Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PELAKSANAAN

KEGIATAN SABTU BUDAYA


TAHUN 2022

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun Panduan Pelaksanaan Kegiatan Program
Sabtu Budaya pada Satuan Pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2022.

Buku Panduan Pelaksanaan ini merupakan acuan/pedoman kegiatan bagi


Penyelenggara Kegiatan (Dinas Dikbud NTB, KCD Kab/Kota, Pengawas dan
SMA/SMK/SLB) pada kegiatan Program Sabtu Budaya di Satuan Pendidikan lingkup
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memuat tentang Latar Belakang Kegiatan,
Pelaksanaan Kegiatan, Skenario Kegiatan, Petunjuk Teknis dan Jadwal Kegiatan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam kegiatan ini, dan sedapat mungkin memberikan kontribusi berupa kritik dan saran
yang konstruktif demi perbaikan / kesempurnaan pelaksanaan kegiatan.

Mataram, 17 Februari 2022

Kepala Dinas

Dr. H. AIDY FURQAN, M.Pd.


NIP. 19710124199801 1 002
PANDUAN PELAKSANAAN
KEGIATAN SABTU BUDAYA
I. LATAR BELAKANG

Upaya peningatan Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) dan kualitas mutu pendidikan
terus diikhtiarkan. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan dan menjadi kebijakan Dinas
Pendidikan sejak tahun 2020 diantaranya, Pojok Ekspresi, Sabtu Budaya, Wisata Belajar dan
Gelar Budaya.
Sejak diterbitkannya edaran Kepala Dinas No. 045/2171.Keb/Dikbud tanggal 30 Juli
2021 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan Praktik Baik di Sekolah, kegiatan Pemajuan
Kebudayaan di Sekolah telah berjalan dengan baik. Setiap Satuan Pendidikan memastikan
kegiatan tersebut sesuai dengan kearifan lokal di wilayah setempat.
Hingga Desember 2021 terlaksana pendampingan Pemajuan Kebudayaan sebanyak 122
sekolah dari 271 sekolah dibawah kewenangan Dikbud NTB. Kegiatan itu juga tersebar ke
Satuan Pendidikan di wilayah kewenang Dikbud Kab/Kota, bahkan para Pendidik mentransfer
praktik baik di wilayah tempat tinggal mereka masing-masing.
Tak hanya itu, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim memberi apresiasi terhadap Merdeka
Belajar ala NTB, demikian juga Dirjen Dikdasmen dan Paud serta Direktur Pembinaan SMA
menyatakan bahwa program Sabtu Budaya sebagai satu-satunya program di Indonesia dalam
gerakan sekolah menyenangkan.
Beberapa guru kreatif juga menjadikan program Sabtu Budaya sebagai materi lomba
tingkat Nasional wawasan kebangsaan serta beberapa Mahasiswa telah menjadikan salah satu
dari materi Sabtu Budaya yakni senan Gemar Gatra (Gerakan Permainan Rakyat dan Olahraga
Tradisional) sebagai naskah Skripsi / Tugas akhir kuliah.
Pada saat pertemuan Kepala Sekolah dan Pengawas di tingkat Nasional tahun 2021,
dengan bangga menjadikan Sabtu Budaya sebagai materi yang turut mejadi suplemen peserta
untuk mengembangkan Merdeka Belajar di daerah mereka masing-masing.
Diketahui bahwa hasil rilis Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2018
menempatkan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada urutan ke 5 diatas rata-rata nasional dari 34
Provinsi dengan 7 Nilai Indeks diantaranya Ekonomi Budaya, Pendidikan, Ketahanan Sosial
Budaya, Warisan Budaya, Ekspresi Budaya, Budaya Literasi dan Gender.
Indeks penilaian masing-masing dimensi dapat dilihat dalam table berikut:
DIMENSI NILAI INDEKS RANGKING
NTB
INDONESIA NTB
Ekonomi Budaya 30,55 79,78 1
Ekspresi Budaya 36,57 44,74 6
Warisan Budaya 41,11 44,93 10
Budaya Literasi 55,03 56,11 12
Pendidikan 69,67 69,89 18
Ketahanan SosBud 72,84 71,08 27
Gender 54,97 48,58 34
(sumber: BPSRI)
Dua dari tujuh dimensi ini masih ada dimensi yang memiliki nilai indeks di bawah
nasional, yaitu dimensi Ketahanan Sosial Budaya dan Gender. Sementara Ekonomi Budaya
menduduki peringkat tertinggi menyusul Ekspresi Budaya, Pendidikan, Warisan Budaya dan
Budaya Literasi.
Menurut catatan BPS, hal yang masih perlu menjadi perhatian dari Dimensi Pendidikan
adalah masih rendahnya angka rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun keatas yang
hanya 7,03 tahun. Artinya rata-rata capaian pendidikan penduduk NTB hanya sampai kelas 1
atau kelas 7 SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat meminta kepada jajaran Dikbud
NTB untuk meneruskan program Sabtu Budaya ini secara berkelanjutan, sehingga dipandang
perlu untuk menyusun petunjuk pelaksanaan ini agar Satuan Pendidikan memilik pedoman
dalam meningkatkan mutu pendidikan dan Pemajuan Kebudayaan yang terprogram secara
terencana, terarah dan terukur.
II. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4301);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengeloaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
5. Peraturan Daerah NTB Nomor 7 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Daerah NTB Nomor 16 Tahun 2021 tentang Pemajuan Kebudayaan.

III. TUJUAN KEGIATAN


Tujuan dari kegiatan ini antara lain :
1. Mendukung peningkatan Indek Pemajuan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Meningkatkan motivasi, profesionalitas dan pengembangan multi talenta Peserta Didik, PTK
/ Masyarakat melalui pengembangan Dimensi Pemajuan Kebudayaan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
3. Pemberikan Penghargaan bagi Peserta Didik, PTK / Masyarakat peduli dan berdedikasi
dalam Pemajuan Objek Kebudayaan Daerah Provinsi NTB.
4. Menumbuhkan kebiasaan literasi digital melalui Sabtu Budaya dengan pembelajaran yang
mengasyikkan, menyenangkan dan menghasilkan dalam konsep Merdeka Belajar ala NTB.

IV. PETUNJUK PELAKSANAAN


Kegiatan Sabtu Budaya ini dilaksanakan secara reguler dan insidentil sebagaimana petunjuk
teknis berikut ini :

A. JENIS KEGIATAN
1. GOTONG ROYONG :
a) Dalam lingkungan sekolah
b) Luar lingkungan sekolah
2. MATA PELAJARAN OLAHRAGA :
a) Senam Gemar Gatra
b) Olahraga Prestasi
c) Olahraga Tradisional
d) Permainan Rakyat
3. MATA PELAJARAN LITERASI
a) Literasi Baca-Tulis : Bahasa Indonesia, Bahasa Asing, Bahasa Daerah
b) Literasi Numerasi : Matematika
c) Literasi Sains : Fisika, Kimia, Biologi dan Teknologi
d) Literasi Finansial : Ekonomi, Prakarya dan Kewirausahaan
e) Literasi Digital : Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Multimedia)
f) Literasi Budaya & Kewargaan : Seni Budaya, Geografi, Sejarah, Antropologi,
Sosiologi, Pendidkan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
4. MATA PELAJARAN PRODUKTIF:
a) Teknologi dan Rekayasa
b) Energi dan Pertambangan
c) Teknologi Informasi dan Komunikasi
d) Agribisnis dan Agroteknologi
e) Kemaritiman
f) Bisnis dan Menejemen
g) Pariwisata
h) Seni dan Industri Kreatif
5. POJOK EKSPRESI
Pojok Ekspresi adalah aktivitas pemberian penghargaan / anugrah dari sekolah (Kepala
Sekolah) kepada Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta Didik, Wali Peserta Didik,
Masyarakat peduli pendidikan dan kebudayaan terhadap kreatifitas, inovasi yang
mendukung pemajuan pendidikan di Satuan Pendidikan.
6. WISATA BELAJAR
Wisata belajar terdiri dari :
a. Rumpun Pendidikan
Adalah wisata belajar lintas pengetahuan yang dilaksanakan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengembangan talenta / hobi para Pendidik dan Peserta Didik dari
mata pelajaran yang tidak diajarkan dalam kurikulum
Contoh :
i. Peserta Didik SMA/SLB berwisata ke SMK,
ii. Peserta Didik SMA/SMK/SLB pada mata pelajaran Agama Islam berwisata ke
Pondok Pesantren seperti mempelajari Fiqih Islam
iii. Peserta didik SMA/SMK/SLB pada mata pelajaran agama Hindu, Kristen,
Protestan, Budha, Konghucu dapat menyesuaikan
b. Rumpun Kebudayaan
Adalah wisata belajar untuk meningkatkan pengetahuan tentang 10 (sepuluh) Obyek
Pemajuan Kebudayaan di wilayah Satuan Pendidikan atau diluar wilayah Satuan
Pendidikan, seperti : mengunjungi Museum, Taman Budaya, Islamic Center,
Makam Bersejarah, Cagar Budaya, Tokoh Budaya.
c. Rumpun Pembangunan Daerah
Setiap pemerintahan di daerah dari tingkat provinsi hingga kecamatan bahkan
kelurahan/desa memiliki program unggulan yang dapat dijadikan pembelajaran.
Peserta Didik dapat memperoleh pengetahuan dari hasil pembangunan daerah
tersebut.
Contoh : Desa wisata, Koperasi/UMKM Kreatif, Desa tanggap bencana, Posyandu
teladan, Desa dengan pengelolaan sampah terbaik, dan lain-lain.
7. EKSTRAKURIKULER
Kegiatan diluar Pendidikan akademik yang berfungsi untuk mendukung kegiatan
akademik dan mengembangkan aspek tertentu dari kurikulum, diantaranya:
a. Pramuka, OSIS, Paskibra, Palang Merah Remaja (PMR), ROHIS, dan organisasi
siswa lainnya
b. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), Kegiatan sanggar seni sekolah, Olimpiade
mata pelajaran, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan kegiatan ekstra
lainnya

B. TEKNIS PELAKSANAAN.
1. Pada setiap Sabtu, Peserta Didik diberikan Mata Pelajaran sebagaimana jenis kegiatan
diatas.
2. Kegiatan tersebut dilakukan dengan alokasi waktu 1-3 JP (Jam Pelajaran) pada setiap
pekannya dan dapat dilanjutkan dengan Mata Pelajaran berikutnya sebagaimana jadwal
yang ditetapkan.
3. Kegiatan diawali dengan gotong royong yang dilakukan oleh seluruh Peserta Didik,
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4. Senam Gemar Gatra dilakukan secara bersama oleh seluruh Peserta Didik, Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.
5. Bagi Sekolah yang tidak memiliki halaman untuk menampung peserta didik, maka
kegiatan Senam Gemar Gatra dapat disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar.
6. Mata Pelajaran yang dilaksanakan di luar ruang kelas dalam bentuk praktik sesuai
jadwal mata pelajaran masing-masing sebagaimana ketentuan berikut :
a. SMA/SMK/SLB melaksanakan gotong royong dan senam Gemar Gatra pada 1 (satu)
JP (Jam Pelajaran) pertama.
b. Pada JP (Jam Pelajaran) kedua dan ketiga, SMA/SMK/SLB melaksanakan kegiatan
bersipat tematik sebagai mana contoh dibawah ini :

INTEGRASI
BULAN PEKAN TEMA DESKRIPSI
MAPEL
Maret I Olahraga Menampilkan Olahraga Mapel olahraga
Prestasi, Olahraga Mapel Seni Budaya
Tradisional dan Permainan
Rakyat Mata pelajaran
tersebut dapat
melakukan penilaian
sesuai relevansinya
II Seni Budaya Menampilkan hasil Karya Mapel Seni Budaya,
Pelajar dalam bentuk Seni Mapel Bahasa,
Literasi (Puisi, Sastra, Teater Mapel Keterampilan,
dan sejenisnya), Pameran Mapel Olahraga
Seni Rupa, Seni Media Baru Mapel Agama
(Poster dan sejenisnya)
Mata pelajaran
tersebut dapat
melakukan penilaian
sesuai relevansinya
III Kuliner Menampilkan hasil karya Mapel Ekonomi
Tradisional, pelajar tentang Kuliner Mapel Matematika
Pengobatan Tradisional, Pengobatan Mapel Biologi
Tradisional Tradisional, dan Kompetensi Mapel Fisika
Atau Keahlian dalam bentuk Bazar Mapel Kimia
Kompetensi dan Pameran Mapel Produktif
Keahlian
Mata pelajaran
tersebut dapat
melakukan penilaian
sesuai relevansinya

IV Wastra Menampilkan hasil karya Mapel Keterampilan


(Kain pelajar yang bersumber dari Mapel Seni Budaya
Tradisional) Kain Tradisional dalam Mapel Olagraga
berbagai bentuk seperti Mapel Produktif
busana sekolah maupun
harian, Taplak Meja, Mata pelajaran
Celemek, Ikat Kepala, tersebut dapat
Sarung, Selendang dan seni melakukan penilaian
kreatif lainya yang sesuai relevansinya
menggunakan wastra.
April I Pameran Menampilkan Karya Lukisan Semua mata
Ekspresi setiap siswa sebagai bentuk pelajaran
Siswa ekspresi. dapat dilakukan
Kegiatan dapat dilakukan sebagai penilaian
dihalaman sekolah, didepan penugasan pada mata
kelas, menggunakan media pelajaran yang
yang sudah tersedia relevan
disekolah
II Tema Disesuaikan dengan Mata pelajaran yang
Lainnya penetapan tema terintegrasi
disesuaikan dengan
Dan pekan penetapan tema serta
berikutnya mata pelajaran
sesuai tersebut dapat
dengan melakukan penilaian
kebutuhan secara terintegrasi
sekolah
yang
disesuaikan
dengan
kalender
pendidikan
Catatan: Tema lainnya dalam setiap pekan dapat disesuaikan dengan tradisi Budaya daerah

c. Pada JP (Jam Pelajaran) selanjutnya, Mata Pelajaran yang dilaksanakan pada hari
Sabtu dilakukan melalui praktik atau pembelajaran di luar kelas dalam lingkungan
sekolah.
d. Program pembinaan organisasi sekolah, penguatan kompetensi pendidik dan peserta
didik, pendidikan keluarga serta sosialisasi luar sekolah seperti polisi masuk sekolah,
jaksa masuk sekolah, pendidikan anti korupsi, penanggulangan narkoba dan promosi
pemajuan sekolah serta jenis lainnya yang mendukung pemajuan kwalitas
Pendidikan.
e. Khusus SLB dapat melakukan penyesuaian ketentuan diatas.
7. Pojok Ekspresi dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun saat
kegiatan Sabtu Budaya pada akhir semester, saat HUT sekolah, HUT
Provinsi/Kabupaten/Kota atau perayaan hari besar lainnya.
8. Wisata Belajar dapat dilaksanakan:
a. Secara reguler pada setiap hari Sabtu untuk semua rumpun wisata dari masing-
masing rombongan belajar secara bergiliran sesuai dengan kemampuan sekolah.
b. Secara insidentil sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun dengan lokasi /
wilayah / daerah / negara sesuai dengan kemampuan sekolah.
9. Jika Sabtu Budaya bertepatan dengan hari libur, maka seluruh rangkaian kegiatan tidak
dilaksanakan.

Semua bentuk kegiatan pada Sabtu Budaya harus didokumentasikan sebagai portofolio
aktivitas KBM Guru Pendamping dan Wakasek Humas / Tim Media sekolah
mempublikasikannya melalui akun sosmed resmi yang dimiliki dengan membubuhkan tanda
pagar (#dikbudntb2022, #budayasayantb2022, #sabtubudayantb2022,
#pojokekspresintb2022, #wisatabelajarntb2022). Tanda pagar ini menyesuaikan dengan
tahun berjalan.
PENUTUP

Demikian Panduan Pelaksanaan kegiatan Program Sabtu Budaya di Satuan Pendidikan


Provinsi Nusa Tenggara Barat ini disusun untuk dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
kegiatan dimaksud. Komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait akan mendukung
keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan lancar.

Mataram, 17 Februari 2022

Kepala Dinas

Dr. H. Aidy Furqan, M. Pd.


NIP. 19710124199801 1 002
Lampiran: 1.

12 Objek Pemajuan Kebudayaan


“Perda NTB No 16 Tahun 2021 Tentang Pemajuan Kebudayaan”

Berdasarkan Perda NTB No 16 tahun 2021, tindakan yang dilakukan terhadap objek pemajuan
kebudayaan yakni inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, dan penyelamatan. Berikut
penjelasan singkat tentang ke-12 objek pemajuan kebudayaan tersebut.

1. Tradisi Lisan
Tradisi Lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, antara
lain sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun, cerita rakyat, atau ekspresi lisan lainnya.
2. Manuskrip
Manuskrip adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang
memiliki nilai budaya dan sejarah, seperti serat, babad, kitab, dan catatan lokal lainnya.
3. Adat Istiadat
Adat Istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh
kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara
lain, tata kelola lingkungan dan tata cara penyelesaian sengketa.
4. Ritus
Ritus adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu
dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terusmenerus dan diwariskan pada generasi
berikutnya, antara lain, berbagai perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan,
upacara kematian, dan ritual kepercayaan beserta perlengkapannya.
5. Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan Tradisional adalah seluruh ide dan gagasan dalam masyarakat yang
mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan
lingkungan, dikembangkan secara terus menerus dan diwariskan lintas generasi berikutnya.
Pengetahuan tradisional antara lain kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu, makanan
dan minuman lokal, serta pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta.
6. Teknologi Tradisional
Teknologi Tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang atau
cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan hidup manusia dalam bentuk
produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat sebagai hasil pengalaman nyata dalam
berinteraksi dengan lingkungan, dan dikembangkan secara terus menerus serta diwariskan
kepada generasi berikutnya. Teknologi tradisional antara lain arsitektur, perkakas pengolah
sawah, alat tranportasi, dan sistem irigasi.
7. Seni
Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis warisan budaya
maupun berbasis kreativitas penciptaan baru yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan
dan/atau medium. Seni terdiri atas seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, dan seni
media.
8. Bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan, maupun
isyarat, misalnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
9. Permainan Rakyat
Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai tertentu dan
dilakukan kelompok masyarakat yang bertujuan untuk menghibur diri. Contoh permainan
rakyat antara lain permainan kelereng, congklak, gasing, dan gobak sodor.
10. Olahraga Tradisional
Olahraga Tradisional adalah berbagai aktivitas fisik dan/atau mental yang bertujuan untuk
menyehatkan diri dan meningkatkan daya tahan tubuh, didasarkan pada nilai tertentu dan
dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus, dan diwariskan lintas generasi.
Contoh olahraga tradisional antara lain bela diri, pasola, lompat batu, dan debus.
11. Cagar Budaya
Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya,
bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar
budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan dalam
proses penetapan.
12. Indikasi Geografi
Indikasi Geografi adalah suatu tanda yang menunjukan daerah asal suatu barang dan/ atau
produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau
kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas dan karakteristik tertentu
pada barang dan/atau produk yang dihasilkan
Lampiran : 2.
Penguatan Karakter dan Budaya Literasi

Pengembangan dan penguatan karakter serta kegiatan literasi dalam kemajuan sebuah
negara dalam menjalani kehidupan di era globalisasi. Forum Ekonomi Dunia 2015 bahwa
keterampilan abad ke-21 sebaiknya dimiliki oleh seluruh bangsa di dunia mengembangkan
literasi dasar, kompetensi, dan karakter.

Dimensi Literasi
a. Literasi Baca dan Tulis
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari,
menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan
menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi,
serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
b. Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
(a) bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai
macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai
macam konteks kehidupan sehari-hari;
(b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel,
bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan.
c. Literasi Sains
Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi
pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil
simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana
sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan
kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
d. Literasi Digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat
komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat
informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum
dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan
(a) pemahaman tentang konsep dan risiko,
(b) keterampilan, dan
(c) motivasi dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks
finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat
berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
f. Literasi Budaya dan Kewargaan
Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap
kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah
pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai