Anda di halaman 1dari 21

Tugas Kelompok

(MAKALAH)

KUALITAS KEPROFESIONALAN GURU PEMBIMBING

Dosen Pengampu:
Gusman Lesmana, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh;
Kelompok IV
Nama : 1. Anggia Novita Sari/1802080018
2. Diah Febri Audry/1702080046
3. Irma Novita Sari/1802080036
4. Sari Elida Lestari/1702080032
5. Siti Aisah/1702080055
6. Sri Lungguh Dewi Lubis/1702080049
Kelas : VIII-B Pagi
Jurusan : Bimbingan & Konseling

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS MUHAMMDIYYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum.wr.wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan

hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kualitas Keprofesionalan Guru

Pembimbing” Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok pada mata kuliah “Kapita Selekta

Dalam Pelayanan BK”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik

dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun agar kami lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi yang membacanya dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wa’alaikumussalam.wr.wb.

Medan, 08 April 2021

ii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Apa pengertian Kualitas Guru........................................................................ 3
B. Apa pengertian Guru professional................................................................. 3
C. Bagaimana kompetensi guru pembimbing yang baik.................................... 4
D. Bagaimana peran guru sebagai tenaga professional.......................................10
E. Bagaimana Peran guru sebagai pembimbing.................................................15

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 17


A. Kesimpulan.................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan sosok yang mampu menjadi tumpuan
proses pendidikan itu berlangsung.
Guru merupakan sosok yang dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan tersebut. Sebagai
tenaga profesional yang bertugas dalam mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi para peserta didik sehingga sosok guru dibutuhkan dalam
dunia pendidikan. Guru sebagai pembimbing merupakan peran yang diberikan guru dalam
memantau dan mengarahkan peserta didik agar dapat mengembangkan pribadinya sesuai
dengan potensi yang ada
Guru BK merupakan salah satu pendidik sekaligus pembimbing bagi siswa. Agar siswa
dapat berkembang secara optimal, seorang guru BK seharusnya profesional dalam
menjalankan tugas profesinya. Profesi sebagai guru Bimbingan dan Konseling sangat mulia
di mata masyarakat, karena mempunyai tugas mendidik sekaligus membimbing siswa. Dalam
SK Menpan No.84/1993 di tegaskan bahwa tugas pokok Guru Pembimbing adalah
“menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, analisis hasil
pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik
yang menjadi tanggung jawabnya”(pasal 4).
Menurut Sanjaya (2006: 28) menjelaskan bahwa proses membimbing adalah proses
memberikan bantuan kepada siswa, dengan demikian yang terpenting dalam proses
pembelajaran adalah siswa itu sendiri. Bimbingan dianggap sebagai suatu proses pemberian

1
bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman, penerimaan, pengembangan, dan perwujudan diri
dalam mencapai tingkat perkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kualitas Guru?
2. Apa pengertian Guru profesional?
3. Bagaimana kompetensi guru pembimbing yang baik?
4. Bagaimana peran guru sebagai tenaga professional?
5. Bagaimana Peran guru aebagai pembimbing?
6. Bagaimanakah upaya sekolah untuk pengembangan kompetensi professional Guru?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kualitas Guru

Secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya orang yang

mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia istilah

guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya megajar.

Kualitas guru adalah tingkatan mutu seorang pendidik dalam memberikan pendidikan

dan pembelajaran kepada siswanya guna memenuhi kewenangan dan tanggung jawabnya

baik di sekolah maupun di luar sekolah.

B. Pengertian Guru Profesional

Guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan

dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan peserta didiknya lebih baik dalam segala

hal. Guru menjadi sosok yang teladan, baik dari segi pengetahuan maupun kepribadian bagi

peserta didiknya. Oleh karena itu, seorang guru harus berhati-hati dalam bertutur kata dan

bertingkah laku. Tutur kata dan tingkah laku yang tidak tepat pada tempatnya akan berakibat

buruk pada tumbuh kembang peserta didik. Karena mereka bisa saja meniru tutur kata dan

tingkah laku guru tanpa memperhitungkan benar salahnya.

Guru sebagai pekerjaan profesional secara otomatis menuntut adanya prinsip

profesionalitas yang selayaknya dijunjung tinggi dan dipraktikkan oleh para guru.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi

3
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Profesional merupakan kompetensi khusus yang memerlukan kemampuan intelektual

tinggi, yang mencakup penguasaan atau didasari pengetahuan tertentu. Profesional disebut

sebagai kompetensi yang dimiliki seseorang dalam memegang sebuah pekerjaan

Jadi Guru profesional merupakan seorang yang yang memiliki kemampuan atau kompetensi

untuk memberikan ilmunya kepada siswa dan bertanggung jawab atas pendidikan siswa agar

siswa dapat memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

C. Kompetensi Profesional

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi

profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”.

Surya (2003) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang

diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi

profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan

yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa

kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru

pembimbing perlu memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu yang mendukung tercapainya

tujuan layanan bimbingan yaitu:

1. Aspek personal, merupakan sifat-sifat pribadi yang ada dalam diri seorang guru

pembimbing. Aspek personal terdiri dari:a.Kepribadian yang hangat dan terbuka.

Artinya, guru pembimbing bersikap supel dalam pergaulan, humoris, jujur,

4
terbuka, berperilaku sederhana, wajar, sabar, baik hati dan tidak bersikap mengadili

siswa. b.Kepribadian yang dewasa. Artinya, guru pembimbing mampu bersikap

tegas terhadap siswa, bijaksana, tidak mudah terbawa emosi, mampu menjadi

pendengar yang baik dan simpatik. c.Bersikap objektif dan fleksibel. Artinya, guru

pembimbing mampu memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif atau tidak

dipengaruhi oleh pandangan atau pendapat pribadi dan mampu bersikap fleksibel

atau mudah menyesuaikan diri dengan siswa.

2. Aspek sosial, yaitu yang berkenaan dengan interaksi antara guru pem-bimbing dengan

orang lain. Aspek ini terdiri dari:a.Kemampuan berempati. Artinya, guru pembimbing

mampu meng-hargai berbagai macam perasan siswa tanpa harus larut di

dalamnya dan memiliki tanggungjawab moral untuk membantu siswa. b.Kemampuan

menjalin relasi. Artinya, guru pembimbing mampu membangun hubungan sosial

yang tulus, akrab, hangat dan mampu menyesuaikan diri dengan perilaku siswa serta

mampu bersikap sebagai teman sekaligus pemimpin bagi siswa. c.Kemampuan

memberikan dukungan. Artinya, guru mampu memberi semangat dan keyakinan

kepada siswa terutama pada saat siswa sedang merasa putus asa dan mau mendorong

siswa untuk

3. Aspek profesional, artinya seorang guru pembimbing memerlukan kepandaian khusus

agar dapat menjalankan tugasnya. Aspek ini terdiri dari:

a. Kemampuan menghargai pribadi. Artinya, guru pembimbing mampu

menghargai siswa sebagai individu yang bebas, mampu menjaga dan

menyimpan rahasia siswa serta bersikap rendah hati terutama dalam memberi

layanan bimbingan.

5
b. Memiliki wawasan yang luas. Artinya, guru pembimbing memiliki

perkembangan intelektual yang baik, mampu berpikir logis, kritis, memahami

berbagai macam pandangan siswa dan mampu memberi alternatif yang perlu

dipertimbangkan oleh siswa.

c. Bebas dari kecenderungan menguasai siswa. Artinya, guru pembimbing

tidak memaksa siswa ke cara berpikir atau bertindak tertentu dan tidak

bersikap selalu ingin tahu terhadap permasalahan siswa.

d. Kemampuan menjalin komunikasi. Artinya, guru pembimbing memiliki

kecakapan dalam menjalin komunikasi yang baik dan akrab dengan siswa

serta terampil merefleksikan, menggali makna yang terkandung dalam setiap

kata-kata dan peristiwa yang dialami siswa.

Idealnya guru pembimbing memenuhi ketiga aspek tersebut. Namun juga

terjadi hal-hal yang ideal tersebut tidak dapat terwujud karena dalam kenyataannya

keinginan siswa terhadap ciri-ciri kepribadian yang hendaknya dimiliki guru

pembimbing tidak terpenuhi, sehingga memungkinkan siswa mempunyai

penilaian keliru mengenai layanan bimbingan

D. Peran Guru Sebagai Tenaga Profesional

Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan

6
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi

(UU RI No. 14 tahun 2005).

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran (2013:46). Kompetensi

di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat

pribadi, sosial, maupun akademis. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan

terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.

Menurut Surya (2005) dalam Prof.Udin Syaefudin Sa’ud mengungkapkan, guru

yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdiaan tugas-tugas yang

ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu, juga ditunjukkan

melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru sebagai

tenaga profesional memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Profesi guru dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas, yaitu (a) Memiliki

bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan

mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; (c) Kualifikasi akademik dan

latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (d) Memiliki kompetensi yang

diperlukan. sesuai dengan bidang tugas; (e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan

tugas keprofesionalan; (f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan

prestasi kerja; (g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) Memiliki jaminan perlindungan hukum

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan (i) Memiliki organisasi profesi yang

mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan

7
guru. Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan

melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak

diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi (UU RI No. 14

tahun 2005).

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan menurut UU RI No. 14 Tahun 2005,

guru berkewajiban : (a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran

yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; (b) Meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akadernik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;(c) Bertindak objektif dan

tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi

fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam

pembelajaran; (d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode

etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan (e) Memelihara dan memupuk persatuan

dan kesatuan bangsa.

Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung

jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan

agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intektual, moral,

dan spiritual. Tanggung jawab pribadi mandiri yang mampu memahami dirinya,

mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan

dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami

dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki

kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui

8
penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui

penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak

menyimpang dari norma-norma agama dan moral.

Menurut Soetjipto (2004) peran guru yang profesional atau tenaga kependidikan

adalah: (1) Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni tenaga

kependidikan yang harus memiliki kesetabilan emosi, ingin memajukan peserta didik,

bersifat realistas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan, terutama

inovasi pendidikan; (2) Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat, untuk itu

harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia

dan sebagai anggota masyarakat harus memiliki keterampilan membina kelompok,

keterampilan bekerja sama; (3) Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian

menguasai ilmu kepemimpinan menguasai prinsif hubungan manusia, teknik

berkomunikasi serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi yang ada di sekolah;

dan (4) Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses pembelajaran yakni tenaga

kependidikan yang harus mampu dan menguasai berbagai metode mengajar dan harus

mampu menguasai situasi pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

Jadi, guru sebagai tenaga profesional adalah guru harus memiliki kompetensi

yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran secara efektif,

efisien agar mampu meningkatkan martabat dan perannya.

9
D. Peran Guru Sebagai Pembimbing

Guru pembimbing yaitu seorang guru yang selain mengajar pada mata pelajaran

tertentu, terlibat juga dalaam pelayanan bimbingan dan konseling (part time teacher and

part time counselor). Guru pembimbing model ini termasuk memiliki tugas rangkap.

Guru mata pelajaran yang bisa diserahi tugas dan tanggung jawab sebagi guru

pembimbing misalnya guru agama Islam, guru PPKN, terutama guru yang tidak memiliki

jam pelajaran.

Guru pembimbing yang profesional menurut Prayitno adalah mempengaruhi

perkembangan dan kehidupan individu, yaitu Pancasila, pancadaya (taqwa, cipta, rasa,

karsa, dan karya), lirahid (yaitu ranah atau tataran jasmaniah-rohaniah, individual-

sosial, material-spiritual, dunia-akhirat, dan lokal-global universal), likuladu (gizi,

pendidikan, sikap dan perlakuan orang lain, budaya dan kondisi incidental), dan masidu

(rasa aman, kompetensi, aspirasi, semangat dan penggunaan kesempatan).

Di samping itu, seorang guru pembimbing atau konselor sekolah adalah seorang

pendidik, Ia memahami dengan baik ilmu dan praktik pendidikan. Lebih dasar lagi, guru

pembimbing mendalami hakekat kemanusiaan dengan likuladunya yang hanya dapat

menjadi manusia seutuhnya melalui pendidikan.

Bimbingan dianggap sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus

dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam

pemahaman, penerimaan, pengembangan, dan perwujudan diri dalam mencapai

tingkatperkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya (H.M Surya,

dkk. 2007). Menurut Sanjaya (2006: 28) menjelaskan bahwa proses membimbing adalah

10
proses memberikan bantuan kepada siswa, dengan demikian yang terpenting dalam

proses pembelajaran adalah siswa itu sendiri.

Samisih (2014: 64) Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat di

bedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Peran Guru Kelas/Mata Pelajaran

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti guru lepas dengan kegiatan

pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap

sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan

Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak

sebagai konselor bagi siswanya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran

dalam bimbingan dan konseling, Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk

berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung

jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan

belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang,

hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-

kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru harus

dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar – mengajar. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan fungsinya

sebagai guru dan pembimbing, yaitu:

a. Mengarahkan siswa agar lebih mandiri

b. Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa

11
c. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan

d. Pemahaman siswa secara empatik

e. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu

f. Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan siswa

g. Kekonkretan dalam menyatakan diri

h. Penerimaan siswa secara apa adanya

i. Perlakuan terhadap siswa secara permissive

j. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk

menyadari perasaannya itu

k. Pengembangan terhadap siswa menjadi individu yang lebih dewasa

l. Penyesuaian Diri Terhadap Keadaan Yang Khusus

Dapat dikatakan bimbingan di sekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerja sama

dengan stakeholder sekolah dalam proses pembelajaran. Namun guru kelas yang juga berperan

sebagai konselor mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan kurangnya waktu

untuk bertatap muka dengan siswa, hal ini karena tenaga guru kelas masih sangat terbatas,

mengingat tugas selain mengajar juga memberikan layanan dan bantuan kepada siswa sehingga

pelayanan siswa dalam jumlah yang cukup banyak tidak bisa dilakukan secara intensif, dan tidak

mungkin untuk dapat memberikan semua bentuk layanan seperti memberikan pengajaran

perbaikan untuk bidang studi tertentu, dan sebagainya. Di samping itu guru juga mempunyai

keterbatasan – keterbatasan dalam memberi bimbingan terhadap murid, diantaraya :

a. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam,

karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu.

b. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas

yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa.

12
Menurut Samisih (2014: 65) Peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses

belajar-mengajar, sebagai berikut :

a. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan

berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan

perhatian.

b. Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap,

minat, dan pembawaannya.

c. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.

d. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang

lebih baik.

e. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya.

Menurut Sanjaya (2006: 27) Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat

dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik

mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik

dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah

mahluk yang sedang berkembang. Irama perekembangan mereka tentu tidaklah sama juga.

Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa

agar menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing

siswa agar dapat mencapai dann melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga

dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi

harapan setiap orang tua dan masyarakat. Seorang guru dan siswa seperti halnya seorang petani

dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan

menarik batang dan daunnya. Tanaman itu akan berbuag manakala ia memiliki potensi untuk

berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga

agar tanamn itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat menyebabkan

tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat yaitu dengan cara menyemai,

13
menyiram, memberi pupuk, dan memberi ibat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan

seorang guru. Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi “itu” atau jadi “ini”. Siswa akan

tumbuh dan berkembang menjadi seorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas

guru adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai

dengan potensi, minat, dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing.

 Menurut Sanjaya (2006: 27) beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai

pembimbing yang baik:

1. Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya

pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan

bakat yang dimiliki anak. Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan

menentukkan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka

2. Guru harus memahami dan terampil dalam merancanakan, baik merancanakan tujuan dan

kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan tujuan pembelajaran. Proses

bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala sebelumnya guru merencanakan

hendak dibawa kemana siswa, apa yang harus dilakukan, dan lain sebagainya. Untuk

merumuskan tujuan yang sesuai sistem nilai masyarakat maupun dengan kondisi

psikologis dan fisiologgis siswa, yang kesemuanya itu terkandung dalam kurikulum

sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki

3. Guru perlu mampu merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang

melibatkan siswa secara penuh.

 Menurut Sutikno (2007) Strategi guru dalam memotivasi belajar siswa yaitu:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru

menjelaskan mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapainya kepada

siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi belajar siswa.

14
2. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semanagat

mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum

berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi,

3. Saingan/kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan

prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai

sebelumnya.

4. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau

pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar

mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau

merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

E. Personality Guru Pembimbing

Modal dasar sebagai personal yang harus dimiliki oleh guru pembimbing di antaranya

sebagai berikut :

1. Berwawasan luas

Memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas,terutama tentang perkembangan

siswa pada usia sekolahnya,perkembangan ilmu pengetahuan atau teknologi serta

pengaruh lingkungan dan modernisasi terhadap siswa. Menyayangi anak dan

memiliki kasih sayang yang mendalam terhadap siswa. Rasa kasih sayang ini

15
ditampilkan dari hati sanubarinya, sehingga siswa langsung merasakan kasih

sayangnya.

2. Sabar dan bijaksana

Tidak mudah marah dan atau mengambil tindakan keras dan emosional yang

merugikan siswa serta tidak sesuai dengan kepentingan perkembangan mereka,

3. Lembut dan baik hati

Tutur kata dan tindakan guru pembimbing selalu mengenakkan hati, hangat dan siap

menolong.

4. Tekun dan teliti

Guru pembimbing setia mengikuti tingkah laku dan perkembangan siswa sehari-hari

dari waktu ke waktu,dengan memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah

laku dan perkembangan.

5. Menjadi contoh

Tingkah laku, pemikiran, pendapat dan ucapan-ucapan guru pembimbing tidak

tercela dan mampu menarik siswa untuk mengikutinya dengan senang hati dan

sukarela.

6. Tanggap dan mampu mengambil tindakan.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kualitas guru adalah tingkatan mutu seorang pendidik dalam memberikan pendidikan dan

pembelajaran kepada siswanya guna memenuhi kewenangan dan tanggung jawabnya baik di sekolah

maupun di luar sekolah. Guru sebagai tenaga profesional adalah guru harus memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran secara efektif, efisien agar mampu

meningkatkan martabat dan perannya

Guru sebagai pembimbing merupakan peran yang diberikan guru dalam memantau dan

mengarahkan peserta didik agar dapat mengembangkan pribadinya sesuai dengan potensi yang

ada.Bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan dan bukan saja untuk mengatasi kesulitan

peserta didik akan tetapi juga memiliki fungsi membantu pimpinan sekolah, guru, serta orang tua dalam

mengenal siswanya secara lebih dalam sehingga bimbingan dan konseling lebih sistematis dan bermutu

karena bimbingan dan konseling juga mempunyai fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan,

pemeliharaan dan pengembangan.

Fungsi Guru bimbingan dan konseling yaitu: 1) Pemberi bantuan kepada peserta didik

mengembangkan potensi secara optimal, 2) Memiliki fungsi pemahaman, pencegahan, pengantasan,

pemeliharaan dan pengembangan diri konseli (peserta didik) melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan

pendukung bimbingan dan konseling, 3) Pemberi bantuan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

dengan tingkat perkembangan dan kehidupan konseli (yaitu orang tua, pendidik atau tenaga kependidikan

lain, dan pihak ketiga) dan 4) Fungsi perencanaan, misalnya membantu membuat pilihan yang sulit

kepada peserta didik yang melanjutkan belajanya atau karir yang tepat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin,M.2007. Kompetensi Guru Dalam Pengembangan Diri. Jakarta: PT Raja Grafindo

DEPDIKBUD,2008.Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan

Konseling dalam Jalur Pendidikan formal: Jakarta 2008 DEPDIKBUD

Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional.

Mulyasa. 2008. Kompetensi Guru. Bandung: PT Alfabeta

Prayitno. (2017). Konseling Profesional Yang Berhasil; Layanan dan Kegiatan Pendukung.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Samisih. 2014. “Peran Guru Kelas dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar

Melalui Layanan Bimbingan Belajar”. Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha (1) 1. ISSN 2356-

3443. (ejournal.utp.ac.id/index.php/JMSG/article/view/.../235)

Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

18

Anda mungkin juga menyukai