Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATERI REFORMASI

DISUSUN OLEH:
ANDHIKA FADHIL SAPUTRA

KELAS XII MIPA 1

LEMBAGA PENDIDIKAN KALIMANTAN BARAT

SMAS MUJAHIDIN PONTIANAK

2020/2021
Reformasi secara umum ialah sebuah proses perubahan atau pembentukan kembali suatu
tatanan kehidupan yang lama, diganti dengan tatanan kehidupan yang baru.

Pengertian Reformasi
Reformasi dapat juga diartikan sebagai proses pembentukan atau perubahan sistem yang
sudah ada pada suatu masa kemudian diganti dengan yang baru. Pembentukan atau
perubahan tersebut umumnya dilakukan pada bidang politik, ekonomi, sosial, hukum,
serta pendidikan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reformasi diartikan sebagai suatu perubahan
yang terjadi secara drastis dimana tujuannya adalah untuk perbaikan di bidang sosial, politik,
agama, dan ekonomi, dalam suatu masyarakat atau suatu negara.

Reformasi biasa juga disebut dengan perbaikan sistem atau jika dijabarkan adalah suatu
perubahan radikal untuk perbaikan dalam suatu masyarakat atau negara dalam segala bidang.
Susunan tatanan kehidupan yang lama diganti dengan tatanan kehidupan baru secara
HUKUM dengan tujuan perbaikan. Jadi, reformasi yang terjadi di Indonesia merupakan
formulasi menuju Indonesia baru dengan tatanan baru yang lebih baik.

Tujuan Reformasi
Dalam suatu masyarakat atau negara, reformasi tentu dilakukan memiliki tujuan-tujuan
tertentu. Tujuan utama gerakan reformasi adalah memperbarui tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum serta bidang lainnya.

Selain itu, terdapat beberapa tujuan reformasi lainnya yaitu sebagai berikut:

o Untuk melakukan perubahan serius dan bertahap agar seluruh elemen masyarakat memiliki
nilai-nilai baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
o Untuk menyusun penataan kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk didalamnya
konstitusi dan perundang-undangan yang selama ini tidak sesuai dengan tujuan perjuangan
dan cita-cita masyarakat dan negara.
o Untuk membawa ke arah yang lebih baik di setiap bidang kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, mencakup bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
o Mengubah atau menghilangkan cara-cara hidup yang tidak sesuai dengan semangat
reformasi. Contohnya, perilaku Kolusi Korupsi Nepotisme (KKN), sikap otoriter dalam
kepemimpinan, penyimpangan, penyelewengan, dan lain-lain.
Indonesia mengalami reformasi pada tahun 1998, pada saat itu pemerintahan Orde
Baru digulingkan oleh gerakan reformasi dari berbagai lapisan masyarakat. Reformasi yang
terjadi di Indonesia pada saat itu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu; melemahnya
ekonomi, krisis politik, hukum, sosial, dan krisis kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah.
Hampir semua kegiataan pemerintahaan yang terselenggara pada masa Orde Baru tidak
dibarengi dengan pembentukan mental para pelaksana pemerintahan. Sehingga banyak terjadi
penyelewengan, KKN, penyimpangan, dan sikap otoriter yang mengecewakan masyarakat.
Secara lebih lengkap, kami akan membahas mengenai hal-hal yang menjadi latarbelakang
terjadinya reformasi di Indonesia.

Latar Belakang Terjadinya Reformasi


1. Krisis Ekonomi
Kondisi eknomi yang terjadi di Indonesia pada masa itu terus menurun. Terjadi krisis
ekonomi yang diakibatkan oleh krisis moneter yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara.
Rupiah mengalami depresi dan pelemahan yang sangat drastis.

Selain muncul utang-utang negara dan swasta, serta peyimpangan yang terjadi pada sistem
ekonomi karena para konglomerat menguasai bidang-bidang ekonomi dengan cara monopoli,
oligopoli, korupsi, dan kolusi. Masyarakat tidak mengalami kesejahteraan dalam bidang
ekonomi.

2. Krisis Politik
 Seharusya, kedaulatan rakyat berada di tangan MPR. Tetapi pada kenyataannya anggota
MPR sudah diatur dan direkayasa sedemikian rupa. Bahkan sebagian besar anggota MPR
diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (Nepotisme).

Pada masa ORDE BARU penyelenggara negara tidak transparan, aspirasi rakyat tidak


dilaksanakan. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan rakyat pada pemerintah orde
baru sehingga muncul golongan reformis.

3. Krisis Hukum
 Pada saat itu, terjadi penyimpangan hukum seperti kehakiman berada di bawah kekuasaan
eksekutif. Hukum dijadikan sebagai alat pembenaran atas kebijakan dan tindakan pemerintah.
Hukum seperti dapat dikendalikan oleh para penguasa.

4. Krisis Sosial
Pada masa Orde Baru, masyarakat Indonesia mengalami krisis sosial sehingga terbagi dalam
dua kelas, yaitu;

Kaum elit, yaitu sebutan untuk elit politik dan para pengusaha keturunan Tionghoa yang
dekat dengan pemerintahan orde baru atau keluarga Cendana.

Rakyat kecil, yaitu sebutan untuk masyarakat biasa yang bukan kerabat atau kenalan keluarga
Cendana.

Kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat Indonesia ini menyebabkan
kecemburuan sosial, sehingga menimbulkan kerusuhan dan penjarahan. Hal ini menimbulkan
reaksi masyarakat yang luar biasa dan terjadi kerusuhan serta penjarahan di berbagai daerah
di Indonesia.
5. Krisis Kepercayaan Terhadap Pemerintah
Dari keseluruhan masalah yang terjadi, yang paling puncak adalah krisis kepercayaan
terhadap pemerintah. Masyarakat sudah tidak tidak percaya lagi pada pemerintahan Orde
Baru sehingga menimbulkan banyak demonstrasi dan kerusuhan seperti Tragedi Trisakti pada
12 Mei 1998. Peristiwa tersebut kemudian menimbulkan reaksi lebih banyak kerusuhan dan
penjarahan sampai pada akhirnya Presiden Soeharta mengundurkan diri dari jabatannya
sebagai presiden.

Anda mungkin juga menyukai