Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA ARAB

MEMAHAMI, MENGIDENTIFIKASI, DAN MENGENAL KATA DALAM BAHASA


ARAB (ISIM, FI’IL, HURUF) SERTA TANDA-TANDANYA

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Di Mata Kuliah Bahasa Arab

DI TULIS OLEH :

Ahmad apila wari(2110301013)

Yogi pornendi (2110301015)

Riska Fauzan( 2110301019)

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. WIDIYA YUL M.Pdi

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN 2021 M / 1443 H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kepada Allah SWT karena atas izin dan kehendakNya makalah
sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Arab. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Memahami,
Mengidentifikasi, dan Mengenal Kata Dalam Bahasa Arab (Isim, Fi’il, Huruf) Serta Tanda-
Tandanya.

Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah
ini. Oleh karena itu sudah sepantasnya kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami
yakni Ibuk Dr. WIDIYA YUL M.Pdi yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada
kami.

Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih
maju di masa yang akan datang.

Kami berharap, makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami. Kami juga berharap
agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

RABU 29 SEPTEMBER 2021

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................2ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakan ..........................................................................................................1


2.1 Rumusan Masalah....................................................................................................1
3.1 Tujuan Penulisan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

1. Pengertian kata........................................................................................................2
2. Pembagian kata........................................................................................................2

BAB III PENUTUP ...................................................................................................13

A. Kesimpulan.............................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor didunia yang memiliki penutur yang
sangat besar. Sejak bahasa Arab yang tertuang dalam al-Qur’an didengungkan hingga kini,
semua pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya sebagai bahasa
yang memiliki standar ketinggian dan keelokan linguistik yang tertinggi yang tiada
taranya (the supreme standard of linguistic excellence and beauty).

Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang sangat besar bagi
kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun maupun non Arab. Hal ini menjadi
wajar karena al-Qur’an merupakan kitab suci dan tuntunan bagi kaum muslimin. Disamping
itu, juga menjadi bahasa hadith dan kitab-kitab yang membahas ilmu-ilmu
pembagiannya.agama islam. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan
bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa orang Islam, meskipun pada
realitasnya tidak sedikit penutur bahasa ini yang bukan pemeluk agama Islam.

Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-pengertian


abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan derivation (pembentukan kata
turunan). Maka, bukanlah suatu kebetulan jika al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab,
tetapi justru karena kakayaan makna dan kesaksamaannya. Lalu, hal apa saja yang harus
dipahami dalam usaha mempelajari bahasa Arab?. Makalah ini mencoba untuk
mengelaborasi salah satu dasar dalam penguasaan bahasa Arab yaitu kalimat dan

2.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalh ini yaitu :

1. Apa pengertian kata bahasa arab?


2. Apasaja pembagian kata dalam bahasa arab?

3.1 Tujuan

a. Untuk mengetahui jenis kata dalam bahasa Arab


b. Untuk mengetahui pembagian kata dalam bahasa arab
c.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian kata dalam bahasa arab


Pengertian Kata Terdapat perbedaan terhadap penyebutan istilah “kata” dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Arab. Jika dalam bahasa Indonesia disebut “kata”, maka dalam bahasa
Arab disebut “kalimah”. Kumpulan kata dalam bahasa Indonesia disebut “kalimat”,
sedangkan kumpulan kata dalam bahasa Arab disebut “jumlah”.

Bahasa manusia terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu:

a) Satuan bunyi disebut “huruf” atau “abjad”.


b) Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang dalam bahasa Indonesia disebut
“kata” dan dalam bahasa Arab disebut “kalimah”.
c) Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang dalam bahasa Indonesia
disebut “kalimat” dan dalam bahasa Arab disebut “jumlah”. Kata dalam bahasa Arab
disebut dengan istilah kalam/kalimah. Dalam kitab Matn al-Jurumiyah disebutkan
bahwasanya al-kalam adalah lafadz yang tersusun dan berfaidah (mempunyai
pengertian sempurna dengan disengaja) dalam bahasa Arab. Sedangkan dalam kitab
At-Tuhfatus Saniyyah, al-kalam adalah lafazh yang tersusun yang memberi faidah
dengan al-wadh’u (menggunakan bahasa Arab). Lafazh kalam secara bahasa adalah
ungkapan yang dengannya dapat menghasilkan suatu faidah.

2. PEMBAGIAN JENIS KATA BAHASA ARAB


Kata akan terbagi menjadi 3 jenis;
1.Alfi'il
2.Alism
3. Al harfu
Sekarang kita akan membahas satu persatu 3 jenis kata ini
1. FI’IL

Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa fi'il adalah kata kerja, meskipun pada
pelajaran yang lebih lanjut nantinya kita akan mengenali tidak semua fi'il kata kerja. Tetapi
seluruh kata kerja sudah pasti fi'il. Contohnya adalah kata ‫صلُ َح‬
َ (sholuha), maknanya adalah
telah baik dan dari sisi makna sehingga kita bisa mengetahui bahwa telah baik ini bukanlah
kata kerja tetapi lebih kepada kata sifat, contohnya dalam sebuah hadits ketika Rasulullah

2
menjelaskan bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal darah/segumpal daging yang idza
sholuhat sholuhal jasadu kulluh (apabila ia baik maka baiklah seluruh kasad/tubuh). Kalau
kita perhatikan kata sholuha, jelas tidak mengandung makna kata kerja karna memang kalau
kita lihat literatur ilmu nahwu, definisi fi'il adalah kalimatun dallat 'ala ma'na fii nafsiha
waqtaronat bi zaman (fi'il adalah kata yang mengandung sebuah makna yang berkaitan
dengan waktu kejadian). Jadi fi'il adalah suatu kata yang mengandung sebuah makna yang
berkaitan dengan waktu kejadian, jadi ada keterangan waktunya.

Oleh karna itu tidak semua fi'il adalah kata kerja tetapi semua kata kerja adalah fi'il karna
kata kerja pasti mengandung keterangan waktu. Baik, kita tidak akan berlama-lama
membahas tentang ini karna ada tempatnya untuk membahasnya.
Kita lanjutkan bahwa fi'il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi lagi menjadi 3; fi'il madhi,
fi’il mudhori, dan fi’il amr.

1. 1. Fi'il madhi

Adalah kata kerja untuk masa lampau, artinya untuk perbuatan yang telah dilakukan

masa lalu atau kalau kita pernah belajar bahasa inggris, fi'il madhi adalah past tense,

contohnya ‫ َعلِ َم‬ 'alima artinya telah mengetahui.

2. Fi'il mudhori'

Adalah kata kerja untuk perbuatan yang sedang terjadi atau akan terjadi, contohnya

‫ َي ْعلَ ُم‬ ya'lamu artinya sedang mengetahui atau akan mengetahui.

3.  Fi'il 'amr

Adalah kata kerja perintah, contohnya ‫ِإ ْعلَ ْم‬ (i'lam) artinya ketahuilah.

Lihatlah, tulislah, pukullah pelajarilah, ini semua disebut dengan fi'il 'amr (kata kerja

perintah)

Contoh fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fi'il 'amr dalam AlQur'an untuk kata ‫ َعلِ َم‬ bisa kita

lihat:

# fi'il madhi 'alima ada di surat AlBaqoroh 187

َ ُ‫َعلِ َم َأهَّلل ُ َأنَّ ُك ْم ُك ْنتُ ْم ت َْحتَاَنُ ْونَ َأ ْنف‬


َ ‫س ُك ْم فَت‬
‫َاب َعلَ ْي ُك ْم َو َعفَا َ َع ْن ُكم‬
”Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu”
'alima ini disebut dengan fi'il madhi karna fi'il madhi maknanya adalah telah, telah

3
mengetahui.
# fi'il mudhori' ya'lamu ‫يَ ْعلَ ُم‬ bisa kita jumpai dalam QS AlBaqoroh 216
‫َوهَّللا ُ َي ْعلَ ُم َو َأ ْن ُتم الَ َت ْعلَ ُم ْو َْن‬

1. “Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

Kata ya'lamu adalah fi'il mudhori', Allahu ya'lamu Allah mengetahui, arrinya Allah

itu sekarang tahu dan akan tahu seterusnya, karna makna fi'il mudhori' adalah

berlangsung dan akan terus sampai masa mendatang.

# Fi'il 'amr ‫ْ ِإ ْعلَ ْم‬bisa kita temui dalam surat yang sama yaitu AlBaqoroh 260

‫َوا ْعلَ ْم َأنَّ أهَلل َ َع ِز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬

“Dan ketahuilah bahwasanya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana”

i'lam adalah fi'il amr yang maknanya sangat jelas yaitu ketahuilah (kata kerja

perintah)

Alhamdulilah kita telah belajar pembagian fi'il; fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fi'il 'amr.

Kemudian, jenis kata yang ke-2 adalah Isim

B. ISIM

1. PENGERTIAN ISIM

Isim adalah kata benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu.

Contoh : ٌ‫ ُم َح َّمد‬ (muhammad), ٌ‫سة‬


َ ‫ َم ْد َر‬ (sekolah)
 Berikut adalah ciri-cirinya :

1.      Bisa menerima tanwin seperti contoh diatas.

2.      Bisa menerima (‫ا ل‬  )

Contoh : ‫النُّ ْو ُر‬ (Cahaya), ‫س َمآ ِء‬


َّ ‫ال‬ (Langit)
3.      Bisa menerima huruf jer

Huruf jer yang biasa kita jumpai diantaranya adalah:

ْ‫ ِمن‬ (dari) ‫الي‬ (ke)  ْ‫عَن‬ (dari) ‫عَلي‬ (diatas)‫ ِفي‬  (didalam) ‫ب‬ (dengan)


‫ل‬ (bagi) ‫ك‬ (seperti)

4
Contoh : ‫س َمآ ِء‬
َّ ‫ ِمنَ ال‬ (dari langit) ‫س َمآ ِء‬
َّ ‫ال‬  adalah merupakan isim dan karenanya ia bisa dimasuki
huruf jer yaitu  ْ‫ِمن‬

4.      Bisa bersambung dengan isim lain membentuk kata majemuk.

ْ َ‫ن‬ (pertolongan Allah). Merupakan dua buah buah isim yang digabung menjadi
Contoh : ِ‫ص ُرهلل‬

satu dan menghasilkan satu makna.

Catatan :

Tanwin dan Alif Lam merupakan tanda isim, tetapi keduanya tidak dapat berada pada satu

isim secara bersamaan.

Contoh : ‫نُ ْو ٌر‬  ketika dimasuki alif lam akan menjadi ‫اَلنّ ْو ُر‬ (tanwin-nya hilang).

2.     PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN JENISNYA

Berdasarkan jenisnya kata benda dapat dibedakan menjadi kata benda jenis laki-laki

(mudzakkar) dan kata benda jenis perempuan (mu’annas). Pembagian kata benda berdasarka

jenis dalam bahasa arab adalah sangat penting karena hal ini akan menyangkut pada

pemakaian dhomir (kata ganti) dan juga pemakaian fi’il (kata kerja). Seperti contoh :

ٌ‫ه َُو طَبِيْب‬  Dia adalah dokter (laki-laki) ٌ‫ ِه َي طَبِ ْيبَة‬ Dia adalah dokter (perempuan)

‫جاَ َء ُم َح َّم ٌد‬  Muhammad telah datang ‫ت ِه ْن ٌد‬


ْ ‫جاَ َء‬ Hindun telah datang

Pada contoh diatas :  ٌ‫طَبِيْب‬ adalah isim mudzakar (kata benda jenis laki-laki) sehingga kata

ganti yang digunakan juga harus berjenis laki-laki yaitu ‫ َو‬eeeُ‫ه‬ (He). Pada contoh ke-
2 ٌ‫ة‬eeَ‫طَبِ ْيب‬ adalah isim muannast (kata benda jenis perempuan) sehingga kata ganti yang

digunakan juga harus berjenis perempuan yaitu ‫ ِه َي‬ (She).

‫ ُم َح َّم ٌد‬ adalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang digunakan juga harus mudzakar.

Begitu juga dengan ‫ ِه ْن ٌد‬  adalah isim muannast sehingga menggunakan fi’il muannast.

1. ISIM MUDZAKAR

Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia, hewan ataupun benda mati

yang dikategorikan sebagai mudzakar.

Contoh : ُ‫اَل َّر ُجل‬ Seorang laki-laki, ‫ ُم َح ّم ٌد‬  Muhammad,

‫اَ ْل ِمصْ با ُح‬  Lentera (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.

5
2. ISIM MUANNATS

Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia, hewan ataupun benda

mati yang dikategorikan sebagai muannast.

Contoh : ُ‫عَاِئ َشة‬ , Aisyah,ُ‫اجة‬


َ ‫ال َّد َج‬  Ayam betina
ُ‫ال َّش ْمس‬  Matahari (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai muannast)
Ada beberapa cara membedakan isim mudzakar dengan isim muannast yaitu :

1.      Dengan membedakan jenis kelaminnya.

Contoh : Mudzakar ُ‫اَل َّر ُجل‬  Seorang laki-laki, ‫ك‬


ُ ‫ال ِّد ْي‬ Ayam jantan

Muannast  ُ‫ال َمرْ َأة‬ Seorang


ْ perempuan, ‫ال َّد َجا َجة‬  Ayam betina

2.      Dengan pengelompokan secara bahasa

Isim muannast biasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Diakhiri denga ta marbuthoh (‫)ة‬

Contoh : ُ‫ َخ ِدي َْجة‬  Khodijah, ‫ُ َم ْد َر َسة‬  Sekolah, ‫ال َّش َج َرة‬   Pohon

b.  Anggota tubuh yang berpasang-pasang

Contoh :  ٌ‫ َعيْن‬  Mata

c.  Jamak Taksir : jamak taksir dikategorikan sebagai muannast ( jamak taksir akan dibahas
tersendiri pada bab Isim Jamak)
ٌ ْ‫بُيُو‬  Rumah-rumah, bentuk tunggalnya  ‫بَيْت‬
Contoh : ‫ت‬

‫ ُر ُس ٌل‬  Rosul-rosul, bentuk tunggalnya ٌ‫َرسُوْ ل‬

Walaupun ‫ ٌل‬e ‫ُس‬


ُ ‫ر‬ adalah isim yang jelas mudzakar, tetapi karena ia berbentuk jamak taksir
maka dapat dimasukkan dalam kategori muannast.

Selain yang disebutkan diatas adalah termasuk mudzakar.

3.   PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN BILANGANNYA

Sebelum kita membahas pembagian isim berdasarkan bilangannya kita perlu mengenal

terlebih dahulu beberapa istilah yang akan digunakan yaitu :

6
Tunggal ‫ُم ْف َرد‬

‫ت َْثنِيَّه‬  Ganda

‫ج َمع‬  Jamak
َ

1. ISIM MUFROD

Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.

Contoh : ‫ُأ ْستَا ٌذ‬ (Pak guru), ٌ‫ُأ ْستَا َذة‬  (Bu guru),

‫ ُم ْسلِ ٌم‬  (Seorang islam laki-laki), ٌ‫ ُم ْسلِ َمة‬  (Seorang islam perempuan)

2. ISIM TASTNIYAH

Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.

ِ ‫ُأ ْستَا َذ‬ (dua orang guru laki-laki)


Contoh : ‫اُسْتا َ َذ ْي ِن‬ ,‫ان‬

‫ُأ ْستَا َذتَيْن‬ ,‫ِ ُأ ْستَا َذتا َ ِن‬  (dua orang guru perempuan)

3. ISIM JAMAK

Adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik pada mudzakar maupun muannast.

Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Isim Jamak Taksir


Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang tidak

beraturan sehingga perlu dihafal.


ٌ ْ‫بُيُو‬  Rumah-rumah, bentuk tunggalnya ‫ْت‬
Contoh : : ‫ت‬ ٌ ‫بَي‬

‫ ُر ُس ٌل‬  Rosul-rosul, bentuk tunggalnya  ٌ‫َرسُوْ ل‬

b. Isim Jamak salim

Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang teratur.

Sehingga ada 2 macam isim jamak salim :

Isim Jamak Mudzakar Salim

Isim jamak salim yang menunjukkan arti laki-laki.

Ciri-cirinya adalah adanya tambahan  ‫ و‬+‫ن‬  dan ‫ ي‬+ ‫ن‬  pada bentuk mufrodnya

Contoh :  َ‫ ُم ْسلِ ِم ْين‬ ,  َ‫ ُم ْسلِ ُموْ ن‬  (Orang-orang islam laki-laki)

7
Isim Jamak Muannast Salim

Isim jamak salim yang menunjukkan arti perempuan.

Ciri-cirinya adalah adanya tambahan  ‫ ا‬+ ‫ت‬  pada bentuk mufrodnya.

Contoh : ‫ ُم ْسلِماَت‬  (Orang-orang islam prempuan)

‫ ُمْؤ ِمناَت‬  (Oarang-orang mukmin perempuan)

4.     ISIM BERDASARKAN KEJELASANNYA

Berdasarkan kejelasannya, isim terbagi menjadi dua macam yaitu :

1. ISIM NAKIROH

Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Dengan kata

lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan “…yang

mana?”

َ (Seorang anak laki-laki),  ‫اُسْتا َ ٌذ‬  (Pak Guru),   ٌ‫ ِكتاَب‬ (Buku)


َ (Orang laki-laki),  ‫ولَ ٌد‬ 
Contoh :  ‫ر ُج ٌل‬ 

Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam sebagaimana contoh

diatas.

Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim

Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim. (Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan

bilangannya)

Contoh : ‫ر ُجالَ ِن‬ (dua


َ orang laki-laki),  َ‫ر ُجلُوْ ن‬ (orang-orang
َ laki-laki)
2.  ISIM MA’RIFAT

Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata

lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan

“… yang mana?”.

Contoh : ُ‫ال َّر ُجل‬ (Orang laki-laki itu), ُ‫اَ ْل َولَد‬ (Anak laki-laki itu ), ‫ ُم َح َّم ٌد‬ (Nama orang)

Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifat,

Sedangkan isim-isim yang termasuk isim ma’rifat adalah :

1.Isim yang diawali dengan alif lam.

2.Isim Dhomir (Kata Ganti)

3.Isim Maushul (Kata Sambung)

8
4.Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)

5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).

6.Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)

7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat

1. Isim yang diawali dengan alif lam.

            Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.

Contoh :  ُ‫ال َّر ُجل‬  (Orang laki-laki itu),  ُ‫اَ ْل َولَد‬  (Anak laki-laki itu).

2. Isim Dhomir (Kata Ganti)

            Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau

mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.

Macam-macam isim dhomir yang lain dapat dilihat pada table berikut:

Contoh:

‫يَرْ َح ُم اَْألوْ الَ َد َأحْ َم ُد‬  =  Ahmad menyayangi anak-anak

‫هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم‬  =  Dia menyayangi mereka

Pada contoh di atas, kata  ُ‫َأحْ َمد‬ diganti dengan  ‫هُ َو‬ (dia), sedangkan  ‫اَألوْ الَد‬ (anak-anak) diganti

dengan  ‫هُ ْم‬ (mereka).

Menurut fungsinya, isim dhomir digolongkan menjadi 2 yaitu :

1) DHAMIR RAFA'/MUTTASHIL ( yang berfungsi sebagai Subjek)


2) DHAMIR NASHAB/MUNFASHIL (yang berfungsi sebagai Objek)

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata sehingga biasa disebut dhomir muttashil,

sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain

dalam kalimat sehingga disebut dhomir munfashil.

Dalam kalimat: ‫ه َُو يَرْ َح ُمهُ ْم‬ (Dia menyayangi mereka):

 Kata ‫هُ َو‬ (dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan

 Kata ‫هُ ْم‬ (mereka) adalah Dhamir Nashab.

2. Isim Maushul (Kata Sambung)

Adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang

9
disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa Indonsia biasa diartikan dengan “yang”

Contoh : ‫الَّ ِذي‬  (yang,untuk mudzakar),  ‫الَّتِي‬  (yang, untuk muannast)

4. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)

            Adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa

Indonesia biasa diartikan dengan “ini” dan “itu”.

Contoh :

‫ ًذا‬eeeeeeeeeeeَ‫ه‬ (ini, untuk mudzakar), ‫ ِذ ِه‬eeeeeeeeeeeَ‫ه‬  (ini, َ eeeeeeeeeeeِ‫ َذال‬ (itu,


untuk muannast) ‫ك‬

َ ‫تِ ْل‬ (itu, untuk muannast)


untuk mudzakar), ‫ك‬

5.    Munada

Adalah isim yang menjadi ma’rifat Karena kemasukan huruf panggilan (nida’)

Contoh : ُ‫يا َ َر ُجل‬  (wahai laki-laki), ‫يا َ اُسْتا َ ُذ‬  (wahai guru)

6. Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)

Adalah isim yang menunjukan arti nama baik nama manusia ataupun selain manusia.

Contoh : ‫ ُم َح َّم ٌد‬  (Muhammad), َ‫ َم َّكة‬  (Kota Makkah), ُ‫النِّ ْيل‬ (Sungai Nil)

7. Isim Nakiroh yang  serangkai dengan Isim Ma’rifat

Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.


Contoh : ‫قَلَ ُم ُم َح َّم ٍد‬  (Pena Muhammad), ُ‫قَلَ ُمه‬  (Pena-nya).

Kata ‫قَلَ ٌم‬ adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan

isim ma’rifat yaitu ‫ُم َح َّم ٍد‬

5.      PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN PERUBAHAN HAROKAT AKHIR

1. Isim Mu’rob

Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.

‘Amil adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca

berbeda-beda.

Contoh :

‫جاَ َء ُم َح َّم ٌد‬  (Muhammad telah datang)


ُ ‫ َرَأي‬  (Saya telah melihat Muhammad)
‫ْت ُم َح َّمدًا‬

10
ُ ْ‫ َم َرر‬  (Saya berjalan dengan Muhammad)
‫ت بٍ ُم َح َّم ٍد‬

Perhatikan kata ُ‫ ُم َح َّمد‬ pada ke-3 kalimat diatas. Pada kalimat pertama

berharokat dhommah, pada kalimat ke-2 berharokat fathah, sedangkan pada kalimat

ke-3 berharokat kasroh. Terjadinya perbedaan harokat akhir tersebut disebabkan oleh


ُ ‫ َرَأي‬ , ‫جاَ َء‬, dan ‫ت‬
berbedanya ‘amil yang masuk pada kata tersebut yaitu ‫ْت‬ ُ ْ‫ َم َرر‬. Apabila

suatu isim mengalami perubahan pada bagian akhirnya ketika dimasuki oleh ‘amil

yang berbeda, maka isim tersebut masuk dalam kategori isim mu’rob.

2. Isim Mabni

            Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun

kemasukan ‘amil.

Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :

1. Isim Dhomir (Kata Ganti)

2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)

3. Isim Maushul (Kata Hubung)

4. Isim Syarat (Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)

5. Isim Istifham (Kata Tanya)

Huruf yang dimaksud di sini bukan seluruh huruf hijaiyyah (dari alif, ba, ta dst) tetapi
huruf yang dimaksud dalam.ilmu nahwu shorof adalah huruf hijaiyyah yang memiliki

arti, naik tersusun dari 1 huruf saja atau 2 huruf atau 3 huruf. Jadi huruf hijaiyyah

adalah yang memiliki artinkhisus, baik yang 1 huruf maupun 2 huruf. Contoh huruf

hijaiyyah yang 1 huruf namun memiliki arti adalah contohnya ‫َأ‬ artinya

ِ  artinya dengan,  َ‫ت‬ bisa digunakan untuk huruf sumpah jadi selain kita
apakah, ‫ب‬

bersumpah dengan ِ ‫وهَّللا‬,


َ kita bisa juga bersumpah dengan ِ ‫تَاهَّلل‬, fa artinya

maka, ‫س‬ artinya
َ akan, ‫ك‬
َ  artinya seperti, ‫ل‬ untuk, 
ِ ‫و‬ artinya
َ dan. Ini contoh huruf

hijaiyyah yang memiliki arti. Selanjutnya akan kita lihat contoh 2 huruf hijaiyyah

yang memiliki arti:

min‫ ِم ْن‬  artinya dari

'an ‫ع َْن‬  artinya darifii ‫فِى‬ di

11
lan ‫لَ ْن‬  artinya tidak akan

lam ‫لَ ْم‬  artinya tidak/belum

Contoh 3 huruf hijaiyyah yang memiliki arti

ilaa‫ِإلَى‬  artinya ke

'alaa ‫ َعلَى‬  artinya di atas

Inilah pembagian kata dalam bahasa arab, terbagi menjadi 3 (fi'il, isim dan huruf).

Fi'il sendiri terbagi menjadi 3 yakni fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fi'il 'amr. Yang

madhi adalah kata kerja untuk perbuatan yang telah lalu (past tense), fi'il mudhori'

adalah kata kerja untuk perbuatan yang sedang berlangsung atau akan berlangsung di

masa yang akan datang (present continuous tense&future tense) kemudian fi'il 'amr

adalah kata kerja perintah.

Jenis yang ke 2 adalah isim, berbeda dengan fi'il yang hanya terbagi menjadi 3, isim

banyak sekali jenisnya, namun untuk pemula yang harus diketahui, yang wajib

dipahami pembagian isim berdasarkan jumlah, ada isim mufrod (kata tunggal), ada

isim tatsniyah (kata ganda)&ada isim jama' (majemuk). Kemudian isim berdasarkan

jenis ada isim mudzakkar (laki-laki), ada isim muannats (perempuan) dan 1 jenis isim

lagi yang wajib dipelajari adalah isim dhomir (kata ganti) dalam bahasa arab yang

jumlahnya ada 14 kata ganti.


Dan terakhir huruf, huruf yang dimaksud dalam ilmu nahwu adalah huruf hijaiyyah

(baik 1, 2 atau 3) yang memiliki makna khusus contohnya ‫َأ‬  artinya apakah, ‫ب‬


ِ   artinya
dengan, ‫ ِل‬  artinya untuk, ‫ع َْن‬  artinya dari,‫ِإلَى‬  artinya ke, ‫عَل‬  artinya di atas.

                                                                    

12
BAB III

KESIMPULAN

A. kesimpulan

Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar atau lawan

bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan

tersebut harus dalam bahasa Arab.

 kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu, dan

3) Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan

dengan kata lain.

B. SARAN

Seharusnya kita dalam mempelajari tafsir harus benar-benar mengetahui bahasa arab

dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Hamid, Muhammad Muhyi ad-Din. At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh alMuqaddimah


al-Ajurumiyyah. Riyadh: Maktabah Dar as-Salam, 1994.

Ash-Shanhaji, Muhammad Ibn Muhammad Ibn Ajurum. Matn Al-Ajurumiyyah. Surabaya:


Al-Haramain, t.t. http://www.programbisa.com/2014/04/mengenal-3-jenis-kata-dalam-
bahasa-arab.html di akses pada tanggal 13 oktober 2014  19.00  

14

Anda mungkin juga menyukai