Anda di halaman 1dari 18

KOMPOSISI FOTO

WAHYUDI, M.I.KOM
Salah satu elemen penting yang harus dipelajari saat ingin terjun ke dunia fotografi adalah
komposisi foto. Komposisi foto adalah gabungan dari imajinasi dan kreativitas yang wajib dimiliki
oleh setiap fotografer.
Imajinasi dan kreativitas ini secara tidak langsung mempengaruhi foto yang dihasilkan, apakah
bagus atau justru sebaliknya. Meski demikian, dengan menguasai komposisi foto yang bagus
bukan berarti anda tidak perlu lagi belajar teknik dasar fotografi, angle atau segitiga eksposur.
Artinya, komposisi adalah satu dari sekian tahap yang tetap wajib dipelajari, terlebih yang ingin
serius terjun ke dunia fotografi.

Apa itu komposisi foto?


Kalau di artikan secara harafiah, komposisi sebenarnya adalah kata benda yang merujuk pada sifat
bahan atau konstituen atas sesuatu. Di KBBI, komposisi punya 5 pengertian dasar, namun definisi
yang paling mendekati ada pada pengertian komposisi dalam konteks seni.
Disitu dijelaskan bahwa komposisi adalah integrasi warna, garis dan bidang untuk mencapai
kesatuan yang harmonis. Dengan demikian, komposisi foto adalah hubungan harmonis antar setiap
elemen fotograsi yang jadi subjek atau objek foto.
Lantas, apakah komposisi foto dan komposisi fotografis itu sama? Jawabannya ya. Mengapa?
Karena kompisisi fotografi yang tepat berdampak pada kompisisi foto itu sendiri. Hanya saja,
setiap hubungan harmonis tersebut berangkat dari kreativitas fotografer itu sendiri saat memotret
objek yang akan difoto.
Artinya, fotografer harus bisa mengatur dan menemukan posisi yang tepat untuk menghasilkan
komposisi yang pas. Pada akhirnya, foto yang dibuat jauh lebih menarik dibanding foto lain
sekalipun subjek atau objek fotonya sama.
Intinya, komposisi mengacu pada bagaimana setiap elemen dalam foto diatur sedemikian rupa agar
menarik dan seimbang.

Mengatur Komposisi Foto Yang Baik dan Benar


1. Kemampuan melihat momentum yang pas
Kemampuan melihat momen selaras dengan kemampuan menggerakkan mata. Dan ini adalah satu
dari sekian kemampuan penting yang harus dimiliki fotografer. Tapi, bagaimana mengaplikasikan
kemampuan ini dalam dunia fotografi? Ada banyak cara yang bisa dilakukan.
Sebagai contoh, pada suatu ketika anda sedang menonton konser Noah di alun-alun kota. Sudah
tentu penontonya banyak, music menderu sana sini, beberapa orang berjoged sementara yang
lainnya mengangkat tangan seirama alunan musik.
Pada waktu itu anda sedang ditugaskan oleh manajemen untuk mengambil dokumentasi konser.
Dan anda, di ujung sana bengong-bengong sendiri karena enggak tahu bagaimana cara mengambil
foto yang tepat dalam situasi seperti ini.
Dan situasinya tidak memungkinkan untuk mengambil foto dengan angle yang tepat atau mungkin
dengan pencahayaan yang sesuai. Kebingungan ini pada akhirnya membuat anda gagal dapat foto
yang bagus, yang mungkin anda tidak akan diminta lagi oleh manajemen untuk jadi fotografer di
konser serupa.
Tentu anda tidak mau demikian, kan? Makanya, sebagai fotografer, anda harus jeli untuk melihat
momen. Disini berarti anda harus cekatan melihat reaksi orang-orang terhadap adegan yang
berlangsung, apakah matanya ke bawah, ke atas atau mungkin ke samping kiri dan kanan.
Reaksi semacam ini yang jadi momen penting bagi anda untuk mendapatkan komposisi foto yang
tepat. Hanya saja, peristiwa ini berlangsung cepat, singkat dan ekspresif. Untuk itu, mata anda
harus tertuju pada frame atau layar kamera saja demi menangkap momen yang hanya terjadi
sepersikian detik.
Dalam suatu kasus, anda bisa menggunakan teknik khusus untuk menarik perhatian subjek atau
objek bidikan anda terlebih jika objeknya diam. Dalam situasi yang spontan, hal ini agak sulit
dilakukan. Karena itu, kemampuan melihat momen sangat penting.
Selain itu, perhatikan juga gangguan yang mungkin anda terlebih jika anda berada dalam suatu
konser yang orangnya banyak. Lantas, kalau dalam konser, objek fotonya siapa? Biasa siapa saja
entah itu penonton, crew, vokalis atau band yang di undang, panitia, aparat keamanan dan lain
sebagainya.

2. Titik fokus
Titik fokus ini mengacu pada kreativitas. Kalau anda sudah menemukan momen yang tepat atau
pola momen itu mungkin terjadi berulang-ulang, selanjutnya fokus pada satu titik. Disini berarti
anda harus peka terhadap perilaku titik fokus, apalagi jika titiknya itu bergerak seperti orang atau
hewan.
Untuk mendapatkan komposisi foto yang pas, coba buat garis-garis imajiner persegi panjang,
dengan titik ditengah sebagai titik fokus. Ini tentu sulit kalau diterapkan dalam konser dan hanya
bagus diterapkan untuk kegiatan street fotografi dengan objek kawasan perkotaan atau arsitektur
yang ada didalamnya.
Misalnya, subjek yang mau di foto adalah patung kuda. Anda bisa lihat bagian-bagian lain yang
ada di dekat patung tersebut, apakah mengganggu atau tidak. Setelah itu, lihat layar kamera anda
untuk memastikan apakah elemen-elemen dibawah sudah ada di foto, seperti titik fokus, cahaya,
garis kisi-kisi imajiner dan gambarnya berbentuk persegi.

Empat hal itu tidak secara otomatis terpenuhi karena itu butuh eksperimen lebih lanjut dari anda.
Jika empat hal itu sudah terpenuhi, langkah berikutnya adalah mengambil foto. Ambil sebanyak
mungkin foto lalu seleksi mana yang paling bagus. Satu dari sekian banyak foto yang diambil pasti
bagus, posturnya seimbang dan kisi-kisi imajiner itu terlihat jelas.
Titik fokus kadang juga disebut teknik manipulasi foto. Sebab banyak penelitian yang
membuktikan kalau mata orang cenderung mengarah ke salah satu titik di bagian kiri atau kanan
atas foto sebelum melihat ke area foto yang lain.
Dan inilah yang jadi alasan mengapa anda kadang bosan lihat foto teman di IG atau Facebook,
karena titik fokusnya hanya berisi orang-orang dengan ekspresi yang sama saja.

3. Pilih angle yang tepat


Angle itu apa? Fungsinya apa? Mengapa harus mempelajari angle? Apa hubungannya dengan
komposisi? Singkatnya, angle itu adalah sudut pengambilan foto yang berfungsi untuk
meningkatkan eksposur foto dari sudut pandang yang pas.
Salah satu alasan mengapa angle harus dipelajari adalah untuk mendapatkan komposisi foto yang
bagus. Jika penekanannya ada pada tekstur foto, anda boleh manfaatkan fitur zooming dengan
cermat. Fitur ini memungkinkan anda melihat tekstur foto tanpa terganggu dengan cahaya sekitar.

Dalam konteks ini, premisnya sangat sederhana. Ibarat mata anda yang melihat suatu objek yang
tiba-tiba menarik, selingkuhan pacar anda misalnya, padahal sudah sering di lihat. Ulasan lebih
lengkap soal definisi angle kamera, termasuk jenis angle, teknik yang digunakan sampai posisi
fotografer sudah saya bahas disini.
4. Kedalaman bidang
Kedalaman bidang adalah salah satu aturan komposisi paling tradisional. Poin ini masih punya
kaitan sama dua poin pertama diatas. Jika penekanannya pada titik fokus dan angle, maka
kedalaman bidang ini bisa berupa garis fisik serupa pagar atau tembok.
Namun, garisnya adalah garis metaforis serupa bayangan yang hanya ditangkap oleh mata atau
pikiran anda sendiri. Subjek apa saja bisa menambah kedalaman bidang yang pada akhirnya akan
membuat foto yang diambil jauh lebih menarik.
Salah salah satu tantangan terbesar dalam dunia fotografi adalah bagaimana menemukan
kedalaman bidang ini. Makanya banyak orang yang memperhatikan pola imajiner entah itu dua
dimensi atau tiga dimensi sehingga subjek apapun yang di foto, kedalamannya bertambah.

Sebagai contoh, garis imajiner serupa piramida pada sebuah bangunan, atau pagar-pagar yang
menjulang seolah berbentuk dua dimensi dan lain sebagainya.
5. Aturan Bilangan Ganjil
Aturan bilangan ganjil juga sudah lama jadi topik penelitian para dosen dan mahasiswa jurusan
fotografi. Namun, fokusnya bukan apa foto tetapi objek atau subjek yang ada didalam foto, terlebih
ditampilkan secara ganjil.
Hal ini searah dengan minat banyak orang yang lebih suka memilih angka ganjil sebagai angka
keberuntungan ketimbang genap. Untuk beberapa alasan, yang saya sendiri belum tahu, banyak
orang juga nyaman dengan angka ganjil.
Dan ini bisa dimanfaatkan oleh anda untuk mendapatkan foto yang disukai banyak orang. Tapi,
aturan ini terbatas pada objek benda mati. Ada banyak aturan bilangan ganjil yang bisa anda
terapkan seperti mengambil foto tiga pohon dan bukannya empat.
Atau mungkin kelopak bunga yang hanya terdiri dari tiga dan bukan enam seperti kelopak pada
umumnya. Meski fotonya terlihat sama saja, tapi sebagian besar orang pasti lebih tertarik pada
foto yang terlihat ganjil.
6. Langgar aturan fotografi konvensional
Langgar aturan? Maksudnya gimana? Maksudnya adalah, jika ingin mengambil foto taman, jangan
ambil dari sudut pandang konvensional. Artinya, jangan ikut aturan yang ada. Misalnya, jika
objeknya taman yang didalamnya ada lampu bulat ada harus mengambil foto dengan posisi begini,
jaraknya begini dan lain sebagainya.
Tidak usah peduli dengan aturan ini karena foto anda sudah pasti enggak menarik dan sama saja
dengan foto yang diambil orang lain. Melanggar aturan adalah aturan komposisi yang enggak
tertulis. Intinya, aturan ini mengajak anda untuk melanggar aturan yang ada saat mau ambil foto.

7. Pengaturan teknis
Yang terakhir adalah pengaturan komposisi teknis atau yang lazim disebut sebagai komposisi
tambahan. Dalam konteks ini, pengaturan yang anda lakukan disesuaikan sama genre fotografi apa
yang diambil, berikut beberapa diantaranya:
Penerapan aturan fotografi dua pertiga atau rule of thirds. Dimana foto dibagi dalam 9 kotak
berukuran sama dengan titik fokus ada pada bidang berukuran 3×3
Aturan golden shape ini mengajak fotografer untuk melihat garis imajiner nyata namun tepinya
maya yang biasanya terlihat pada bayangan atau siluet matahari serta lampu
Komposisi simetris atau centred composition berarti anda menempatkan subjek dan objek yang
ada sama rata
Komposisi foto Repetition & Pattern berusaha menonjolkan suatu pola harmonis dari alam pada
foto sehingga menghasilkan keseimbangan dan kenyamanan saat dilihat
Perspektif yang memanfaatkan efek imajiner dari subjek utama yang di foto entah itu manusia,
hewan atau benda-benda lain
Frame in Frame yang bertujuan untuk mengajak orang-orang melihat sesuatu yang memang
diinginkan oleh fotografer untuk dilihat
Leading lines atau pelibatan garis-garis maya atau nyata pada foto untuk membentuk harmonisasi
pada foto
Negative space atau ruang negatif dimana fotografer akan memberikan banyak ruang kosong pada
foto yang mau diambil sehingga, audiens bisa fokus ke objek atau subjek dalam foto
Golden Spiral atau Golden Ratio yang bertujuan untuk proporsi foto dengan kisaran 1:1.618
sebelum diiris lagi menjadi persegi empat
Point of View yang bertujuan untuk mengambil foto dalam tataran eye level sepanjang mata
memandang

Sadar atau tidak, berbicara soal komposisi foto ini berbicara soal kreativitas. Artinya, daftar yang
saya ulas diatas belum menggambarkan secara menyeluruh komposisi foto di lapangan.

Penutup
Komposisi foto adalah sesuatu yang sifatnya dinamis dan kreatif. Sehingga, tidak ada panduan
yang nyata untuk menunjukan bagaimana seharusnya memperoleh komposisi yang cocok.
Dengan kata lain, semuanya kembali ke dalam diri fotografer. Apakah mau mengambil foto yang
biasa saja atau mau mendapatkan foto yang bagus pakai cara-cara kreatif.

Anda mungkin juga menyukai