Anda di halaman 1dari 49

K2 Masa Kemerdekaan

a. Persiapan Kemerdekaan
• Jepang terdesak Sekutu (Amerika, Inggris, Rusia, Perancis,
Belanda dan negara sekutu lainnya),
• Jepang menjanjikan Indonesia merdeka.
• Pada29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun kaisar
Jepang, janji “kemerdekaan tanpa syarat” untuk Indonesia
diberikan.
• Untuk mendapatkan simpati bangsa Indonesia, Jepang
membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai. Susunan
BPUPKI sebagai berikut:
• (1) Ketua (Kaicoo): Dr. KRT, Radjiman Widyodiningrat
• (2) Ketua muda: R.P. Soeroso
• (3) Anggota: Enampuluh (60) orang anggota biasa dari bangsa Indonesia
(tidak termasuk ketua dan ketua muda) yang berasal dari pulau Jawa,
Sumatra, Maluku, Sulawesi dan beberapa orang peranakan Eropa, Cina
dan Arab.
Sidang BPUPKI pertama
• dilaksanakan selama empat hari,berturut-turut yang tampil berpidato
untuk menyampaikan usulan adalah:
(1) Moehammad. Yamin (29 Mei 1945).
Dalam pidatonya, Moehammad Yamin mengusulkan rumusan dasar negara
Indonesia sebagai berikut:
1) Peri Kebangsaan;
2) Peri Kemanusiaan;
3) Peri Ketuhanan;
4) Peri Kerakyatan (Permusyawaratan, Perwakilan, dan Kebijaksanaan);
Kesejahteraan Rakyat
(2) Soepomo (31 Mei 1945)
• Soepomo mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut:
1) Teori negara perseorangan (individualis), sebagaimana diajarkan oleh
Tahunomas Hobbes (abad 17), JJ.Rousseau (abad 18), Herbert Spencer
(abad 19), HJ. Laski (abad 20).Menurut paham ini,negara adalah
masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak antara
seluruh individu (contract social);
2) Paham negara kelas (class theory).Teori ini sebagaimana diajarkan oleh
Marx, Engel dan Lenin. Negara adalah alat dari suatu golongan untuk
menindas golongan lain. Negara kapitalis adalah alat dari kaum borjuis.
Oleh karena itu kaum Marxis menganjurkan untuk meraih kekuasaan
agar kaum buruh dapat ganti menindas kaum borjuis;
3) Paham negara integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller
Hegel (abad 18 dan 19). Menurut paham ini negara bukanlah untuk
menjamin perseorangan atau golongan tapi menjamin kepentingan
masyarakat sebagai suatu persatuan. Negara adalah susunan
masyarakat yang integral, segala golongan, bagian atau anggotanya
saling berhubungan erat dengan lainnya dan merupakan kesatuan
organik.
(3) Soekarno (1 Juni 1945)
Soekarno mengusulkan dasar negara yang terdiri dari lima prinsip
yang rumusannya adalah sebagai berikut:
1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2) Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3) Mufakat (demokrasi)
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang Berkebudayaan)
b. Masa Awal Kemerdekaan
• Tidak dapat dipungkiri bahwa pendudukan Jepang membawa
• penderitaan seluruh rakyat Indonesia justru semakin parah.Masa
• pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai
kebijakan
• Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan
• militernya mendukung kemenangannya dalam menghadapi
• Sekutu. Jepang telah membuat banyak janji-janji untuk
• memerdekaan Indonesia, sehingga untuk menyiapkannya pada
• waktu itu tanggal 8 Agustus 1945, Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan
• Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas panggilan
• Jenderal Besar Terauchi, dengan memberikan 3 kewenangan:
(1) Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI, Moh.Hatta sebagai wakil,
Radjiman sebagaianggota.
(2) PPKI (Dookuritsu Junbi Iinkai) boleh bekerja mulai tanggal 9
Agustus 1945, yang merupakan tindaklanjut setelah dibubarkannya
BPUPKI pada tanggal 7 Agustus 1945, karena dianggap telah
menyelesaikan tugas dan fungsinya secara maksimal antara lain
menyusun undang-undang dasar Indonesia. Peran PPKI yaitu untuk
melanjutkan hasil BPUPKI untuk meresmikan pembukaan dan batang
tubuh konstitusi.
(3) Cepat tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya kepada
panitia.

• Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyatakan menyerah kepada


pasukan Sekutu, setelah dua kota industri di Jepang, Hiroshima dan
Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat.
• Dengan menyerahnya Jepang, maka Perang Dunia II pun berakhir. Hal
ini berarti Jepang tidak mempunyai hak memerintah Indonesia.
Indonesia dalam keadaan vacuum of power (kekosongan kekuasaan).
Oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia, momentum ini
dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia .
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
• Setelah Jepang menyerah kepada sekutu,maka kesempatan itu
dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan
bangsa Indonesia.
• Pagi harinya tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56
Jakarta, tepat pada hari Jumat Legi jam 10 pagi WIB (jam 11.30
• waktu Jepang),
• Bung Karno didampingi Bung Hatta membacakan naskah
proklamasi dengan khidmat.
• Gambar
• Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia itu merupakan
pernyataan merdeka atau membebaskan diri dari segala bentuk
penjajahan dari bangsa atau negara lain.
• Indonesia telah Merdeka, itu merupakan puncak revolusi.

Umumnya proklamasi kemerdekaan bagi suatu bangsa dimaksudkan


untuk:
(1) melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa lain;
(2) dapat hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang telah
merdeka dalam pergaulan antar bangsa di dunia internasional;
(3) Mencapai tujuan nasional bangsa, seperti tujuan nasional,
yaitu:
a) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia;
b) Memajukan kesejahteraan umum;
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa;
d) Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Makna proklamasi bagi rakyat dan Bangsa Indonesia tersebut, antara
lain diuraikan di bawah ini.

(1) Makna Proklamasi, sebagai Puncak Perjuangan Bangsa


Indonesia. Proklamasi kemerdekaan menjadi puncak dari semua
perjuangan. Proklamasi bukan kemenangan milik tokoh-tokoh
pendiri bangsa, tetapi kemenangan seluruh rakyat Indonesia.
Sebuah puncak perjuangan, tetapi bukan berarti perjuangan
berakhir.
Perjuangan berikutnya adalah mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan jauh lebih berat daripada sebelumnya.
Tujuan pembangunan nasional menjadi pedoman tahap-tahap
kebijakan publik pemerintah. dalam mengisi kemerdekaan.
(2) Makna Proklamasi sebagai Pernyataan De Facto. De jure berarti
berdasarkan hukum sedangkan de facto berarti berdasarkan
kenyataan. Makna proklamasi sebagai pernyataan de facto berarti
pernyataan kemerdekaan yang sesuai dengan kenyaataan, bahwa
proklamsi telah dikumandangkan ke seluruh wilayah Indonesia
dan dunia.
Kenyataan tersebut ada dan nyata.
Pernyataan yang diabadikan suaranya hampir di seluruh siaran
radio yang ada pada saat itu.
Pernyataan yang dicatatkah berbagai peranan pers dalam
masyarakat demokrasi Indonesia dan dunia.
Bahkan pernyataan tersebut didukung oleh foto-foto yang ada.
(3) Makna Proklamasi Adalah Menaikkan Martabat Bangsa (Makna
Secara Kultural).
Melalui proklamasi, kedudukan Bangsa Indonesia sejajar dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.
Sedikit banyak akan menghapus stigma sebagai warga negara
kelas dua.
(4) Makna Proklamasi sebagai Awal Perjuangan Baru.
perjuangan merebut kemerdekaan telah selesai.
Selanjutnya adalah perjuangan yang berbeda. Yaitu perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mengisi hingga
tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Perjuangan yang dibarengi dengan upaya integrasi nasional.
Sebuah upaya mempersatukan seluruh keragaman yang ada.
(5) Makna Proklamasi Sebagai Tonggak Sejarah.
• Masyarakat yang mengamalkan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Bangunan yang berdiri abadi sepanjang masa.
• Tidak lekang oleh waktu.
• Tidak goyah dan hancur dengan berbagai ujian yang ada.
• Proklamsi sebagai tonggak sejarah juga diumpamakan sebagai
tiang utama.
• Tiang penyangga disekelilingnya juga harus kuat.
• Bhinneka Tunggal Ika ini akan disangga oleh kekuatan bangsa
Indonesia
(6) Makna Proklamasi Sebagai Lahirnya Sebuah Negara Indonesia.
• Kepulauan Nusantara dari Sabang sampai Merauke sebelumnya
disebut Hindia Belanda, yaitu wilayah yang dikuasai oleh Belanda.
• Setelah proklamasi kemerdekaan, negara Indonesia lahir
• Negara yang mempunyai pemerintahan sendiri tanpa campur
tangan bangsa lain.
• Konstitusi, pemerintahan, dan wilayah yang jelas disahkan
sesudahnya.

(7) Makna Proklamasi Sebagai Titik Tolak Amanat Penderitaan


Rakyat.
• Masa penjajahan Jepang, yang di awal masuk mengaku sebagai
saudara tua Bangsa Indonesia, penderitaan tersebut meningkat.
• Hampir di setiap wilayah, rakyat kelaparan.
• Pakaian yang layak juga tidak didapatkan.
• Maka, berdasarkan hal di atas, proklamasi dikatakan sebagai titik
tolak amanat penderitaan rakyat.
(8) Makna Proklamasi Sebagai Akhir Penjajahan di Indonesia.
• Dalam pembukaan UUD 1945, dikatakan bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
• Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia menolak
segala jenis dan bentuk penjajahan.
• Proklamasi merupakan akhir penjajahan di Indonesia.

(9) Makna Proklamasi dari Aspek Hukum.


• Makna proklamasi dari aspek hukum berarti berlakunya konstitusi
dan hukum Indonesia.
• Tidak ada diskriminasi
• Semua warga negara mempunyai persamaan kedudukan dalam
hukum.
(10) Makna Proklamasi Ditinjau dari Aspek Sosiologis.
• Aspek sosiologis mempunyai arti bebas merdeka tidak hanya fisik,
tetapi juga rasa dan hati nurani.
• Ini termasuk hal yang paling sulit dimaknai oleh seluruh rakyat
Indonesia.
• Mengapa?
• Karena penjajahan telah berlangsung ratusan tahun.
• Ibaratnya, segala sesuatu yang berbau penjajahan sudah
mendarah daging. Fisik dapat merdeka, tetapi terkadang hati dan
perasaan seperti tidak merdeka.
• Aspek sosiologis yang belum merdeka, contohnya rasa rendah diri
jika bertemu dengan bangsa lain, merasa Bangsa Indonesia belum
apa-apa dibandingkan bangsa lain, dan merasa bangga dengan
produk luar negeri.
(11)Makna Proklamasi Ditinjau dari Aspek Politis.
• secara politis Indonesia sudah mempunyai pemerintahan sendiri.
• Indonesia di dunia sama dengan negara tetangga dan negara lain
yang sudah merdeka.
• Merasa sama tinggi ketika berdiri dan sama rendah ketika duduk.
• Proklamasi secara politis adalah pernyataan bahwa Indonesia
sudah berhak menentukan nasibnya sendiri.
(12)Makna Proklamasi Secara Spiritual.
• Masyarakat Indonesia adalah masyarakat agamis.
• Atas berkat rahmat Allah, Tuhan Yang maha Esa proklamasi
kemerdekaan terjadi.
• Sebuah pernyataan yang berlangsung sangat cepat.
• Hanya dalam hitungan jam semua terjadi. Hanya dengan bantuan
Tuhan semua hal dapat terjadi.
(13)Makna Proklamasi Sebagai Kesempatan Untuk Maju.
• kesempatan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk maju di
segala bidang.
• Kemajuan bangsa kini tergantung pada anak bangsa.
• Kesempatan telah terbuka luas.
• Tidak ada lagi warga nomor dua.
• Contohnya, dalam pendidikan.
(14)Makna Proklamasi Sebagai Pedoman Untuk Menjalin Hubungan
Internasional.
• Hubungan internasional dapat terjadi atas dasar persamaan
kedudukan dan martabat antar negara.
• Tidak ada bangsa yang lebih rendah dibandingkan bangsa lain. Ini
termasuk bagian dari sifat-sifat hak asasi manusia.
• proklamasi sebuah negara akan mendapat pengakuan dari negara
lain yang selanjutnya dapat bekerja sama di semua bidang yang
disepakati
• politik yang demikian, Indonesia kemudian masuk dan menjadi
anggota PBB,
• menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan peran
Indonesia dalam KAA,
• Mendirikan dan peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok,
(15)Makna Proklamasi adalah Kedaulatan Negara Indonesia.
• Negara yang berdaulat adalah negara yang mempunyai
pemerintahan sendiri, tidak terikat dengan negara mana pun,
mempunyai hukum sendiri, dan menentukan nasibnya sendiri.
• Dengan semangat proklamasi, maka upaya menjaga sikap dan
perilaku mempertahankan NKRI setiap generasinya akan menjadi
semakin kuat.
• Semua pihak akan merasa menjadi bagian dari NKRI.
• Semua wilayah harus bersatu sampai waktu tidak terbatas.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
• Setelah diproklamirkan kemerdekaan RI, maka tahap selanjutnya yang
dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah memindahkan kekuasaan dan
membentuk pemerintahan Indonesia.

Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945


• Berikut merupakan beberapa keputusan dan hasil sidang PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 hasil sidang PPKI yang pertama.
(1) Mengesahkan UUD 1945
• Hasil sidang PPKI pertama adalah mengesahkan undang-undang dasar
sebagai konstitusi negara.
• PPKI mengesahkan Undang- Undang Dasar (UUD 1945).
• Adapun rancangan batang tubuh UUD 1945 sudah dibuat oleh BPUPKI
sebelumnya.
• Selain itu juga dilakukan revisi Piagam Jakarta dimana kalimat
‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya’ diganti menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.
(2) Mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai
Wakil Presiden
• Hasil sidang pertama PPKI berikutnya adalah memilih dan
mengangkat presiden serta wakil presiden Indonesia.
• Atas usulan Otto Iskandardinata secara aklamasi,
• Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden Indonesia pertama
didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
presidennya.

(3) Membentuk Komite Nasional.


• Sidang PPKI juga memutuskan pembentukan sebuah komite
nasional Indonesia (KNI).
• Fungsi komite nasional ini adalah untuk sementara membantu
tugas tugas Presiden sebelum dibentuknya MPR dan DPR
• Jadi KNI ini dibentuk oleh PPKI dengan tujuan sebagai badan
Dewan Perwakilan Rakyat.
• Orang yang ditunjuk sebai ketua KNI pertama adalah Mr. Kasman
Singodimejo yang dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945.
• Adapun tugas utamanya KNI adalah untuk membantu tugas-tugas
kepresidenan dan juga tidak hanya bertugas sebagai penasihat
saja melainkan juga mempunyai hak legislatif.
Hasil Sidang PPKI 19 Agustus 1945
• Berikut merupakan beberapa keputusan dan hasil sidang PPKI
pada tanggal 19 Agustus 1945 atau hasil sidang PPKI yang kedua.
(1) Membentuk pemerintah daerah yang terdiri dari delapan
provinsi
• Hasil sidang PPKI kedua, salah satunya adalah pembentukan
pemerintah daerah. Indonesia dibagi menjadi delapan provinsi,
dimana tiap provinsi dipimpin oleh seorang gubernur sebagai
kepala daerah.
• Adapun delapan provinsi yang dibentuk beserta nama
gubernurnya adalah:
(2) Membentuk komite nasional daerah
• Setelah membagi wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi,
selanjutnya juga dibentuk komite nasional di tingkat daerah di
tiap-tiap provinsi, mulai dari Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sunda Kecil, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

(3) Membentuk 12 Kementerian dan empat Menteri Negara


• Hasil sidang kedua PPKI berikutnya adalah pembentukan 12
kementrian kabinet di tiap departemen serta empat menteri
negara non-departemen.
• Berikut merupakan nama-nama menteri dan departemen yang
dipimpin pada kabinet Republik Indonesia yang pertama.
• Usai sidang PPKI kedua, dilakukan rapat kecil yang
menghasilkan keputusan untuk segera membentuk
Tentara Rakyat Indonesia.
• Atas usulan Adam Malik, pembentukan pasukan tentara
nasional ini berasal dari tentara Heiho dan PETA.
• Kepolisian dimasukkan dalam Departemen Dalam Negeri.
• Keputusan ini dihasilkan dari buah pikiran Otto Iskandardinata.
• Kemudian Otto Iskandardinata, Abdul Kadir dan Kasman
Singodimerjo ditunjuk untuk mempersiapkan pembentukan
tentara Kebangsaan dan Kepolisian Negara.
• Usaha untuk menyempurnakan tentara terus dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia pada waktu itu.
• Banyaknya laskar-laskar dan badan perjuangan rakyat, kurang
menguntungkan bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
antara lain:
a. Tentang daerah propinsi,dengan pembagian yaitu Jawa
Barat,Jawa Tengah,
JawaTimur,Sumatera,Borneo,Sulawesi,Maluku,Sunda Kecil.
b. Untuk sementara kedudukan Kooti dan sebagainya diteruskan
seperti sekarang
c. Untuk sementara waktu kedudukan kota dan Gementee
diteruskan seperti sekarang
Hasil Sidang PPKI 22 Agustus 1945
• Pada sidang ketiga PPKI dilakukan pembahasan tahun agenda
tentang “Badan Penolong Keluarga Korban Perang”,
• adapun keputusan yang dihasilkan terdiri dari delapan pasal.
Salah satu dari pasal tersebut yaitu pasal dua dibentuklah badan
yang disebut Badan Keamanan Rakyat (BKR), hasil sidang ketiga
adalah:
(1) Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
• Di sidang pertama telah diputuskan untuk membentuk komite
nasional, namun baru di sidang ketiga Komite Nasional Indonesia
Pusat atau KNIP resmi terbentuk.
• Sebanyak 137 anggota KNIP dilantik terdiri dari golongan muda
dan masyarakat.
• Pada sidang KNIP, ditunjuk Kasman Singodimerjo sebagai ketua.
Sementara terdapat tiga wakil ketua, yakni :
• M. Sutarjo sebagai wakil ketua pertama, Latuharhary sebagai
wakil ketua kedua serta Adam Malik sebagai wakil ketua ketiga.
(2) Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI)
• Hasil sidang PPKI ketiga salah satunya adalah membentuk Partai
Nasional Indonesia atau PNI yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
• Pembentukan PNI awalnya ditujukan sebagai satu-satunya partai
di Indonesia.
• Tujuannya untuk mewujudkan negara Republik Indonesia yang
berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.
• Rancangan awal PNI sebagai partai tunggal di Indonesia kemudian
ditolak.
• Pada akhir Agustus 1945, rencana ini pun dibatalkan dan sejak itu
gagasan yang hanya ada satu partai di Indonesia tidak pernah
dimunculkan lagi.
(3) Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
• Hasil sidang ketiga PPKI juga menghasilkan keputusan untuk
membentuk Badan Keamanan Rakyat atau BKR.
• Fungsi BKR adalah untuk menjaga keamanan umum bagi masing-
masing daerah.
• Berkaitan dengan pembentukan BKR, maka PETA, Laskar Rakyat
dan Heiho resmi dibubarkan.
• Pembentukan tentara kebangsaan Indonesia harus dilakukan
segera demi kedaulatan negara Republik Indonesia.
• Nah itulah referensi sejarah Indonesia mengenai hasil sidang PPKI
pertama, kedua dan ketiga mulai tanggal 18, 19 dan 22 Agustus
1945.
• Hasil sidang PPKI memiliki fungsi dan peranan penting dalam
keberlangsungan dan kedaulatan Republik Indonesia sampai saat
ini.
c. Masa Setelah Kemerdekaan
• Dari sudut ilmu hukum (secara yuridis) proklamasi
merupakan
• saat tidak berlakunya tertib hukum kolonial dan saat mulai
• berlakunya tertib hukum nasional.Secara politis ideologis
• proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia
terbebas
• dari penjajahan bangsa asing dan memiliki kedaulatan
untuk
• menentukan nasib sendiri dalam suatu negara proklamasi
• Republik Indonesia.Untuk melawan propaganda Belanda
pada
• dunia internasional pemerintah RI mengeluarkan 3
maklumat:
(1) Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 Oktober 1945 yang
menghentikan kekuasaan luar biasa dari presiden sebelum masa
waktunya (seharusnya berlaku 6 bulan). Kemudian maklumat
tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula
dipegang oleh Presiden kepada KNIP
(2) Maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945,tentang
pembentukan partai politik yang sebanyak-banyaknya oleh
rakyat.
• Hal ini sebagai anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri
demokrasi adalah multi-partai.
• Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar dunia barat menilai
bahwa negara proklamasi sebagai negara demokratis
(3) Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya
maklumat ini mengubah sistem kabinet presidensial menjadi
kabinet parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.
• Berdirinya negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dalam sejarah
ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik secara
politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang
terkandung dalam pembukan UUD 1945 yaitu
• negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam
alinea IV
• ”Bahwa Pemerintahan negara yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia yang
berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila”
Pemilu tahun 1955 pada kenyataannya tidak dapat memenuhi
harapan dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan
ketidakstabilan pada bidang politik, ekonomi, sosial maupun
hankam, hal ini disebabkan karena:
• Makin berkuasanya modal - modal raksasa terhadap
perekonomian Indonesia.
• Akibat silih bergantinya kabinet,maka pemerintah tidak dapat
menyalurkan dinamika masyarakat ke arah pembangunan
terutama di bidang ekonomi.
• Sistem liberal yang berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan
kabinet jatuh bangun,sehingga pemerintah tidak stabil.
• Pemilu tahun 1955 tidak mampu mencerminkan dalam DPR suatu
perimbangankekuatan politik yang sebenarnya hidup dalam
masyarakat.
• Kegagalan badan konstituante yang bertugas membentuk UUD
yang tetap bagi negara RI.
Dekrit Presiden
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yaitu:
(1) Membubarkan Konstituante
• Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan
Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti
UUDS 1950.
• Anggota Konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956,
tetapi pada kenyataannya hingga tahun 1958 belum berhasil
merumuskan UUD yang diharapkan.
• Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk
kembali kepada UUD 1945 semakin kuat.
• Dalam menanggapi hal itu, Presiden Soekarno lantas
menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22
April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45.
• Gagalnya konstituante melaksanakan tugasnya dan rentetan
peristiwa politik dan keamanan yang mengguncangkan persatuan
dan kesatuan bangsa mencapai klimaksnya pada bulan Juni 1959.
• Akhirnya demi keselamatan negara berdasarkan staats noodrecht
(hukum keadaan bahaya bagi negara) pada hari Minggu tanggal 5
Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekret
yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.
• Berikut ini teks Dekret Presiden (ejaan sesuai aslinya):
Secara jelas alasan atau latar belakang dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 adalah:
a) Kegagalan konstituante dalam menetapkan UUD sehingga
Indonesia terbawa ke jurang kehancuran akibat Indonesia tidak
memiliki pijakan hukum yang mantap.
b) Situasi politik yang makin kacau dan buruk
c) Terganggunya stabilitas nasional akibat konflik antar partai
politik.
d) Banyaknya partai dalam parlemen yang memiliki pendapat
berbeda dan selalu berusaha menghalalkan segala cara agar
tujuan partai politiknya tercapai.
e) UUD yang menjadi pelaksanaan pemerintah belum berhasil
dibuat sedangkan UUDS 1950 dengan sistem pemerintahan
demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi
masyarakat Indonesia.
f) Terjadinya pemberontakan yang menjurus ke gerakan
separatisme.
(2) Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya
kembali UUDS tahun 1950.
• Era 1950-1959 adalah era di mana presiden Soekarno
memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950.
• Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli
1959.
• Pada periode ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer
yang sering disebut Demokrasi Liberal dan diberlakukannya
UUDS 1950.
• Pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri, dan Presiden
hanya sebagai lambang.
• Sistem Demokrasi Liberal ternyata membawa akibat yang kurang
menguntungkan bagi stabilitas politik.
• Berbagai konflik muncul ke permukaan. Misalnya konflik
ideologis, konflik antar kelompok dan daerah, konflik kepentingan
antar partai politik.
• Pada masa Undang Undang Dasar Sementara 1950 tersebut
diberlakukan, gejolak politik yang panas menimbulkan berbagai
gerakan yang politik yang tidak stabil, sehingga kabinet
pemerintahanpun ikut kena imbasnya, tercatat pada periode
1950 hingga 1959 ada tujuh kali pergantian kabinet, yaitu :
(1) 1950 – 1951 : Kabinet Natsir,
(2) 1951 – 1952 : Kabinet Sukiman Suwirjo,
(3) 1952 – 1953 : Kabinet Wilopo,
(4) 1953 – 1955 : Kabinet Ali Sastroamidjojo I,
(5) 1955 – 1956 : Kabinet Burhanuddin Harahap,
(6) 1956 – 1957 : Kabinet Ali Satroamidjojo II,
(7) 1957 – 1959 : Kabinet Djuanda.
(3) Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS)dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pembentukan MPRS
• Sebelum ada MPR yang tetap sesuai dengan UUD 1945,
• Presiden Soekarno membentuk MPRS berdasarkan Penetapan
Presiden No. 2 Tahun 1959.
• Keanggotaan MPRS terdiri dari 261 orang anggota DPR, 94 orang
anggota Utusan Daerah, dan 200 orang anggota Wakil Golongan.
• Susunan pimpinan MPRS adalah sebagai berikut:
a) Ketua : Chaerul Saleh.
b) Wakil Ketua : Mr. Ali Sastroamidjojo.
c) Wakil Ketua : K.H. Idham Khalid.
d) Wakil Ketua : D.N. Aidit.
e) Wakil Ketua : Kolonel Wiluyo Puspoyudo.
• Anggota MPRS langsung ditunjuk oleh presiden, ini merupakan
salah satu bukti penyimpangan terhadap UUD 1945 yang
menyatakan bahwa anggota MPRS dipilih oleh rakyat melalui
pemilu.
• Syarat untuk menjadi anggota MPRS yaitu:
1) Setuju kembali ke UUD 1945
2) Setia kepada perjuangan Republic Indonesia
3) Setuju kepada Manifesto Politik.

Tugas MPRS adalah mengesahkan GBHN. Dalam sidangnya MPRS


sudah mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain:
1) Penetapan manifesto politik sebagai Garis-garis Besar
Pembangunan Nasional Berencana (GBHN)
2) Penetapan GBHN tahap 1 (1961-1969)
3) Menetapkan presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
Pembentukan DPAS
• DPAS dibentuk dengan berdasarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun
1959.
• Beberapa hal yang diketahui berkaitan dengan Penetapan Presiden
tersebut, seperti: Anggota DPAS diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden;
• Anggota DPAS berjumlah 45 orang, yang terdiri dari 12 orang wakil
golongan politik, delapan orang utusan daerah, 24 wakil golongan dan
satu orang ketua;
• Tugas DPAS adalah member jawaban atas pertanyaan presiden dan
mengajukan usul kepada pemerintah;
• DPAS dipimpin oleh presiden sebagai ketua; Sebelum memangku
jabatan,
• Wakil Ketua dan anggota DPAS mengangkat sumpah/janji di
• hadapan presiden;
• DPAS dilantik pada pada tanggal 15 Agustus 1945. Pembentukan DPAS
ini menyalahi prosedur karena dibentuk oleh presiden sendiri dan
dikepalai oleh presiden.
d. Masa Pemberontakan di Dalam Negeri
Pemberontakan PKI di Madiun
• Pada pertengahan Januari 1948, dalam usaha mengakhiri konflik yang
berkepanjangan, pihak RI dan Belanda melakukan perundingan yang
dikenal sebagai Perundingan Renville.
• Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda.
• RI menjadi pihak yang dirugikan karena wilayah yang dimiliki semakin
sempit.
• Oleh karena itu, kabinet Amir Syarifuddin yang menandatangani
perundingan tersebut dianggap merugikan bangsa.
• Akibatnya kabinet Amir Syarifuddin pada tanggal 23 Januari 1948
dibubarkan dan
• digantikan oleh Kabinet Hatta pada tanggal 29 Januari 1948.
• Setelah itu, Amir Syarifuddin selanjutnya membentuk Front Demokrasi
Rakyat (FDR).
• Pada selanjutnya, FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia
(PKI).
• Puncak aksi PKI adalah pemberontakan terhadap RI pada 18 September
1948 di Madiun, Jawa Timur.
• Tujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan
menggantinya dengan negara komunis.
• Ada beberapa alasan yang melatar belakangi dipilihya Madiun sebagai
basis utama gerakan PKI di seluruh Indonesia baik secara ideologi
maupun politis.
• Pemilihan kota Madiun dikarenakan salah satunya adalah faktor letak
geografis yang jauh dari ibu kota negara,
• sehingga memungkinkan kurangnya perhatian atau pantauan dari
pemerintah pusat.
• Letak Madiun berada pada jalur transportasi kereta api Jombang-
Yogyakarta, sehingga pengangkutan pasukan serta mobilitasnya
terjamin.
• Di Madiun juga terdapat bengkel induk kereta api yang letaknya
berdekatan dengan Pabrik Gula Rejoagung, buruh dari pabrik gula
tersebut telah dipengaruhi oleh PKI.
• Madiun juga memiliki banyak pabrik gula yang dinilai memiliki syarat-
syarat ekonomis dan strategis bagi gerakan PKI.
• Pemberontakan PKI di Madiun bukanlah pemberontakan yang
pertama, tetapi merupakan pemberontakan untuk yang kesekian
kalinya yang dilakukan oleh kaum komunis Indonesia
• Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 ini merupakan lanjutan
pemberontakan pada tahun 1926 yang gagal.
• Pemberontakan ini dipimpin oleh sebagian tokoh yang dulu juga
terlibat dalam pemberontakan tahun 1926. Selain Amir
Syarifuddin
• PKI juga memiliki tokoh yang pada saat itu sangat diperhitungkan,
yaitu Muso, yang selama ini selalu aktif dalam pertemuan
komunis internasional sebagai wakil dari Indonesia.
• Tujuan PKI melakukan pemberontakan di Madiun adalah:
(1) PKI ingin mendirikan pemerintahan sosialistis yang berazazkan
Marxisme-Leninisme di Indonesia;
(2) PKI ingin mencari massa untuk menentang Soekarno-Hatta dan
menghancurkan siapa pun yang menghalangi tujuannya; dan
(3) PKI ingin menguasai negara Republik Indonesia dan merubah
sistem pemerintahan yang diawali dari pemerintahan kota
Madiun.

Anda mungkin juga menyukai