyek
tersebut.

2. Ubah Jarak Atau Ubah Panjang Focal

Saat moire terlihat, hal terbaik untuk mengindarinya adalah dengan mengubah jarak antara
sensor ke obyek foto. Kita bisa benar-benar pindah secara fisik (berjalan menjauh atau
mendekat) atau kita bisa zoom in atau zoom out panjang focal. Ingat bahwa moire muncul saat
pola dalam obyek foto memiliki detail yang melebihi kemampuan resolusi sensor, jadi dengan
mengubah jarak obyek foto kita bisa mengurangi tingkat detail pola.

3. Ubah Fokus ke Area Lain

Meskipun tidak seefektif langkah kedua, anda patut mencobanya. Pindahkan titik fokus ke area
lain dalam obyek foto.

4. Ganti Angle (Sudut Pemotretan)


Kadang hanya dengan mengganti sudut pemotretan, moire bisa hilang secara total. Kalau tadinya
berdiri, cobalah jongkok, atau kalau tadinya dari sebelah kiri cobalah memotret dari sebelah
kanan.

5. Kurangi Bukaan, Gunakan f/11 Sampai f/16

Saat mengurangi bukaan lensa sampai aperture tertentu, akan muncul difraksi (pembelokan) arah
cahaya yang masuk ke lensa. Difraksi secara efektif mengurangi resolusi (tingkat detail)
sehingga bisa menghilangkan moire.

Kalau dengan cara-cara diatas moire masih juga bandel dan tetap muncul di foto, langkah
terakhir adalah dengan menguranginya melalui proses editing menggunakan software macam
lightroom. Halo mas moire, maukah kamu menyingkir sejenak?

20 Foto Menakjubkan Dengan Lensa 50mm


Lensa 50mm adalah salah satu lensa terbaik yang bisa dibeli saat anda baru memulai hobi
fotografi. Rata-rata lensa 50mm memiliki kualitas yang sangat bagus, biasanya memiliki bukaan
yang sangat besar sehingga bisa dipakai dalam kondisi kurang cahaya, memiliki kualitas bokeh
yang sangat bagus dan harganya relatif sangat terjangkau (Canon 50mm f/1.8 saat ini dijual
dibawah Rp. 1 Juta sementara Nikon 50mm f/1.8D masih dibawah Rp. 1,5 Juta).

Untuk menginspirasi anda betapa hebat lensa satu ini, silahkan nikmati 20 foto menakjubkan
berikut ini, semuanya diambil dengan lensa 50mm yang dipasang di berbagai jenis kamera (crop
maupun full frame):

Anda mungkin juga menyukai