PENYUSUNAN KEPUTUSAN
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Pendekatan Teoritik, Kaidah, dan
Praktik
ii
KATA PENGANTAR
Naskah ini dibuat berdasarkan Surat Tugas Dekan Fakultas Hukum Universitas
Udayana Nomor 1415/UN14.1.1.11.II/TU.00.00/2015, tanggal 27 Juli 2015, yang
ditandatangi oleh Pembantu Dekan II atas nama Dekan Dekan Fakultas Hukum
Universitas Udayana.Surat Tugas ini merupakan respon terhadap Surat dari
Pembantu Rektor II Universitas Udayana, yang isinya adalah agar Dekan mengirim
2 orang Narasumber yang membidangi teknik penyusunan peraturan, keputusan
Rektor, dan keputusan Dekan di lingkungan Universitas Udayana.
Naskah ini dibuat dalam konteks sebagai narasumber, dan difokuskan pada
bidang teknik penyusunan keputusan, yang pada intinya keputusan yang dimaksud
adalah Keputusan Administrasi Pemerintahan.
Pemaparan dalam Naskah ini lebih difokuskan pada pemahaman tentang
prinsip dan teknik penyusunan Keputusan Administrasi Pemerintahan, dan
Keputusan Rektor dan Keputusan Dekan adalah bagiannya. Pada saat pelatihan
dilaksanakan, direncanakan pemaparan dengan pendekatan teori dan kaidah hukum
40% dari alokasi waktu tersedia, dan sisanya untuk pemaparan dengan pendekatan
praktik.
iii
DAFTAR KOTAK
Kotak 1. Contoh “Membaca” ................................................................................................17
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. iii
DAFTAR KOTAK....................................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................ v
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 2
1.3. Metode............................................................................................................................................ 2
BAB II KONSEP KEPUTUSAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN................................................................ 3
2.1. Istilah Keputusan.............................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.2. Unsur-unsur Ketetapan ................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3. Pengertian Keputusan Administrasi Pemerintahan ......................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PRINSIP PEMERINTAHAN BERDASARKAN HUKUM DALAM PENYUSUNAN KEPUTUSAN
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN ................................................................................................ 5
3.1. Kepmerintahan Yang Baik ................................................................ Error! Bookmark not defined.
3.2. Penyusunan Keputusan Administrasi Pemerintahan sesuai Prinsip Pemerintahan Berdasarkan
Hukum ............................................................................................................................................ 6
3.3. Penegasan Syarat Sahnya Keputusan Administrasi Pemerintahan............................................... 11
BAB IV TEKNIK PENYUSUNAN KEPUTUSAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN ...................................... 13
4.1. Penormaan dalam Penyusunan Keputusan Administrasi Pemerintahan ..................................... 13
4.2. Struktur Keputusan Administrasi Pemerintahan .......................................................................... 15
4.3. Bentuk Keputusan Admnistrasi Pemerintahan ............................................................................. 20
BAB V PENUTUP .................................................................................................................................... 22
5.1. Kesimpulan.................................................................................................................................... 22
5.2. Saran.............................................................................................................................................. 22
5.3. Refleksi .......................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 24
DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ................................................................................. 25
vi
BAB I
PENDAHULAN
1
2
pemahaman baik secara teoritik maupun teknis mengenai pembuatan KAP. Untuk
itu relevan diadakan pembahasan mengenai:
1. Apa isi konsep Keputusan Administrasi Pemerintahan?.
2. Bagaimaka prinsip Pemerintahan Berdasarkan Hukum dalam penyusunan
Keputusan Administrasi Pemerintahan?.
3. Bagaimana teknik penyusunan Keputusan Administrasi Pemerintahan
(KAP).
1.3. Metode
Metode yang digunakan adalah metode ilmu hukum, yang mencakup
pendekatan teoritik hukum, kaidah hukum, dan praktik hukum di bidang penyusunan
keputusan. Pendekatan teoritik mencakup teori-teori dan konsep-konsep keputusan
dan norma hukum, pemerintahan berdasarkan hukum, dan kewenangan. Kaidah
yang digunakan adalah kaidah teknik penyusunan Keputusan Administrasi
Pemerintahan dan kaidah tentang kewenangan. Praktik yang dimaksud adalah
praktik penyusunan Keputusan Administrasi Pemerintahan.
Pembahasan ketiga pokok masalah tersebut diawali dengan uraian
Pendahuluan, dilanjutkan pembahasan ketiga pokok masalah tersebut, dan diakhiri
dengan Catatan Akhir.
BAB II
KONSEP KEPUTUSAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
2.1. Istilah Keputusan
Istilah “keputusan” (besluit) dalam bidang ketatanegaraan dan tata
pemerintahan, sebagaimana dikemukakan A. Hamid S. Attamimi (1990: 226),
merupakan pernyataan kehendak yang masih bersifat netral, dapat berisi peraturan
(regeling) dan penetapan (beschikking). Senada dengan itu, Bagir Manan dalam
tulisan berjudul Fungsi dan Materi Peraturan Perundang-undangan (dalam Bagir
Manan dan Kuntana Magnar 1997: 126), mengemukakan ada dua macam
keputusan tertulis, yakni peraturan perundang-undangan (wet in materiele zin atau
algemeen verbindende voorschriften) dan ketetapan atau penetapan (beschikking).
Bagir Manan (dalam Bagir Manan dan Kuntana Magnar 1997: 126-137),
mengemukakan lebih lanjut, dalam berbagai kepustakaan dan peraturan perundang-
undangan di Belanda telah berkembang berbagai bentuk keputusan tertulis lain,
bentuk-bentuk tersebut secara materiil terdapat pula dalam sistem keputusan tertulis
di Indonesia. Berdasarkan uraian Bagir Manan tersebut, aneka bentuk keputusan
tertulis itu adalah:
1. Peraturan perundang-undangan (algemeen verbindende voorschriften).
2. Ketetapan atau penetapan (beschikking).
3. Peraturan Kebijakan (Beleidsregel).
4. Perencanaan (Het Plan).
5. Keputusan berentang umum (besluiten van algemene strekking).
3
4
(KTUN), sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut UU Peratun). Pengertian
KAP dan KTUN tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Pengertian KAP dan KTUN
KAP KTUN
Keputusan Administrasi Pemerintahan Keputusan Tata Usaha Negara adalah
yang juga disebut Keputusan Tata Usaha suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
Negara atau Keputusan Administrasi oleh badan atau pejabat tata usaha
Negara yang selanjutnya disebut negara yang berisi tindakan hukum tata
Keputusan adalah ketetapan tertulis usaha negara yang berdasarkan peraturan
yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau perundang-undangan yang berlaku, yang
Pejabat Pemerintahan dalam bersifat konkret, individual, dan final, yang
penyelenggaraan pemerintahan. menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata.
5
6
Tabel 3.
Perbedaan Karakter Atribusi, Delegasi, dan Mandat dalam UU AP
berdampak pada
perubahan status
hukum pada aspek
organisasi,
kepegawaian, dan
alokasi anggaran.
Penarikan Badan dan/atau Badan dan/atau
wewenang Pejabat Pemerintahan Pejabat Pemerintahan
yang memberikan yang memberikan
Delegasi dapat Mandat dapat
menggunakan sendiri menggunakan sendiri
Wewenang yang telah Wewenang yang telah
diberikan melalui diberikan melalui
Delegasi, kecuali Mandat, kecuali
ditentukan lain dalam ditentukan lain dalam
ketentuan peraturan ketentuan peraturan
perundang-undangan. perundang-undangan.
Dalam hal Dalam hal
pelaksanaan pelaksanaan
Wewenang Wewenang
berdasarkan Delegasi berdasarkan Mandat
menimbulkan menimbulkan
ketidakefektifan ketidakefektifan
penyelenggaraan penyelenggaraan
pemerintahan, Badan pemerintahan, Badan
dan/atau Pejabat dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang Pemerintahan yang
memberikan memberikan Mandat
pendelegasian dapat menarik kembali
Kewenangan dapat Wewenang yang telah
menarik kembali dimandatkan.
Wewenang yang telah
didelegasikan.
UU AP, dan konsekuensi pelanggarannya diatur dalam Pasal 19 ayat (1) dan ayat
(2) UU AP, dikemukakan dalam tabel berikut:
Tabel 4.
Rincian Larangan Penyalahgunaan Wewenang
Kategori Substansi Konsekuensi Pelanggaran
larangan a. melampaui masa jabatan Keputusan dan/atau Tindakan tidak
melampaui atau batas waktu sah apabila telah diuji dan ada
Wewenang; berlakunya Wewenang; Putusan Pengadilan yang
b. melampaui batas wilayah berkekuatan hukum tetap.
berlakunya Wewenang;
dan/atau
c. bertentangan dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
larangan a. di luar cakupan bidang atau Keputusan dan/atau Tindakan dapat
mencampura materi Wewenang yang dibatalkan apabila telah diuji dan ada
dukkan diberikan; dan/atau Putusan Pengadilan yang
Wewenang b. bertentangan dengan tujuan berkekuatan hukum tetap.
Wewenang yang diberikan.
larangan a. tanpa dasar Kewenangan; Keputusan dan/atau Tindakan
bertindak dan/atau tidak sah apabila telah diuji dan ada
sewenang- b. bertentangan dengan Putusan Pengadilan yang
wenang. Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
berkekuatan hukum tetap.
13
14
Pengertian izin, konsesi, dan dispensasi diatur dalam Pasal 1 angka 19, 20,
dan 21 UU AP, dikemukakan dalam tabel berikut:
Tabel 5.
Pengertian Izin, Konsesi, dan Dispensasi
Izin Konsesi Dispensasi
Keputusan Pejabat Keputusan Pejabat Keputusan Pejabat
Pemerintahan yang Pemerintahan yang berwenang Pemerintahan yang
berwenang sebagai sebagai wujud persetujuan berwenang sebagai
wujud persetujuan atas dari kesepakatan Badan wujud persetujuan atas
permohonan Warga dan/atau Pejabat permohonan Warga
Masyarakat sesuai Pemerintahan dengan selain Masyarakat yang
dengan ketentuan Badan dan/atau merupakan pengecualian
peraturan perundang- Pejabat Pemerintahan dalam terhadap suatu larangan
undangan. pengelolaan fasilitas umum atau perintah sesuai
dan/atau sumber daya alam dengan ketentuan
dan peraturan perundang-
pengelolaan lainnya sesuai undangan.
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Contoh Memperhatikan
Kotak 2. Contoh “Memperhatikan”
Memperhatikan: 1. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor 12/SE/1975 tanggal 14 Oktober 1975 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil;
2. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor 12/SE/1980
pada ayat (1) tidak diperlukan jika Keputusan tersebut diikuti dengan penjelasan
terperinci. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku
juga dalam hal pemberian alasan terhadap keputusan Diskresi.
Menyangkut alasan pertimbangan yuridis, sosiologis, dan filosofis yang menjadi
dasar penetapan KAP, Penjelasan Pasal 55 ayat (1) UU AP menjelaskan:
Yang dimaksud dengan “pertimbangan yuridis” adalah landasan yang menjadi
dasar pertimbangan hukum kewenangan dan dasar hukum substansi.
Yang dimaksud dengan “pertimbangan sosiologis” adalah landasan yang
menjadi dasar manfaat bagi masyarakat.
Yang dimaksud dengan “pertimbangan filosofis” adalah landasan yang menjadi
dasar kesesuaian dengan tujuan penetapan Keputusan.
Catatan: dikutip dari usulan-rancangan KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR ... TAHUN
...TENTANG PENETAPAN SEKRETARIS, STAF SEKRETARIAT, DAN KELOMPOK
KERJA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI BALI
(3) Dalam hal batas waktu keberlakuan suatu Keputusan jatuh pada hari
Minggu atau hari libur nasional, batas waktu tersebut jatuh pada hari kerja
berikutnya.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak berlaku jika kepada
pihak yang berkepentingan telah ditetapkan batas waktu tertentu dan tidak
dapat diundurkan.
(5) Batas waktu yang telah ditetapkan oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan dalam suatu Keputusan dapat diperpanjang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Keputusan tidak dapat berlaku surut, kecuali untuk menghindari kerugian
yang lebih besar dan/atau terabaikannya hak Warga Masyarakat.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : ..............................(nama keputusan).......................
BAGIAN
KESATU : ................................................................................ . BATANG TUBUH
KEDUA : ............................................................................... . sesuai keperluan
KETIGA : ............................................................................... .
KEEMPAT : Keputusan Rektor ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
..............(nama) ......................
5.2. Saran
1. Perlu diadakan kajian lebih lanjut mengenai praktik penyusunan Keputusan
Administrasi Pemerintahan, terutama menyangkut tingkat kesesuaiannya
22
23
5.3. Refleksi
Penting memahami Prinsip dan Teknik Penyusunan Keputusan Administrasi
Pemerintahan dalam upaya meningkatkan peneyelenggaraan pemerintahan yang
tidak bersalahguna dengan tujuan melindungi hak-hak dasar warga negara sesuai
amanat Pembukaan UUD 1945.
24
DAFTAR PUSTAKA