Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI

Muh. Ivan Fadila Idris


200511502023
Hera juliana
200511501030
Ivanfadila1999@gmail.com
julianahera013@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran dan berpikir kritis
terhadap kemampuan menulis argumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil
menulis argumentasi siswa yang menggunakan metode problem based learning lebih baik dari
pada siswa yang menggunakan metode resitasi. (2) Tidak terdapat pengaruh interaksi anatara
metode pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis
argumentasi. (3) Hasil menulis argumentasi siswa yang berpikir kritis tinggi dan belajar dengan
metode problem based learning lebih baik dari pada metode resitasi, (4) Hasil menulis
argumentasi siswa yang berpikir kritis rendah dan belajar dengan metode problem based
learning lebih baik dari pada metode resitasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan
menggunakan metode problem based learning dengan mempertimbangkan kemampuan
berpikir kritis siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis argumentasi.

Kata kunci: Metode pembelajaran, berpikir kritis, kemampuan menulis argumentasi


Pendidikan merupakan suatu kebutuhan hidup dan bagaimana cara untuk bertahan
pokok dalam kehidupan manusia, karena hidup.
dengan pendidikan, manusia bisa mengolah Pada hakikatnya pendidikan dilakukan
akal pikirannya dengan pola yang terarah. sepanjang hayat, dalam arti lain bahwa
Melalui berpikir seseorang dapat menjalani pendidikan dilakukan manusia semenjak
dilahirkan sampai akhir hayat. Selama rentan

1
waktu tersebut pula manusia menjalani terpelajar. Hal ini diperkuat oleh Morsey
proses pembelajaran baik melalu pendidikan (Tarigan;4) yang mengemukakan bahwa
formal maupun non formal. Salah satu “menulis dipergunakan, melaporkan atau
bentuk proses pembelajaran manusia yang memberitahukan, dan mempengaruhi; dan
pertama kali dialami adalah pemerolehan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat
bahasa. dicapai dengan baik oleh orang-orang yang
Bahasa merupakan suatu alat untuk dapat menyusun pikirannya dan
melakukan komunikasi, baik secara verbal mengutamakannya dengan jelas, kejelasan ini
maupun non verbal. Bahasa memilki peranan bergantung pada pikiran, organisasi,
penting dalam kehidupan sehari-hari guna pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.”
melakukan kumonikasi dan berinteraksi Tarigan (2008:3) mengemukakan
dengan lingkungan sekitar, Bahasa dalam bahwa keterampilan menulis merupakan
kehidupan manusia sangat memiliki peranan suatu keterampilan berbahasa yang
yang sentral. Malalui bahasa, manusia bisa dipergunakan untuk berkomunikasi secara
melakukan hubungan sosial dengan optimal, tidak langsung. Sebagaimana dikemukana
bisa mengikuti perkembangan zaman dengan oleh Tarigan bahwa menulis merupakan
optimal.oleh sebab itu kemampuan dalam suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
berbahasa sangat penting untuk Selain itu menurut Tarigan mengemukakan
dikembangkan dengan tujuan untuk bahwa keterampilan menulis merupakan
kelancaran berkomunikasi dan berinteraksi suatu ciri orang terpelajar atau bangsa yang
dengan lingkungan sekitar. Pembelajaran terpelajar. Hal ini diperkuat leh Morsey
bahasa terdiri atas empat aspek keterampilan (Tarigan, 2008: 4) yang mengemukakan
bebahasa yaitu menyimak, berbicara, bahwa “menulis dipergunakan, melaporkan /
membaca, dan menulis. memberitahukan, dan mempengaruhi; dan
Keterampilan menulis merupakan suatu maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat
keterampilan berbahasa yang dipergunakan dicapai dengan baik oleh orang-orang yang
untuk berkomunikasi secara tidak langsung. dapat menyusun pikirannya dan
Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan mengutamakannya dengan jelas, kejelasan
(2008;3) bahwa “menulis merupakan suatu ini bergantung pada pikiran, organisasi,
kegiatan yang produktif dan ekspresif.” pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.”
Selain itu menurut Tarigan mengemukakan Keterampilan menulis tidak dapat
bahwa keterampilan menulis merupakan diperoleh secara alamiah, tetapi harus dengan
suatu ciri orang terpelajar atau bangsa yang cara proses belajar mengajar. Kegiatan

2
Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi

menulis merupakan salah satu kegiatan tidak dibaca, kegiatan menulis itu sia-sia.
yang sifatnya berkelanjutan sebaga Mengajar menulis antara lain adalah
pembelajaran pun perlu dilakukan secara membangun kesadaran bahwa menulis itu
berkesinambungan sejak sekolah dasar. Fakta bergantung pada pembaca (reader dependent)
tersebut merupakan dasar mengenai dan kualitas respon pembaca menentukan
pandangan bahwa menulis merupakan keberhasilan komunikasi tulis. Belajar
kemampuan dasar sebagai bekal menulis menulis ibarat seperti belajar keterampilan
dijenjang berikutnya. Jika dilihat dari dasar lain yang berubah dari mudah ke sulit, dari
pandangan mengenai pentingnya akan sini ke sana, dari sekarang ke nanti. Karena
penguasaan keterampilan menulis tersebut, itu apa yang pertama ditulis adalah diri
maka dalam proses pembelajaran menulis sendiri, rumah sendiri, keluarga sendiri dan
perlu mendapatkan perhatian yang serius dari seterusnya.
guru itu sendiri khususnya di jenjang sekolah Menulis hasil penelitian dengan
dasar dengan tujuan supaya siswa dapat menggunakan sistematika argumentasi
menguasai keterampilan menulis sejak dini, adalah langkah yang baik untuk menulis
mereka mampu menghasilkan karya tulisan karangan argumentasi. Dasar sebuah tulisan
yang produktif dimasa akan datang. yang bersifat argumentatif adalah berpikir
Keterampilan berbahasa bertujuan untuk kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertumpu
menunjang komunikasi dan sosialisasi antar pada bukti-bukti atau evidensi yang dapat
individu, betapa pentingnya kemampuan dijalin dalam metode-metode sebagaimana
menulis oleh sebab itu seyogyanya perlu dipergunakan juga oleh eksposisi. Tetapi
dikuasai oleh setiap individu semenjak dalam ber-argumentasi terdapat motivasi
sekolah dasar. yang lebih kuat. Eksposisi hanya
Menulis merupakan keterampilan memerlukan kejelasan, sebab itu fakta-fakta
berbahasa yang dipergunakan untuk dipakai hanya seperlunya. Namun
berkomunikasi secara tidak langsung. argumentasi, di samping memerlukan
Menulis merupakan kegiatan yang produktif kejelasan, keyakinan dengan perantara fakta
dan ekspresif, sehingga penulis mampu – fakta / bukti-bukti itu, untuk itu kelompok
memanfaatkan kemampuan dalam kami akan menjelaskan karangan
menggunakan tata bahasa, struktur bahasa argumentasi sebagai penyelesaian tugas
dan kosa kata. Tujuan menulis adalah menulis
menyampaikan pesan kepada pembaca. Bila
Keraf (2007:3) mengemukakan bahwa oleh guru pada saat pembelajaran
argumentasi merupakan suatu bentuk berlangsung masih konvensional.
retorika dengan tujuan untuk dapat Yaumi (2012:67) mengemukakan
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain “berpikir kritis atau critical thinking adalah
(pembaca) dengan tujuan supaya si pembaca kemampuan kognitif untuk mengatakan
percaya dan pada akhirnya dapat bertindak sesuatu dengan penuh keyakinan karena
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh si bersandar pada alasan yang logis dan bukti
penulis itu sendiri. empiris yang kuat.” Kemampuan berpikir
Sinduwiryo dan A Rahman (Dhiksy, kritis dalam menulis argumentasi merupakan
2010;20) mengatakan bahwa menulis aspek yang sangat penting, hal ini didasarkan
argumentasi adalah menyampaikan pendirian pada tujuan paragraf argumentasi itu sendiri
melalui tulisan dengan berusaha meyakinkan yaitu untuk meyakinkan pembaca.
pembaca akan kebenaran pendapatnya Yaumi (2012:294) mengemukakan
dengan mengajukan alasan dan bukti bahwa “metode problem based learning
sehingga pembaca terpengaruh, menerima (pembelajaran berbasis masalah) merupakan
sikap dan berbuat sesuai dengan kehendak metode pembelajaran dengan pendekatan
penulis. Jadi kemampuan menulis pembelajaran siswa pada masalah autentik
argumentasi adalah kemampuan merangkai sehingga siswa dapat menyusun
kata-kata menjadi kalimat yang baik, dalam pengetahuannya sendiri, menumbuh
hal ini dapat dipahami pembaca, menyusun kembangkan keterampilan yang lebih tinggi
kalimat secara jelas dan logis, dan inquiry, memandirikan siswa dan
mengungkapkan pendapat serta alasan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.”
berdasarkan fakta, sehingga dapat Metode problem based learning dalam
meyakinkan pembaca. pembelajaran menulis argumentasi memiliki
Salah satu permasalahan yang dihadapi ciri-ciri; siswa diorientasikan pada masalah
pada saat pembelejaran menulis, Siswa serta diberi bimbingan dalam proses belajar.
mengalami hambatan berargumentasi dalam Bimbingan diberikan langkah demi langkah
bentuk tulisan. Kemampuan berargumentasi yang terdiri atas lima tahap
merupakan bagian dari kemampuan berpikir (mengorientasikan siswa terhadap masalah,
kritis dan komunikasi dengan tujuan untuk mengorganisasi peserta didik untuk belajar,
meyakinkan atau membujuk pembaca. membimbing penyelidikan individual,
Permasalahan yang timbul ini disebabkan mengembangkan dan menyajikan hasil
oleh metode pembelajaran yang digunakan

4
Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi

menulis argumentasi, menganalisis dan Mereka akan lebih mempelajari secara


mengevaluasi proses pemecahan masalah). mendalam tentang kebenaran sesuatu
Mulyasa (2011:113) menyatakan tersebut, dan bisasnya seseorang yang
bahwa metode resitasi atau disebut dengan memiliki kemampuan untuk berpikir kritis
penugasan merupakan cara penyajian bahan akan memiliki tingkat kecerdasan yang baik.
pelajaran, dengan cara guru memberikan
Banyak manfaatnya jika seseorang mampu
seperangkat tugas yang harus dikerjakan
memiliki kemampuan untuk berpikir kritis,
peserta didik, baik secara individual maupun
karena apabila seseorang yang memiliki
secara kelompok. Dasar pemikiran dari
kemampuan untuk berpikir kritis, akan
metode resitasi ini yaitu dengan memandang
menjalani setiap apa yang dia lakukan
serta merasakan bahwa bahan pelajaran
dengan penuh ketelitian, dan disinilah yang
terlalu banyak, sementara waktu sedikit.
akan menjadikan seseorang yang berpikir
Metode resitasi dalam pembelajaran menulis
kritis itu memiliki kelebihan dari orang lain.
argumentasi merupakan metode yang
berorientasi pada tujuan yang akan dicapai METODE
tanpa memberikan bimbingan secara cermat. Penelitian ini merupakan penelitian
Siswa menulis sesuai dengan instruksi dan dengan menggunakan eksperimen dengan
petunjuk yang diberikan guru secara lisan desain treatment by level 2x2. Pada
dan tertulis selama waktu yang ditetapkan. eksperimen ini peneliti menggunakan dua
Siswa diberi kebebasan dalam metode pembelajaran yaitu metode problem
mengemukakan pendapat serta memberikan based learning dan metode resitasi. Subjek
alasan sendiri sesuai dengan topik yang penelitian dibagi kedalam dua kelas yaitu
dipilihnya tanpa bantuan media dan hanya kelas ekperimen satu dengan pembelajaran
berorientasi pada petunjuk. menggunakan metode problem based
Berpikir kristis merupakan learning dan kelas eksperimen dua dengan
kemampuan seseorang untuk berpikir secara pembelajaran menggunakan metode resitasi,
beralasan dan reflektif dengan menekankan sedangkan variabel atribut diklasifikasin
pembuatan keputusan tentang apa yang harus kedalam kategori berpikiri kritis tinggi dan
dipercayai atau dilakukan. Orang yang rendah.
memiliki kemampuan untuk berpikir secara
kritis biasanya tidak langsung menerima
sesuatu yang dianggap baru bagi dirinya.
pada table berikut ini:
taraf variabel bebas dapat dilihat

Tabel 3.2 Distribusi Siswa Pada Masing-masing Variabel


Metode
Kemampuan Pembelajaran Jumlah
berpikir kritis
PBL Resitasi
Tinggi 8 8 16
Rendah 8 8 16
16 16 32

Hasil kemampuan menulis argumentasi pembelajaran, serta guna mengetahui


diperoleh setelah tes keterampilan menulis mengenai interaksi antara metode
argumentasi pada akhir pelaksanaan pembelajaran dan berpikir kritis terhadap
penelitian. Penilaian dalam keterampilan kemampuan menulis argumentasi.
menulis argumentasi didasarkan pada rubrik
HASIL
keterampilan menulis argumentasi
Hasil analisis dan deskripsi, peneliti
Teknik analisis data yang digunakan
melihat adanya perbedaan hasil kemampuan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
menulis argumentasi antara siswa yang
varian (ANAVA) dua jalur. Teknik ini
pembelajarannya menggunakan metode
dipilih atas dasar tujuan peneliti untuk
problem based learning dengan siswa yang
mengetahui perbedaan hasil kemampuan
pembelajarannya menggunakan metode
menulis argumentasi berdasarkan pada kelas
resitasi. skor rata-rata hasil kemampuan
pembelajaran (metode pembelajaran),
menulis argumentasi untuk kelas problem
perbedaan hasil kemampuan menulis
based learning yaitu 17.6833 dengan standar
berdasarkan tingkatan kemampuan berpikir
deviasi 4,36973, skor maksimum untuk kelas
kritis (tinggi dan rendah) dan kelas

6
Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi

problem based learning yaitu 25,00 dan skor menggunakan metode problem based
minimum 9,00 dengan median 18,5000. learning yaitu 25,00 dan skor minimum
Skor rata-rata tersebut lebih tinggi 20,50,00 dengan median 21,7500. Skor rata-
dibandingkan dengan kelompok siswa yang rata tersebut lebih tinggi dibandingkan
pembelajarannya dengan menggunakan dengan kelompok siswa yang memiliki
metode resitasi yaitu skor rata-rata 9,8833 kemampuan berpikir kritis tinggi dan belajar
dan standar deviasi 4,39569. Nilai dengan menggunakan metode resitasi yaitu
maksimum untuk kelas resitasi yaitu 23,50 skor rata-rata 11,5625 dan standar deviasi
dan nilai minimum 5,00 dengan median 6,60323. Nilai maksimum untuk kelas
7,7500. resitasi yaitu 23,50 dan nilai minimum 6,00
Selain melihat kemampuan menulis dengan median 9,0000.
argumentasi berdasarkan kelas pembelajaran, Skor rata-rata hasil kemampuan
selanjutnya peneliti melihat kemampuan menulis argumentasi kelompok siswa yang
menulis argumentasi berdasarkan memiliki kemampuan berpikir kritis rendah
kemampuan berpikir kritis dan kelas dan belajar dengan menggunakan metode
pembelajaran. problem based learning yaitu 14,0625 dan
Hal ini bertujuan guna melihat sejauh standar deviasi 4,04826. Nilai maksimum
mana pengaruh antara kelas pembelajaran kelompok siswa yang memiliki kemampuan
dan kemampuan berpikir kritis terhadap berpikir kritis rendah dan belajar dengan
kemampuan menulis argumentasi. rata-rata menggunakan metode problem based
hasil kemampuan menulis argumentasi learning yaitu 19,00 dan nilai minimum 9,00
berdasarkan kelas pembelajaran dan dengan median 16,388. Skor rata-rata
kemampuan berpikir kritis dapat tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
dideskripsikan bahwa skor rata-rata hasil kelompok siswa yang memiliki kemampuan
kemampuan menulis argumentasi untuk berpikir kritis rendah dan belajar dengan
siswa yang memiliki kemampuan berpikir menggunakan metode resitasi yaitu skor rata-
kritis tinggi dan belajar dengan rata 6,6250 dan standar deviasi 1,32961.
menggunakan metode problem based Nilai maksimum untuk kelompok siswa yang
learning yaitu 22,1875 dengan standar memiliki kemampuan berpikir kritis rendah
deviasi 1,66771, skor maksimum untuk dan belajar dengan menggunakan metode
siswa yang memiliki kemampuan berpikir resitasi yaitu 9,00 dan nilai minimum 5,00
kritis tinggi dan belajar dengan dengan median 6,7500.
Hipotesis pertama yang diajukan dalam pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa
peneltian ini menunjukan bahwa H0 ditolak hasil kemampuan menulis argumentasi
karena berdasarkan hasil uji non parametrik kelompok siswa yang memiliki kemampuan
dengan menggunakan uji mann-whitney berpikir kritis tinggi maupun rendah dan
menunjukan bahwa nilai hasil uji Z yaitu - pembelajarannya menggunakan metode
5,205 yaitu < 0,05. Nilai uji asym. Sig. (2- problem based learning lebih baik dari pada
tailed) 0,000 < 0,05 dengan demikian H0 metode resitasi.
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
PEMBAHASAN
kemampuan menulis argumentasi kelompok
Hasil penelitian menunjukan bahwa
siswa yang belajar dengan menggunakan
tidak terdapat interaksi antara metode
metode problem based learning lebih tinggi
pembelajaran dan berpikir kritis terhadap
dari pada kelompok siswa yang belajar
kemampuan menulis argumentasi. Ini
dengan menggunakan metode resitasi.
menunjukan bahwa metode pembelajaran
Hipotesis kedua yaitu melihat interaksi
memiliki kontribusi terhadap kemampuan
antara metode pembelajaran dan berpikir
menulis argumentasi siswa, kemudian
kritis terhadap kemampuan menulis
berpikir kritis juga memiliki kontribusi
argumentasi. Menunjukan adanya perbedaan
terhadap kemampuan menulis argumentasi
yang sangat signifikan kemampuan menulis
siswa. Hal ini didukung oleh pendapat
argumentasi berdasarkan kelompok
Yaumi (2012;67) mengemukakan bahwa
kemampuan berpikir kritis. Selain dengn
“berpikir kritis merupakan kemampuan
menggunakan uji kruskall wallis, guna
kognitif untuk mengatakan sesuatu dengan
melihat perbedaan kemampuan menulis
penuh keyakinan karena bersandar pada
argumentasi berdasarkan kelas pembelajaran
alasan yang logis dan bukti empiris yang
dan kemampuan berpikir kritis berikut
kuat.” Kemampuan berpikir kritis pada siswa
merupakan deskripsi uji tuckey mengenai
kelas IV sekolah dasar adalah kemampuan
perbedaan kemampuan menulis argumentasi
dalam pengenalan masalah, penilaian
berdasarkan kelas pembelajaran dan
berdasarkan informasi dari berbagai sumber,
kemampuan menulis argumentasi
dan menyimpulkan dengan penalaran logis.
menggunakan uji tuckey untuk menjawab
Pembelajaran menulis khususnya
hipotesis ketiga dan keempat menunjukan
menulis karangan argumentasi bertujuan agar
adanya perbedaan hasil kemampuan menulis
siswa terampil dalam menuliskan gagasan,
argumentasi berdasarkan kelompok (grup)
ide, pikiran, dan pendapatnya disertai dengan
kemampuan berpikir kritis dan kelas
fakta-fakta sebagai bukti pendukung

8
Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi

sehingga gagasan atau pendapatnya dapat ingin terampil menulis memerlukan


diterima serta mempengaruhi pembaca. pembelajaran serta latihan yang
Untuk terampil menulis karangan teratur. Adanya harapan-harapan tersebut
argumentasi, sebaiknya siswa memahami mendorong penulis untuk melihat langsung
terlebih dahulu hakikat sebuah karangan kenyataan yang ada di sekolah dan untuk
argumentasi itu sendiri, sehingga siswa dapat mengetahui bagaimana tingkat keterampilan
menulis karangan argumentasi yang sesuai siswa dalam menulis karangan argumentasi,
dengan kriteria penulisan karangan serta perilaku siswa saat mengikuti
argumentasi. pembelajaran. Kenyataan di lapangan
Pembelajaran menulis karangan menunjukkan bahwa keterampilan siswa
argumentasi bertujuan agar siswa memahami dalam menulis karangan, terutama karangan
karakteristik dan cara penulisan karangan argumentasi masih banyak hal yang perlu
argumentasi. Siswa terampil dalam ditingkatkan.
menuangkan ide, gagasan, serta pendapatnya Rendahnya keterampilan siswa
secara logis, siswa terampil dalam tersebut dapat diketahui antara lain siswa
menghadirkan, menyeleksi, dan belum memahami benar hakikat karangan
mengemukakan fakta-fakta untuk argumentasi, bagaimana karakteristik isi
membuktikan kebenaran argumennya, siswa karangan argumentasi, serta bagaimana
terampil menyampaikan pemecahan masalah langkah-langkah menulis karangan
dan simpulan yang logis, siswa juga argumentasi. Siswa belum terampil dalam
diharapkan terampil menggunakan bahasa menghadirkan latar belakang masalah dalam
yang baik dan benar saat menulis. karangan, siswa belum terampil
Diharapkan karangan argumentasi yang menyampaikan fakta untuk membuktikan
dihasilkan adalah karangan argumentasi yang pendapatnya, belum terampil menyimpulkan
benar sesuai dengan kriteria penulisan karangan pada bagian akhir tulisan
karangan argumentasi. argumentasi. Selain itu, siswa juga belum
Seseorang perlu mendapat perhatian terampil dalam menggunakan ejaan bahasa
sejak tingkat pendidikan yang paling dasar Indonesia yang baik dan benar. Hal tersebut
agar dapat mengembangkan keterampilan membuat minat siswa dalam menulis sangat
menulis khususnya menulis karangan rendah karena merasa menulis itu sulit. Guru
argumentasi. Keterampilan menulis tidak mengaku masih banyak siswa yang
terbentuk secara otomatis, seseorang yang berperilaku negatif saat mengikuti
pembelajaran. Mereka lebih senang pembelajaran biasanya hanya tertulis
bergurau, mengantuk, dan tidak serius dalam informasi secara sempit dan cenderung
mengerjakan tugas-tugas. Adanya berupa poin-poin materi yang tertulis saja.
kesenjangan antara harapan dan kenyataan Cara ini jelas tidak memicu siswa untuk
tersebut menjadi permasalahan serius dalam menemukan sendiri pemahaman yang lebih
pembelajaran menulis karangan argumentasi. mendalam tentang karangan argumentasi,
Permasalahan tersebut diakibatkan karena akibatnya siswa kebingungan saat akan
pembelajaran yang dilakukan selama ini mulai menulis, siswa tidak tahu harus mulai
masih bersifat konvensional. Pembelajaran dari mana menulisnnya, siswa kebingungan
konvensional adalah pembelajaran yang saat menentukan topik dan latar belakang
masih menggunakan cara-cara pembelajaran masalah, siswa ragu-ragu saat berargumen,
lama dan cenderung kurang inovatif. Hal ini siswa tidak tahu cara menghadirkan
dapat diamati dari pengakuan siswa setelah konklusi, siswa kesulitan dalam pemilihan
mengikuti pembelajaran menulis karangan bahasa dan tanda baca. Hal ini akan
argumentasi di kelas. Pembelajaran yang membuat siswa juga tidak memiliki motivasi
dilakukan masih berpedoman pada cara untuk menulis.
lama, yaitu siswa hanya mendapat penjelasan Sesungguhnya banyak upaya yang
dan contoh dari sumber pembelajaran berupa dapat dilakukan untuk mengatasi
modul mata pelajaran bahasa Indonesia. permasalahan yang terjadi dalam
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran pembelajaran menulis karangan argumentasi.
adalah menggunakan metode konvensional Di sini penulis ingin mengubah cara
yaitu ceramah. pembelajaran menulis karangan argumentasi
Dengan tidak adanya teknik dan media yang masih konvensional menjadi
lain yang dapat menarik dan memotivasi pembelajaran yang inovatif dengan tujuan
siswa membuat pembelajaran terasa agar siswa dapat meningkatkan keterampilan
menjenuhkan. Siswa menjadi objek monoton menulis argumentasi. Alternatif cara untuk
yang harus diam dan mendengarkan ceramah mengatasinya adalah dengan menggunakan
guru. Teknik pembelajaran yang teknik dan media pembelajaran. Di antara
konvensional ini mengakibatkan pemahaman sekian banyak model dan media yang dapat
siswa terhadap karangan argumentasi sangat dicobakan adalah teknik rekonstruksi dan
terbatas, sebab siswa hanya memperhatikan media majalah dinding, model belajar thing
contoh dalam modul pelajaran yang pair share, dan model pembelajaran Berpikir,
penjelasannya sangat terbatas. Modul Barbicara, dan Menulis.

10
Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi

pendekatan-pendekatan pembelajaran
SIMPULAN
yang mampu meningkatkan aktivitas
Berdasarkan hasil analisa yang telah
siswa.
dilakukan, diperoleh bahwa: pertama, hasil
3. Melalui penelitian ini, metode problem
menulis argumentasi siswa yang
based learning dapat dijadikan sebagai
menggunakan metode problem based
alternatif dalam pembelajaran di sekolah
learning lebih tinggidari pada siswa yang
dasar khususnya mengenai keterampilan
menggunakan metode resitasi. Kedua, tidak
menulis argumentasi.
terdapat pengaruh interaksi antara metode
4. Pada peneliti selanjutnya diharapkan
pembelajaran dengan kemampuan berpikir
meneliti pada aspek keterampilan bahasa
kritis terhadap kemampuan menulis
yang lainnya di luar keterampilan
argumentasi. Ketiga, hasil menulis
menulis argumentasi.
argumentasi kelompok siswa yang berpikir
kritis tinggi dan belajar dengan metode
DAFTAR PUSTAKA
problem based learning lebih tinggi dari pada Bonef, Marcel, Komik Indonesia. Jakarta :
kelompok siswa yang berpikir tinggi yang Gramedia, 1998 dalam
belajar dengan metode resitasi. Keempat, http://books.google.co.id/books?id=
hasil menulis argumentasi kelompok siswa IJ7NbNW0HEC&pg=PT47&num=
yang berpikir kritis rendah dan belajar 10&source=gbs_selected_pages&ca
dengan metode problem based learning lebih d=2#v=onepage&q&f=false pada
tinggi dari pada kelompok siswa yang 06 Februari 2015
berpikir kritis rendah yang belajar dengan Dhiksy. 2010. Pengaruh strategi
metode resitasi. pembelajaran dan kemampuan
Adapun saran dari hasil penelitian ini berpikir logis terhadap keterampilan
sebagai berikut: menulis argumentasi. tesis, tidak
1. Bagi sekolah, hendaknya memfasilitasi terbitkan. Jakarta; pasca sarjana UNJ
pembelajaran dengan menggunakan Hosnan. 2014. Pendekatan saintifik dan
metode problem based learning. Hal ini kontekstual dalam pembelajaran
dikarenakan metode problem based abada 21. Bogor: ghalia Indonesia
learning dapat meningkatkan Keraf. 2007. Argumentasi dan narasi.
keterampilan menulis argumentasi siswa. Jakarta; PT. Gramedia pustaka utama
2. Guru hendaknya mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa melalui
McCloud, Scout, Understanding Comic,
Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia, 2001
Mulyasa. 2011. Menjadi guru professional
menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan. Bandung; PT. Remaja
rosda karya
Puspitorini, Retno , A.K. Prodjosantoso,
Bambang Subali, dan Juma, Jurnal
: “Penggunaan Media Komik Dalam
Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Kognitif dan Afektif”.
Yogyakarta : UNY. 2012

12

Anda mungkin juga menyukai