TINJUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran IPA SD
a. Pengertian IPA
dalam berpikir kritis, logis dan ilmiah. Menurut Purwanti, (2018 : 59)
pelajaran yang sangat penting dan selalu diberikan pada setiap jenjang
ditetapkan”.
13
14
tanpa adanya siswa begitu halnya peserta didik tidak hanya cukup jika
secara optimal.
yang secara nasional pendidikan yang harus dicapai oleh peserta didik
satuan pendidikan.
berikut :
16
Alasan peneliti mengambil tema suhu dan kalor yaitu dari hasil
tidak lepas dari peranan seorang guru. Guru yang profesional dalam
yang akan mereka gunakan agar peserta didik dapat menerima dengan
yaitu: (1) tahap sensorimotor (0-2 tahun), (2) tahap preoperational (2-7
tahun), (3) tahap concrete operational (7-11 tahun), (4) tahap Formal
concrete operational pada tahap ini anak dapat berfikir secara logis
intelektual atau Pada tahap operasinal konkret ini peserta didik sudah
18
konkret. Pada tahap ini peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang
yang paling penting pada masa ini siswa sudah mulai bisa berfikir
mereka.
19
IPA mempelajari tentang alam semesta, baik yang dapat diamati dengan
merupakan bahan yang harus dikaji sejak peserta didik belajar pada
teknologi.
bagi manusia untuk lebih mengenal dengan alam yang dapat menjadi
fondasi teknologi.
a. Model Pembelajaran
peserta didik. Hal ini dapat ditinjau dari teori yang dikemukakan oleh
yang berupa pola yang dijadikan sebagai petunjuk bagi guru untuk
peserta didik, hal ini dapat ditinjau dari teori yang dikemukaan oleh
didik.
menyelesaikan masalah.
berikut :
harus dipenuhi agar terbangun situasi kelas yang efektif dalam PBL,
secara personal.
24
yaitu:
pengorganisasian laporan
kelompok.
masalah.
Aktivitas yang dilakukan guru pada setiap fase sintaks tersebut dapat
pembelajaran IPA.
mengevaluasi pemahamannya.
didik saat ini yaitu untuk membentuk kosep, bernalar dan berpikir
29
pada inferensi atau pertimbangan yang saksama. Hal ini selaras dengan
tetapi suatu keterampilan atau seni yang diperoleh dengan belajar atau
latihan secara tekun, teliti, dan cermat. Teori yang dikemukaan Menurut
87), tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide,
jawabkan.
pendapat yang relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar
keyakinan.
maupun kesimpulan.
sehari-hari.
32
kritis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori dari
beberapa ahli.
yaitu mencakup:
dari permasalahan dalam soal dan menuliskan jawaban atau solusi dari
masalah.
didengar.
1) Mengenal masalah;
masalah-masalah itu;
6) Menganalisis data;
diperlukan;
seseorang ambil;
permasalahan
3) Kesimpulan (inference)
4) Situasi (situation)
5) Kejelasan (clarity)
a) Memfokuskan pertanyaan
b) Menganalisis pertanyaan
observasi
permasalahan.
b) Mengidentifikasi asumsi
a) Menentukan tindakan
yang dimiliki peserta didik pada tingkat sekolah dasar, sebagai bekal
keputusan.
Muhammadiyah Semoyah.
38
yang cukup signifikan, terbukti dengan nilai indeks gain yang tinggi, yaitu
lebih dari 0,70, sementara yang lainnya, yaitu sebanyak 24 peserta didik
mengalami peningkatan dengan nilai indeks gain berkisar antara 0,30 sampai
dengan 0,69 yang termasuk kategori cukup. Nilai indeks gain dari
hasil post test dengan hasil pre tes. Hasil pre test kemampuan berpikir kritis
mendapatkan skor rata-rata 14,733 dengan nilai ujian rata-rata 39. Sedangkan
hasil post test kemampuan berpikir kritis mendapatkan skor rata-rata 26,37
berpikir kritis dan prestasi belajar peserta didik yang signifikan. Hal ini
diketahui dari data kegiatan pada siklus pertama adalah 2,245 dan
Problem Besed Learning (PBL) pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata
pre-test dan post-test adalah 43 dan 58 dan ketuntasan belajar pre-test dan
pada siklus I yang telah dilakukan secara klasikal peserta didik belum
90%.
Sedangkan pada siklus kedua dengan nilai rata-rata adalah 3,585 dan
model Problem Besed Learning (PBL) pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
pre-test dan posttest adalah 56 dan 68,5. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar yaitu sebesar 12,5 atau 18,24 persen, dan
dilakukan secara klasikal. Data diatas dapat dibuktikan bahwa siklus pertama
persen sebesar 2,262 ternyata thitung lebih besar dari ttabel bearti hasil post-
kategori keterampilan berpikir kritis tinggi pada akhir siklus II yaitu sebanyak
didik (100%).
Model problem based learning. Perbedaan dari penelitian ini yaitu untuk
pembelajaran IPA, dan subjek penelitian peserta didik SMP. Hasil dari
41
lebih baik dari pada yang cara konvensional. Peningkatan peserta didik yang
learning dan yang cara biasa, keduanya tergolong ke dalam kategori sedang.
71,40 yang berkategori belum tuntas sehingga dilaksanakan siklus II. Pada
kategori tuntas KKM dengan nilai KKM sebesar 75 dan berkriteria “Baik”.
masalah- ingin
menyelesaikan ingin
masalah- meningkatkan
IPA. pembelajaran
IPA.
kritis. sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK) kelas
X Teknik
Komputer
Jaringan
(TKJ).
44
Sedangkan
peneliti sendiri
ingin
meningkatkan
kemampuan
berpikir kritis
dalam
pembelajaran
IPA.
IPA pembelajaran
IPA, dan
subjek
penelitian
peserta didik
SMP.
Mapping Kelas
IV SD
Muhammadiyah
Ngijon I.
C. Kerangka Pikir
kelas. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman serta
konvensional dimana peserta didik hanya menjadi pendengar pada saat proses
sebagai produk saja sehingga hanya diberikan isi materi yang berbau hafalan,
didik yang kurang maksimal serta guru belum menggunakan model PBL
46
untuk melatih peserta didik dalam memecahkan masalah yang ada pada
berpikir kritis peserta didik rendah ketika peserta didik diberikan pertanyaan
dengan menggunakan indikator berpikir kritis atau tes, hasil yang diperoleh
peserta didik pada saat mengajar model-model pembelajaran apa yang cocok
pembelajaran secara optimal. Hal tersebut dilakukan agar proses transfer ilmu
yang diberikan guru kepada peserta didik dapat terjadi dengan baik sehingga
kemampuan berpikir kristis pada peserta didik, yaitu model problem based
menerima pemahamam dari apa yang diajarkan oleh guru sehingga peserta
yang akan digunakan guru pada proses pembelajaran peserta didik lebih
permasalahan yang ada pada tes soal, peserta didik mampu memecahkan
learning adalah (1) peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah (problem
bersama, (4) karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan oleh
model problem based learning yang baik atau efektif, ada beberapa langkah-
langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, meliputi perencanaan
dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh peserta didik dan diakhiri dengan
evaluasi.
Dalam pembelajaran guru menggunakan model konvensional sehingga peserta dididk belum terbiasa
Peserta didik:
Kemampuan
Kondisi berpikirnya
Awal rendah pada
pembelajaran
IPA dikareankan
peserta didik
kurang
memperhatikan
pada
Dalam pembelajaran guru menerapkan model problem based learning setiap
pada pembelajaran IPA untuk m
proses
Tindakan
Dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning kemampuan berpikir kritis peserta d
Kondisi Akhir
D. Hipotesis Tindakan