Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. DASAR HUKUM


Beberapa dasar hukum yang dapat digunakan dalam penyusunan RDTR Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali adalah:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya;
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
9. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara;
10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan;
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
13. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
14. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu Lintas Jalan;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta
Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang
Wilayah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri;
24. Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-1


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

25. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
27. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
28. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029.
30. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031;

1.2. TINJAUAN TERHADAP RTRW KABUPATEN BOYOLALI


Kecamatan Ampel merupakan salah satu dari 19 kecamatan di Kabupaten Boyolali. Letak
Kecamatan Ampel berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang. Kabupaten Boyolali dilalui
oleh jalan arteri primer Semarang-Surakarta. Kecamatan-kecamatan yang dilalui langsung oleh
jalan arteri primer Semarang-Surakarta antara lain adalah Kecamatan Ampel dan Kecamatan
Boyolali.
Kecamatan Ampel dalam rencana struktur tata ruang Kabupaten Boyolali masuk dalam
hirarki II dengan klasifikasi sistem pusat pelayanan adalah PKL. Fungsi yang diarahkan di
Kecamatan Ampel adalah:
1. Pusat pemerintahan kecamatan
2. Pusat pengembangan kegiatan pendidikan
3. Pengembangan pelayanan sosial dan ekonomi
4. Pengembangan industri
5. Pengembangan permukiman
6. Pengembangan tanaman pangan (padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah)
7. Pengembangan tanaman buah (alpukat, rambutan, duku, jeruk siam, nanas, durian,
pisang, jambu biji, pepaya, mangga dan nangka)
8. Pengembangan tanaman perkebunan (kelapa, teh, cengkeh, tembakau, jahe, kopi, dan
kapuk randu)
9. Pengembangan kegiatan peternakan
10. Pengembangan kawasan industri
11. Pusat pengembangan pariwisata
Dalam rencana kawasan strategis Kabupaten Boyolali, Kecamatan Ampel menjadi
kawasan pusat pertumbuhan, pusat zona industri besar dan menengah, kawasan pengembangan
pariwisata, dan pusat kawasan konservasi alam dan lingkungan hidup.

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-2


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

1.3. TINJAUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI RTRW KABUPATEN BOYOLALI


1.3.1. Tujuan Penataan Ruang
Tujuan pengembangan yang akan dicapai dalam penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Boyolali pada prinsipnya sama dengan tujuan pembangunan pada umumnya
dalam pola kebijaksanaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Boyolali yaitu
peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat secara merata. Sedangkan sasaran
pengembangan yang nantinya akan dicapai adalah penggunaan segala sumber daya yang
tersedia secara optimal dengan tetap mempertimbangkan kelestarian alam dan lingkungan hidup
baik untuk saat ini maupun masa mendatang.
Oleh karena itu, dalam merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan Kabupaten
Boyolali perlu memperhatikan :
1. Arah dan kebijaksanaan baik Tingkat Pusat, Tingkat Provinsi maupun Tingkat Kabupaten.
2. Arah dan kebijaksanaan sektoral
3. Prinsip-prinsip pembangunan yang tidak merusak lingkungan hidup bahkan menjaga
kelestariannya.
4. Pengembangan yang dihadapi sesuai dengan kondisi daerah untuk nantinya diperoleh
alternatif pemecahan masalahnya.
5. Strategi pengembangan, dengan berdasarkan pada potensi dan permasalahan yang dihadapi
dan dijabarkan dalam indikasi program
Berdasarkan kondisi yang ada sekarang dan perkiraan kondisi tersebut dalam beberapa
waktu yang akan datang maka beberapa pengaruh yang mungkin terjadi dalam rencana
pengembangan wilayah Kabupaten Boyolali dapat dirumuskan sebagai berikut:
 Rentang waktu rencana yang akan dilakukan adalah 20 (dua puluh) tahun yang akan
datang
 Perkiraan kondisi sosial budaya masyarakat pada masa yang akan datang adalah lebih
terbukanya sikap sosial masyarakat sehingga semakin terbukanya pertentangan sosial
yang cukup tajam antar masyarakat
 Tumbuhnya demokratisasi yang lebih baik, sehingga semakin terbuka pula kesadaran
akan hak-hak publik dan hak-hak individu dalam masyarakat, yang berdampak pada
tuntutan masyarakat pada pemerintah akan semakin besar terutama pada pemenuhan
hak - hak publik dan individu masyarakat tersebut.
 Besarnya pengaruh informasi yang terus menerus diberikan oleh media baik audio,
cetak maupun audio visual pada masyarakat, sehingga peran media akan semakin
besar dalam menentukan kebijakan- kebijakan publik.

Visi Kabupaten Boyolali


Visi Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Kabupaten Boyolali tahun 2005 - 2025 ditetapkan sebagai berikut:

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-3


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

“TERWUJUDNYA KABUPATEN BOYOLALI YANG DEMOKRATIS, KONSTITUSIONAL,


BERDAYA SAING, ADIL, SEJAHTERA DAN BERKELANJUTAN”

Misi Kabupaten Boyolali


Untuk mewujudkan visi Kabupaten Boyolali ke depan dan dalam rangka merealisasikan
otonomi daerah, dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang
profesional dan berkompeten.
2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan politik yang
demokratis.
3. Mewujudkan penegakan hukum dan hak asasi manusia secara adil kepada seluruh
anggota masyarakat.
4. Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang pembangunan.
5. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing
daerah.
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana wilayah.
7. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan serta kerjasama
dan kemitraan dalam pembangunan.
8. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat dirumuskan bahwa tujuan penataan ruang di
Kabupaten Boyolali adalah:
“Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Yang Terintegrasi
di Seluruh Wilayah Kabupaten Boyolali
yang Berbasis Pertanian dan Pengembangan Aneka Industri”

Tujuan-tujuan tersebut kemudian dijabarkan secara lebih lanjut berdasarkan aspek fisik,
sosial, ekonomi, sarana prasarana dan sistem transportasi.
1. Aspek Fisik
a. Tujuan
1. Memberikan alternatif dan kemungkinan pengembangan fisik wilayah secara
menyeluruh, terpadu dan terencana.
2. Memberikan batasan-batasan terhadap pengembangan wilayah yang terencana.
3. Alokasi penggunaan ruang wilayah disesuaikan dengan fungsi masing-masing
kawasan.
4. Pembangunan yang terpadu antar sektoral maupun dengan daerah hinterlandnya.
5. Mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan SDA yang berkesinambungan dan
berwawasan lingkungan.

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-4


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

6. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian pencemaran


lingkungan, konservasi dan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak.
b. Sasaran
1. Pada kawasan lindung agar terjaga dan dipertahankan untuk menghindari bahaya
banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah baik dalam kawasan hutan
maupun kawasan yang dipengaruhi di sekitarnya.
2. Agar kawasan penyangga selalu terjaga sebagai pengendali perkembangan kawasan
lindung tetap terjamin.
3. Mempertahankan lahan pertanian produktif dan mencari kompensasi pengganti untuk
perubahan fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lain sehingga minimum 20% luas
lahan pertanian dari keseluruhan lahan dapat terpenuhi.
4. Tercapainya kualitas lingkungan yang bersih, sehat dan sesuai dengan baku mutu
lingkungan yang ditetapkan.
5. Tersedianya perangkat perundang-undangan dan meningkatkan upaya penegakan
hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan lingkungan hidup.
2. Aspek Sosial
a. Tujuan
1. Memantapkan dan meningkatkan penyelenggaraan penataan ruang yang efektif dan
efisien, transparan, partisipatif, tertib dan terbuka berdasarkan rencana tata ruang yang
berkelanjutan dan disepakati semua pihak.
2. Pemerataan pembangunan daerah dan membuka daerah-daerah yang masih dianggap
terisolasi.
3. Menghubungkan dan mendukung penyebaran (distribusi) produk-produk unggulan yang
dimiliki oleh suatu daerah ke daerah yang lainnya.
4. Meningkatkan pelayanan dari prasarana jalan yang ada dengan melalui pemanfaatan
dan pemeliharaan secara optimal.
5. Peningkatan kebersihan di seluruh wilayah Kabupaten Boyolali juga penataan ruang
pertamanan yang serasi, indah dan mampu memberikan suasana yang sejuk dan
nyaman bagi masyarakat.
6. Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan membina akhlak mulia untuk
mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya, termasuk
penyempurnaan kualitas pelayanan ibadah haji dan memantapkan kerukunan hidup
antar umat beragama sehingga tercipta suatu kehidupan yang harmonis dalam
kemajemukan.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan perbaikan sistem manajemen
pendidikan guna meningkatkan kinerja dunia pendidikan yang akan menaikkan mutu
pendidikan.

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-5


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

8. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pembangunan kesejahteraan


sosial.
9. Mewujudkan penduduk yang berkualitas yaitu penduduk yang sehat, mandiri, bertakwa,
berakhlak mulia, cinta tanah air, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki
etos kerja yang tinggi serta berdisiplin, sejahtera dan produktif secara adil dalam jumlah
yang terkendali dan sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan,
yang didukung oleh sistem informasi kependudukan yang menyeluruh dan sistematis.
10. Menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, mempunyai kemampuan yang tinggi dan
memiliki ketrampilan yang memadai dalam menghadapi persaingan pasar kerja yang
semakin selektif dan ketat.
11. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, hidup dalam lingkungan dan
perilaku yang sehat, dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata.
12. Kepariwisataan diharapkan akan berperan dalam peningkatan kualitas kebudayaan
daerah, maupun memperkenalkan Kabupaten Boyolali pada tingkat nasional serta
melestarikan seni budaya Kabupaten Boyolali.
13. Untuk menciptakan suatu masyarakat yang akrab dan terbiasa berkreasi dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga sense of technology masyarakat akan meningkat.
14. Pembangunan perumahan dan pemukiman diarahkan untuk meningkatkan kualitas
hunian, lingkungan kehidupan, pertumbuhan wilayah, memperluas lapangan kerja,
serta menggerakkan kegiatan ekonomi guna mewujudkan pemerataan dan
kesejahteraan rakyat.
b. Sasaran
1. Semakin meningkat dan mantapnya penyelenggaraan penataan ruang yang efektif dan
efisien, transparan, partisipatif, tertib dan terbuka berdasarkan rencana tata ruang yang
berkelanjutan dan disepakati semua pihak dengan ketersediaan rencana-rencana tata
ruang wilayah kabupaten dan kawasan andalan strategis.
2. Terwujudnya jaringan transportasi sebagai suatu rangkaian simpul dan/ atau ruang
kegiatan yang berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan sistem jaringan yang
efisien dan efektif untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan yang
aman, lancar, dan tertib baik yang menyangkut transportasi barang, orang, maupun
jasa.
3. Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan prasarana jalan baik di wilayah perkotaan
maupun di perdesaan.
4. Perbaikan dan pemeliharaan prasarana jalan secara berkelanjutan.
5. Tertanamnya nilai-nilai agama sebagai landasan moral, spiritual dan etika dalam
penyelenggaraan negara, meningkatkan mutu pendidikan agama, terbinanya

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-6


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

kerukunan antar umat beragama, serta terhindarnya konflik beragam yang dapat
mengancam integritas negara dan terbukanya partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kehidupan beragama.
6. Terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan secara memadai guna menunjang
terlaksananya proses belajar mengajar yang nyaman di sekolah.
7. Meningkatnya kesempatan memperoleh pendidikan di segala lapisan masyarakat,
terutama lapisan masyarakat yang tergolong miskin.
8. Meningkatkan kualitas kehidupan penduduk, yang ditandai dengan meningkatnya
angka harapan hidup, menurunkan angka kematian baik angka kematian bayi, maupun
angka kematian ibu.
9. Pelatihan dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja.
10. Penyebaran dan pendayagunaan tenaga kerja.
11. Terwujudnya upaya kesehatan, dengan meningkatkan jumlah sarana kesehatan yang
bermutu secara bertahap, jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan, pemakaian
obat generik dan pelayanan kesehatan, penggunaan obat secara rasional,
pemanfaatan pelayanan promotif dan preventif, biaya kesehatan yang dikelola secara
efisien serta pelayanan kesehatan.
12. Terciptanya kemampuan pengembangan riset dan teknologi secara luas pada aspek
kehidupan masyarakat.
13. Makin terarah dan meratanya pemenuhan sarana dan prasarana yang layak,
terciptanya lingkungan yang bersih, sehat dan aman dengan segala fasilitas lingkungan
permukiman khususnya bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dan daerah-daerah
permukiman kumuh.
3. Aspek Sarana dan Prasarana
a. Tujuan
1. Memberikan alternatif dan kemungkinan pengembangan sarana dan prasarana wilayah
secara menyeluruh, terpadu dan terencana.
2. Memberi arah penyebaran (distribusi) sarana dan prasarana keseluruh wilayah
Kabupaten Boyolali secara merata.
3. Meningkatkan pelayanan dari sarana dan prasarana fasilitas umum yang ada dengan
melalui pemanfaatan dan pemeliharaan secara optimal.
4. Peningkatan pengelolaan jaringan listrik, air bersih, sampah, drainase, air limbah, dan
saluran irigasi.
b. Sasaran
1. Pembangunan sarana dan prasarana yang ada lebih terarah dan terpadu dan tidak
tumpang tindih.
2. Diharapkan pembangunan fasilitas pada daerah pusat pengembangan dan daerah
pendukungnya secara merata dan proporsional.

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-7


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

3. Terpeliharanya fasilitas sarana dan prasarana yang ada sehingga bisa dimanfaatkan
dalam jangka waktu yang lama.
4. Tercapainya kualitas lingkungan yang bersih, sehat dan sesuai dengan baku mutu
lingkungan yang ditetapkan.
5. Tersedianya sarana listrik, air bersih, pengelolaan sampah dan limbah, drainase.
4. Aspek Sistem Transportasi
Secara umum tujuan dan sasaran pengembangan pada aspek transportasi ini lebih pada:
1. Mengarahkan transportasi yang berkelanjutan dengan dapat memberikan kemudahan
kinerja pelayanan bagi masyarakat terhadap kebutuhan akan mobilitas.
2. Pengembangan sektor transportasi yang realitis, efektif, efisien yang dapat mengikuti
perkembangan wilayah sebagai perwujudan visi dan misi kabupaten.
3. Mengembangkan transportasi yang memadai dan dapat terdistribusi pada setiap wilayah
serta memperkecil jumlah daerah tertinggal.
4. Mendukung perangkutan umum yang manusiawi dan handal.
5. Memberikan pelayanan transportasi yang memperhatikan unsur keselamatan, lingkungan
dan hemat bahan bakar.
6. Terciptanya keterpaduan moda transportasi melalui pengembangan intermoda transport
yang menghubungkan BRT Bandara dan jaringan rel bandara.
5. Aspek Ekonomi
Pertanian
a. Tujuan
1. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat serta pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya.
2. Mempercepat proses pemulihan ekonomi serta peningkatan investasi bagi
pembangunan ekonomi.
3. Meningkatkan kegiatan perekonomian di segala bidang, meningkatkan kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.
4. Meningkatkan kemampuan daya saing dan kualitas hasil-hasil produksi pertanian dalam
mengisi pasar domestik maupun ekspor.
5. Mengoptimalkan potensi-potensi unggulan di sektor pertanian, kehutanan dan
perkebunan yang menjadi andalan daerah.
6. Menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha yang meningkat dan kondusif.
7. Peningkatan kegiatan peternakan dan perikanan.
b. Sasaran
1. Meningkatnya diversifikasi, intensifikasi dan produktivitas yang didukung dan
mendukung antara satu sektor ekonomi yang ada dengan sektor lainnya.
2. Mengembangkan potensi pertanian yang mempunyai keunggulan komparatif dan
kompetitif tinggi melalui mekanisasi, teknologi produksi, penanganan pasca panen dan

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-8


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

pengolahan hasil serta pemasaran dalam rangka meningkatkan produk dan


produktivitas pertanian, kehutanan dan perkebunan.
3. Optimalisasi pengelolaan dan pembudidayaan produksi perikanan di daerah waduk
(Waduk Kedung Ombo, Bade, Cengklik dan daerah aliran mata air yang cukup deras
yaitu : mata air Pantaran, Tlatar, Pengging, Nepen, dan Sawit).
4. Program perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan
ekosistemnya.
5. Pengembangan potensi kayu pertukangan antara lain sengon, mahoni dan fiyu di
daerah Ampel, Cepogo, Musuk, Mojosongo dan Boyolali.
6. Meningkatnya keterkaitan antar industri serta keterkaitan industri dengan sektor lainnya
khususnya sektor pertanian dalam rangka pengembangan agroindustri maupun
agrobisnis.
Perindustrian dan Perdagangan
a. Tujuan
1. Mempercepat proses industrialisasi yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif.
2. Meningkatkan kegiatan perdagangan.
3. Efisiensi produk dengan memanfaatkan bahan baku lokal.
b. Sasaran
1. Pemanfaatan SDA untuk mendukung sektor industri dan penggalian secara profesional
dan yang berwawasan lingkungan.
2. Perluasan lapangan kerja bagi masyarakat.
3. Meningkatnya kegiatan sektor industri bagi peningkatan pendapatan masyarakat.
4. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan pemberian insentif dalam rangka
menarik investasi di daerah.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung berkembangnya investasi dan
memberikan pelayanan penanaman modal yang mudah dan cepat.
6. Perbaikan dan penambahan jalur transportasi yang dapat menumbuhkembangkan
sektor perdagangan guna pengangkutan barang dan jasa yang ada bisa lancar.
7. Debirokratisasi dan penyederhanaan sistem perijinan usaha dan pengajuan kredit
kepada instansi yang terkait.
8. Tersedianya fasilitas perdagangan sehingga terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
Perbankan dan Penanaman Modal
a. Tujuan
1. Peningkatan kinerja dan jumlah lembaga keuangan dan penanaman modal di daerah
untuk meningkatkan kegiatan perekonomian rakyat, kesempatan usaha dan lapangan
kerja.
2. Meningkatkan mobilisasi tabungan masyarakat.

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I-9


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

3. Memberikan kredit kepada sektor-sektor yang prioritas maupun sektor-sektor yang non
prioritas untuk meningkatkan kesempatan kerja dan memperluas usahanya serta
pemerataan pendapatan masyarakat.
b. Sasaran
1. Terciptanya investasi yang mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
2. Meningkatkan fungsi pelayanan perbankan.
3. Menggalakkan penanaman modal bagi investor.
Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
a. Tujuan
1. Meningkatkan peranan koperasi dalam membantu masyarakat mengembangan
kegiatan ekonominya.
2. Meningkatkan peran UMKM sebagai penggerak kegiatan perekonomian.
3. Penyedia lapangan kerja bagi masyarakat.
b. Sasaran
1. Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi.
2. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan per koperasian.
3. Koordinasi pelaskanaan kebijakan, program pembangunan koperasi serta monitoring
evaluasi dan pelaporan.
4. Pembinaan pengawasan dan pengadaan koperasi berprestasi.
5. Pengembangan sarana pemasaran produk UMKM.
6. Penyelenggaraan promosi produkm UKM.
7. Koordinasi penggunaan dana Pemerintah bagi UMKM serta pemantauan penggunaan
dana pemerintah bagi UKM.
8. Pengembangan kebijakan dan program peningkatan ekonomi lokal.
Pertambangan dan Energi
a. Tujuan
1. Mengoptimalkan potensi pertambangan yang ada secara ekonomis dan tetap
memperhatikan kelestariannya dan dampak lingkungannya.
2. Makin meningkatnya peranan sektor pertambangan dalam kegiatan ekonomi.
3. Mengembangkan energi alternatif dengan mengoptimalkan potensi daerah.
b. Sasaran
Pengembangan lokasi pertambangan dan energi, dimana harus mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Jenis dan jumlah material yang tersedia
2. Sistem pengangkutan material
3. Dampak lingkungan (baik lingkungan fisik maupun sosial) yang ditimbulkan perlu dikaji
sebelumnya (AMDAL)

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 10


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

Pariwisata
a. Tujuan
1. Pengembangan pemasaran daerah tujuan pariwisata
2. Pengembangan kemitraan bidang pariwisata
3. Peningkatan iklim yang kondusif bagi investor bidang pariwisata
4. Pengembangan SDM pariwisata
b. Sasaran
1. Meningkatkan pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata
2. Meningkatkan kegiatan promosi pariwisata secara terpadu dan konseptual
3. Meningkatkan sarana dan prasarana wisata dan pengembangan obyek wisata baru
4. Meningkatkan kerjasama dengan investor bidang kepariwisataan
5. Meningkatkan SDM pelaku wisata yang profesional
6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pariwisata

1.3.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah


Kebijakan pengembangan wilayah di Kabupaten Boyolali terangkum dalam strategi umum
pembangunan tata ruang wilayah yang menjelaskan mengenai kondisi wilayah yang menjadi
pertimbangan dalam perumusan konsep pengembangan wilayah.
Secara umum untuk mencapai tata ruang wilayah yang berkelanjutan dan terpadu dapat
diperoleh dengan keterpaduan dalam kebijaksanaan tata ruang wilayah, dengan memperhatikan
potensi dan kendala wilayah pengembangan serta kemampuan aparat dan rakyat dalam memutar
roda pembangunan. Kebijakan pada jalur pembangunan yang demikian, maka dapat dirumuskan
konsep, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Boyolali. Perkembangan
wilayah Kabupaten Boyolali secara umum masih terpadu pada jalur Semarang-Boyolali-Surakarta,
Semarang-Boyolali-Klaten, Semarang-Boyolali-Magelang dan Semarang-Boyolali-Sragen. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa pemerataan pembangunan belum sepenuhnya terwujud, karena
masih banyaknya wilayah yang memiliki tingkat perkembangan wilayah rendah.
Kondisi-kondisi tersebut menjadi pertimbangan utama dalam perumusan konsep,
kebijakan dan strategi pengembangan wilayah dan penataan ruang, dengan beberapa alternatif
pembangunan untuk pengembangan wilayah yang sesuai dengan tujuan penataan ruangnya
antara lain:
- Pembangunan dengan pertumbuhan (Growth Development)
- Pembangunan dengan pemerataan (Equity Development)
- Pembangunan dengan pertumbuhan dan pemerataan (Equity and Growth Development)

A. Pembangunan dengan Pertumbuhan


Alternatif ini adalah pengalokasian pembangunan pada wilayah-wilayah yang pertumbuhan
dan perkembangan pembangunannya tinggi. Wilayah yang memiliki pertumbuhan dan

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 11


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

perkembangan pembangunannya tinggi di wilayah Kabupaten Boyolali, dilihat dari tingkat


pelayanan sistem prasarana wilayahnya adalah sebagai berikut ;
- Jalur Semarang-Boyolali-Surakarta, adalah pusat perkembangan utama dengan ditunjukkan
oleh tingkat pertumbuhan dan perkembangan wilayah tinggi di Kecamatan Boyolali, Ampel,
Mojosongo, Teras, dan Banyudono.
- Wilayah perkembangan yang cukup mendukung perkembangan wilayah adalah jalur
Semarang-Boyolali-Klaten yang melewati Kecamatan Boyolali, Ampel dan Mojosongo.
- Jalur jalan yang mendukung jalur jalan wisata SSB (Solo-Selo-Borobudur) yaitu Semarang-
Boyolali-Magelang yang melewati Kecamatan Boyolali, Musuk, Cepogo dan Selo.
- Jalur jalan yang membuka jalur perkembangan wilayah yaitu Semarang-Boyolali-Sragen yang
melewati Kecamatan Karanggede, Klego dan Andong.
Konsep dan strategi yang akan dikembangkan pada konsep pembangunan dengan pertumbuhan
ini adalah :
1. Strategi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan utama (Growth Pole), yaitu memberikan
alokasi pembangunan pada pusat-pusat pertumbuhan, dalam hal ini kota-kota yang berperan
sebagai pusat pertumbuhan, adalah kota-kota yang berpotensi dalam pengembangan wilayah
sekitarnya seperti Kecamatan Boyolali, Ampel, Banyudono, Karanggede, Mojosongo, Sambi,
Ngemplak, Simo dan Teras.
Sebagai penggerak dalam percepatan pertumbuhan wilayah, maka alokasi kegiatan yang
dapat diterapkan adalah :
- Memberi kebijaksanaan untuk membangun kawasan-kawasan perdagangan dan jasa di
wilayah ini, untuk mendukung kawasan-kawasan industri yang berada pada kawasan-
kawasan potensialnya.
- Memberikan kebijaksanaan untuk membangun prasarana dan sarana yang menunjang
peran sebagai pusat pertumbuhan industri dan dihubungkan dengan pusat-pusat
perdagangan dan jasa, sehingga terjadi jaringan pertumbuhan antara kawasan industri
dan kawasan pusat-pusat pertumbuhan utama.
2. Strategi untuk menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan, yaitu untuk mengurangi kesenjangan
dan masalah-masalah yang ditanggung oleh kota utama, dengan mendorong pembangunan
juga dialokasikan di kota – kota sekitar kota utama dan kota hinterland-nya (termasuk desa
pusat pertumbuhan). Salah satu cara adalah dengan memberikan kemudahan-kemudahan
bagi investor untuk membangun tidak hanya pada pusat utama saja, tapi juga pusat
sekitarnya yang lain maupun kota hinterland lainnya, juga program pembangunan prasarana
dan sarananya.
Model ini dapat diterapkan dengan membagi pusat-pusat pengembangan, yang masing-
masing pusat pengembangan memiliki sub-sub pusat pengembangan baru terutama untuk
wilayah perkotaan. Sedangkan untuk wilayah pedesaan dapat dilakukan dengan metode desa
pusat pertumbuhan, sebagai wujud penyebaran pusat-pusat pertumbuhan. Sehingga

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 12


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

perkembangan wilayah perkotaan dan perdesaan akan terjadi perkembangan yang seimbang
selaras dan terpadu.

B. Pembangunan dengan Pemerataan


Pola pembangunan dengan pemerataan ini memiliki kecenderungan membiarkan wilayah-
wilayah yang sudah berkembang sendiri, dan memacu wilayah-wilayah yang kurang
berkembang (berkembang lambat) menjadi wilayah yang berkembang (berkembang cepat).
Pola perkembangan ini dilakukan dengan menarik potensi-potensi yang terkait dengan
perkembangan pada wilayah yang sudah berkembang ke wilayah yang belum atau kurang
berkembang. Untuk wilayah yang berkembang pesat adalah kecamatan di sepanjang jalur
utama sedangkan kecamatan dengan perkembangan sedang adalah Kecamatan Sawit,
Juwangi, dan Karanggede.
Upaya-upaya yang dilakukan dari konsep ini adalah memiliki tujuan agar terjadi pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Boyolali dengan cara mengatasi hambatan-
hambatan yang menjadi kendala pembangunan, yang meliputi :
- Hambatan geografis, sifat keterpencilan wilayah, sebagai akibat kondisi fisik dasar yang
cukup menghambat.
- Hambatan aksesibilitas yang rendah, tingkat pencapaian yang cukup sulit secara fisik
dasar dan jarak dengan pusat pengembangan wilayah.
- Hambatan keterbatasan sarana dan prasarana wilayah, keterbatasan jumlah dan
keterbatan fungsional.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan
pemerataan pembangunan wilayah adalah sebagai berikut :
- Penyebaran modal pembangunan untuk pembiayaan pada wilayah yang kurang
berkembang
- Pembangunan sarana dan prasarana wilayah, terutama sistem transportasi (jaringan
jalan dan moda angkutan), untuk mengatasi kondisi geografis dan sulitnya pencapaian
(rendahnya aksesibilitas) wilayah.
- Pembangunan sarana dan prasarana ekonomi untuk mewadahi potensi-potensi
ekonomi yang masih kurang terdistribusi pada wilayah lain.

C. Pembangunan dengan Pertumbuhan dan Pemerataan


Konsep pembangunan dengan pertumbuhan dan pemerataan ini merupakan gabungan dari
konsep-konsep yang telah diungkapkan sebelumnya, dengan inti pengembangan, tetap
memacu pertumbuhan pada wilayah yang telah berkembang dan terus lebih memacu
dengan cepat pertumbuhan pada wilayah yang kurang berkembang. Secara umum konsep
ini akan sangat sulit dilaksanakan secara ideal, tetapi hal tersebut tetap tidak mengurangi
kebaikan dari konsep ini maka untuk pengembangan wilayah perlu melalui pengembangan
perkotaan dan perdesaan dengan metode pengembangan wilayah pioner dan prioritas.

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 13


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

Pengembangan pioner diperuntukkan bagi wilayah perdesaan yang masih memiliki sifat
keterpencilan, memiliki kelompok desa yang cukup banyak dan memiliki sifat perdesaan
yang kental, dengan potensi-potensi terpendam yang cukup memberi harapan cerah.
Sedangkan pengembangan prioritas adalah untuk wilayah perkotaan yang memiliki potensi
strategis dan posisi geografis yang strategis. Potensi strategis tersebut meliputi potensi
sumber daya alam, potensi kelengkapan sarana dan prasarana wilayah yang memadai,
didukung perkembangan wilayah yang tidak terbelakang, dengan ditunjukkan oleh letak
strategis baik secara kandungan potensi maupun berdasarkan jaringan yang melewatinya.
Konsep pengembangan ini akan sangat bergantung pada tingkat kemampuan daerah dalam
mengatasi persoalan-persoalan pembangunan baik pendanaan, penentuan prioritas
pembangunan, penentuan proyek sektoral yang tepat maupun penanganan tahapan
pembangunan yang harus dilakukan dalam memacu wilayah yang cepat berkembang dan
terus lebih meningkat kembangkan pada wilayah yang belum/ kurang berkembang.

1.3.2.1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah


Tujuan kebijakan penataan ruang wilayah adalah untuk mendorong proses pertumbuhan
pada wilayah yang mempunyai potensi untuk berkembang serta untuk memacu pertumbuhan
wilayah tersebut sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah dengan tetap menjaga
keberlanjutan pembangunannya. Adapun kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Boyolali
berdasarkan tujuan penataan ruang adalah sebagai berikut.
1. pengendalian dan pengembangan pemanfaatan lahan pertanian;
2. pengembangan wilayah industri;
3. pengoptimalan produktivitas kawasan peruntukan perikanan;
4. pengembangan pusat-pusat pelayanan;
5. pengembangan mutu dan jangkauan sarana dan prasarana penunjang kegiatan;
6. pengembangan sistem jaringan transportasi darat dan udara;
7. pengendalian dan pelestarian kawasan lindung;
8. pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan fungsi daya dukung lingkungan;
9. pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan
10. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.

1.3.2.2. Pengendalian dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Pertanian


Strategi pengendalian dan pengembangan pemanfaatan lahan pertanian, antara lain
adalah:
1. mengendalikan alih fungsi lahan pertanian;
2. mengembangkan produktivitas pertanian;
3. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian;
4. mengembangkan irigasi pertanian;
5. mengoptimalkan kawasan pertanian lahan basah;

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 14


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

6. mengoptimalkan kawasan pertanian lahan kering;


7. menetapkan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan
8. mengembangkan kawasan pusat pengembangan agropolitan.

1.3.2.3. Pengembangan Wilayah Industri


Pengembangan pengembangan wilayah industri, dengan strategi sebagai berikut:
1. meningkatkan kegiatan koperasi usaha mikro, kecil dan menengah serta menarik
investasi;
2. mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga;
3. mengembangkan wilayah industri polutif berjauhan dengan kawasan permukiman; dan
4. mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil dan kerajinan rumah
tangga.

1.3.2.4. Pengoptimalan Produktivitas Kawasan Peruntukan Perikanan


Strategi pengoptimalan produktivitas kawasan peruntukan perikanan adalah sebagai
berikut :
1. mengembangkan perikanan budidaya air tawar;
2. mengembangkan minapolitan;
3. megoptimalkan produktivitas kawasan peruntukan perikanan;
4. mengembangkan perikanan ramah lingkungan; dan
5. mengembangkan sistem mina padi.

1.3.2.5. Pengembangan Pusat-Pusat Pelayanan


Pengembangan pusat-pusat pelayanan, dengan strategi sebagai berikut :
1. membentuk pusat kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki; dan
2. meningkatkan interaksi antara pusat kegiatan perdesaan dan perkotaan secara sinergis.

1.3.2.6. Pengembangan Mutu dan Jangkauan Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan
Strategi dari pengembangan mutu dan jangkauan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan adalah sebagai berikut :
1. mengembangkan sarana prasarana sesuai skala pelayanannya; dan
2. mengembangkan sistem informasi dan teknologi dalam meningkatkan kegiatan di
perkotaan dan perdesaan.

1.3.2.7. Mengoptimalkan Kawasan Pertanian Lahan Kering


Strategi mengoptimalkan kawasan pertanian lahan kering adalah sebagai berikut :
1. mengembangkan jalan dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan pembangunan;
2. mengoptimalisasi pengembangan sistem transportasi massal dan infrastruktur
pendukungnya;

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 15


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

3. mengembangkan fasilitas pelayanan dan infrastruktur penunjang; dan


4. mengoptimalkan tingkat kenyamanan dan keselamatan penerbangan.

1.3.2.8. Pengendalian dan Pelestarian Kawasan Lindung


Strategi pengendalian dan pelestarian kawasan lindung adalah sebagai berikut :
1. mengembalikan fungsi lindung;
2. mencegah perkembangan kegiatan budidaya di kawasan lindung;
3. meningkatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pengelolaan
kawasan; dan
4. menghindari kawasan yang rawan bencana sebagai kawasan terbangun.

1.3.2.9. Pengembangan Kawasan Strategis sesuai Kepentingan Fungsi Daya Dukung


Lingkungan
Pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan fungsi daya dukung lingkungan
mempunyai strategi sebagai berikut :
1. meningkatkan kegiatan yang mendorong pengembalian fungsi lindung;
2. menjaga kawasan lindung dari kegiatan budidaya;
3. mempertahankan luasan hutan lindung;
4. meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan lindung; dan
5. mengembangkan ruang terbuka hijau pada kawasan perlindungan setempat, kawasan
perlindungan bawahannya, dan ruang evakuasi bencana alam.

1.3.2.10. Pengembangan Kawasan Strategis Sesuai Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi


Strategi dari pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan pertumbuhan ekonomi
adalah sebagai berikut :
1. mengembangkan kegiatan ekonomi skala besar;
2. menyediakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi;
3. menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah; dan
4. mengembangkan kerjasama dalam penyediaan tanah.

1.3.2.11. Peningkatan Fungsi Kawasan Pertahanan dan Keamanan Negara.


Strategi dari peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara adalah
sebagai berikut :
1. mendukung penetapan Kawasan Strategi Nasional dengan fungsi khusus Pertahanan
dan Keamanan;
2. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar Kawasan
Strategis Nasional untuk menjaga fungsi Pertahanan dan Keamanan;

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 16


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

3. mengembangkan Kawasan Lindung dan/atau Kawasan Budidaya tidak terbangun


disekitar Kawasan Strategis Nasional yang mempunyai fungsi khusus Pertahanan dan
Keamanan; dan
4. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.

1.4. ISU DAN PERMASALAHAN STRATEGIS KAWASAN


Potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan penataan ruang di Kecamatan Ampel
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel I.1. Berdasarkan permasalahan pada masing-masing sektor
pembangunan di Kecamatan Ampel, dapat dirumuskan isu penataan ruang di Kecamatan Ampel
yaitu:
1. Pesatnya perkembangan kawasan perdagangan dan jasa di jalur utama Kecamatan Ampel.
2. Tumbuhnya zona-zona industri, baik zona industri besar, sedang, menengah yang tersebar di
Kecamatan Ampel.
3. Letak Kecamatan Ampel yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang dapat
menarik aktivitas penduduk di sekitar perbatasan sebagai pusat pengembagan sarana di
wilayah perbatasan.
4. Kecamatan Ampel sebagai pusat kawasan konservasi dan lingkungan hidup terutama di
sekitar lereng Gunung Merapi Merbabu.
5. Kecamatan Ampel sebagai pusat pertumbuhan potensial sebagai kawasan pengembangan
wisata, dengan daya tarik utama berupa wisata alam, religi, budaya.
6. Perkembangan kawasan permukiman cukup pesat karena masih memiliki banyak lahan
pengembangan kota yang non produktif. Perkembangan aktivitas perdagangan dan industri
juga akan meningkatkan kebutuhan akan rumah.
7. Perlunya peningkatan kualitas jaringan jalan penghubung pusat-pusat pertumbuhan aktivitas,
seperti akses jalan menuju kawasan perdagangan dan jasa, industri, wisata, pusat pertanian.

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 17


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

Tabel I.1.
Potensi dan Permasalahan di Kecamatan Ampel

NO. SEKTOR POTENSI MASALAH


1. Fisik Alam
Topografi dan Topografi di kawasan perkotaan relatif datar, sangat baik Semakin ke barat, topografi semakin tinggi karena semakin dekat
kelerengan, jenis tanah, untuk pengembangan daerah terbangun untuk ke lereng Gunung Merapi Merbabu. Topografi menjadi kendala
hidrogeologi, dan curah pengembangan fungsi perkotaan perkembangan kawasan
hujan
Mata air Potensi air selain air permukaaan (sungai) adalah mata air. Bertambahnya area terbangun mempertinggi run off sehingga
mengurangi resapan air ke tanah sehingga dapat mengurangi
debit mata air
2. Kependudukan
Pertumbuhan Pertumbuhan penduduk memiliki kecenderungan meningkat Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan meningkatkan
penduduk akibat migrasi dan pertumbuhan alami. Faktor migrasi kebutuhan akan lahan permukiman
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pertumbuhan penduduk, disamping pertumbuhan alami.
Artinya Kecamatan Ampel memiliki faktor penarik (pull
factor) terhadap kawasan di sekitarnya (sebagai lokasi
kawasan permukiman .
Kepadatan & distribusi Kepadatan penduduk eksisting masih dapat ditingkatkan Kepadatan penduduk tidak merata yang berdampak terhadap
penduduk sesuai dengan standar kepadatan berlaku untuk daerah mahalnya investasi sapras perumahan dan permukiman,hal ini
perkotaan, terutama di desa dengan kepadatan eksisting disebabkan pola permukiman perdesaan (kluster) masih dominan
yang masih rendah.
Mata pencaharian Jumlah penduduk dominan bekerja pada sektor pertanian Umumnya penduduk pekerja sebagai buruh tani dengan
penduduk sehingga dapat mendukung pengembangan sektor ketrampilan bercocok tanam tradisional, sehingga tingkat
pertanian kesejahteraannya masih perlu ditingkatkan.
Tingkat pendidikan Dominasi tingkat pendidikan penduduk adalah tidak atau Rendahnya kualitas SDM menyebabkan keterbatasan lapangan
penduduk tamat SD kerja dan rendahnya tingkat kesejahteraan
3. Ekonomi
Sektor ekonomi Potensi pertanian bisa dikembangkan untuk meningkatkan Nilai tambah sektor pertanian kecil kecuali dikembangkan dalam
potensial perekonomian kota dengan cara pendirian industri hasil skala industri atau dijual/ dipasarkan ke daerah lain.
pertanian yang berguna bagi nilai tambah output yang
dihasilkan
Tumbuhnya sektor industri akan meningkatkan mata
pencaharian dan pendapatan.
Tingkat kesejahteraan Perilaku/ sosial budaya masyarakat masih bersifat Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga
masyarakat tradisional kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
terbatas

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 18


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

NO. SEKTOR POTENSI MASALAH

4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Terbangun : Terbangun :
Lahan terbangun di sepanjang jalur arteri primer sudah Perkembangan fungsi permukiman perkotaan yang tidak
mencirikan kehidupan perkotaan, baik berupa perumahan, terkendali dan menggusur lahan pertanian menjadi lahan
permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran, terbangun.
pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan pelayanan umum Non Terbangun :
lainnya. Kecenderungan alih fungsi lahan pertanian menjadi non
Non Terbangun : pertanian akan mengurangi daerah resapan alami.
 Dominasi sektor pertanian merupakan potensi
Kecamatan Ampel sebagai kawasan sentra agropolitan.
 Lahan pertanian merupakan daerah resapan alami yang
mengurangi air larian (run off) akibat turunnya air hujan
 Sebagai kawasan Lindung
Ruang Terbuka Hijau Lahan non terbangun masih banyak khususnya lahan Sistem penghijauan lingkungan pada kawasan permukiman
pertanian. perkotaan masih rendah, karena tidak ada ruang terbuka baik
aktif maupun pasif.
Ruang terbuka hijau pada jalur pergerakan masih rendah
khususnya di jalan arteri Semarang-Boyolali.
5. Sarana Prasarana dan
Utilitas
Sarana Ketersediaan sarana umum maupun sarana sosial untuk Pemusatan sarana hanya di jalur utama kawasan sehingga perlu
memenuhi kebutuhan masyarakat Ampel penyebaran sarana umum maupun sosial ke seluruh bagian
wilayah
Air bersih Ketersediaan air bersih cukup memadai, baik dari upaya Tingkat pelayanan PDAM belum menjangkau seluruh wilayah
swadaya masyarakat maupun pelayanan PDAM. (daerah layanan air bersih masih perlu ditingkatkan sehingga
menjangkau seluruh wilayah perkotaan)
Listrik Masih mencukupi, baik untuk domestik maupun non Tiang listrik yang berubah menjadi media promosi
domestik.
Telepon Masih mencukupi, baik untuk domestik maupun non Pembangunan tower telekomunikasi yang perlu dibatasi agar
domestik. tidak membawa dampak bagi kesehatan, keamanan,
kenyamanan
Drainase Tersedianya saluran drainase dan saluran irigasi yang Pola drainase dalam skala kawasan perkotaan belum jelas
menjadi saluran pembuangan air. strukturnya, termasuk inlet dan outlet pembuangan aliran
Masih banyak ruang terbuka sebagai daerah resapan air permukaan. Pada beberapa lokasi terjadi genangan yang
hujan disebabkan oleh sedimentasi pada saluran dan kurang
terawatnya saluran eksisting.
Sanitasi Permukiman perkotaan sudah memiliki jamban yang baik Masyarakat khususnya di daeran permukiman perdesaan masih

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 19


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

NO. SEKTOR POTENSI MASALAH


menggunakan sungai atau saluran atau tanah kosong sebagai
lokasi sanitasi.
Kepadatan bangunan dapat mempengaruhi sistem sanitasi
perkotaan dan akan mempengaruhi pencemaran tanah dan air.
Air limbah Pengolahan limbah secara mandiri oleh pemiliki industri. Belum ada saluran khusus pembuangan air limbah, terutama
untuk kawasan industri.
Sampah Masyarakat masih dapat mengupayakan pengelolaan Tingkat pelayanan dan cakupan layanan armada sampah masih
sampah secara swadaya. belum memadai sehingga masih perlu ditingkatkan.
Kesadaran masyarakat masih rendah untuk membuang sampah
pada tempatnya, maupun untuk melakukan pemilahan sampah
dari sumbernya.
Permukiman dan Masyarakat masih dapat mengupayakan penyediaan sarana Perkembangan perumahan masih bersifat linier mengikuti jalan.
fasilitas pendukungnya perumahan dan fasilitas pendukungnya secara swadaya. Fasilitas pendukung perumahan dan permukiman tumbuh secara
sporadis mengikuti perkembangan perumahan dan permukiman.
6. Transportasi
Aksesibilitas kawasan Mayoritas lokasi di Kecamatan Ampel telah terhubung  Trayek angkutan umum masih terbatas pada jalur utama
dengan jaringan jalan. antar kota, sehingga pelayanan transportasi untuk
Ada sub terminal sebagai titik awal pergerakan transportasi menjangkau beberapa lokasi ditempuh dengan ojek (relatif
orang dan atau barang. mahal dibandingkan ongkos transportasi umum)
 Distribusi jalan masih belum merata pada daerah tertentu
sehingga distribusi trasportasi terpusat pada jalur utama yang
dapat meningkatkan kemacetan
 Dimensi jaringan jalan terlalu kecil pada daerah permukiman
pada desa tertentu sehingga kapasitasnya akan berkurang
seiring penambahan volume lalu lintas akibat perkembangan
tata guna lahan.
 Kondisi fisik jaringan jalan banyak yang rusak. Hambatan
samping di beberapa lokasi tinggi.
Pola Jaringan Jalan Pola jaringan jalan sudah dalam kondisi aspal dan mayoritas  Perkembangan kawasan (fasilitas) umumnya tidak merata
telah saling terhubung antar desa maupun dengan wilayah hanya berada di sepanjang kanan dan kiri jalan utama. Pola
sekitar jaringan juga mencirikan beban terberat hanya pada jalur
Kawasan perkotaan Kecamatan Ampel dilewati oleh jalur utama sehingga rawan macet.
arteri primer.  Topografi kawasan yang berbukit semakin menghambat arus
transportasi, baik di jalan utama maupun jalan lokal di
masing-masing desa (jalan bergelombang dan atau naik/
curam).
 Pola jaringan jalan dipengaruhi oleh tumbuhnya fungsi di
sepanjang jalan sehingga menimbulkan bangkitan kegiatan

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 20


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
LAPORAN AKHIR

NO. SEKTOR POTENSI MASALAH


dan moda transportasi.
Sarana pendukung Sudah ada sub terminal di dekat Pasar Ampel Angkutan umum yang tidak mau berhenti dalam sub terminal,
transportasi malah berhenti di sepanjang tepi jalan mendekati pasar
menimbulkan kemacetan lalu lintas,
Jaringan transportasi (trayek angkutan, dan dimensi jalan) masih
perlu dikembangkan untuk pemerataan pertumbuhan ruang
(equal spatial development)
Sudah ada halte di tepi jalan arteri Semarang-Boyolali, dekat Fasilitas halte hanya terbatas di jalur utama dekat dengan pusat
dengan Pasar Ampel aktivitas perdagangan, perlu penyebaran halte ke seluruh wilayah
layanan trayek angkutan
Lahan parkir di depan bangunan, di bahu jalan. Belum tersedia lahan parkir sesuai dengan kapasitasnya
Dapat di bangun area parkir bersama di kawasan pusat sehingga banyak kendaraan parkir di bahu jalan, dan pada
perdagangan. akhirnya menyebabkan kemacetan.
7. Tata Bangunan dan
Lingkungan
Intensitas pemanfaatan lahan mengikuti kelas jalan.  Kepadatan bangunan tidak merata.
 GSB belum menjadi pedoman dalam pembangunan,
terutama di koridor jalan utama.
 Belum ada aturan yang jelas mengenai tata bangunan dan
lingkungan
8. Daerah rawan bencana
Daerah rawan bencana sebagai kawasan konservasi. Perluasan lokasi penambangan/ penggalian bahan tambang
akan menyebabkan longsor
9. Kelembagaan
Sudah ada lembaga baik pemerintah, swasta, maupun Kelembagaan belum dikemas dalam suatu sistem kelembagaan
masyarakat yang langsung terkait dengan pembangunan di yang mengintegrasikan antara pengelolaan sumber daya (aspek
Kecamatan Ampel yang dikelola) oleh sumber daya manusia yang berkualitas
(pengelola sumber daya) melalui proses kerja yang teratur
(standar operasi, prosedur, dan kinerja) sehingga karakter
tumbuhnya kegiatan kawasan belum mencirikan satu sistem
aktivitas perkotaan yang terkoordinasi dan terukur perkembangan
dan kontinuitasnya.
Sumber : Penyusun, 2012

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 21


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032
RENCANA

1.5. MAKSUD, TUJUAN, SASARAN RDTR


1.5.1. Maksud
Maksud penyusunan RDTR Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali adalah mewujudkan
rencana detail tata ruang yang mendukung terciptanya kawasan strategis maupun kawasan
fungsional secara aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan sesuai amanat UU No.26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, serta memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa
berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan
dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat.

1.5.2. Tujuan
Tujuan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Ampel adalah:
1. Sebagai arahan bagi masyarakat dalam pengisian pembangunan fisik kawasan;
2. Sebagai pedoman bagi instansi dalam menyusun zonasi, dan pemberian perijinan kesesuaian
pemanfaatan bangunan dengan peruntukan lahan.

1.5.3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai melalui penyusunan RDTR Kecamatan Ampel adalah:
1. Menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan permukiman dalam
kawasan;
2. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun dalam kawasan;
3. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional kabupaten;
4. Terdorongnya investasi masyarakat di dalam kawasan.
5. Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan masyarakat/ swasta.

PENYUSUNAN REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG I - 22


KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012-2032

Anda mungkin juga menyukai