Anda di halaman 1dari 90

Conformity assessment – Requirements for

the operation of various types of bodies


performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

Pemahaman & Implementasi Persyaratan


Sistem Manajemen Lembaga Inspeksi
SNI ISO/IEC 17020:2012

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016 1
OBJEKTIF

1 Peserta paham akan filosofi dan prinsip-prinsip


Sistem Manajemen Lembaga Inspeksi ISO/IEC
17020:2012;

2 Peserta paham dan dapat mengimplementasikan


elemen-elemen persyaratan ISO/IEC 17020:2012
dengan pedekatan proses dan fungsi struktur
organisasi, serta memahami teknik integrasi
dokumen sesuai klausul ISO 9001:2015
Pendahuluan
• ISO (International Organization for Standardization) dan IEC
(International Electronic Committee) membentuk sistem khusus
di bidang standard tentang penerapan sistem inspeksi dengan
identifikasi ISO/IEC 17020:2012 yang menggantikan ISO/IEC
17020:1999
• ISO/IEC 17020 diadopsi penuh oleh KAN-BSN menjadi SNI ISO/IEC
17020:2012.
• Standard ini digunakan oleh KAN sebagai kreteria lembaga
inspeksi yang akan diakreditasi.

3
Pendahuluan
• Tujuan ISO/IEC 17020 adalah untuk mempromosikan tingkat
kepercayaan lembaga inspeksi yang memenuhi persyaratan
standard ini.

• Standar ini digunakan oleh lembaga inspeksi yang melaksanakan


asesmen atas nama pelanggan, organisasi induknya atau otoritas
dengan tujuan menyediakan informasi tentang :

- kesesuaian barang yang diinspeksi dengan peraturan, standard,


spesifikasi, skema inspeksi atau kontrak.

4
Aktivitas Kunci Inspeksi

safety,

fitness for
quality,
purpose,

continued safety
Inspection compliance of
quantity, parameters
installations or
systems in
operation.

5
Aktivitas Kunci Inspeksi

determination of
examination of their conformity
materials, with requirements Inspection
products, and subsequent activities
installations, reporting of results of
plants, processes, activities to clients, inspection
work procedures or when required, to bodies
services, authorities.

6
Pendahuluan
• Standard ISO/IEC 17020 digunakan sebagai dokumen persyaratan
untuk akreditasi, penilaian kesetaraan, atau penilaian lainnya.

• Persyaratan lembaga inspeksi untuk berbagai jenis inspeksi


melibatkan pengambilan keputusan yang profesional dalam
menetapkan keberterimaan hasil inspeksi berdasarkan persyaratan
umum, kompetensi menjadi persyaratan sesuai jenis lembaga inspeksi.

• Pada skema sertifikasi produk , inspeksi dapat digunakan sebagai


kegiatan awal dari rangkaian kegiatan pemeliharaan suatu barang yang
dimaksud.

• Penggolongan lembaga inspeksi seperti lembaga inspeksi tipe A, B, C


berbasis tingkat kemandirian lembaga inspeksi tersebut .
7
AKREDITASI

Sertifikasi: 1) pengakuan oleh pihak ketiga yang


berkaitan dengan produk, proses, sistem atau orang. Badan Akreditasi

catatan 1 : sertifikasi sistem manajemen seringkali disebut


dengan registrasi
Akreditasi Menilai Kompetensi

catatan 2 : sertifikasi dapat diterapkan untuk semua obyek


penilaian kesesuaian kecuali untuk lembaga penilaian
LPK
kesesuaian itu sendiri dimana yang dapat diterapkan adalah
akreditasi Sertifikasi Menilai Kesesuaian
Akreditasi: pengakuan formal oleh pihak ketiga
Produk, Jasa,
(lembaga akreditasi) yang terkait dengan lembaga
penilaian keseseuaian yang memberikan pernyataan Pemasok
formal kompetensinya untuk melakukan kegiatan
penilaian kesesuaian tertentu
(ISO/IEC 17000)
Perbedaan tiga jenis inspeksi
• Inspeksi produk, jasa atau barang baru
– Lebih detail
– Fokus pada titik-titik lemah dalam design atau produksi.

• Inspeksi Periodik
– Orientasi pada penggunaan, pemeliharaan: seperti korosi, fatique
dll.

• Pre-shipment inspection
– Inspeksi barang sebelum dan sesudah shipment (pengapalan)
– Kesesuaian dengan delivery notes (letter of credit)

9
Apa itu inspeksi?
Definition dalam ISO 17000

(Pengujian suatu desain produk, produk, pelayanan, proses,


atau pabrik/instalasi, dan menetapkan kesesuaiannya
dengan persyaratan spesifik atau, berdasarkan penilaian
profesional, atau persyaratan umum)
• Note 1: Inspeksi proses termasuk personel, fasilitas, teknologi dan
metodologi.
• Note 2: Hasil inspeksi dapat digunakan untuk mendukung sertifikasi.

10
Apa itu inspeksi ? (2)

• Examination of a product design:


– Jenis kesesuaian desain dengan kontrak,
– Check gambar
– Perhitungan karakteristik material (Thickness of the steel
for a boiler, quality of the steel to be used)
– Check rencana instalasi untuk safety (safety valve,
electronic measurement)

11
Apa itu inspeksi? (2)
• Examination of a product
• Initial inspection
– Inspeksi dan sering dilakukan testing vs persyaratan standar yang
ditetapkan + professional judgement.

• Periodical inspection
– Pengecekan semua items yang relevan (sesuai dengan dokumen
tertulis) pada produk.
Contoh: car inspection (Check list)
– Instalasi listrik dalam pabrik/bangunan (biasanya inspeksi secara
random)

12
Apa itu inspeksi? (3)
• Examination of a service
– Contoh: Kinerja dari service perawatan.
– Note : Hasil inspeksi dapat digunakan untuk mendukung
sertifikasi.
• Examination of a process
– Note : Inspeksi proses termasuk personel, fasilitas,
teknologi, dan metodologi.
– Contoh: Prosedur pengelasan (Welding or solder
procedures)
13
Apa itu inspeksi?(4)
• Examination of a plant/installation/assembly
• Inspeksi akhir setelah konstruksi dan/atau
instalasi
– Boiler, Refinery, Lift, Cable way, medical devices
in hospitals etc
• Periodical inspection
– Boiler, Refinery, Lift, Cable way, Cranes, electrical
installations, medical devices in hospitals etc
14
Apa itu inspeksi?(5)
• Penetapan kesesuaiannya dengan persyaratan
khusus.
– Standards, Guidelines, legal requirements, contractual
requirements etc.
• Penetapan kesesuaiannya dengan persyaratan
umum didasarkan pada professional judgement .
– General rules, expert knowledge, experience, checklists

15
Daftar Isi ISO/IEC 17020:2012
Daftar Isi; Prakata; Pendahuluan
1. Ruang lingkup,
2. Acuan normatif
3. Istilah dan difinisi
4. Persyaratan Umum ISO/IEC 17020
4.1. Ketidakberpihakan (Impartiality) dan kemandirian (Independence).
4.2. Kerahasiaan (Confidentiality).
5. Persyaratan struktural.
5.1. Persyaratan administrasi
5.2. Organisasi dan manajemen
6 Persyaratan sumberdaya
6.1 Personil
6.2 Fasilitas dan peralatan
6.3 Subkontrak
16
Daftar Isi ISO/IEC 17020:2012
7 Persyaratan proses 8 Persyaratan sistem
manajemen untuk lembaga
7.1 metode dan prosedur inspeksi
inspeksi
7.2 Penanganan barang dan
8.1 Pilihan (A atau B)
sampel inspeksi
8.2 Dokumentasi sistem
7.3 Rekaman inspeksi
manajemen
7.4 Laporan inspeksi
8.3 Pengendalian dokumen
7.5 Keluhan dan banding
8.4 Pengendalian rekaman
7.6 Prosedur keluhan dan banding
8.5 Kajiulang manajemen
8.6 Audit Internal
8.7 Tindakan perbaikan
8.8 Tindakan pencegahan 17
ISO 9001:2015

18
STRUKTUR ISO/IEC 17020:2012

2
1 3
2 4
3
5
4
6
5
7
6
8
7
9
8
10
4. Persyaratan umum 5. Persyaratan struktural
P 8.5 R 8.5
4.1 Ketidakberpihakan dan 5.1 Administrasi 8.5 Kaji Ulang
kemandirian 5.2 Organisasi dan Manajemen

8. Persyaratan sistem
4.2 Kerahasiaan manajemen
P 8.6 R 8.6

manajemen
8.5.3 8.6 Audit
8.2 Dokumentasi 8.1 Pilihan Umum Peningkatan 8.7
Sistem Manajemen Internal
Sistem Pilihan A
Mutu Kebijakan Mutu
Sasaran Mutu Manajemen
Program
improvement
P 8.7 R 8.7
8.3 Pengendalian 8.7
8.8 Tindakan 8.4 Pengendalian
Dokumen Tindakan
Pencegahan Rekaman Mutu
Perbaikan

P 8.3 R 8.3 P 8.8 R 8.8 P 8.4 R 8.4


P 7.1 IK 7.1.4
IK 7.1.2
7.1.2.Perencanaan
Form kerja 7.1.4; 7.1.7 7.1.5 c)
7. Persyaratan proses
Checklist 7.1.4
inspeksi, teknik Reguler
sampling, teknik Reference R 7.3
Review
statistik
7.1.5 Customers
Services: 7.5
7.4 Laporan & Pengaduan
Customers • Lingkup keahlian Proses 7.3 Rekaman Customer
Srertifikat dan Banding
Focus • Kajiulang inspeksi Hasil Inspeksi Satisfaction
inspeksi - Unpan balik
permintaan/
7.2 klien
kontrak inspeksi
Penanganan
barang & Umpan balik
6.2 P 7.6 R 7.6
P.7.1.5 R 7.1.5 6.2 sampel 7.3.2 dari klien
7.1.1 Metode dan 6.1
Kontrak kerja/ prosedur inspeksi Pengendalian
Perintah kerja Fasilitas Rekaman
Peralatan SDM P 7.2 R 7.2
Teknis

P 7.3.2 R 7.3.2
Pemasok
barang & 6.3
Subkontrak
6.1
Personel
6.2 Fasilitas
& Peralatan
6. Persyaratan sumber daya
jasa

P 6.2.11 R 6.2.11 Peraturan 6.2


P 6.3 R 6.3. P 6.1 R 6.1 Program kalibrasi 6.2
20
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

1. Ruang Lingkup

SNI ISO/IEC 17020:2012

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016 21
Ruang Lingkup
• Standar ini memuat persyaratan kompetensi suatu
lembaga inspeksi dan asas ketidakberpihakan
(impartiality) serta konsistensi yang harus dipenuhi oleh
lembaga inspeksi dalam melakukan kegiatan inspeksi.
• Standar ini diberlakukan untuk lembaga inspeksi tipe A, B
dan C dan berlaku untuk setiap tahapan inspeksi.
• CATATAN: tahapan inspeksi termasuk tahapan desain, pemeriksaan
tipe, instalasi awal, inspeksi selama beroperasi dan pengewasan.

22
Ruang Lingkup
• Kemandirian yang dapat dibuktikan oleh suatu
lembaga inspeksi dapat memperkuat kepercayaan
klien terhadap kemampuannya.

• Standar ini tidak berlaku untuk laboratorium penguji,


(ISO/IEC 17025) lembaga sertifikasi produk (ISO/IEC
17065) dan deklarasi kesesuaian dari pemasok yang
kreterianya dimuat dalam standar yang terpisah.

23
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

2. Acuan Normatif

• ISO/IEC 17000:2004, conformity assessment-


vocabulary and general principles.
• ISO 9000:2005
PT IAPMO GROUP INDONESIA
Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016 24
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

3. Istilah & Definisi

Berlaku istilah dan definisi yang tercantum


dalam ISO/IEC 17000:2004

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016 25
• Inspeksi:
pemeriksaan produk, proses, jasa atau instalasi atau masing-masing
desainnya serta penentuan kesesuaiannya dengan persyaratan spesifik
atau persyaratan umum berbasis pembuktian secara profesional.
– CATATAN 1: Inspeksi suatu proses meliputi antara lain personel, fasilitas, teknologi, dan metodelogi.
– CATATAN 2: prosedur inspeksi atau skema inspeksi dapat membatasi pekerjaan inspeksi hanya untuk
pekerjaan pemeriksaaan.
– Diadopsi dari ISO/IEC 17000:2004
– Istilah “barang” yang digunakan mencangkup produk, proses, jasa, atau instalasi jika sesuai.
• Produk:
hasil dari proses
• Proses: rangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang
mengubah masukan menjadi luaran.
• Jasa:
hasil dari satu atau lebih kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan kesepakatan hubungan pemasok dan pelanggan
bersifat intangible.
• Lembaga Inspeksi:
Lembaga yang melakukan inspeksi.
CATATAN: yang dimaksud lembaga dapat berupa organisasi atau bagian dari organisasi.
26
• Sistem Inspeksi :
aturan, prosedur, dan manajemen untuk melaksanakan inspeksi
• Skema Inspeksi:
sistem inspeksi yang diterapkan berdasarkan syarat tertentu,
aturan spesifik, dan prosedur.
• Ketidakberpihakan:
adanya objektivitas
• Banding:
permohonan oleh personel atau organisasi selaku pemilik barang yang diinspeksi
ditujukan kepada lembaga inspeksi agar meninjau kembali keputusan hasil inspeksi
yang telah ditetapkan.
• Pengaduan:
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding oleh setiap personel atau organisasi
kepada lembaga inspeksi berkaitan dengan kegiatan lembaga inspeksi yang
diharapkan untuk ditanggapi.
27
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

4. Persyaratan Umum

SNI ISO/IEC 17020:2012

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016 28
4. Persyaratan Umum (1)
4.1 Ketidakberpihakan dan kemandirian
4.1.1 Kegiatan inspeksi harus dilakukan tidak memihak.
4.1.2 Lembaga inspeksi harus bertanggungjawab atas
ketidakberpihakan kegiatan inspeksinya dan bebas dari
tekanan komersial, keuangan, dan tekanan lainnya yang
mengkompromikan ketidakberpihakannya.
4.1.3 lembaga inspeksi senantiasa harus mengidentifikasi
resiko terhadap ketidakberpihakan. Resiko tersebut
mencakup yang timbul dari:

29
4. Persyaratan Umum (2)
4.1 Ketidakberpihakan dan kemandirian
4.1.3 lembaga inspeksi senantiasa harus mengidentifikasi
resiko terhadap ketidakberpihakan. Resiko tersebut
mencakup yang timbul dari:
– kegiatannya;
– kerelasiannya;
– hubungan antar personel;
Catatan:
Ketidakberpihakan dapat terancam didasarkan pada kepemilikan, tata kelola,
manajemen, personel, sumberdaya bersama, keuangan, kontrak, pemasaran, dan
pembayaran komisi penjualan, atau bujukan lain bagi klien baru dll.

30
4. Persyaratan Umum (1)

31
4. Persyaratan umum (3)

4.1.4 Jika resiko ketidakberpihakan diidentifikasi, lembaga inspeksi harus


dapat menujukkan bagaimana menghilangkan atau meminimalkan
resiko tersebut.

4.1.5 Lembaga inspeksi harus mempunyai komitmen manajemen puncak


untuk ketidakberpihakan.

4.1.6 lembaga inspeksi harus independen sejauh yang diperlukan


sehubungan dengan kondisi saat LI melakukan pelayanan. LI harus
memenuhi kreteria minimum yang diatur dalam lampiran A.

32
4. Persyaratan umum (4)
4.1.6 ….. Dalam lampiran A, seperti diuraikan
a. Suatu LI menyediakan inspeksi pihak ketiga harus memenuhi
persyaratan tipe A pada pasal A1 (Lembaga inspeksi pihak
ketiga)

b. Suatu LI yang menyediakan inspeksi pihak pertama, inspeksi


pihak kedua atau keduanya dan merupakan bagian terpisah
dan dapat diidentifikasi dari suatu organisasi yang terlibat
dalam desain, manufaktur, pasokan, instalasi, penggunaan atau
pemeliharaan dari barang yang diinspeksi serta menyediakan
jasa inspeksi hanya untuk organisasi induknya (LI internal)
harus memenuhi persyaratan tipe B pada pasal A2.
33
4. Persyaratan umum (5)
4.1.6 ….. Dalam lampiran A, seperti diuraikan
c. Suatu LI yang menyediakan inspeksi pihak pertama, pihak
kedua atau keduanya dan merupakan bagian yang dapat
diidentifikasi tetapi tidak dipersyaratkan terpisah dari
organisasi yang terlibat dalam desain, manufaktur,
pasokan, instalasi, penggunaan, atau pemeliharaan barang
yang dinspeksinya dan menyediakan jasa inspeksi hanya
untuk organisasi induknya atau pihak lain atau keduanya ,
harus memenuhi persyaratan tipe C pasal A3 (hal 29-30
standard SNI ISO/IEC 17020:2012)

34
Tipe lembaga
Kontrak PEKERJAAN INSPEKSI

inspeksi Organisasi
Terlibat dalam Lembaga
………….. inspeksi
Organisasi Tipe B
Pihak I / II
Internal
Organisasi

Lembaga PEMBELI PENJUAL


Inspeksi tipe C PRODUK PRODUK

Pihak I Pihak II

Lembaga Inspeksi
tipe A
(Pihak III)
35
Kriteria Kemandirian Lembaga Inspeksi Tipe A
• Lembaga inspeksi yang mengacu pada butir 4.1.6 a harus
mengikuti kriteria sbb:
A.1 Persyaratan lembaga inspeksi tipe A
a) Lembaga inspeksi harus independen dari pihak yang terlibat.
b) Lembaga inspeksi dan personelnya tidak boleh terlibat
dalam kegiatan yang mungkin bertentangan dengan
kebebasan hukum dan integritas dalam kaitannya dengan
kegiatan inspeksi mereka.
Tidak terlibat dalam desain, manufaktur, pemasokan,
instalasi, pembelian, kepemilikan, penggunaan, atau
pemeliharaan barang yang diinspeksi.
c) Lembaga inspeksi tidak akan menjadi bagian dari sebuah
badan hukum yang terlibat dalam desain, manufaktur,
pemasokan, instalasi, pembelian, kepemilikan, penggunaan,
atau pemeliharaan barang yang diinspeksi.
36
Kriteria Kemandirian Lembaga Inspeksi Tipe A
• Lembaga inspeksi yang mengacu pada butir 4.1.6 a harus mengikuti
kriteria sbb:
A.1 Persyaratan lembaga inspeksi tipe A
d) Lembaga inspeksi tidak dikaitkan dengan suatu badan hukum yang
terpisah yang terlibat dalam desain, manufaktur, pemasokan, instalasi,
pembelian, kepemilikan, penggunaan, atau pemeliharaan barang yang
diinspeksi oleh berikut ini:
1. Kepemilikan umum (termasuk anak perusahaan), kecuali pemilik tidak memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi hasil pemeriksaan.
2. Wakil dari kepemilikan bersama yang ditunjuk dalam struktur direksi atau
setara dari organisasi, kecuali memiliki fungsi yang tidak berpengaruh pada
hasil inspeksi.
3. Langsung melaporkan ketingkat manajemen yang sejenis yang lebih tinggi,
kecuali memiliki fungsi yang tidak mempengaruhi hasil inspeksi.
4. Pengaturan kontrak atau cara lain yang mungkin memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi hasil dari inspeksi.
37
Kriteria Kemandirian Lembaga Inspeksi
Tipe B dan C

• Lembaga inspeksi yang mengacu pada butir 4.1.8 dan 4.1.6


c/ harus mengikuti kriteria sesuai dengan A.2 dan A.3

• (halaman 29-30/32 SNI ISO/IEC 17020:2012)

38
Contoh: Organisasi Lembaga Bagian dari
Inspeksi Tipe B Organisasi
Distributor/pemasok
Atau
Bagian dari
PT XYZ Organisasi Pengguna
(User)

Devisi Devisi QA & Lembaga


Instalasi Produksi Laboratorium Inspeksi

Line Personel
Desain & QC Logistic
Production Inspeksi

39
Contoh: Organisasi Lembaga Inspeksi Tipe C
Desain/manafaktur/pemasok/instalasi
PT XYZ /jasa/pemeliharaan dan Inspeksi
harus tidak dilakukan oleh orang
yang sama.

QC & Laboratorium=
Devisi Instalasi Devisi Produksi Lembaga Inspeksi
tipe C

Line Production Desain & QC Logistic

40
4. Persyaratan umum (6)
4.2 Kerahasian
4.2.1 LI harus bertanggungjawab, melalui komitmen penegakan hukum,
untuk pengelolaan semua informasi yang diperoleh atau dibuat selama
melaksanakan kegiatan inspeksi.
LI harus memberitahu klien, diawal, dari informasi yang dimaksud untuk
menempatkan dalam publikasi. Semua informasi, selain yang
dikecualikan, ditetapkan sebagai informasi hak milik pelanggan dan
harus dianggap sebagai rahasia.

4.2.2 Bila lembaga inspeksi disyaratkan oleh hukum atau disahkan oleh
komitmen kontraktual untuk membuka informasi rahasia klien atau
individu yang bersangkutan diberitahu tentang informasi yang diberikan
kecuali dilarang oleh hukum.

41
4. Persyaratan umum (6)
4.2 Kerahasian

42
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

5. Persyaratan Struktural

SNI ISO/IEC 17020:2012

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016
5.1 Persyaratan administrasi
5.1.1 Lembaga inspeksi harus merupakan badan hukum, atau
bagian yang ditetapkan dari suatu badan hukum, sedemikian sehingga
dapat diminta pertanggungjawaban secara hukum atas semua
kegiatan inspeksinya.

5.1.2 Lembaga inspeksi yang merupakan bagian dari suatu badan


hukum yang terlibat dalam kegiatan selain dari inspeksi harus
diidentifikasi di dalam legalitas tersebut.

5.1.3 lembaga inspeksi harus mempunyai dokumentasi yang


menjelaskan aktivitas yang sesuai dengan kompetensinya.

44
5.1 persyaratan administrasi

5.1.4 Lembaga inspeksi harus mempunyai ketentuan yang


memadai (misalnya asuransi atau cadangan) untuk
mengganti pertanggunggugatan yang timbul dari kegiatan
operasionalnya.

5.1.5 Lembaga inspeksi harus mempunyai dokumentasi


yang memuat ketentuan kontrak tentang inspeksi yang
diberikan (LI tipe A), kecuali bila memberikan jasa inspeksi
kepada badan hukum yang lembaga inspeksi merupakan
bagiannya (LI tipe B atau C).
45
5.2 Organisasi dan manajemen
• 5.2.1 LI harus terstruktur dan dikelola sedemikian agar dapat menjaga
ketidakberpihakannya.

• 5.2.2 LI harus diorganisir dan dikelola sedemikian agar memungkinkan


untuk memelihara kapabilitas dalam melaksanakan kegiatan
inspeksinya.

• 5.2.3 LI harus menetapkan dan mendokumentasi tanggung jawab dan


struktur pelaporan organisasi.

• 5.2.4 Bila LI merupakan bagian dari suatu badan hukum yang


melakukan kegiatan lain, hubungan antara kegiatan lain dan inspeksi
harus ditetapkan.

46
5.2 Organisasi dan manajemen
• 5.2.5 LI harus memiliki satu atau lebih personel sebagai manajer
teknis (tidak selalu memiliki gelar Manajer Teknis) yang memiliki
tanggung jawab keseluruhan untuk memastikan bahwa kegiatan
inspeksi yang dilakukan sesuai dengan standard ini (loop horizontal) .
Manajer teknis harus secara teknis kompeten dan berpengalaman
dalam operasional LI.
• Jika memiliki lebih dari satu manajer teknis, tanggung jawab spesifik dari
masing-masing manajer teknis harus ditetapkan dan didokumentasikan.

• 5.2.6 LI harus menunjuk satu atau lebih personel yang akan mewakili
manajer teknis, atau apapun namanya, bila manajer teknis tidak
beroperasi.

• 5.2.7 LI harus memiliki uraian tugas atau dokumentasi lain dari setiap
posisi dalam organissi yang terlibat dalam kegiatan inspeksi.
47
Contoh: Organisasi Lembaga Inspeksi
Top
Management

MR/QM

Divisi 1 Divisi 2 Support


(TM 1) (TM 2)

48
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

6. Persyaratan Sumber Daya

SNI ISO/IEC 17020:2012

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016
6.1 Personel
1. LI harus menetapkan dan mendokumentasikan
persyaratan kompetensi untuk semua personel yang
terlibat dalam kegiatan inspeksi termasuk persyaratan
pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis, ketrampilan
dan pengalaman.

2. LI harus mempekerjakan atau memiliki kontrak dengan


sejumlah personel yang cukup, dengan kompetensi yang
diperlukan, termasuk jika diperlukan keputusan untuk
mengambil keputusan profesional untuk melaksanakan
tipe, rentang, dan volume aktivitas inspeksi.

50
6.1 Personel
3. Personel lembaga inspeksi harus mempunyai
kualifikasi yang sesuai, pelatihan, pengalaman, dan
pengetahuan, yang relevan :
– Teknologi yang digunakan untuk pembuatan produk yang
diinspeksi, pengoperasian proses dan penyerahan jasa.
– Cara menggunakan produk, pengoperasian proses dan
penyerahan jasa.
– Setiap cacat yang mungkin terjadi selama penggunaan
produk, setiap kegagalan dalam pengoperasian proses
produksi dan setiap kekurangan dalam penyerahan jasa.
51
6.1 Personel

4. LI harus membuat kejelasan tentang tugas, tanggungjawab dan


kewenangan setiap personelnya.
5. LI harus memiliki prosedur terdokumentasi untuk pemilihan,
pelatihan, pemberian wewenang secara resmi, dan pemantauan
inspektur, dan personel lainnya yang terlibat dalam inspeksi.
6. Prosedur pelatihan harus mencakup tahapan berikut:
a) periode induksi
b) periode bimbingan dengan inspektur berpengalaman;
c) pelatihan untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan
metode inspeksi.

52
6.1 Personel
7. Pelatihan yang diperlukan bergantung pada kemampuan, kualifikasi,
dan pengalaman masing-masing inspektur serta atas hasil
pemantauan 6.1.8
8. Personel yang paham metode dan prosedur inspeksi harus
memantau semua inspektur dan personel lainnya yang terlibat
inspeksi untuk kinerja mereka yang memuaskan. Hasil
pemantauan dapat dijadikan pertimbangan identifikasi
kebutuhan pelatihan.
Catatan: Pemantauan dapat mencakup kombinasi teknik, seperti observasi di
lapangan, kaji ulang laporan, wawancara, inspeksi simulasi dan teknik lin untuk
menilai kinerja dan akan tergantung pada sifat kegiatan inspeksi.

53
54
6.1 Personel
9. Setiap inspektur harus diobservasi di lapangan, kecuali
ada bukti pendukung yang memadai bahwa inspektur
terus menjalankan tugas dengan kompeten.
Catatan: Diharapkan pengamatan di lapangan dapat dilakukan dengan cara
yang meminimalkan gangguan inspeksi (dari sudut pandang klien)
10. Lembaga inspeksi harus memelihara rekaman
pemantauan, pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis,
ketrampilan, pengalaman dan pemberian kewenangan
setiap personel yang terlibat dalam inspeksi.
11. Personel inspektur harus TIDAK DIBAYAR dengan cara yang
mempengaruhi hasil inspeksi.
55
6.1 Personel

12. Semua personel internal maupun eksternal yang dapat


mempengaruhi kegiatan inspeksi harus bertindak dengan cara
yang tidak memihak.
13. Semua personel termasuk subkontraktor, personil badan
eksternal, atau individu yang bertindak atas nama LI harus
menjaga kerahasian semua informasi yang diperoleh atau
dibuat selama pelaksanaan inspeksi, kecuali dipersyaratkan
oleh hukum.

56
Evaluasi Inspektur
Kompetensi Rekaman Feedback/ Wawancara Observasi Examinatios
Peer
Pelatihan/ Laporan On site writte Oral Simulasi
Pendidikan/ event n inspeksi
Pengalaman

Personal x x x
Attribute
Knowledge x x x x x x x x
Skill x x x x
Catatan:
Knowledge: teknologi pembuatan produk, pengoperasian proses, penyerahan jasa, cara
penggunaan produk, pengoperasian proses, cacat pada produk, kegagalan dalam proses,
dan kekurangan penyerahan jasa.
Skill : keputusan profesional, teknik inspeksi, teknik sampling, statistik (bila diperlukan),
perhitungan dan pengolahan data.
Personel attribut: kerahasiaan, netral/tidak memihak, bebas tekanan dan pengaruh.
57
6.2 Fasilitas dan peralatan

1. LI harus menyediakan fasilitas dan peralatan yang sesuai dan


memadai untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan inspeksinya secara kompeten dan aman.
Catatan: LI tidak perlu menjadi pemilik fasilitas atau peralatan yang
digunakan; bisa dipinjam, disewa atau disediakan oleh pihak lain (missal
produsen atau pemasang alat). Kesesuaian & status Kalibrasi alat harus
dipastikan oleh LI.
2. LI harus mempunyai aturan untuk akses dan penggunaan fasilitas
dan peralatan tertentu yang digunakan untuk melakukan inspeksi.
3. LI harus memastikan kesesuaian yang berkelanjutan dari fasilitas
dan peralatan yang digunakan.
.
58
6.2 Fasilitas dan peralatan
4. Semua peralatan yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap hasil inspeksi, harus ditetapkan dan diidentifikasi
secara unik.

5. Semua peralatan harus dirawat secara benar, sesuai


dengan prosedur dan instruksi alat yang berlaku.

6. Bila sesuai, peralatan yang berpengaruh signifikan


terhadap hasil inspeksi harus dikalibrasi sebelum
digunakan ke dalam jasa inspeksi dan sesuai dengan
program yang ditetapkan.
59
6.2 Fasilitas dan peralatan
7. Program kalibrasi peralatan harus dirancang dan dioperasikan
untuk memastikan bahwa hasil pengukuran peralatan
tertelusur ke Standard Pengukuran Nasional atau
Internasional. Bila tidak LI harus memelihara bukti korelasi
atau akurasi hasil inspeksi.
8. Standard acuan pengukuran harus digunakan hanya untuk
kalibrasi. Standard acuan harus dikalibrasi agar terjaga
ketelusurannya ke Standard Pengukuran Nasional atau
Internasional.
9. Jika relevan, dilakukan pengecekan antara secara berkala.
10. Bahan acuan, bila mungkin, harus tertelusur ke Standard
Acuan nasional atau ke internasional.
60
6.2 Fasilitas dan peralatan

11. LI harus memiliki prosedur untuk :


a) Pemilihan dan persetujuan pemasok
b) Verifikasi barang dan jasa yang diterima
c) Menjamin fasilitas penyimpanan yang sesuai

12. Bila dapat diterapkan, kondisi barang yang disimpan


harus diases pada interval waktu yang tepat untuk
mendeteksi deteriorasi.

61
6.2 Fasilitas dan peralatan
13. Jika LI menggunakan komputer atau peralatan otomatis sehubungan
dengan inspeksi harus memastikan bahwa:
a) Perangkat lunak komputer memadai untuk digunakan;
b) Prosedur ditetapkan dan diimplementasikan untuk melindungi
integritas dan keamanan data;
c) Komputer dan peralatan otomatis dipelihara untuk memastikan
kelayakan fungsinya.
14. LI harus memiliki prosedur untuk penanganan peralatan yang rusak.
Peralatan yang rusak harus dipisahkan, diberi label atau penandaan. LI
harus memeriksa pengaruh cacat pada inspeksi sebelumnya dan bila
diperlukan dilakukan tindakan perbaikan yang tepat.
15. Informasi yang relavan pada peralatan, termasuk perangkat lunak,
harus direkam, termasuk identifikasi, kalibrasi dan pemeliharaan.
62
6.3 Subkontrak
1. LI normalnya melakukan inspeksi sendiri. Bila LI mensubkontrakan
bagian manapun dari inspeksi, LI harus menjamin dan mampu
menunjukkan bahwa subkontrak tersebut kompeten. Subkontrak
yang kompeten sesuai dengan standard ini atau standard penilaian
lainnya yang relevan.
2. LI harus menginformasikan ke klien tentang maksud untuk
mensubkontrakan bagian manapun dari inspeksi.
3. Menjadi tanggungjawab LI atas hasil apapun dari pekerjaan inspeksi
yang disubkontrakan.
4. LI harus merekam dan menyimpan rincian investigasinya atas
kompetensi subkontraknya dan kesesuaian dengan persyaratan
yang berlaku dari standard ini atau standard penilaian lainnya yang
relevan. LI harus memelihara daftar subkontrator.
63
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

7. Persyaratan Proses

SNI ISO/IEC 17020:2012

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016
7.1 Metode dan Prosedur Inspeksi

1. LI harus menggunakan metode dan prosedur untuk inspeksi yang


ditetapkan dalam persyaratan. Bila tidak, lembaga inspeksi harus
mengembangkan metode dan prosedur tertentu untuk digunakan.
LI harus menginformasikan kepada klien jika metode inspeksi yang
diusulkan oleh klien atau internal.
2. LI harus memiliki dan menggunakan instruksi terdokumentasi
mengenai rencana inspeksi, dan teknik sampling, dengan ketiadaan
instruksi tersebut dapat membahayakan efektivitas proses inspeksi.
Bila memungkinkan, teknik statistik diterapkan untuk memastikan
prosedur sampling, proses, dan interprestasi hasil yang benar.

65
7.1 Metode dan Prosedur Inspeksi

3. Bila menggunakan metode atau prosedur non-standard, maka


metode dan prosedur harus sesuai dan didokumentasikan secara
lengkap. Metode yang dikembangkan sendiri oleh LI atau oleh klien
dianggap non-standard.
4. Semua instruksi, standard, atau prosedur tertulis, lembar kerja,
daftar periksa, dan data referensi yang relevan dengan pekerjaan,
harus dipelihara kemutakhirannya dan dalam keadaan tersedia bagi
personel.
5. LI harus memiliki sistem kontrak atau sistem pengendalian perintah
kerja yang memastikan bahwa:

66
7.1 Metode dan Prosedur Inspeksi
5. LI harus memiliki sistem kontrak atau sistem pengendalian
perintah kerja yang memastikan bahwa:
a) pekerjaan inspeksi yang dilakukan dalam lingkup keahliannya
dan organisasi memiliki sumberdaya memadai untuk memenuhi
persyaratan (fasilitas, peralatan, referensi, prosedur atau SDM)
b) persyaratan bagi klien didefinisikan dan instruksi kondisi khusus
dipahami sehingga dapat diterbitkan instruksi yang jelas bagi
personel dalam melakukan tugas yang diperlukan;
c) Pekerjaan yang dilakukan dikendalikan oleh kajiulang berkala
dan tindakan perbaikan.
d) Persyaratan kontrak kerja atau perintah kerja telah terpenuhi.

67
7.1 Metode dan Prosedur Inspeksi
6. Bila lembaga inspeksi menggunakan informasi dari pihak lain
sebagai bagian dari proses inspeksi, lembaga inspeksi
memverifikasi integritas dari informasi tersebut.
7. Pengamatan atau data yang diperoleh dalam kegiatan
inspeksi harus direkam secara tepat waktu untuk mencegah
hilangnya informasi yang relevan.
8. Perhitungan dan pemindahan data harus menjadi subjek
untuk pengecekan yang memadai.
9. LI harus mendokumentasikan instruksi untuk melakukan
inspeksi dengan cara yang aman.

68
7.2 Penanganan barang dan sampel inspeksi

1. LI harus memastikan barang dan sampel yang diinspeksi diidentifikasi


secara unik untuk menghindari kebingungan terhadap identitas barang
dan sampel.

69
7.2 Penanganan barang dan sampel inspeksi

2. LI harus menetapkan barang yang akan diperiksa atau diinspeksi telah


disiapkan.
3. Setiap kelainan yang nampak, yang diberitahukan oleh inspektur harus
dicatat. Bila ada keraguan terhadap kesesuaian barang untuk diinspeksi,
atau bila barang tidak sesuai dengan diskripsi yang diberikan, LI harus
menghubungi klien sebelum proses inspeksi dilanjutkan.

4. LI harus mendokumentasikan prosedur dan fasilitas yang sesuai untuk


menghindari deteriorasi atau kerusakan barang yang diinspeksi dibawah
tanggungjawabnya.

70
7.3 Rekaman Inspeksi

1. LI harus mengendalikan rekaman untuk menunjukkan


pemenuhan secara efektif prosedur inspeksi dan memiliki
kemampuan untuk mengevaluasi inspeksi yang dilakukan.

2. Laporan inspeksi atau sertifikat harus dapat tertelusur secara


internal sampai ke inspektur yang melakukan inspeksi.

71
7.4 Laporan Inspeksi dan Sertifikat Inspeksi
1. Pekerjaan yang dilakukan oleh lembaga inspeksi harus dicakup
oleh laporan inspeksi atau sertifikat inspeksi yang tertelusur.
2. Setiap laporan atau sertifikat inspeksi harus mencakup hal-hal
berikut:
a) Identifikasi dari lembaga yang menerbitkan;
b) Identifikasi unik dan tanggal penerbitan;
c) Tanggal inspeksi;
d) Identifikasi barang yang dinspeksi;
e) Tanda tangan atau indikasi persetujuan lain oleh personel yang
berwenang;
f) Pernyatan kesesuaian bila dapat diterapkan;
g) Hasil inspeksi, kecuali bila dirinci (sesuai 7.4.3)
72
7.4 Laporan Inspeksi dan Sertifikat Inspeksi

3. LI harus menerbitkan sertifikat inspeksi yang tidak termasuk hasil


inspeksi hanya bila lembaga inspeksi dapat juga menghasilkan laporan
inspeksi yang membuat hasil inspeksi dan bila keduanya baik sertifikat
inspeksi dan laporan inspeksi dapat saling telusur.
4. Semua informasi harus dilaporkan dengan benar, akurat, dan jelas. Bila
laporan inspeksi atau sertifikat inspeksi memuat hasil yang dipasok
oleh subkontraktor, hasil tersebut harus diidentifikasi secara jelas.
5. Perbaikan atau penambahan pada laporan inspeksi atau sertifikat
inspeksi setelah penerbitan harus dicatat sesuai dengan persyaratan
yang relevan. Suatu laporan atau sertifikat yang diamandemen harus
merujuk pada identitas laporan atau sertifikat yang digantikan.

73
7.5 Pengaduan dan Naik banding
1. LI harus memiliki proses terdokumentasi (dapat berupa prosedur,
aturan atau apapun bentuknya) untuk menerima, mengevaluasi, dan
membuat keputusan tentang pengaduan dan banding.
2. Uraian proses penenganan pengaduan dan banding harus tersedia
untuk setiap pihak yang berkepentingan berdasarkan permintaan.
3. LI harus mengkonfirmasi apakah pengaduan tersebut berhubungan
dengan kegiatan inspeksi yang menjadi tanggungjawab lembaga
inspeksi dan bila ya, lembaga inspeksi harus menanganinya.
4. LI harus bertanggungjawab atas semua keputusan di semua tingkat
proses penanganan pengaduan dan banding.
5. Penyelidikan dan keputusan banding harus menghasilkan tindakan
yang tidak diskriminatif.

74
7.6 Prosedur pengaduan dan banding
1) Proses penanganan pengaduan dan banding harus mencangkup paling
tidak mencangkup unsur-unsur dan metode berikut:
a) diskripsi proses untuk menerima, memvalidasi, investigasi
pengaduan dan naik banding dan memutuskan tindakan yang
harus diambil sebagai jawaban untuk persoalan yang dimaksud;
b) pelacakan dan rekaman pengaduan dan banding, termasuk
tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya;
c) menjamin tindakan yang diambil tepat.
2) LI bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan memverifikasi semua
informasi yang diperlukan untuk memvalidasi pengaduan dan banding.
3) LI, jika mungkin, harus mengakui penerimaan pengaduan atau banding
dan memberikan kepada pelapor atau pemohon banding dengan
laporan kemajuan dan hasilnya.
75
7.6 Prosedur pengaduan dan banding

4) Keputusan kepada pelapor, atau pemohon banding harus


dibuat atau dikajiulang dan disetujui oleh, individu yang tidak
terlibat dalam inspeksi.
5) Jika mungkin, LI harus menyampaikan pemberitahuan resmi
akhir proses pengaduan dan banding kepada pengadu dan
pemohon banding.

76
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

8. Persyaratan Sistem Manajemen

SNI ISO/IEC 17020:2012

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016
8.1 Pilihan
1. Umum.
LI harus menetapkan dan memelihara sistem manajemen yang mampu
mencapai konsistensi pemenuhan persyaratan standard ini sesuai dengan
pilihan A atau B.
2. Pilihan A, sistem manajemen LI harus mencangkup berikut ini:
• Dokumentasi sistem manajemen (misalnya manual , kebijakan, definisi
tanggungjawab);
• Pengendalian dokumen;
• Pengendalian rekaman;
• Kajiulang manajemen;
• Audit internal;
• Tindakan perbaikan;
• Tindakan perbaikan;
• Pengaduan dan naik banding.
78
8.2 Dokumentasi sistem manajemen (A)
1. Manajemen puncak LI harus menetapkan, mendokumentasikan, dan
memelihara kebijakan dan tujuan untuk memenuhi standard ini dan
harus memastikan bahwa kebijakan dan sasaran mutu diketahui dan
diterapkan pada semua tingkat organisasi LI.

2. Manajemen puncak harus menyediakan bukti komitmennya untuk


pengembangan dan penerapan sistem manajemen dan efektivitas dalam
mencapai pemenuhan secara konsisten dengan standard ISO/IEC 17020.

3. Manajemen puncak LI harus menunjuk personel anggota manajemen


yang diluar tanggungjawabnya yang lain, harus memiliki tanggungjawab
seperti berikut:
a) Memastikan bahwa proses dan prosedur yang diperlukan untuk sistem
manajemen ditetapkan, diterapkan dan dipelihara;
b) Melapor kepada manajemen puncakmengenai kinerja sistem manajemen
dan setiap keperluan untuk peningkatan.
79
8.2 Dokumentasi sistem manajemen (A)

4. Semua dokumentasi, proses, sistem, rekaman dll, yang


berkaitan pemenuhan persyaratan standard ini harus
dimasukkan , diacu, atau dikaitkan dengan dokumentasi
sistem manajemen.

5. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan inspeksi harus


memiliki akses ke bagian dokumen sistem manajemen dan
informasi terkait yang berlaku untuk tanggungjawab mereka.

80
8.3 Pengendalian dokumen (A)

1. LI harus menetapkan prosedur untuk mengendalikan dokumen (internal


dan eksternal) yang berhubungan dengan pemenuhan standard ini.

2. Prosedur harus menetapakan pengendalian yang diperlukan untuk:


a) menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan;
b) kajiulang dan memutakhirkan jika diperlukan dan menyetujui ulang dokumen;
c) perubahan dan status revisi terkini dari dokumen diidentifikasi;
d) revisi relevan dokumen yang berlaku tersedia di tempat penggunaan;
e) dokumen tetap dapat dibaca dan mudah diidentifikasi;
f) dokumen eksternal diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan;
g) mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa dan diberi tanda yang sesuai bila
dokumen tersebut disimpan untuk tujuan apapun.

81
8.4 Pengendalian rekaman (A)

1. LI harus menetapkan prosedur untuk pengendalian yang


diperlukan, identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan,
waktu retensi, dan pemusnahan rekaman yang berkaitan dengan
pemenuhan standard ini.

82
8.4 Pengendalian rekaman (A)

2. Prosedur harus mengatur jangka waktu penyimpanan rekaman


yang sesuai dengan persyaratan dan keharusan hukum. Harus
menjaga kerahasiaan rekaman secara konsisten terhadap
pengaksesan.

83
8.5 Kajiulang Manajemen (A)
1. Umum:
1. Manajemen puncak lembaga inspeksi harus menetapkan prosedur untuk
kajiulang sistem manajemen pada selang waktu terencana untuk memastikan
kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas, termasuk kebijakan dan sasaran mutu
yang terkait dengan pemenuhan dengan standar ini.
2. Kajiulang manajemen dilakukan setidaknya setahun sekali atau dibagi dalam
segmen yang harus diselesaikan dalam jangka 12 bulan.
3. Rekaman kajiulang manajemen harus dipelihara.
2. Input Kajiulang manajemen
a) Hasil audit internal dan eksternal;
b) Umpan balik dari klien dan pihak-pihak lain yang relevan;
c) Status tindakan perbaikan dan pencegahan;
d) Tindaklanjut hasil kajiulang manajemen sebelumnya;
e) Capaian sasaran mutu;
f) Perubahan yang mempengaruhi sistem manajemen
g) Banding dan pengaduan 84
8.5 Kajiulang Manajemen (A)
1. Output kaji ulang manajemen harus mencakup keputusan dan
tindakan yang berkaitan dengan:
a) Peningkatan efektivitas sistem manajemen dan proses-
proses nya.
b) Peningkatan lembaga inspeksi terkait dengan pemenuhan
standar ini.
c) Keperluan sumberdaya.

85
8.6 Audit Internal (A)

1. LI harus menetapkan prosedur audit internal untuk memverifikasi


pemenuhan persyaratan standard ini dan bahwa sistem manajemen
diterapkan secara efektif dilaksanakan dan dipelihara.
2. Program audit harus terencana dengan mempertimbangkan
pentingnya proses dan area yang diaudit, serta hasil audit sebelumnya.
3. LI harus melaksanakan audit internal secara berkala yang mencakup
semua prosedur secara terencana dan sistematis untuk memverifikasi
bahwa sistem manajemen mutu diimplementasikan secara efektif.
4. Audit internal setidaknya dilakukan sekali setiap 12 bulan. Frequensi
audit dapat disesuaikan bergantung pada efektivitas dan stabilitas dari
sistem manajemen.

86
8.6 Audit Internal (A)

5. LI harus memastikan bahwa:


a) Audit internal dilakukan oleh personel yang berpengetahuan dalam
bidang inspeksi, audit dan standard ISO/IEC 17020;
b) Auditor tidak mengaudit pekerjaan mereka sendiri;
c) Personel yang bertanggunjawab untuk bidang yang diaudit diberitahu
tentang hasil audit;
d) Tindakan perbaikan atas temuan audit dilakukan secara tepat waktu
dan sesuai ;
e) Setiap peluang untuk peningkatan diidentifikasi;
f) Hasil audit harus direkam.

87
8.7 Tindakan perbaikan (A)
1. LI harus menetapkan prosedur untuk identifikasi dan memenaj
ketidaksesuaian dalam operasinya.
2. LI, jika perlu, harus mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian untuk mencegah terulangnya ketidaksesuaian yang sama.
3. Tindakan perbaikan harus sesuai dengan dampak dari masalah yang
dihadapi;
4. Prosedur harus memenuhi persyaratan:
a) Identifikasi ketidaksesuaian;
b) Penetapan penyebab ketidaksesuaian;
c) Perbaiakan;
d) Kebutuhan untuk tindakan agar ketidaksesuaian tidak terulang
e) Perbaikan dilaksanakan tepat waktu;
f) Rekaman tindakan yang diambil;
g) Kajiulang atas tindakan perbaikan yang diambil.
88
8.8 Tindakan pencegahan (A)
1. LI harus menetapkan prosedur tindakan pencegahan untuk
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian potensial.
2. Tindakan pencegahan yang diambil harus sesuai dengan
dampak kemungkinan potensi masalah.
3. Prosedur harus menetapkan persyaratan:
a) Identifikasi potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya;
b) Evaluasi kebutuhan tindakan untuk mencegah terjadi
ketidaksesuaian;
c) Penentuan dan pelaksanaan tindakan yang diperlukan;
d) Rekaman tindakan yang diambil;
e) Kajiulang efektivitas tindakan pencegahan yang diambil
89
Conformity assessment – Requirements for
the operation of various types of bodies
performing inspection
ISO/IEC 17020:2012

TERIMA KASIH

PT IAPMO GROUP INDONESIA


Lippo Cikarang, Delta Silicon III, Bekasi 17750
Jawa Barat – Indonesia
27 & 31 Mei 2016 90

Anda mungkin juga menyukai