Anda di halaman 1dari 4

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1) Pengertian perdagangan internasional


 Perdagangan internasional adalah perdagangan antara dua belah pihak (dapat berupa
individu, pemerintah, atau perusahaan) yang berasal dari negara yang berbeda,
berdasarkan pada perjanjian yang telah disepakati bersama
2) Faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional
a. Faktor Pendorong
 Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki
Misalnya di Indonesia wilayah daratannya luas dan subur, sehingga sangat cocok untuk
pertanian, yang sebagian besar hasil produksinya berupa kelapa sawit, karet, kopi, dan
sebagainya. Sedangkan negara Singapura wilayah daratannya relatif sempit, dikenal
sebagai negara industri yang menghasilkan beraneka ragam barang, salah satunya
adalah alat-alat elektronik.
 Teknologi
Perbedaan teknologi memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi
yang lebih modern dan mengimpor mesin-mesin atau alat-alat yang lebih modern untuk
mewujudkan teknik dan cara produksi yang lebih baik.
 Penghematan Biaya Produksi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam
jumlah besar sehingga biaya produksi menjadi rendah.
 Perbedaan Selera
Misalnya Jepang dan Korea Selatan samasama menghasilkan barang-barang elektronik
dan ikan tuna dalam jumlah yang hampir sama, tetapi orang Jepang lebih suka ikan tuna
dan orang Korea Selatan lebih suka produk elektronik. Pada kondisi tersebut, negara
Jepang lebih baik mengekspor barang-barang elektronik, sedangkan Korea Selatan lebih
baik untuk mengekspor ikan tuna. Dengan demikian, kepuasan dari setiap negara dapat
terpenuhi.
 Keinginan Memperluas Pasar & Menambah Keuntungan
Perdagangan internasional dapat meningkatkan pendapat suatu Negara. Hal ini akan
mendorong setiap Negara melakukan perdagangan internasional baik ekspor maupun
impor.
 Kelebihan atau Kekurangan Produk dalam Suatu Negara
Terkadang suatu Negara melakukan produski secara besar-besaran sehingga
menimbulkan kelebihan produk. Untuk menghindari kerugian, mereka harus menjualnya
ke pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, kelebihan barang produksi dapat mendorong
perdagangan internasional.
b. Faktor Penghambat
 Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara
pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan
demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya
perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.
 Kualitas Sumber Daya yang Rendah
jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula.
Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan
barangbarang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik.
 Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
Jika negara pengimpor melakukan pembayaran secara langsung maka akan mengalami
kesulitan dan mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak
mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau
telegraphic transfer atau menggunakan L/C.
 Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam
negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka
produk impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada produk dalam negeri
sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli produk
impor.
 Kurs Mata Uang Tidak Stabil
Kondisi kurs tidak stabil akan membuat importer dan eksporter mengalami kesulitan
dalam menentukan harga, sehingga berdampak pada permintaan dan penawaran. Hal
ini membuat pengusaha enggan melakukan eksport import dengan kondisi kurs tidak
stabil.
 Organisasi Regional
Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor
yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota
organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami
kesulitan.
 Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu,
kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini
dapat menyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
3) Teori perdagangan
a. Teori Perdagangan Mutlak
Teori keunggulan mutlak dicetuskan oleh Adam Smith bersamaan dengan ramainya
revolusi industri di Inggris abad ke-18. Teori ini mengatakan bahwa suatu negara bisa
dikatakan memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain, ketika negara tersebut
mampu menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak daripada negara lain. Ilustrasi
akan diberikan pada tabel di bawah ini:

Karena negara A memiliki efisiensi dalam memproduksi buku sementara negara B


memiliki efisiensi dalam memproduksi pensil, maka perdagangan antara negara A dan B
akan memberikan keuntungan jika A menjual buku dan B menjual pensil

b. Teori Keunggulan Komparatif


Teori keunggulan komparatif dicetuskan oleh David Ricardo dengan asumsi utama
bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun suatu negara tidak memiliki
keunggulan mutlak. Negara tersebut dapat melakukan perdagangan internasional pada
barang yang paling produktif dan efisien untuk diproduksi. Ilustrasinya akan dibahas
pada tabel berikut ini:

Jika kita lihat pada dasarnya negara A memiliki keunggulan baik dalam produksi pensil
maupiun buku. Meskipun demikian, biaya relatif pensil yang diproduksi di negara A lebih
besar dibandingkan negara B (1 pensil di negara A = 2 buku di negara A, sementara 1
pensil di negara B = 1 buku negara B). Oleh karenanya negara A dan B dapat melakukan
perdagangan, dengan A memproduksi buku dan B memproduksi pensil.
4) Kebijakan perdagangan internasional
 Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah penetapan harga barang yang berbeda untuk masing-masing
negara. Oleh karena itu, harga barang yang sama di negara A akan berbeda dengan
harga barang di negara B. Mungkin saja harga barang di negara B lebih murah dibanding
harga barang di negara A, meskipun barangnya sama persis. Kebijakan ini dilakukan
berdasarkan perjanjian untuk memenangkan persaingan serta untuk memperoleh
keuntungan yang besar.
 Kebijakan Premi
Kebijakan premi merupakan salah satu kebijakan yang diambil pemerintah untuk
memajukan ekspor. Caranya adalah dengan memberikan premi atau bonus kepada
badan usaha atau industri yang melakukan ekspor. Bentuknya antara lain berupa
bantuan biaya produksi serta pemberian pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar
barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
 Dumping
Dumping adalah penetapan harga barang ekspor lebih murah dibandingkan harga
barang tersebut di dalam negeri. Kebijakan ini dikendalikan oleh pemerintah. Tetapi
sekarang kebijakan ini sudah dilarang karena bisa mematikan persaingan penjual lain.
 Politik Perdagangan Bebas
Merupakan suatu kondisi ketika masing-masing pemerintah memberi kebebasan dalam
ekspor dan impor. Kebebasan dalam perdagangan ini akan membawa beberapa
keuntungan seperti mutu barang yang tinggi dan harga yang relatif murah.
 Politik Perdagangan Autarki
Kebijakan politik autarki adalah kebijakan perdagangan yang mengutamakan untuk
mencegah kontrol yang dilakukan oleh negara lain. Maka dapat dikatakan bahwa
kebijakan perdagangan internasional tersebut sangat kontradiktif dengan politik
perdagangan bebas.
 Larangan Ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan suatu negara untuk melarang ekspor barang-barang
tertentu keluar negeri. Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya, contoh alasan
ekonomi antara lain adalah larangan ekspor karena ingin mendorong perkembangan
industri lokal.
 Kuota
Dalam kebijakan impor, kebijakan kuota adalah suatu kebijakan yang membatasi jumlah
keluar masuknya barang pada suatu negara dan negara lain dalam jangka waktu yang
telah ditentukan. Sedangkan dalam kebijakan ekspor adalah membatasi jumlah barang
yang akan diekspor dengan tujuan menjamin ketersediaan dan kebutuhan dalam negeri.
 Tarif
Kebijakan tarif berarti ada penerapan tarif yang tinggi untuk impor barang-barang
tertentu. Kebijakan tarif ini diharapkan bisa membantu barang produksi dalam negeri
meningkatkan daya saingnya di pasar.
 Subsidi
Kebijakan subsidi adalah pembatasan oleh pemerintah demi menutupi harga barang
produksi. Akibat atau dampak dari kebijakan tersebut adalah harga barang tetap, tidak
naik dan tidak turun.
 Larangan Impor
Kebijakan larangan impor dilakukan jika suatu negara diharuskan untuk menghemat
devisanya. Selain itu, barang-barang yang dianggap berbahaya juga akan dikenakan
kebijakan larangan impor.

Anda mungkin juga menyukai