Anda di halaman 1dari 90

PEMAHAMAN & IMPLEMENTASI

PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN


LEMBAGA INSPEKSI SNI ISO/IEC
17020:2012
OBJEKTIF
1. Peserta paham akan filosofi dan prinsip-prinsip Sistem
Manajemen Lembaga Inspeksi ISO/IEC 17020:2012
2. Peserta paham dan dapat mengimplementasikan elemen-
elemen persyaratan ISO/IEC 17020:2012 dengan
pendekatan proses dan fungsi struktur organisasi, serta
memahami teknik integrasi dokumen
PENDAHULUAN
● ISO (International Organizaztion for Standardization) dan IEC
(International Electronic Commiettee) membentuk sistem khusus di
bidang standard tentang penerapan sistem inspeksi dengan identifikasi
ISO/IEC 17020:2012 yang menggantikan ISO/IEC 17020:1999
● ISO/IEC 17020 diadopsi penug oleh KAN-BSN menjadi SNI
ISO/IEC 17020:2012
● Standard ini digunakan oleh KAN sebagai kriteria lembaga inspeksi
yang akan diakreditasi
PENDAHULUAN
● Tujuan ISO/IEC 17020 adalah untuk mempromosikan tingkat
kepercayaan lembaga inspeksi yang memenuhi persyaratan standard
ini.
● Standard ini digunakan oleh lembaga inspeksi yang melaksanakan
asesmen atas nama pelanggan, organisasi induknya atau otoritas
dengan tujuan menyediakan informasi tentang :
 Kesesuaian barang yang diinspeksi dengan peraturan, standard,
spesifikasi, skema inspeksi atau kontrak.
AKTIVITAS KUNCI INSPEKSI
SAFETY

FITNESS FOR
QUALITY
PURPOSE

Continued safety
compliance of
QUANTITY INSPECTION installations or
PARAMETERS
system in operation
AKTIVITAS KUNCI INSPEKSI
Examination of Determination of
materials, their conformity
products, with requirements Inspection
and subsequent activities of
installations,
reporting of results Inspection
plants, activities to clients, bodies
processes, work when required, to
procedures or authorities
services
PENDAHULUAN
● Standard ISO/IEC 17020 digunakan sebagai dokumen persyaratan untuk
akreditasi, penilaian kesetaraan, atau penilaian lainnya.
● Persyaratan Lembaga inspeksi untuk berbagai jenis inspeksi melibatkan
pengambilan keputusan yang profesional dalam menetapkan keberterimaan
hasil inspeksi berdasarkan persyaratan umum, kompetensi menjadi
persyaratan sesuai jenis lembaga inspeksi
● Pada skema sertifikasi produk, inspeksi dapat digunakan sebagai kegiatan
awal dari rangkaian kegiatan pemeliharaan suatu barang yang dimaksud
● Penggolongan lembaga inspeksi seperti lembaga inspeksi tipe A, B, C
berbasis tingkat kemandirian lembaga inspeksi tersebut
AKREDITASI
Sertifikasi : Pengakuan oleh pihak ketiga yang
berkaitan dengan produk, proses, sistem atau orang.

Catatan 1: Sertifikasi sistem manajemen seringkali disebut


dengan registrasi
Catatan 2 : Sertifikasi dapat diterapkan untuk semua obyek
penilaian kesesuaian kecuali untuk lembaga penilaian
kesesuaian itu sendiri dimana yang dapat diterapkan adalah
akreditasi

Akreditasi : Pengakuan formal oleh pihak ketiga


(lembaga akreditasi) yang terkait dengan lembaga
penilaian kesesuaian yang memberikan pernyataan
formal kompetensinya untuk melakukan kegiatan
penilaian kesesuaian tertentu
PERBEDAAN TIGE JENIS INSPEKSI
● Inspeksi produk, jasa atau barang baru
‐ Lebih detail
‐ Fokus pada titik-titik lemah dalam design atau produksi.
● Inspeksi Periodik
‐ Orientasi pada penggunaan, pemeliharaan seperti korosi fatique, dll
● Pre-shipment Inspectio
‐ Inspeksi barang sebelum dan sesudah shipment (pengapalan)
‐ Kesesuaian dengan delivery notes (letter of credit)
APA ITU INSPEKSI?
Definition dalam ISO 17000
(Pengujian suatu desain produk, pelayanan, proses, atau pabrik/instansi, dan
menetapkan kesesuaiannya dengan persyaratan spesifik atau, berdasarkan
penilaian profesional, atau persyaratan umum)

● Note 1: Inspeksi proses termasuk personel, fasilitas, teknonolgi dan


metodologi
● Note 2 : Hasil inspeksi dapat digunakan untuk mendukung sertifikasi.
APA ITU INSPEKSI?
Definition dalam ISO 17000
● Examination of a product design :
‐ Jenis kesesuaian desain dengan kontrak,
‐ Check gambar
‐ Perhitungan karakteristik material (Thickness of the steel for a boiler,
quality of the steel to be used)
‐ Check rencana instalasi untuk safety (safety valve, electronic
measurement)
APA ITU INSPEKSI?
Definition dalam ISO 17000
● Examination of a product
● Initial Inspection
‐ Inspeksi dan sering dilakukan testing vs persyaratan standar yang
ditetapkan + profesional judgement
● Periodical Inspection
‐ Pengecekan semua items yang relevan (sesuai dengan dokumen tertulis)
padaproduk, contoh : car inspection (check list)
‐ Instalasi listrik dalam pabrik/bangunan (biasanya inspeksi secara random)
APA ITU INSPEKSI?
Definition dalam ISO 17000
● Examination of a service
‐ Contoh : Kinerja dari service perawatan
‐ Note : Hasil inspeksi dapat digunakan untuk mendukung sertifikasi.
● Examination of a process
‐ Note : Inspeksi proses termasuk personel, fasilitas, teknologi, dan
metodologi
‐ Contoh : Prosedur pengelasan (Welding or solder procedures)
APA ITU INSPEKSI?
Definition dalam ISO 17000
● Examination of a plant/installation/assembly
● Inspeksi akhir setelah konstruksi dan/atau instalasi
‐ Boiler, Refinery, Lift, Cable way, medical devices in hospital etc
● Periodal inspection
‐ Boiler, Refinery, Lift, Cable way, Cranes, Electrical installations, Medical
devices in hospital etc
APA ITU INSPEKSI?
Definition dalam ISO 17000
● Penetapan kesesuaiannya dengan persyaratan khusus.
‐ Standards, Guidelines, legal requirements, contractual requirements etc
● Penetapan kesesuaiannya dengan persyaratan umum didasarkan pada
proffesional judgement
‐ General rules, expert knowledge, experience, checklist
DAFTAR ISI ISO/IEC 17020:2012
Daftar isi; Prakata; Pendahuluan
1. Ruag lingkup
2. Acuan normatif
3. Istilah dan definisi
4. Persyaratan Umum ISO/IEC 17020
5. Persyaratan struktural
6. Persyaratan sumberdaya
7. Persyaratan proses
8. Persyaratan
STRUKTUR ISO/IEC 17020:2012
Daftar Isi Proyeksi (Next Version)
Pengantar 1. Ruang lingkup
Pendahuluan 2. Acuan normatif
1. Ruang lingkup 3. Istilah dan definisi
2. Acuan normatif 4. Organisasi & Konteksnya
3. Istilah dan definisi 5. Kepemimpinan
4. Persyaratan umum 6. Perencanaan
5. Persyaratan struktural 7. Pendukung
6. Persyaratan Sumber Daya 8. Operasional
7. Persyaratan Proses 9. Pengukuran, Analisis & Evaluasi
8. Persyaratan Sistem Manajemen 10.Peningkatan
1. RUANG LINGKUP
RUANG LINGKUP

● Standar ini memuat persyaratan kompetensi suatu lembaga inspeksi dan asas
ketidakberpihakan (impartiality) serta konsistensi yang harus dipenuhi oleh
lembaga inspeksi dalam melakukan kegiatan inspeksi.
● Standar ini diberlakukan untuk lembaga inspeksi tipe A, B dan C dan berlaku
untuk setiap tahapan inspeksi
● Catatan : tahapan inspeksi termasuk tahapan desain, pemeriksaan tipe,
instalasi awal, inspeksi selama beroperasi dan pengawasan.
RUANG LINGKUP

● Kemandirian yang dapat dibuktikan oleh suatu lembaga inspeksi dapat


memperkuat kepercayaan klien terhadap kemampuannya.
● Standar ini tidak berlaku untuk laboratorium penguji, (ISO/IEC 17025)
lembaga sertifikasi produk (ISO/IEC 17056) dan deklarasi kesesuaian dari
pemasok yang kriterianya dimuat dalam standar yang terpisah
2. ACUAN NORMATIF

-ISO/IEC 17000:2004, confotmity


assessment-vocabulary and general
priciples
-ISO 9000:2005
3. ISTILAH DAN DEFINISI

Berlaku istilah dan definisi yang tercantum


dalam ISO/IEC 17000:2004
● Inspeksi :
Pemeriksaan produk, proses, jasa atau instalasi atau masing-masing desainnya
serta penentuan kesesuaiannya dengan persyaratan spesifik atau persyaratan
umum berbasis oembuktian secara profesional
- Catatan 1 : Inspeksi suatu proses meliputi antara lain personel, fasilitas,
teknologi, dan metodologi
- Catatan 2 : Prosedur inspeksi atau skema inspeksi dapat membatasi
pekerjaan inspeksi hanya untuk pekerjaan pemeriksaan
- Diadopsi dari ISO/IEC 17000:2004
- Istilah “barang” yang digunakan mencakup produk, proses, jasa, atau
instalasi jika selesai
● Produk :
Hasil dari proses
● Proses :
Rangkaian dari kegiatan yang saling terikat atau berinteraksi yang mengubah
masukan menjadi luaran
● Jasa :
Hasil dari suatu atau lebih kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan
kesepakatan hubungan pemasok dengan pelanggan bersifat intangible
● Lembaga :
Lembaga yang melakukan inspeksi
● Sistem Inspeksi :
Aturan, prosedur, dan manajemen untuk melaksanakan inspeksi
● Skema Inspeksi :
Sistem inspeksi yang diterapkan berdasarkan syarat tertentu, aturan spesifik dan prosedur
● Ketidakberpihakan :
Adanya objektivitas
● Banding :
Permohonan oleh personel atau organisasi selaku pemilik barang yang diinspeksi ditujukan kepada
lembaga inspeksi agar meninjau kembali keputusan hasil inspeksi yang telah diterapkan
● Pengaduan :
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding oleh setiap personel atau organisasi kepada lembaga
inspeksi berkaitan dengan kegiatan lembaga inspeksi yang diharapkan untuk ditanggapi
4. PERSYARATAN UMUM

SNI ISO/IEC 17020:2012


PERSYARATAN UMUM
4.1 Ketidakberpihakan dan Kemandirian
4.1.1 Kegiatan inspeksi harus dilakukan tidak memihak.
4.1.2 Lembaga inspeksi harus bertanggungjawab atas ketidakberpihakan
kegiatan inspeksinya dan bebas dari tekanan komersial, keuangan, dan
tekanan lainnya yang mengkompromikan ketidakberpihakannya.
4.1.3 Lembaga inspeksi senantiasa harus mengidentifikasi resiko terhadap
ketidakberpihakan. Resiko tersebut mencakup yang timbul dari :
-Kegiatannya
-Kerelasiannya
-Hubungan antar personel
PERSYARATAN UMUM
4..1.4 Jika resiko ketidakberpihakan diidentifikasi, lembaga inspeksi harus
dapat menunjukkan bagaimana menghilangkan atau memindahkan resiko
tersebut.
4.1.5 Lembaga inspeksi harus mempunyai komitmen manajemen puncak
untuk ketidakberpihakan.
4.1.6 Lembaga inspeksi harus independen sejauh yang diperlukan
sehubungan dengan kondisi saat melakukan pelayanan, harus memenuhi
kreteria minimum yang diatur dalam lampiran A
PERSYARATAN UMUM
4.1.6 Dalam lampiran A, seperti diuraikan
c. Suatu LI yang menyediakan inspeksi pihak pertama, pihak kedua atau
keduanya dan merupakan bagian yang dapat diidentifikas tetapi tidak
dipersyaratkan terpisah dari organisasi yang terlibat dalam desain,
manufaktur, pasokan, instansi, penggunaan, atau pemeliharaan barang
yang diinspeksinya dan menyediakan jasa inspeksi hanya untuk
organisasi induknya atau pihak lain atau keduanya, harus memenuhi
oersyaratan tipe C pasal A3
KRITERIA KEMANDIRIAN LEMBAGA INSPEKSI TIPE A
● Lembaga inspeksi yang mengacu pada butir 4.1.6 a harus mengikuti kriteria
sbb:
A.1 Persyaratan lembaga inspeksi tipe A
a) Lembaga inspeksi harus independen dari pihak yang terlibat
b) Lembaga inspeksi dan personelnya tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang
mungkin bertentangan dengan kebebasan hukum dan integritas dalam
kaitannya dengan kegiatan inspeksi mereka. Tidak terlibat dalam desain,
manufaktur, pemasokan, instalasi, pembelian, kepemilikan, penggunaan, atau
pemeliharaan barang yang diinspeksi
c) Lembaga inspeksi tidak akan menjadi bagian dari sebuah badan hukum yang
terlibat dalam desain, manufaktur, pemasokan, instansi, pembelian,
kepemilikan, penggunaan, atau pemeliharaan barang yang diinspeksi
KRITERIA KEMANDIRIAN LEMBAGA INSPEKSI TIPE A
● Lembaga inspeksi yang mengacu pada butir 4.1.6 a harus mengikuti kriteria
sbb:
A.1 Persyaratan lembaga inspeksi tipe A
d) Lembaga inspeksi tidak dikaitkan dengan suatu badang hukum yang terpisah
yang terlibat dalam desain, manufaktur, pemasokan, instalasi, pembelian,
kepemilikan, penggunaan, atau pemeliharaan barang yang diinspeksi oleh
berikut ini :
1. Kepemilikan umum (termasuk anak perusahaan), kecuali pemilik tidak
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi hasil pemeriksaan
2. Wakil dari kepemilikan bersama yang ditunjuk dalam struktur direksi atau
setara dari organisasi, kecuali memiliki fungsi yang tidak berpengaruh
pada hasil inspeksi
KRITERIA KEMANDIRIAN LEMBAGA INSPEKSI TIPE A
3. Lagsung melaporkan ketingkat manajemen yang sejenis lebih tinggi
kecuali memiliki fungsi yang tidak mempengaruhi hasil inspeksi
4. Pengaturan kontrak atau cara lain yang mungkin memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi hasil dari inspeksi
KRITERIA KEMANDIRIAN LEMBAGA INSPEKSI
TIPE B DAN C

● Lembaga inspeksi yang mengacu pada butir 4.1.8 dan 4.1.6 c/ harus mengikuti
kriteria seusai dengan A.2 dan A.3
● (Halaman 29-30/32 SNI ISO/IEC 17020:2012)
PERSYARATAN UMUM
4.2 Kerahasiaan
4.2.1 LI harus bertanggungjawab melalui komitmen penegakan hukum, untuk
pengelolaan semua informasi yang diperoleh atau dibuat selama melaksanakan
kegiatan inspeksi.
LI harus memberitahu klien, diawal, dari informasi yang dimaksud untuk
menempatkan dalam publikasi. Semua informasi, selain yang dikecualikan,
ditetapkan sebagai informasi hak milik pelaggan dan harus dianggap sebagai
rahasia.
4.2.2 Bila lembaga inspeksi disyaratkan oleh hukum atau disahkan oleh
komitmen kontraktual untuk membuka informasi rahasia klien atau individu yang
bersangkutan diberitahu tentang informasi yang diberikan kecuali dilarang oleh
hukum
PERSYARATAN UMUM
4.2 Kerahasiaan
5. PERSYARATAN STRUKTURAL

SNI ISO/IEC 17020:2012


PERSYARATAN ADMINISTRASI
5.1.1 Lembaga inspeksi harus merupakan badan hukum, atau bagian yang
ditetapkan daru suatu badang hukum, sedemikian sehingga dapat diminta
pertanggungjawaban secara hukum atas semua kegiatan inspeksnya.
5.1.2 Lembaga inspeksi yang merupakan bagian dari suatu badang hukum yang
terlibat dalam kegiatan selain dari inspeksi harus diidentifikasi di dalam legalitas
tersebut.
5.1.3 Lembaga inspeksi harus mempunyai dokumentasi yang menjelaskan
aktivitas yang sesuai dengan kompetensinya
PERSYARATAN ADMINISTRASI
5.1.4 Lembaga inspeksi harus mempunyai ketentuan yang memadai (misalnya
asuransi atau cadangan) untuk mengganti pertanggunggugatan yang timbul dari
kegiatan operasionalnya
5.1.5 Lebaga inspeksi harus mempunyau dokumentasi yang memuat ketentuan
kontrak tentang inspeksi yang diberikan (LI tipe A), kecuali bila memberikan jasa
inspeksi kepada badan hukum yang lembaga inspeksi merupakan bagiannya (LI
tipe B atau C)
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
5.2.1 LI harus terstruktur dan dikelola sedemikian agar dapat menjaga
ketidakberpihakannya.
5.2.2 LI harus diorganisir dan dikelola sedemikian agar memungkinkan untuk
memelihara kapabilitas dalam melaksanakan kegiatan inspeksinya.
5.2.3 LI harus menetapkan dan mendokumentasi tanggung jawab dan struktur
pelaporan organisasi
5.2.4 Bila LI merupakan bagian dari suatu badan hukum yang melakukan
kegiatan lain, hubungan antara kegiatan lain dan inspeksi harus ditetapkan
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
5.2.5 LI harus memiliki satu atau lebih personel sebagai manajer teknis (tidak
selalu memiliki gelar Manajer Teknis) yang memiliki tanggung jawab
keseluruhan untuk memastikan bahwa kegiatan inspeksi yang dilakukan sesuai
dengan standar ini (loop horizontal) Manajer Teknis harus secara teknis kompeten
dan berpengalaman dalam operasional LI
Jika memiliki lebih dari suatu manajer teknis, tanggung jawab spesifik dari
masing-masing manajer teknis harus ditetapkan dan didokumentasikan
5.2.6 LI harus menunjuk satu atau lebih personel yang akan mewakili manajer
teknis, atau apapun namanya, bila manajer teknis tidak beroperasi
5.2.7 LI harus memiliki uraian tugas atau dokumentasi lain dari setiap posisi
dalam organisasi yang terlibat dalam kegiatan inspeksi
6. PERSYARATAN SUMBER DAYA

SNI ISO/IEC 17020:2012


PERSONEL
1. LI harus menetapkan dan mendokumentasikan persyaratan kompetensi untuk
semua personel yang terlibat dalam kegiatan inspeksi termasuk persyaratan
pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis, keterampilan dan pengalaman.
2. LI harus memperkerjakan atau memiliki kontrak dengan sejumlah personel
yang cukup, dengan kompetensi yang diperlukan, termasuk jika diperlukan
keputusan untuk mengambil keputusan profesional untuk melaksanakan tipe,
rentang, dan volume aktifitas inspeksi
PERSONEL
3. Personel lembaga inspeksi harus mempunyai kualifikasi yang sesuai,
pelatihan, pengalaman, dan pengetahuan, yang relevan :
● Teknologi yang digunakan untuk pembuatan produk yang diinspeksi,
pengoperasian proses dan penyerahan jasa.
● Cara menggunakan produk, pengoperasian proses dan penyerahan jasa.
● Setiap cacat yang mungkin terjadi selama penggunaan produk, setiap
kegagalan dalam pengoperasian proses produksi dan setiap kekurangan
dalam penyerahan jasa.
4. LI harus membuat kejelasan tentang tugas, tanggung jawab dan kewenangan
setiap personelnya
PERSONEL
5. LI harus memiliki prosedur terdokumentasi untuk pemilihan, pelatihan,
pemberian wewenang secara resmi, dan pemantauan inspektur, dan personel
lainnya yang terlibat dalam inspeksi.
6. Prosedur pelatihan harus mencakup tahapan berikut :
a) Periode induksi
b) Periode bimbingan dengan inspektur berpengalaman
c) Pelatihan untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan metode
7. Pelatihan yang diperlukan bergantung pada kemampuan, kualifikasi, dan
pengalaman masing-masing inspektur serta atas hasil
PERSONEL
8. Personel yang paham metode dan prosedur inspeksi harus memantau semua
inspektur dan personel lainnya yang terlibat inspeksi untuk kinerja mereka
yang memuaskan. Hasil pemantauan dapat dijadikan pertimbangan
identifikasi kebutuhan pelatihan
PERSONEL
9. Setiap inspektur harus diobservasi di lapangan, kecuali ada bukti pendukung
yang memadai bahwa inspektur terus menjalankan tugas dengan kompeten
10. Lembaga inspeksi harus memelihara rekaman pemantauan, pendidikan,
pelatihan, pengetahuan teknis, keterampilan, pengalaman dan pemberian
kewenangan setiap personel yang terlibat dalam inspeksi
11. Personel inspektur harus TIDAK DIBAYAR dengan cara yang mempengaruhi
hasil inspeksi
12. Semua personel internal maupun eksternal yang dapat memperngaruhi
kegiatan inspeksi harus bertindak dengan cara yang tidak memihak
PERSONEL
13. Semua personel trermasuk subkontraktor, personel badan eksternal, atau
individu yang bertindak atas nama LI harus menjaga kerahasiaan semua
informasi yang diperoleh atau dibuat selama pelaksanaan inspeksi, kecuali
dipersyaratkan oleh hukum.
EVALUASI INSPEKTUR

Catatan :
Knowledge : teknologi pembuatan produk, pengoperasian proses, penyerahan jasa, cara penggunaan produk,
pengoperasian proses, cacat pada produk, kegagalan dalam proses, dan kekurangan penyerahan jasa
Skill : keputusan profesional, teknik inspeksi, teknik sampling, statistik (bila diperlukan) perhitungan dan pengolahan data
Personel atribut : Kerahasiaan, netral/tidak memihak, bebas tekanan dan pengaruh
FASILITAS DAN PERALATAN
1. LI harus menyediakan fasilitas dan peralatan yang sesuai dan
memadai untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
inspeksinya secara kompeten dan aman
2. LI harus mempunyai aturan untuk akses dan penggunaan fasilitas
dan peralatan tertentu yang digunakan untuk melakukan inspeksi.
3. LI harus memastikan kesesuaian yang berkelanjutan dari fasilitas
dan peralatan yang digunakan
4. Semua peralatan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
hasil inspeksi, harus ditetapkan dan diidentifikasi secara unik
FASILITAS DAN PERALATAN
5. Semua peralatan harus dirawat secara benar, sesuai dengan prosedur
dan instruksi alat yang berklaku
6. Bila sesuai, peralatan yang berpengaruh signifikan terhadap hasil
inspeksi haris dikalibrasi sebelum digunakan ke dalam jasa inspeksi
dan sesuai dengan program yang ditetapkan
7. Program kalibrasi peralatan harus dirancang dan dioperasikan untuk
memastikan bahwa hasil pengukuran peralatan tertelusur ke
Standard Pengukuran Nasional atau Internasional. Bila tidak LI
harus memelihara bukti korelasi atau akurasi hasil inspeksi
FASILITAS DAN PERALATAN
8. Standard acuan pengukuran harus digunakan hanya untuk kalibrasi.
Standard acuan harus dikalibrasi agar terjaga ketelusurannya ke
Standard Pengukuran Nasional atau Internasional
9. Jika relevan, dilakukan pengecekan antara secara berkala
10. Bahan acuan, bila mungkin, harus tertelusur ke Standard Acuan
Nasional atau ke Internasional
11. LI harus memiliki prosedur untuk :
a. Pemilihan dan persetujuan pemasok
b. Verifikasi barang dan jasa yang diterima
c. Menjamin fasilitas penyimpanan yang sesuai
FASILITAS DAN PERALATAN
12. Bila dapat diterapkan, kondisi barang yang disimpan harus daises
pada interval waktu yang tepat untuk mendeteksi deteriorasi
13. Jika LI menggunakan komputer atau peralatan otomatis sehubungan
dengan inspeksi harus memastikan bahwa :
a. Perangakat lunak komputer memadai untuk digunakan
b. Prosedur ditetapkan dan dimplementasikan untuk melindungi
integrasi dan keamanan data
c. Kompter dan peralatan otomatis dipelihara untuk memastikan
kelayakan fungsinya
FASILITAS DAN PERALATAN
14. LI harus memiliki prosedur untuk penanganan peralatan yang rusak.
Peralatan yang rusak harus dipisahkan, diberi label atau penandaan.
LI harus memeriksa pengaruh cacat pada inspeksi sebelumnya dan
bila diperlukan dilakukan tindakan perbaikan yang tepat.
15. Informasi yang relevan pada peralatan, termasuk perangkat lunak,
harus di rekam, termasuk identifikasi, kalibrasi dan pemeliharaan
SUBKONTRAK
1. LI normalnya melakukan inspeksi sendiri. Bila LI mensubkontrakan
bagian manapun dari inspeksi, LI harus menjamin dan mampu
menunjukkan bahwa subkontrak tersebut kompeten. Subkontrak
yang kompeten sesuai dengan standard ini atau standard penilaian
lainnnya yang relevan.
2. LI harus menginformasikan ke klien tentang maksud untuk
mensubkontrakan bagian manapun dari inspeksi
3. Menjadi tanggungjawab LI atas hasil apapun dari pekerjaan inspeksi
yang disubkontrakan
SUBKONTRAK
4. LI harus merekam dan menyimpan rincian investigasinya atas
kompetensi subkontraknya dan keseuaian dengan persyaratan yang
berlaku dari standard ini atau standard penilaian lainnya yang
relevan. LI harus memelihara daftar subkontraktor
7. PERSYARATAN PROSES

SNI ISO/IEC 17020:2012


METODE DAN PROSEDUR INSPEKSI
1. LI harus menggunakan metode dan prosedur untuk inspeksi yang
ditetapkan dalam persyaratan. Bila tidak, lembaga inspeksi harus
mengembangakan metode dan prosedur tertentu untuk digunakan. LI
harus menginformasikan kepada klien jika metode inspeksi yang
diusulkan oleh klien dianggap tidak tepat.
2. LI harus memiliki dan menggunakan instruksi terdokumentasi
mengenai rencana inspeksi, dan teknik sampling, dan teknik
inspeksi, dengan ketiadaan instruksi tersebut dapat membahayakan
efektivitas proses inspeksi. Bila memungkinkan, teknik statistik
diterapkan untuk memastikan prosedur sampling, proses, dan
interprestasi hasil yang benar
METODE DAN PROSEDUR INSPEKSI
3. Bila menggunakan metode atau prosedur non-standard, maka
metode dan prosedur harus sesuai dan didokumentasikan secara
lengkap. Metode yang dikembangkan sendiri oleh LI atau oleh klien
dianggap non-standard.
4. Semua instruksi, standardm atau prsedur tertulis, lembar kerja, daftar
periksa, dan data referensi yang relevan dengan pekerjaan, harus
dipelihara kemutakhirannya dan dalam keadaan siap tersedia bagi
personel
METODE DAN PROSEDUR INSPEKSI
5. LI harus memiliki sistem kontrak atau sistem pengendalian perintah kerja
yang memastikan bahwa :
a) Pekerjaan inspeksi yang dilakukan dalam lingkup keahliannya dan
organisasi memiliki sumberdaya memadai untuk memenuhi persyaratan
(fasilitas, peralatan, referensi, prosedur atau SDM)
b) Persyaratan bagi klien didefinisikan secara memadai dan instruksi
kondisi khusus diapahami sehingga dapat diterbitkan instruksi yang
jelas bagi personel dalam melakukan tugas yang diperlukan
c) Pekerjaan yang dilakukan dikendalikan oleh kajiulang berkala dan
tindakan perbaikan
d) Persyaratan kontrak kerja atau perintah kerja telah terpenuhi
METODE DAN PROSEDUR INSPEKSI
6. Bila lembaga inspeksi menggunakan informasi dari pihak lain sebagai
bagian dari proses inspeksi, lembaga inspeksi memverifikasi integritas dari
informasi tersebut
7. Pengamatan atau data yang diperoleh dalam kegiatan inspeksi harus direkam
secara tepat waktu untuk mencegah hilangnya informasi yang relevan
8. Perhitungan dan pemindahan data harus menjadi subjek untuk pengecekan
yang memadai
9. LI harus mendokumentasikan instruksi untuk melakukan inspeksi dengan
cara yang aman
PENANGANAN BARANG DAN SAMPEL INSPEKSI

1. LI harus memastikan barang dan sampel yang diinspeksi diidentifikasi secara


unik untuk menghindari kebingungan terhadap identitas barang dan sampel
PENANGANAN BARANG DAN SAMPEL INSPEKSI

2. LI harus menetapkan barang yang akan diperiksa atau diinspeksi telah


disiapkan
3. Setiap kelainan yang nampak, yang diberitahukan oleh inspektur harus
dicatat. Bila ada keraguan terhadap kesesuain barang untuk diinspeksi atau
bila barang tidak sesuai dengan deskripsi yang diberikan. LI harus
menghubungi klien sebelum proses inspeksi dilanjukan
4. LI harus mendokumentasikan prosedur dan fasilitas yang sesuai untuk
menghindari deteriorasi atau kerusakan barang yang diinspeksi dibawah
tanggaungjawabnya
REKAMAN INSPEKSI
1. LI harus memelihara system rekaman untuk menunjukkan pemenuhan secara
efektif prosedur inspeksi dan memiliki kemampuan untuk mengevaluasi
inspeksi yang dilakukan
2. Laporan inspeksi atau sertifikat harus dapat tertelusur secara internal sampai
ke inspektur yang melakukan inspeksi
LAPORAN INSPEKSI DAN SERTIFIKAT INSPEKSI

1. Pekerjaan yang dilakukan oleh lembaga inspeksi harus dicakup oleh laporan
inspeksi atau sertifikat inspeksi yang tertelusur
2. Setiap laporan atau sertifikat inspeksi harus mencakup hal – hal berikut :
a) Identifikasi dari lembaga yang menerbitkan
b) Identifikasi unik dan tanggal penerbitan
c) Tanggal inspeksi
d) Identifikasi barang yang diinspeksi
e) Tanda tangan atau indikasi persetujuan lain oleh personel yang
berwenang
f) Pernyataan kesesuaian bila dapat diterapkan
g) Hasil inspeksi, kecuali bila dirinci (sesuai 7.4.3)
LAPORAN INSPEKSI DAN SERTIFIKAT INSPEKSI

3. LI harus menerbitkan sertifikat inspeksi yang tidak termasuk hasil inspeksi


hanya bila lembaga inspeksi dapat juga menghasilkan laporan inspeksi yang
membuat hasil inspeksi dan bila keduanya baik sertifikat inspeksi dan laporan
inspeksi dapat saling tertelusur.
4. Semua informasi harus dilaporkan dengan benar, akurat, dan jelas. Bila
laporan inspeksi atau sertifikat inspeksi memuat hasil yang dipasok oleh
subkontraktor, hasil tersebut harus diidentifikasi secara jelas.
5. Koreksi atau penambahan pada laporan inspeksi atau sertifikat inspeksi
setelah penerbitan harus dicatat sesuai dengan persyaratan yang relevan.
Suatu laporan atau sertifikat yang diamandemen harus merujuk pada identitas
laporan atau sertifikat yang digantikan
PENGADUAN DAN NAIK BANDING
1. LI harus memiliki proses terdokumentasi (dapat berupa prosedur, aturan atau
apapun bentuknya) untuk menerima, mengevaluasi, dan membuat keputusan
tentang pengaduan dan banding.
2. Uraian proses penanganan pengaduan dan banding harus tersedia untuk setiap
pihak yang berkepentingan berdasarkan permintaan.
3. LI harus mengkonfirmasi apakah pengaduan tersebut berhubungan dengan
kegiatan inspeksi yang menjadi tanggungjawab lembaga inspeksi dan bila ya,
lembaga inspeksi harus menanganinya
4. LI harus bertanggungjawab atas semua keputusan di semua tingkat proses
penanganan pengaduan dan banding
5. Penyelidikan dan keputusan banding harus menghasilkan tindakan yang tidak
diskriminatif
PROSEDUR PENGADUAN DAN BANDING
1. Proses penanganan pengaduan dan banding harus mencakup paling tidak
mencakup unsur-unsur dan metode berikut :
a) Diskripsi proses untuk menerima, memvalidasi, investigasi pengaduan dan naik
banding dan memutuskan tindakan yang harus diambil sebagai jawaban untuk
persoalan yang dimaksud.
b) Pelacakan dan rekaman pengaduan dan banding, termasuk tindakan yang
dilakukan untuk mengatasinya
c) Menjamin tindakan yang diambil tepat.
2. LI bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan memverifikasi semua informasi
yang diperlukan untuk memvalidasi pengaduan dan banding.
3. LI, jika mungkin, harus mengakui penerimaan pengaduan atau banding dan
memberikan kepada pelapor atau pemohon banding dengan laporan kemajuan dan
hasilnya
PROSEDUR PENGADUAN DAN BANDING
4. Keputusan kepada pelapor, atau pemohon banding harus dibuat atau
dikajiulnag dan disetujui oleh, individui yang tidak terlibat dalam
inspeksi.
5. Jika mungkin, LI harus menyampaikan pemberitahuan resmi akhir
proses pengaduan dan banding kepada pengadun dan pemohon
banding
8. PERSYARATAN SISTEM
MANAJEMEN

SNI ISO/IEC 17020:2012


PILIHAN
1. Umum
LI harus menetapkan dan memelihara sistem manajemen yang mampu mencapai konsisten
pemenuhan persyaratan standard ini sesuai dengan piliha A atau B
2. Pilihan A, sistem manaemen LI harus mencakup berikut ini :
● Dokumentasi sistem manajemen (manual, kebijakan, definisi tanggungjawab)
● Pengendalian dokumen
● Pengendalian rekaman
● Kajiulang manajemen
● Audit internal
● Tindakan perbaikan
● Tindakan pencegahan
● Pengaduan dan naik banding
DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN (A)
1. Manajemen puncak LI harus menetapkan, mendokumentasikan, dan memelihara
kebijakan dan tujuan untuk memenuhi standard ini dan harus memastikan bahwa
kebijakan dan sasaran mutu diketahui dan diterapkan pada semua tingkat organisasi
LI.
2. Manajemen puncak harus menyediakan bukti komitmennya untuk pengembangan dan
penerapan sistem manajemen dan efektivitas dalam mencapai pemenuhan secara
konsisten dengan standard ISO/IEC 17020.
3. Manajemen puncak LI harus menunjuk personel anggota manajemen yang diluar
tanggungjawabnya yang lain, harus memiliki tanggungjawab seperti berikut :
a) Memastikan bahwa proses dan prosedur yang diperlukan untuk sistem
manajemen diterapkan dan diperlihara.
b) Melapor kepada manajemen puncak mengenai kinerja sistem manajemen dan
setiap keperluan untuk peningkatan
DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN (A)
4. Semua dokumentasi, proses, sistem, rekaman dll, yang berkaitan
pemenuhan persyaratan stadard ini harus dimasukkan, diacu
dikaitkan dengan dokumentasi sistem manajemen.
5. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan inspeksi harus
memiliki akses kebagian dokumen sistem manajemen dan informasi
terkait yang berlaku untuk tanggungjawabb mereka
PENGENDALIAN DOKUMEN (A)
1. LI harus menetapkan prosedur untuk mengendalikan dokumen (internal dan
eksternal) yang berhubungan dengan pemenuhan standard ini
2. Prosedur harus menetapkan pengendalian yang diperlukan untuk :
a) Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan
b) Kajiulang dan memutakhiran jika diperlukan dan menyetujui ulang dokumen
c) Perubahan dan status revisi terkini dari dokumen diidentifikasi
d) Revisi relevan dokumen yang berlaku tersedia di tempat penggunaan
e) Dokumen tetap dapat dibaca dan mudah diidentifikasi
f) Dokumen eksternal diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan
g) Mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa dan diberi tanda yang sesuai bila
dokumen tersebut disimpan untuk tujuan apapun
PENGENDALIAN REKAMAN (A)
1. LI harus menetapkan prosedur untuk pengendalian yang diperlukan, identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, waktu retensi, dan pemusnahan rekaman
yang berkaitan dengan pemenuhan standard ini.
PENGENDALIAN REKAMAN (A)
2. Prosdur harus mengatur jangka waktu penyimpanan rekaman yang sesuai dengan
persyaratan dan keharusan hukum. Harus menjaga kerahasiaan rekaman secara
konsisten terhadap pengaksesan
KAJIULANG MANAJEMEN (A)
1. Umum :
a) Manajemen puncak lembaga insooeksi harus menetapkan prosedur untuk kajiulang
sistem manajemen pada selang waktu terencana untuk memastikan kesesuaian,
kecukupan, dan efektivitas, termasuk kebijakan dan sasaran mutu yang terkait dengan
pemenuhan dengan standar ini.
b) Kajiulang manajemen dilakukan setidaknya setahun sekali atau dibagi dalam segmen
yang harus diselesaikan dalam jangka 12 bulan
c) Rekaman kajiulang manajemen harus dipelihara
KAJIULANG MANAJEMEN (A)

2. Input kajiulang manajemen :


a) Hasil audit internal dan eksternal
b) Umpan balik dari klien dan pihak-pihak lain yang relevan
c) Status tindakan perbaikan dan pencegahan
d) Tindaklanjut hasil kajiulang manajemen sebelumnya
e) Capaian sasaran mutu
f) Perubahan yang mempengaruhi sistem manajemen
g) Banding dan pengaduan
KAJIULANG MANAJEMEN (A)

3. Output kajiulang manajemen harus mencakup keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan
:
a) Peningkatan efektivitas sistem manajemen dan proses-prosesnya
b) Peningkatan lembaga inspeksi terkait dengan pemenuhan standar ini
c) Kepeluan sumberdaya
AUDIT INTERNAL (A)

1. LI harus menetapkan prosedur audit internal memverifikasi pemenuhan


persyaratan standard ini dan bahwa sistem manajemen diterapkan secara efektif
dilaksanakan dan dipelihara
2. Program audit harus terencana dengan mempertimbangkan pentingnya proses dan
area yang diaudit, serta hasil audit sebelumnya
3. LI harus melaksanakan audit internal secara berkala yang mencakup semua
prosedur secara terencana dan sistematis untuk memverifikasi bahwa sistem
manajemen mutu diimplementasikan secara efektif
4. Audit internal setidaknya dilakukan sekali setiap 12 bulan. Frequensi audit dapat
disesuaikan bergantung pada efektivitas dan stabilitas dari sistem manajemen
AUDIT INTERNAL (A)

5. LI harus memastikan bahwa :


a) Audit internal dilakukan oleh personel yang berpengetahuan dalam bidang
inspeksi, audit dan standard ISO/IEC 17020
b) Auditor tidak mengaudit pekerjaan mereka sendiri
c) Personel yang bertanggungjawab untuk bidang yang diaudit diberitahu tentang
hasil audit
d) Tindakan perbaikan atas temuan audit dilakukan secara tepat waktu dan sesuai
e) Setiap peluang untuk peningkatan diidentifikasi
f) Hasil audit harus direkam
TINDAKAN PERBAIKAN (A)
1. LI harus menetapkan prosedur untuk identifikasi dan memenaj ketidaksesuaian dalam
operasinya
2. LI, jika perlu, harus mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
untuk mencegah terulangnya ketidak sesuaian yang sama
3. Tindakan perbaikan harus sesuai dengan dampak dari masalah yang dihadapi
4. Prosedur harus memenuhi persyaratan :
a) Identifikasi ketidaksesuaian
b) Penetapan penyebab ketidaksesuaian
c) Perbaikan
d) Kebutuhan untuk tindakan agar ketidaksesuaian tidak terulang
e) Perbaikan dilaksanakan tepat waktu
f) Rekaman tindakan yang diambil
g) Kajiulang atas tindakan perbaikan yang diambil
TINDAKAN PENCEGAHAN (A)
1. LI harus menetapkan prosedur tindakan pencegahan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian potensial.
2. Tindakan pencegahan yang diambil harus sesuai dengan dampak kemungkinan potensi
masalah
3. Prosedur harus menetapkan persyaratan :
a) Identifikasi potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya
b) Evaluasi kebutuhan tindakan untuk mencegaj terjadi ketidaksesuaian
c) Penentuan dan pelaksanaan tindakan yang diperlukan
d) Rekaman tindakan diambil
e) Kajiulanh efektivitas tindakan pencegahan yang diambil
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai