Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEKERINGAN DAN GEMPA BUMI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

SISKA LEWANDA

TRIYANI

M. YUKI CAHYA

M. RIDHO FADILAH

X-C 2

SMK PGRI PAMIJAHAN


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang “Kekeringan
dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di
dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga
dalam makalah berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua


pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peristiwa alam adalah peristiwa yang terjadi karena pengaruh yang ditimbulkan
oleh alam itu sendiri. Peristiwa alam dapat bersifat merugikan dan membahayakan. Akan
tetapi, dapat pula tidak membahayakan. Contoh peristiwa alam yang membahayakan
adalah banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin topan, dan tanah longsor. Peristiwa
alam yang tidak membahayakan misalnya pergantian musim, terbentuknya embun, dan
pelangi.
Salah satu peristiwa alam yang merugikan manusia dan sering terjadi di Indonesia
adalah banjir. Banjir adalah peristiwa alam yang bisa dikategorikan sebagai sebuah
bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi “langganan” bagi beberapa wilayah
di Indonesia. Bahkan, di ibu kota Jakarta setiap tahun terjadi bencana ini. Selain
disebabkan oleh faktor alam, banjir juga disebabkan ulah manusia. Pembangunan gedung,
penebangan pohon, dan penyempitan sungai merupakan contoh ulah manusia yang
menjadi penyebab banjir.
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, di antara planet-planet anggota tata-surya lainnya.
Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan
hidup penghuninya termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang
belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara
memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup
ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga
merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita
tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.
Gempa bumi adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam bumi yang
merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi biasa disebabkan
oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak,
dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu
besar untuk dapat ditahan. Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal
mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba-tiba sepanjang
sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian bencana Banjir dan Gempa Bumi?
2) Apa saja Dampak Positif dan Negatif Banjir dan Gempa Bumi ?
3) Dimana daerah Terjadinya Banjir dan Gempa Bumi ?
4) Bagaimana mitigasi bencana Banjir dan Gempa Bumi?

C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui Pengertian bencana Bannjir dan Gempa Bumi
2) Mengetahui Dampak Positif dan Negatif Banjir dan Gempa Bumi
3) Mengetahui Daerah yang terjai banjir dan gempa bumi
4) Mengetahui Mitigasi Bencana Banjir dan gempa bumi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman
sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti “air
mengalir”, kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh
volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol
bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Saat bencana banjir terjadi, banyak orang yang kehilangan harta benda. Bahkan
hingga menimbulkan korban jiwa. Oleh sebab itu, alangkah baiknya untuk
mengetahui penyebab banjir supaya dapat mengambil langkah tepat guna mencegah
bencana banjir tersebut. Bencana banjir tidak dapat dihindari bila musim hujan
berkepanjangan telah melanda. Banyak dampak yang menyebabkan kerusakan dan
dapat merugikan banyak orang bila terkena musibah banjir. Oleh karena itu
perlindungan jiwa pun diperlukan bagi yang tinggal di pemukiman rawan banjir.

2. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami
selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat seismometer.
Momen magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk
seluruh dunia. Skala Richter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium
seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo.

Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3
magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9,
meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau
lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011),
dan itu adalah gempa jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran
diukur pada modifikasi skala Mercalli.

B. Dampak Positif dan Negatif


1. Banjir
a. Dampak positif
1) Menyuburkan tanah di daerah sepanjang aliran karena banjir mengangkut
tanah yang subur dari hulu.
2) Menyadarkan masyarakat setempat supaya selalu menjaga kebersihan
b. Dampak negatif :
1) Menghanyutkan tanaman dan harta benda yang lain.
2) merusak rumah dan harta benda yang lain.
3) menggenangi daerah pertanian.
4) memutus hubungan transportasi sehingga daerahnya menjadi terisolasi.
5) persediaan air bersih menjadi berkurang.
6) aliran dan genangan banjir dapat menyebarkan penyakit.
7) rusaknya fasilitas umum seperti seperti aliran listrik, aliran telepon,
sekolah, dan kantor-kantor pemerintahan.

2. Gempa Bumi
a. Dampak Positif
1) Menciptakan alat-alat tekhnologi pendeteksi gempa
2) Menjadikan kita peduli pada sesama
3) Meningkatkan kewaspadaan manusia
4) Menjadi tempat pariwisata
5) Menjadi sumber berita
6) Mengurangi kepadatan penduduk
b. Dampak Negatif
1) Banyak korban meninggal
2) Merusak fasilitas umum
3) Wilayah menjadi rusak
4) Banyaknya pengangguran karena kantornya hancur
5) Berkurangnya sumber daya alam dan sumber daya manusia
6) Jaringan transportasi dah komunikasi terganggu
C. Daerah yang terkena bencana
1. Banjir
Ribuan rumah di kawasan Villa Nusa Indah 1 dan 2, Desa Bojongkulur,
Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor masih terandam banjir. Namun sekitar
pukul 14.30 WIB, Senin (8/2/2021), banjir berangsur surut dari semula setinggi
120 sentimeter menjadi sekitar 50 sentimeter.  “Jelang sore tadi banjir mulai surut,
sekarang ketinggian banjir 50 sentimeter,” kata Ketua Komunitas Peduli Sungai
Cileungsi Cikeas (KP2C) Puarman, saat dihubungi.
Puarman menyebutkan, banjir yang terjadi Senin pagi tadi merendam 1.932
rumah di 13 RW. Terdapat 9.528 jiwa terdampak banjir. Sementara sebagian
warga terpaksa harus mengungsi ke beberapa tempat. “Ada yang mengungsi ke
beberapa tempat seperti rumah saudaranya. Ada juga yang memilih bertahan di
lantai dua,” kata Puarman.
Ia menerangkan, intensitas hujan yang tinggi sejak Minggu (7/2/2021) malam
hingga Senin pagi menyebabkan Sungai Cileungsi meluap. Tinggi Muka Air
(TMA) Sungai Cileungsi terpantau pada pukul 08.10 WIB mencapai 580
sentimeter.  
“TMA terus naik hingga mencapai titik tertinggi yaitu 650 sentimeter atau
Siaga 1 Banjir sekitar pukul 10.00 WIB. Luapan sungai masuk ke rumah-rumah
warga,” kata dia.
Meski banjir mulai surut, namun tim gabungan dan para relawan masih
berupaya mengevakuasi warga terdampak. Selain itu, tim gabungan juga sibuk
menyedot air menggunakan mesin pompa.
"Tetapi tidak menutup kemungkinan air kembali naik bila di hulu sungai
diguyur hujan deras," ujarnya. Menurut Puarman, kawasan Villa Nusa Indah
menjadi langganan banjir sejak beberapa tahun belakangan ini. Terlebih jika hulu
sungai diguyur hujan deras. Banjir terparah terjadi pada awal Januari 2020 lalu.
Ketinggian air saat itu hingga mencapai 2 meter.
Sementara itu, Kapolsek Gununputri Kompol Andry Fan menerangkan, tim
gabungan dari TNI/Polri, BPBD dan sejumlah relawan melakukan evakuasi warga
begitu terjadi banjir. Ada sekitar tujuh orang yang berhasil dievakuasi kemudian
dibawa ke posko.  
Dari tujuh orang tersebut, satu di antaranya seorang perempuan lanjut usia
(lansia). Perempuan itu sempat tidak mau dievakuasi, padahal saat ditemukan di
dalam rumahnya kondisi tubuhnya dalam keadaan kedinginan.
“Mulanya lansia itu tidak mau dievakuasi, tapi kita paksa untuk dievakuasi.
Tubuhnya sudah kedinginan karena rumahnya terendam,” terangnya.

2. Gempa Bumi
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang
di alami dalam periode waktu. Gempa bumi di ukur dengan menggunakan alat
seismograf. Tipe gempa bumi meliputi gempa bumi vulkanik (gunung api), gempa
bumi tektonik, dan gempa bumi tumbukan. Bencana alam di Indonesia terjadi
karena Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Posisi geografis Indonesia yang di apit oleh dua samudera besar dunia
(samudra Hindia dan samudra Pasifik).
2) Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (lempeng
Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik).
3) Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam.
Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada
pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng benua Asia, lempeng benua
Australia, lempeng samudra Hindia, dan lempeng samudra Pasifik. Pada bagian
selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik yang memanjang dari pulau
Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan
vulkanik tua dan daratan rendah yang sebagian di dominasi oleh rawa-rawa.
Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan
gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.
Gempa bumi yang di sebabkan oleh interaksi lempeng tektonik dapat
menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudra. Dengan wilayah yang
sangat di pengaruhi oleh penggerak lempeng tektonik ini, Indonesia sering
mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar di
sebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah
seismik aktif lainnya. Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan
terjadi bencana tsunami terutama pantai barat Sumatra, pantai selat pulau Jawa,
pantai selatan dan utara pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku,
pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Daerah Maluku
adalah daerah yang rawan bencana tsunami.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama
tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan
tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah
gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-
lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan
magma-magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi
gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.

D. Langkah-Langkah Mitigasi Bencana


1. Banjir
1) Tindakan sebelum banjir
 Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi
bencana banjir.
 Mendiskusikan dengan semua anggota keluarga tempat di mana anggota
keluarga akan berkumpul usai bencana terjadi.
 Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan
seperti: Makanan kering seperti biskuit, air minum, kotak kecil berisi obat-
obatan penting, lampu senter dan baterai cadangan, Lilin dan korek api, kain
sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan, surat berharga, fotokopi tanda
pengenal yang dimasukkan kantong plastik, serta nomor-nomor telepon penting.
 Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:
 Buat sumur resapan bila memungkinkan.
 Tanam lebih banyak pohon besar.
 Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
 Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
 Membangun sistem peringatan dini banjir.
 Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
 Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan
rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
 Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
 Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
 Bekerja sama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah
resapan air.

2 Tindakan saat terjadi banjir


 Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan bencana
banjir diminta memantau perkembangan cuaca, bila hujan terus terjadi tidak
henti-hentinya, diimbau waspada dan berhati- hati untuk mengantisipasi hal-hal
yang tidak diinginkan.
 Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah
memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan
tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan untuk evakuasi
korban.
 Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir. segera
selamatkan diri dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang tinggi.
 Apabila kamu terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa
mengapung sebisanya.
 Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir.
 Hati-hati dengan listrik. Matikan peralatan listrik/sumber listrik.
 Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga tidak rusak
atau hilang terbawa banjir.
 Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk
tindakan selanjutnya.
 Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
 Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
 Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
 Menggunakan air bersih dengan efisien.

3) Tindakan sesudah terjadinya banjir


 Pemberian bantuan misalnya tempat perlindungan darurat bagi mereka yang
kehilangan tempat tinggalnya.
 Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
 Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
 Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah(SPAL).
 Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan pemberantasan
penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan
makanan.
 Menjaga agar sistem pembuangan limbah dan air kotor agar tetap bekerja pada
saat terjadi banjir.
 Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.
 Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali dinyatakan aman misal
bangunan yang rusak atau pohon yang miring.
 Memeriksa dan menolong diri sendiri kemudian menolong orang di dekat kamu
yang memerlukan bantuan.
 Mencari anggota keluarga.
 Jika keadaan sudah aman, masuk rumah dengan hati-hati, jangan menyalakan
listrik kecuali telah dinyatakan aman.
 Membersihkan lumpur.
 Periksa persediaan makanan dan air minum. Jangan minum air dari sumur
terbuka karena sudah terkontaminasi. Makanan yang telah terkena air banjir
harus dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.
2. Gempa Bumi
1. Gempa Bumi

1) Sebelum Terjadi Gempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum terjadi


gempa adalah sebagai berikut:

 Pastikan kita mengetahui jalan yang paling aman untuk meninggalkan rumah
jika terjadi gempa.
 Tentukan tempat yang aman untuk bertemu dengan anggota keluarga jika
terjadi gempa.
 Periksa apakah rumah kokoh fondasinya.
 Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah.
 Simpanlah barang pecah belah di bagian bawah rak yang dapat dikunci.
 Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak.

2) Saat Terjadi Gempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat saat terjadi gempa


adalah sebagai berikut:

 Utamakan keselamatan diri, bukan barang.


 Lari secepat mungkin keluar ruangan atau rumah. Carilah tanah lapang.
 Jika tidak mungkin untuk melarikan diri dari dalam bangunan, carilah meja atau
benda lain yang kuat yang dapat dipakai untuk berlindung.
 Jauhi jendela kaca, kompor, atau peralatan rumah yang mungkin akan jatuh.
 Jika kamu berada di pegunungan, waspadalah terhadap runtuhan batu dan tanah
longsor.
 Jika kamu berada di pantai, segeralah berlari ke daerah yang agak tinggi karena
gempa di dasar laut dapat menyebabkan tsunami.
 Waspadalah akan kemungkinan gempa susulan.
 Berdoa, Mohon perlindungan dari Sang pencipta.
3) Setelah Terjadi Gempa Bumi

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat setelah terjadi


gempa adalah sebagai berikut”

 Jauhi bangunan yang rusak atau pohon yang miring.


 Jauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.
 Periksa dan tolong diri sendiri, kemudian menolong orang terdekat yang
memerlukan bantuan.
 Hubungi serta cek keluarga dan sanak keluarga.
 Hubungi pihak-pihak yang dapat memberikan pertolongan.

4) Penyelamatan dan Pemulihan Pasca Gempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat untuk


penyelamatan dan pemulihan akibat gempa adalah sebagai berikut:

 Melakukan evakuasi dan mendirikan tenda-tenda pengungsian bagi korban.


 Melakukan penyelamatan.
 Menyediakan bantuan medis.
 Menyediakan MCK (mandi, cuci, kakus), air minum, dan makanan.
 Menyediakan pendidikan darurat.
 Melakukan pemulihan psikologis pada korban.
Memperbaiki dan membangun kembali gedung, sarana, dan fasilitas lainnya.
E. Gambar Bencana
1. Banjir
2. Gempa Bumi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara
oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti “air mengalir”, kata ini
juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu
badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air
keluar dari batasan alaminya.

Saat bencana banjir terjadi, banyak orang yang kehilangan harta benda. Bahkan
hingga menimbulkan korban jiwa. Oleh sebab itu, alangkah baiknya untuk mengetahui
penyebab banjir supaya dapat mengambil langkah tepat guna mencegah bencana banjir
tersebut. Bencana banjir tidak dapat dihindari bila musim hujan berkepanjangan telah
melanda. Banyak dampak yang menyebabkan kerusakan dan dapat merugikan banyak
orang bila terkena musibah banjir. Oleh karena itu perlindungan jiwa pun diperlukan bagi
yang tinggal di pemukiman rawan banjir. Bencana banjir seolah-olah terdengar tidak
asing lagi, karena bencana tersebut sering kali menimpa masyarakat. Hujan deras
berkepanjangan sehingga menyebabkan bencana banjir yang tidak dapat di hindari, banjir
yang merusak lingkungan, tempat tinggal dan perabotannya, sampai mengancam
kesehatan karena banyaknya penyakit yang dapat menyerang kesehatan.

Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.
Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi
suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode
waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Momen magnitudo
adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai