Anda di halaman 1dari 7

NKRI HARGA MATI

Disusun oleh:

Alif Wildan Anugrah

18071010061

Dosen pengampu:

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Fadia Shafira

19071010137

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS HUKUM

2019
Cara menyelesaikan setiap permasalahan yang mengancam NKRI

Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan “bela negara” ? Kamus Umum Bahasa Indonesia
mengartikan istilah “bela” sebagai menjaga baik-baik, memelihara, merawat, melepaskan
dari bahaya, memihak untuk melindungi dan mempertahankan sesuatu. Sesuatu yang harus
dijaga, dipelihara, dirawat, dilindungi dan dipertahankan dalam konteks ini adalah negara.
Tegasnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Dengan demikian “membela negara” dapat
diartikan sebagai menjaga, memelihara, melindungi dan mempertahankan eksistensi negara
bahkan melepaskannya dari bahaya. Kemudian muncul pertanyaan : “Mengapa negara
harus dibela ?” Jawabannya sederhana, yaitu karena negara sebagai kesatuan politik
masyarakat memegang peran dan fungsi yang sangat besar dan penting bagi setiap dan
segenap warganya dalam kerangka pengembangan dirinya sebagai manusia maupun
sebagai bangsa. Dalam konteks ini setiap negara manapun di dunia ini memangku dan
mengemban penyelesaian pokok , yaitu :

Melindungi seluruh penduduk dalam wilayah kekuasaannya terhadap

Segala ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. Ancaman penyakit dan/atau segala
bentuk bahaya lainnya, termasuk bencana alam, bahaya lalu lintas, terorisme, narkoba,
ideologi-ideologi berbahaya dan lain-lain.

Mendukung atau langsung menyediakan berbagai pelayanan bagi kehidupan masyarakat


dalam dalam bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan termasuk pelayanan kesehatan,
pendidikan, pembangunan infrastruktur, fasilitas komunikasi dan berbagai pelayanan sosial
lain. Negara juga mengembangkan upaya meningkatkan kemampuan warganya minimal
dapat bebas dari kemiskinan dan ketergantungan ekonominya.

Menjadi “wasit” yang tidak memihak kepada salah satu pihak dalam suatu konflik sosial
dengan menyediakan suatu sistem peradilan yang menjamin keadilan yang mendasar dalam
hubungan sosial masyarakat. Singkatnya oleh negara, harapan serta cita-cita setiap dan
semua warganya dapat terwujud. Atau dengan kata lain tanpa negara semua harapan dan
cita-cita warga negara sulit dibayangkan. Namun demikian untuk keberhasilan tugas pokok
negara secara umum tersebut diatas dalam hal ini, Republik Indonesia yang memiliki tujuan
nasional (yang diamanatkan dalam alinea ke empat UUD 1945) diperlukan timbal balik dari
setiap warganya. Timbal balik tersebut adalah adanya hak dan kewajiban ikut serta dalam
upaya bela negara.
Cara yang bisa kita perbuat bila ada negara lain yang merongrong NKRI

Pengertian sederhana dari “ancaman” adalah niat, pernyataan, situasi, kondisi, tindakan
atau perbuatan yang diperkirakan membahayakan atau merugikan. Bila dikaitkan dengan
upaya pembelaan negara, maka pengertian ancaman adalah : setiap usaha atau kegiatan
baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri langsung atau tidak langsung yang dapat
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
Bentuk ancaman yang harus dihadapi dan ditanggulangi dengan upaya bela negara dapat
berupa ancaman militer dan ancaman non militer.

Dalam penyelenggaraan pertahanan negara, ancaman militer mendapatkan perhatian


utama karena berakibat langsung terhadap keadulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa. Oleh karena itu, dalam menghadapinya diperlukan strategi pertahanan
yang efektif untuk dapat melindungi NKRI dengan segala kepentingannya Strategi dalam
menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan sumber, serta bentuk dan besarnya
ancaman aktual yang mengancam Indonesia. Upaya menghadapi ancaman agresi, yakni
invasi suatu negara terhadap Indonesia dihadapi dengan strategi pertahanan yang
mendayagunakan segenap kekuatan pertahanan secara total dengan mengerahkan
Komponen Cadangan melalui mobilisasai guna memperbesar dan memperkuat Komponen
Utama serta mengerahkan secara langsung/tidak langsung Komponen Pendukung guna
meningkatkan kedua komponen lainnya, karena yang dipertaruhkan adalah hidup atau
matinya NKRI.

Sebaliknya, dalam menghadapi ancaman militer dengan jenis bukan invasi, penggunaan
kekuatan pertahanan negara disesuaikan dengan skala ancaman serta tingkat resiko yang
ditimbulkannya. Sebagaimana diatur dalam pasal 7 UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer
menempatkan TNI sebagai Komponen Utama didukung oleh Komponen Cadangan dan
Komponen Pendukung. Tugas utama TNI adalah menghadapi ancaman militer yang
berbentuk agresi militer yang dilakukan suatu negara dengan tujuan menduduki sebagian
atau seluruh wilayah NKRI. Agresi militer ini dihadapi dengan strategi pertahanan berlapis.

Meskipun TNI merupakan Komponen Utama pertahanan negara, namun dalam menghadapi
ancaman militer, khususnya agresi militer suatu negara, lapis diplomasi sebagai pertahanan
non-militer tetap menjadi lapis pertama untuk mencegah terjadinya perang atau
mengurangi dampak perang. Lapis diplomasi diselenggarakan dengan didukung oleh lapis
perlawanan tidak bersenjata dan lapis pertahanan militer dengan menyiagakan segenap
kekuatan TNI di seluruh Indonesia, bila perlu dipebesar dengan Komponen Cadangan
melalui mobilisasi. Sebagai kelanjutan dan sekaligus memperkuat upaya-upaya diplomasi,
lapis perlawanan tidak bersenjata diberdayakan sebesar-besarnya sebagai wujud penolakan
bangsa Indonesia terhadap suatu negara yang hendak menyerang Indonesia. Lapis
perlawanan tidak bersenjata dalam menghadapi agresi negara dikembangkan melalui
usaha-usaha psikologis, seperti unjuk rasa di seluruh wilayah Indonesia untuk menolak
kekuatan militer yang hendak menyerang atau menginvasi Indonesia, serta usaha lain untuk
membangkitkan nasionalisme bangsa Indonesia.

Ancaman militer yang bentuknya bukan agresi militer dihadapi dalam kerangka menegakkan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Bentuk ancanman militer
yang dimaksud antara lain, adalah pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain,
pemberontakan bersenjata, gerakan separatis bersenjata, sabotase, spionase, aksi terror
bersenjata yang dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja sama dengan teroris
dalam negeri, ancaman keamanan di alut atau di udara yurisdiksi nasional, dan konflik
komunal. Untuk menghadapi ancaman militer bukan agresi, upaya yang dilaksanakan adalah
mengerahkan kekuatan siap nasional yang besarnya disesuaikan dengan besarnya ancaman,
dengan pelaksanaannya berdasarkan keputusan politik atau melalui suatau mekanisme atau
prosedur tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Strategi

Untuk melindungi negara kesatuan republik Indonesia, tentunya kita harus memahami
terkait komponen-komponen pertahanan nasional indonesia, mulai dari komponen utama,
komponen cadangan dan komponen pendukung, diantaranya

Komponen Utama.

Komponen Utama dalam Sistem Pertahanan Negara adalah Tentara Nasional Indonesia
(TNI) yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan. TNI Ketentuan
tentang peran, fungsi, tugas pokok dan hal-hal yang terkait dengan kedudukan TNI diatur
dengan UU.RI.NO. 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

a) TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang menjalankan tugasnya
berdasarkan kebijakan dan keputusan politik Negara

b) Dalam sistem pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai :

1) Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan
dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.
2) Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud tersebut di atas.

3) Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

c) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan, mempertahankan keutuhan wilayah


NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap bangsa dan negara.
Tugas pokok tersebut dilakukan dengan Operasi Militer untuk perang (OMP) dan Operasi
Militer Selain Perang (OMSP).

Komponen Cadangan.

Komponen Cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan
melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan
komponen Utama. (pasal 1 ayat 6 UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara).
Ketentuan tentang peran, fungsi, tugas pokok dan hal-hal yang terkait dengan Komponen
Cadangan belum diatur dengan undang-undang. Namun sebagai gambaran keterkaitan
dengan bela negara dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Komponen Cadangan dibentuk dengan tujuan untuk memperbesar dan memperkuat


kekuatan dan kemampuan TNI sebagai Komponen Utama dalam upaya penyelenggaraan
peratahanan negara untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah
NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

b) Komponen Cadangan merupakan salah satu wadah dan bentuk keikutsertaan warga
negara dan seluruh sumber daya nasional lainnya dalam usaha bela negara.

c) Komponen Cadangan berunsurkan warga negara, sumber daya alam, sumber daya
buatan, sarana dan prasaran nasional.

Komponen pendukung.

Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.
(pasal 1 ayat 7 UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang Pertahahan Negara). Seperti halnya dengan
Komponen Cadangan, peran, fungsi, tugas pokok dan hal-hal yang terkait dengan Komponen
Pendukung belum diatur dengan undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai