Anda di halaman 1dari 5

Air Terjun Tayak

Di Kabupaten Balangan ada salah satu objek wisata yang mungkin bisa dikunjungi untuk
menghabiskan libur panjang akhir tahun ini, yaitu air terjun Tayak, terletak di Desa Uren,
Kecamatan Halong.

Perlu waktu sekitar satu setengah jam untuk mencapai desa yang berbatasan langsung dengan
Provinsi Kalimantan Timur ini dari ibukota Balangan, Paringin. Meskipun tidak semulus jalan di
daerah perkotaan dan pusat kecamatan, tapi akses jalan menuju Desa Uren bisa ditempuh
menggunakan kendaraan roda empat. Tentunya dengan ekstra hati-hati dan jeli memilih pijakan
roda agar tidak amblas.
Di Desa Uren, kendaraan bermotor harus diparkir, karena untuk ke air terjun Tayak hanya bisa
jalan kaki. Kalau tidak hujan, jalan menuju air terjun bisa dilewati menggunakan sepeda motor
dengan waktu 10-15 menit.
Untuk jalan kaki, waktu yang ditempuh bervariasi, tergantung kondisi stamina tubuh masing-
masing dalam melintasi jalan setapak yang terdiri dari turunan dan tanjakan. Bagi masyarakat
Dayak setempat yang sudah terbiasa hidup harmoni berdampingan dengan alam, hanya
memerlukan 20 menit jalan kaki.
Kalau stamina pas-pasan, maka yang diperlukan paling lama sekitar 50 menit termasuk waktu
untuk istirahat.
"Kalau waktu liburan biasanya ada ratusan pengunjung dari berbagai daerah yang ke sini," ujar
Ahul, salah seorang warga sekitar.
Saat lagi ramai kata dia, kampungnya seperti pasar. Banyak masyarakat sekitar
memanfaatkannya untuk mengais rezeki, dari berjualan makanan dan kerajinan khas suku Dayak
Halong, jasa guide hingga ojek.

Batu Ajung
Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalsel dikenal sebagai desa yang
kaya akan wisata alam.
Bagaimana tidak,desa ini merupakan kaki gunung dari satu di antara sejumlah gunung yang
tertinggi di Kalsel, yakni Gunung Hauk.
Sebagai desa yang menawarkan keindahan alam pegunungan, tak jarang tempat ini mendapat
kunjungan dari banyak orang. Baik itu warga Balangan, Kalsel bahkan luar pulau.
Kegiatan camping juga sering kali digelar pada beberapa tempat di Desa Ajung. Bahkan
belakangan dua lokasi wisata alam khusus untuk camping telah tersedia.
Tak habis disitu. Sebagaimana namanya, Desa Ajung, ada batu besar pada sungai yang mengalir
di kawasan desa tersebut.
Batu itu diberi nama Batu Ajung sesuai dengan keberadaannya di Sungai Ajung.
Batu Ajung bisa dikatakan berukuran cukup besar. Bisa pula dipanjat bagi mereka yang berani
menaiki batu.
Selain itu, keberadaannya pun seolah membelah aliran Sungai Ajung.
Batu Ajung juga menjadi wisata alam di desa tersebut. Wisata berupa pemandian yang
mendapatkan fasilitas dari Pokdarwis setempat.
Pemandian Batu Ajung dianggap cukup terkenal. Apalagi ketika ingin mendaki puncak gunung
Hauk melalui Desa Ajung, akan melewati tempat tersebut.
Pengelola objek wisata itu juga menyediakan toilet dan gazebo sebagai tempat bersantai.
Apabila cuaca bagus atau cerah, Sungai Ajung akan menawarkan nuansa alam pemandangan kali
yang bersih. Bahkan sampai batu dasar sungai pun terlihat.
Sementara, apabila dilanda hujan deras, maka Sungai Ajung akan keruh dan perlu waktu
hitungan jam untuk kembali jernih.
Keindahan sungai Ajung diminati wisatawan karena jarak tempuhnya yang tidak begitu rumit.
Bahkan bisa didatangi menggunakan kendaraan roda dua.
Dari ibu kota Kabupaten Balangan, Paringin, Desa Ajung berjarak kurang lebih 39 KM.
Menuju desa ini, pengunjung melewati Desa Langkap. Dari desa, sudah ada jalan searah untuk
ke Desa Ajung. Lokasinya melewati jalan pegunungan dan menyuguhkan pemandangan alam
sekitar.
Jalur ke Desa Ajung juga sudah difasilitasi kondisi jalan yang mumpuni. Meski masih ada
puluhan meter jalur berbatu.
Warga setempat, Rahmadi menerangkan, wisata pemandian Batu Ajung kadang memang ramai
kunjungan. Terlebih untuk ke lokasi juga bisa ditempuh menggunakan sepeda motor.
Kemudahan akses tentunya membuat wisatawan terbantu untuk mendatangi tempat tesebut.
Selain itu, warga Desa Ajung juga dikenal cukup ramah.

Batu Badinding
Ditahbiskan sebagai Desa Wisata, Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan,
Kalimantan Selatan (Kalsel) ini menawarkan daya tarik alam tersendiri. Kawasan desa yang
berada di perbatasan Kabupaten Balangan dan Tabalong ini memiliki banyak objek wisata yang
rencananya akan dikembangkan. Bahkan belakangan, ada satu pemandian yang menjadi ramai
dikunjungi sejumlah orang.

Tempat itu dikenal sebagai Pemandian Batu Badinding, begitulah warga menamainya. Satu
objek wisata di tengah hutan Liyu yang termasuk mudah ditempuh. Apalagi adanya akses dari
Jalan Usaha Tani (JUT) yang bisa dilintasi secara nyaman.

Berjarak kurang lebih empat kilometer dari permukiman warga di Desa Liyu, Pemandian Batu
Badinding kini tak lagi asing. Bahkan warga sekitaran desa pun sudah mengenal objek wisata
tersebut. Nama Batu Badinding tidak serta merta disematkan untuk objek wisata ini. Kawasan
sungai yang dikelilingi oleh bebatuan seolah membentuk dinding pada sisi sungai, menjadikan
nama tersebut melekat.

Saat menuju ke Pemandian Batu Badinding, pelancong wisata akan melihat pemandangan alam
pengunungan. Terlebih jalan yang dilintasi adalah area ladang warga dan hutan di pegunungan
Liyu. Dibutuhkan kemampuan berkendara yang mumpuni untuk ke tempat ini. Tentunya
didukung keberanian pengendara di area pegunungan.
Objek Wisata Batu Badinding November ini rencananya akan dibuka secara resmi. Namun
pengunjung sudah ramai berdatangan secara bergantian. Menurut Ketua Pokdarwis Desa Liyu,
Megi, pengunjung yang datang diharapkan mentaati peraturan. Apalagi di masa pandemi Covid
19 saat ini yang mewajibkan penggunaan masker ketika berkunjung. "Karena masa pandemi, jadi
kami juga mengimbau agar pengunjung mentaati protokol kesehatan," ucap Megi.

Keberadaan Pemandian Batu Badinding rencananya juga akan menjadi pemasukan untuk desa.
Selain itu, objek wisata ini dianggap cukup berpotensi apabila dikelola dan dikembangkan. Saat
berkunjung ke tempat ini, akan menjadi lebih afdol ketika mandi. Terlebih airnya yang
menyegarkan dan suasana hutan pegunungan yang menyatu.

Namun karena didominasi bebatuan, pihak pengelola pun menyarankan agar wisatawan selalu
menggunakan alas kaki saat berjalan di area bebatuan tersebut. Pasalnya, pemandian Batu
Badinding dihiasi batu-batu tajam. Sehingga perlu hati-hati saat berjalan. "Kami juga
menyediakan alas kaki khusus sebagai pengaman untuk pengunjung dan itu disewakan," jelas
Megi.

Pengelolaan tempat wisata Batu Badinding masih dalam tahap proses. Begitu pula penambahan
fasilitas lainnya dikawasan ini. Beberapa fasilitas bersantai rencananya akan diolah sebagai
sarana pendukung. Di antaranya gazebo, wc, kamar ganti dan tempat bersantai dan perlengkapan
camping. Namun hal itu akan dilakukan secara bertahap.

Pengelolaan dan pengembangan objek wisata Pemandian Batu Badinding akan dijalankan secara
bertahap. Selain untuk melengkapi fasilitas bersantai dan kebutuhan pengunjung lainnya,
Pokdarwis menyiapkan wahana wisata. Bahkan ada wisata arung jeram. Sehingga pengunjung
pun dapat menikmati kawasan Sungai Liyu. Sebut Megi, pembangunan fasilitas di Pemandian
Batu Badinding sudah mencapai 65 persen. Kemudian akan dilanjutkan pada tahun 2021.

Objek Wisata Alam Batu Badinding, Pemandian Alam di Desa Liyu. foto: istimewa
Objek Wisata Pemandian Batu Badinding dipromosikan oleh Pokdarwis sejak beberapa bulan
lalu. Sembari memperkenalkan wisata disana, beberapa fasilitas juga sedang diupayakan.
Tentunya, di tempat ini pelancong wisata juga diperbolehkan camping. Ada tempat yang bisa
dipilih sesuai keinginan dari pengunjung.

Megi menerangkan, ada peralatan camping yang bisa disewakan kepada wisatawan. Selain itu, ia
juga mengimbau agar kebersihan pada objek wisata selalu dijaga. Tak lupa, di tengah pandemi
saat ini, kewajiban penggunaan masker dan menjalankan protokol kesehatan diharuskan.

Ia tak ingin ke depan ada cluster wisata hanya karena pengunjung tidak mentaati protokol
kesehatan di tengah wabah saat ini. Terlepas dari itu, kerena termasuk kawasan pedalaman, Desa
Liyu merupakan desa yang sulit dalam hal jaringan internet. Lantas, minimnya akses internet
juga menjadi kendala bagi pihak desa untuk mempromosikan wisata mereka.

Belakangan, diketahui adanya rencana dari Dinas Kominfo Balangan untuk pembangunan
jaringan internet pada kantor desa. Proses tersebut akan berlangsung pada 2021 mendatang
apabila anggaran disetujui oleh DPRD Balangan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Plt Dinas Kominfo Balangan, Tamrin, Desa Liyu menjadi
target untuk pengembangan jaringan internet secara bertahap. Tentu diperlukan pula dukungan
anggaran yang mendapatkan persetujuan dari DPRD Balangan. Terlebih pada tahun 2020 ini
sudah ada lima desa yang mendapatkan program serupa.

"Program berkelanjutan yang direncanakan untuk akses internet akan dilakukan secara bertahap
dan terencana pada beberapa desa yang masih blank spot. Sehingga dapat memberikan pelayanan
maksimal kepada masyarakat," tutup Tamrin.

Air Terjun Sidandu


Dari sejumlah air terjun di Balangan, Marhat, warga Balangan yang kerab berwisata alam lebih
sering mendatangi air terjun Sidando. Ia kadang mengantar teman-temannya untuk berkunjung
ke air terjun tersebut.
Eksotisme air terjun Sidando dianggap sangat menjanjikan. Terlebih ketika musim hujan. Karena
aliran air menjadi semakin deras.
Tak kalah menarik, air terjun Sidando juga membuat pengunjung bisa menikmati alam sekaligus
mandi. Karena adanya kolam pemandian tepat di bawah air terjun tersebut.
Bahkan belakangan, Dinas Pariwisata Kabupaten Balangan juga telah berkunjung dan melihat
potensi wisata disana.
Selain itu terang Marhat, wisata tersebut sudah mulai dikelola oleh masyarakat.
Warga setempat menyediakan jasa parkir dan guide untuk ke lokasi.
Sebut Marhat, untuk ke Air Terjun Sidando, tidak memakan banyak waktu. Dari Paringin, yakni
Ibu Kota Kabupaten Balangan hanya perlu satu jam untuk ke Desa Puyun, Kecamatan Halong,
Kabupaten Balangan, Kalsel.
Kemudian dari Desa Puyun, dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit berjalan kaki untuk sampai
ke lokasi air terjun.
Jaraknya yang dianggap cukup mudah diakses dan pengelolaan sudah diterapkan, membuat
sejumlah orang berkunjung ke air terjun tersebut

Arung Jeram Nanai


Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, memiliki topografi yang cukup beragam. Mulai
dataran, bukit-bukit, hingga pegunungan. Itu membuat daerah tersebut mempunyai banyak
keindahan alam yang sangat berpotensi untuk dijadikan objek wisata alam. Nuansa alam eksotis
yang didukung kondisi hidrologis yang masih alami semakin menyejukkan suasana. Keindahan
itulah yang memanjakan mata saat tiba di salah satu desa yang terletak di Desa Nanai,
Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Untuk menuju Desa Nanai
dari ibukota Kalimantan Selatan, Banjarmasin, memang diperlukan waktu yang cukup panjang,
yaitu sekitar enam jam perjalanan dengan tujuan Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi.
Sesampai di Desa Ajung, kendaraan dititipkan di rumah kepala desa, tentunya setelah
memperoleh izin terlebih dahulu. Kepala desa kemudian akan meminta salah seorang warganya
untuk menjadi penunjuk jalan hingga tiba di Desa Nanai. Setelah segalanyasiap, baik peralatan
mendaki gunung maupun makanan untuk mengisi perut selama perjalanan, petualangan menuju
Desa Nanai dimulai. Berangkat dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang berupa
tanjakan dan turunan selama kurang lebih tiga jam,sesampai di tempat tujuan, selain disapa
nuansa alam yang sangat menggoda mata, warga setempat menyambut dengan hangatnya,
membuat letih dan peluh untuk menggapai tempat itu pun seakan terbayar tuntas. Sayang, segala
keindahan dan potensi wisata yang ditawarkan Desa Nanai belum bisa dinikmati semua orang.
Sebab, promosi wisata minim dan kurangdapat perhatian dari pihak terkait.”Kadang ada juga
wisatawan yang berkunjung ke sini untuk mencoba arung jeram di sungai. Dari wisatawan itu,
kami bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk harga sewa lanting dan joki sebesar Rp 200
ribu, tapi itu sangat jarang,” ujar Iwan, salah seorang warga setempat, kepada Radar Banjarmasin
(Jawa Pos Group). Dia menambahkan, andai warga diberi dukungan moril dan materiil, potensi
mendatangkan wisatawan yang lebih banyak sangat terbuka. Dengan begitu, lanjut Iwan,
ekonomi masyarakat sekitar akan terdongkrak. Beda dengan saat berangkat, perjalanan pulanglah
yang sangat ditunggu di desa yang terletak di kecamatan yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Kotabaru tersebut. Tidak seperti perjalanan awal yang mengharuskan berjalan kaki
menelusuri hutan, perjalanan pulang dilalui dengan menggunakan lanting dari bambu atau yang
biasa dikenal dengan olahraga bamboo rafting. ”Dari semua sungai yang biasa digunakan
sebagai sarana olahraga bamboo rafting yang pernah saya temui dan kunjungi di daerah lain di
Kalimantan Selatan, sungai ini mempunyai arus yang luar biasa, lebih memacu adrenalin. Cocok
buat mereka yang menyukai olahraga arung jeram. Sangat berpotensi untuk dikembangkan,”
ungkap Riki, salah seorang wisatawan.

Selama perjalanan pulang dengan menggunakan lanting bambu, pemandangan alam hijau yang
diselingi sinar matahari pagi yang menembus sela-sela dedaunan plus embun membuat
pengunjung ingin kembali lagi.

Anda mungkin juga menyukai