Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

ANGKA NYATA

Jadi jika diklaim bahwa ɑ adalah bilangan real positif terkecil, kita dapat menunjukkan bilangan
1
positif yang lebih kecil a.
2
Pengamatan ini mengarah ke hasil berikutnya ,yang akan sering digunakan sebagaimetode
pembuktian. Misalnya, untuk membuktikan bahwa suatu bilangan ɑ ≤ 0 sebenarnya sama dengan nol, kita
melihat bahwa cukup untuk menunjukkan bahwa ɑ lebih kecil dari bilangan positif sembarang.

2.1.9 Teorema Jika a ∈ R sedemikian rupa sehingga 0 ≤ a< ε untuk setiap ε > 0, maka a 0.
1
Bukti. Misalkan sebaliknya bahwa a> 0 . Maka Jika kita ambil ε 0≔ a , kita memiliki 0¿ ε 0< a . Oleh
2
karena itu,salah bahwa a< ε untuk setiap ε > 0 dan kita simpulkan bahwa a = 0. QED
Keterangan Ini adalah latihan untuk menunjukkan bahwa jika a ∈ R sedemikian sehingga 0 ≤ a ≤ ε
untuk setiap ε > 0, maka a = 0.

Hasil kali dua bilangan positif adalah positif. Namun, kepositifan produk dari dua angka tidak berarti
bahwa setiap faktor adalah positif. Kesimpulan yang benar diberikan dalam teorema berikutnya. Ini adalah
alat penting dalam bekerja dengan ketidaksetaraan.

2.1.10 Teorema Jika ab > 0, maka


(i) a< 0∧b >0 , atau
(ii) a> 0∧b <0
(iii)

Bukti. Pertama kita perhatikan bahwa ab> 0menyiratkan bahwa a ≠ 0 dan b ≠ 0. (Mengapa?) Dari Sifat
1
Trikotomi,a> 0 atau a< 0. Jika a> 0 maka >0., dan oleh karena itu b=¿) (ab ¿> 0.
a

Demikian Pula , jika a< 0 , then 1/a < 0 , sehingga b =(1 a ( ab )< 0.

2.1.11 Akibat Jika ab< 0, maka keduanya

(i) a < 0 dan b > 0, atau


(ii) a > 0 dan b < 0.

Ketidaksetaraan

Kita sekarang menunjukkan bagaimana Properti Urutan yang disajikan di bagian ini dapat digunakan
untuk ''menyelesaikan'' ketidaksetaraan tertentu. Pembaca harus membenarkan setiap langkah.

2.1.12 Contoh
(a) Tentukan himpunan A dari semua bilangan anreal x sehingga 2x + 3≤ 6.
Kami Mencatat Bahwa Kami Memiliki

Jadi A = { x ∈ R : x ≤ } 3
2
(b) Tentukan himpunan B : = { x ∈ R : x 2+ x >2 }.

Kami menulis ulang pertidaksamaan sehingga Teorema 2.1.10 dapat diterapkan .


Perhatikan bahwa :

2
x ∈ B ⇔ x + x−2> 0 ⟺ ( x−1 )( x +2 ) >0

Oleh karena itu, kita memiliki atau kita memiliki (i) x- 1 < 0 dan x + 2 < 0 atau kita memiliki
(ii) x-1 < 0 dan x + 2 < 0. Dalam kasus (i) kita harus memiliki keduanya x > 1 dan x > - 2, yang dipenuhi
jika dan hanya jika x < -2 .

Dengan demikian kita bisa simpulkan bahwa B = { x ∈ R : x>1 } ∪ { x ∈ R: x <−2 } .

(c) Tentukan Himpunan

{
C≔ x∈R:
2 x+1
x+ 2 }
<1 .

Kita tulis bahwa :

2 x+1 x −1
x∈C⇔ −1< 0⇔ <0 .
x+ 2 x+2

Oleh karena itu, kita memiliki (i) x - 1 < 0 dan x + 2 > 0, atau (ii) x - 1 > 0 dan x + 2 < 0.
(Mengapa?) Dalam kasus (i) kita harus memiliki keduanya x < 1 dan x > - 2, yang dipenuhi jika dan hanya
jika -2 < x < 1.Dalam kasus (ii), kita harus memiliki keduanya x>1 dan x < - 2, yang tidak pernah terpenuhi.
Kami menyimpulkan bahwa C = { x ∈ R :−2< x <1 } .
Contoh berikut mengilustrasikan penggunaan Orde Properties dari R dalam menetapkan ketidaksetar -
aan tertentu. Pembaca harus memverifikasi langkah-langkah dalam argumen dengan mengidentifikasi prope-
rti yang dipekerjakan.
Perlu dicatat bahwa keberadaan akar kuadrat dari bilangan positif belum telah didirikan; namun,
kami menganggap keberadaan akar ini untuk tujuan ini contoh. (Keberadaan akar kuadrat akan dibahas
di Bagian 2.4.
2.1.13 Contoh
(a) Misalkan a ≥ 0 dan b ≥ 0 . Maka

(1) a< b ⇔ a2< b2 ⇔ √ a < √ b

Dengan mempertimbangan kasus dimana a> 0 dan b>0 melihat kasus a=¿ 0 kepada pembaca. Dari
2.1.5 (i) Bahwa
2 2 2 2
a+ b>0 Karena b −a =( b−a ) ( b+a ) , maka dari2.1 .7 ( c ) bahwab−a> 0 mensyiratkan bahwab −a >0.
Dari 2.1.10 bahwa b 2−a2 >0 didapatkan bahwa b−a>0.

Jika a> 0 dan b>0 , maka a>0 dan b> 0. Karena a=( √ a ) 2 dan b =( √ b ) , Impilikasi kedua

Adalah konsekuensi dari yang pertama dimana a dan b diganti dengan √ a dan √ b ,masing-masing.

Dapat kita tunjukan bahwa jika a ≥ 0 dan b ≥ 0 ,maka

(1) a ≤ b ⇔ a2 ≤ b 2 ⇔ √ a≤ √ b
1
(b) Jika a dan b bilangan real positif , maka nilai rata-rata aritmetikanya adalah ( a+ b ¿ dan rata-rata
2
geometrik adalah √ ab .Persamaan Rata-rata aretmetika geometri untuk a , b adalah
1
(2) √ ab ≤ (a+ b)
2
Dengan persaman yang ada jika dan hanya jika a=b
Untuk Membuktikannya , perhatikan bahwa jika a> 0 , b>0 , dan a ≠ b , maka √ a>0 , √ b> 0 ,
2
Dan √ a ≠ √ b. (Mengapa) Oleh karena 2.1.8 (a) bahwa ( √ a−√ b ) > 0 .Memperluas persegi Ini ,

kita peroleh

a−2 √ ab + b> 0
Dari persamaan diatas
1
√ ab < 2 ( a+b)

Oleh karena (2) berlaku (dengan kesetaraan yang ketat) dimana a ≠ b .Selain itu, Jika a=b ( b> 0 ) ,
Maka kedua ruas dari (2) sama dengan a , sehingga (2) menjadi persamaan.Ini membuktikan bahwa (2)
1
Berlaku untuk a> 0 , b>0 dan bahwa √ ab = ( a+b ) . Kemudian , mengkuadratkan kedua sisi dan
2
Mengkalikan dengan 4 , kit memperoleh
2 2 2
4 ab=( a+b ) =a +2 ab+ b

Dari persamaan diatas bahwa

0=a2−2 ab+b2=(a−b)2

Tetapi persamaan ini menyiratkan bahwa a=b .( mengapa) jadi persamaan pada (2) menyiratkan bahwa
a=b
Catatan pertidaksamaan Mean-Aritmetika Geometrik umum real posifif
a 1 , a2 , … an Adalah

a1+ a2 +… a n
(3) (a ¿ ¿1 a 2 , … a n)¿1/n ≤
n
Dengan persamaan yang terjadi jika dan hanya jikaa 1=a2.= a n Pernyataan yang lebih umum ini dapat
dibuktikan dengan menggunakan Induksi Matematika, tetapi pembuktiannya agak rumit. Bukti yang lebih
elegan yang menggunakan sifat-sifat fungsi eksponensial ditunjukkan dalam Latihan 8.3.9 di Bab 8.
(c) Pertidaksamaan Bernoulli. Jika x >-1, maka

(4) ( 1+x )n ≥ 1+nx Untuk semua n ∈ N

Pembuktiannya menggunakan Induksi Matematika. Kasus n = 1 menghasilkan kesetaraan, sehingga


pernyataan valid dalam kasus ini. Selanjutnya, kita asumsikan validitas pertidaksamaan (4) untuk k ∈ N dan
akan kita deduksi untuk k + 1. Memang, asumsi bahwa (1+x)k ≥ 1+ kx dan bahwa 1 + x >0 menyiratkan
(mengapa?) bahwa

( 1+ x )k+1=(1+ x)k . (1+ x)


≥ ( 1+ kx ) . ( 1+ x )=1+ ( k +1 ) x +kx 2

≥ 1+( k+1) x

Jadi, pertidaksamaan (4) berlaku untuk n=k+1. Oleh karena itu, (4) berlaku untuk semua n € N.

Anda mungkin juga menyukai