BIOKIMIA UMUM
PERCOBAAN 4
PENGENALAN ANALISIS BIOINFORMATIKA
Disusun oleh:
Nama : I Putu Ikrar Satyadharma
NIM : 11218036
Kelompok :6
Tanggal Percobaan : 03 April 2020
Tanggal Pengumpulan : 11 April 2020
LABORATORIUM BIOKIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
I. TUJUAN
1. Menentukan kekerabatan Bacillus aquamaris MKSC.2 dengan spesies bacillus lainnya
Sequence Alignment, serta pendekatan pohon filogenetik dari software FastTree dan
PhyML bootstrap;
3. Menentukan desain primer untuk amplifikasi gen pengkode Amilase Bacillus aquamaris
melibatkan ahli dari berbagai bidang seperti, ahli biologi, ahli biomolekuler, ahli komputer,
pemrograman komputer sebagai bagian dari metodenya, serta analisis tertentu dan khusus yang
meliputi identifikasi gen kandidat dan polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) yang sering
dilakukan dengan tujuan untuk lebih memahami genetika dari penyakit, adaptasi unik, sifat-
sifat yang diinginkan dalam suatu individu (biasanya pada spesies tanaman pertanian), atau
perbedaan antar populasi. Secara tidak formal, bioinformatika juga mencoba memahami
prinsip-prinsip organisasi dalam rangkaian atau sekuens asam nukleat dan protein, yang disebut
proteomik (Lesk, 2013). Salah satu peran paling penting dari bioinformatika adalah basis data
dari sekuens biologis. Basis data utama untuk sekuens asam nukleat saat ini adalah GenBank
(Amerika Serikat), EMBL (European Moleculer Biology Laboratory, Eropa), dan DDBJ (DNA
Data Bank of Japan, Jepang). Sementara itu, contoh beberapa basis data penting yang
menyimpan sekuens primer protein adalah PIR (Protein Information Resource, Amerika
Serikat), Swiss-Prot (Swiss), dan TrEMBL (Eropa). Ketiga basis data tersebut telah
digabungkan dalam UniProt (Sukmawati, 2015). Penggunaan database dari sekuen data yang
ada adalah untuk mengidentifikasi homolog pada molekul baru yang telah disekuenskan di
laboratorium. Pencarian database didasarkan pada hasil alignment atau penyejajaran sekuen
DNA dan protein. Pencarian ini berguna untuk mendapatkan fungsi ketika membandingkan
sekuen DNA/protein yang didapat dengan yang ada dalam database. Tujuan adanya
bioinformatika diantaranya adalah untuk melihat kekerabatan organisme yang berguna untuk
identifikasi agen penyakit baru, mendiagnosa penyakit baru, dan penemuan obat. Perangkat
lunak pencari database yang menjadi standar adalah BLAST (Basic Local Alignment Search
Tool) yaitu program pencarian kesamaan yang didesain untuk mengeksplorasi semua database
sekuen yang diminta (DNA atau protein) dan untuk mendeteksi hubungan antara sekuen yang
Multiple sequence alignment (MSA) atau persejajaran urutan jamak adalah metode
persejajaran lebih dari dua sekuens protein, asam nukleat, atau RNA untuk melihat homologi
secara keseluruhan maupun parsial, yang akan digunakan untuk menentukan kekerabatan
antara spesies tertentu (Mount, 2004). Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan layanan
alignment. Pada praktikum ini praktikan menggunakan 11 data sekuens dari 11 spesies bakteri
Bacillus yaitu, dengan Bacillus aquimaris MKSC.2 dengan accession number Genbank:
JN797599.1 sebagai subjek utama dari pengamatan. Hasil dari Multiple sequence alignment
Amilase merupakan enzim yang memecah pati atau glikogen menjadi molekul yang
lebih sederhana. Enzim ini terdapat pada berbagai organisme hidup, mulai dari bakteri sampai
manusia. Amilase dibedakan menjadi tiga: (1) α-amilase, memotong ikatan pati secara acak
dan menghasilkan gula yang lebih sederhana dalam bentuk glukosa; (2) β-amilase, memotong
ikatan glukosa-glukosa dengan memutuskan dua unit glukosa dalam satu waktu sehingga yang
dihasilkan adalah maltosa; dan (3) amiloglukosidase, adalah enzim yang memutus ikatan dari
ujung non-reduksi dari rantai lurus yang menghasilkan glukosa (Sindhu, et al.,2017).
Pohon filogenetik adalah sebuah diagram dari sekelompok spesies (taksa) yang
menggambarkan hubungan evolusi di antara spesies. Studi tentang filogeni tidak hanya
mendukung beberapa penelitian biologi lainnya seperti desain obat dan vaksin, prediksi
struktur protein, penyelarasan urutan ganda dan sebagainya (Linder & Warnow, 2005). Dalam
pembuatan pohon filogenetik terdapat beberapa tools yang dapat digunakan. Dalam praktikum
ini praktikan menggunakan tool FastTree dan PhyML yang masing-masing memiliki algoritma
didefinisikan sebagai perbedaan asam amino pada sekuens antara amilase dari Bacillus
aquimaris MKSC.6 dengan amilase bakteri bacillus lainnya yang digunakan pada praktikum
ini.
Polymerase Chain Reaction atau disingkat PCR memungkinkan sintesis fragmen DNA
spesifik menggunakan enzim DNA-polimerase, yang mengambil bagian dalam replikasi materi
genetik seluler. Enzim ini mensintesis urutan pelengkap DNA, karena sebuah fragmen kecil
(primer) terhubung ke salah satu untai DNA di situs spesifik yang dipilih untuk memulai
sintesis. Primer membatasi urutan yang akan direplikasi dan hasilnya adalah amplifikasi urutan
DNA tertentu dengan miliaran salinan Primer (Mullis, 1990 & Novais et al., 2004). Kualitas
PCR dipengaruhi oleh kualitas desain primer yang digunakan. Desain primer yang baik
temperature, kandungan basa nitrogen G dan C, struktur sekunder, ada tidaknya self-
keunikan, panjang produk, dan restriction site. Primer merupakan molekul oligonukleotida
untai tunggal yang kira-kira terdiri dari 30 basa. Primer yang baik adalah primer yang spesifik.
Primer yang tidak spesifik menyebabkan teramplifikasinya daerah lain dalam genom yang
tidak dijadikan sasaran atau sebaliknya (Saraswati et al., 2019). Pada praktikum kali ini
Berikut ini adalah hasil multiple sequence alignment menggunakan layanan jaringan
dari https://www.genome.jp/tools-bin/clustalw
Keterangan:
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI -------MKRRVLSLILVPFLLFYALPVG--AVEKEERKWQDETIYFLMV
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI -------MKRRVLSLILVPFLLFYALPVG--AVEKEERKWQDETIYFLMV
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI -------MKRRVLSLILVPFLLFYAHPVG--AAEKEERMWQDESIYFLMV
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI -------MKKRVLSLILIPFLLFYALPAG--AAEKEERTWQDESIYFLMI
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI -------MKKRVLLLILVPFLLFSSFNAPSVQAEKEEHAWQDEIIYFIMT
sp|P06278|AMY_BACLI --------------MKQQKRLYARLLTLLFALIFLLPHSAAAAANLNGTL
sp|P00692|AMY_BACAM --------------MIQKRKRTVSFRLVLMCTLLFVSLPITKTSAVNGTL
sp|P06279|AMY_GEOSE --------MLTFHRIIRKGWMFLLAFLLTALLFCPTGQPAKAAAPFNGTM
sp|P08137|AMY_BACCI MNKKWLNIPALIALLAAIAFGSVAPAEAAPATSVSNKQNFSTDVIYQIVT
sp|P20845|AMY_BACME -----MKGKKWTALALTLPLAASLSTGVDAETVHKGKAPTADKNGVFYEV
sp|P00691|AMY_BACSU ------MFAKRFKTSLLPLFAGFLLLFHLVLAGPAAASAETANKSNELTA
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI DRFNNGDPTNDKE------VNTKDPKAYHGGDFQGVIDRL--DYIKDMGF
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI DRFNDGDTSNDKD------VNTKDPKAYQGGDFQGIIDKL--DYIKDMGF
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI DRFNNGDSSNDKN------VDANDPLSYQGGDFQGIIDRL--DYIQEMGF
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI DRFNNGDQSNDFD------VNRKDPKAYQGGDFQGVIDQL--DYIKEMGF
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI DRWNNGDTSNDYE------VDRNDPKAYHGGDFKGIMDRL--DYISDMGF
sp|P06278|AMY_BACLI MQYFEWYMPND------------------GQHWKRLQNDS--AYLAEHGI
sp|P00692|AMY_BACAM MQYFEWYTPND------------------GQHWKRLQNDA--EHLSDIGI
sp|P06279|AMY_GEOSE MQYFEWYLPDD------------------GTLWTKVANEA--NNLSSLGI
sp|P08137|AMY_BACCI DRFVDGNTANNPAGSAYDATCSTNLKLYCGGDWQGIMNKINDGYFTGMGI
sp|P20845|AMY_BACME YVNSFYDANKDGHG-----------DLKGLTQKLDYLNDGNSHTKNDLQV
sp|P00691|AMY_BACSU PSIKSGTILHAWN-------------------WSFNTLKHNMKDIHDAGY
.
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI TSIWLTPVFDNQP----------KGYHGYWITDFYKTDEH---------F
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI TAIWLTPIFDNQP----------MGYHGYWITDFYKTEEH---------F
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI TAIWLTPIFENQP----------GGYHGYWTTDYYKTEEH---------F
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI TTIWLTPVFDNQE----------KGYHGYWIKDFYNTDEH---------F
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI TAIWLTPIVKNES----------GGYHGYWAEDFYEVEEH---------F
sp|P06278|AMY_BACLI TAVWIPPAYKGTS----------QADVGYGAYDLYDLGEFHQKGTVRTKY
sp|P00692|AMY_BACAM TAVWIPPAYKGLS----------QSDNGYGPYDLYDLGEFQQKGTVRTKY
sp|P06279|AMY_GEOSE TALWLPPAYKGTS----------RSDVGYGVYDLYDLGEFNQKGAVRTKY
sp|P08137|AMY_BACCI TALWISQPVENIYSVINYSGVNNTAYHGYWARDFKKTNPA---------F
sp|P20845|AMY_BACME NGIWMMPVNPSPS------------YHKYDVTDYYNIDPQ---------Y
sp|P00691|AMY_BACSU TAIQTSPINQVKE----------GNQGDKSMSNWYWLYQPTSYQIGNRYL
. : :
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI GTMETFKKLVEEAHKRDMKVVLDFVVNHVGPEHPWVD-------------
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI GSMKTFKKLVEEAHKRDMKVMLDFVVNHVGPGHPWVN-------------
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI GSIETFKKLVEEAHKRDMKIILDFVVNHVGPEHPWVT-------------
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI GSIEKFKQLVEEAHNRDMKIILDFVVNHVGPDHEWLN-------------
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI GTLEEFKQLVEEAHKRDIKVIVDLVVNHTGYEHEWLN-------------
sp|P06278|AMY_BACLI GTKGELQSAIKSLHSRDINVYGDVVINHKGGADATED-------------
sp|P00692|AMY_BACAM GTKSELQDAIGSLHSRNVQVYGDVVLNHKAGADATED-------------
sp|P06279|AMY_GEOSE GTKAQYLQAIQAAHAAGMQVYADVVFDHKGGADGTEW-------------
sp|P08137|AMY_BACCI GSMTDFANLISAAHSRNIKVVIDFAPNHTSPAMETNASFGENGKL---YD
sp|P20845|AMY_BACME GNLQDFRKLMKEADKRDVKVIMDLVVNHTSSEHPWFQAALKDKNSKYRDY
sp|P00691|AMY_BACSU GTEQEFKEMCAAAEEYGIKVIVDAVINHTTSDYAAISN------------
*. . . .::: * . :*
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI -------DPAKEDWFHE-KQPMNFSDKESLQNAWLYGLPDLNTENPEVRE
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI -------DPEKKDWFHE-KQPMNFNNEESLQNAWLYDLPDLNTENPEVKN
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI -------DPAKADWFHE-KQTMNFEDEESVKNDWLYDLPDLNTENPEVKE
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI -------DPGKEDWFHE-KQPMNMNDDESLQNDWLYDLPDLNTENQEVRE
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI -------DPEKEDWFNPNRNISDWTNQEQVERGWIYGLPDLNQDNPEVRE
sp|P06278|AMY_BACLI -------VTAVEVDPADRNRVISGEHRIKAWTHFHFPGRGSTYSDFKWHW
sp|P00692|AMY_BACAM -------VTAVEVNPANRNQETSEEYQIKAWTDFRFPGRGNTYSDFKWHW
sp|P06279|AMY_GEOSE -------VDAVEVNPSDRNQEISGTYQIQAWTKFDFPGRGNTYSSFKWRW
sp|P08137|AMY_BACCI NGTLLGGYTGDTNGYFHHNGGTDFSTLKNGIYKNLYDLADLNHNNSTIDT
sp|P20845|AMY_BACME YIWADKNTDLNEKGSWGQQVWHKAPNGEYFYGTFWEGMPDLNYDNPEVRK
sp|P00691|AMY_BACSU ------EVKSIPNWTHGNTQIKNWSDRWDVTQNSLLGLYDWNTQNTQVQS
. . . ..
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI YLFDAAKWWIKETDVDGYRLDT---VRHVPQ--------DSWSDFSKEVK
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI YLFDAAKWWIKETDIDGYRLDT---VRHVPQ--------EFWDEFSDEVK
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI YLIDAAKWWIKETDIDGYRLDT---VKHVPK--------EFWKDFTKEVK
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI YLLDAARWWINETDIDGYRLDT---VRHVPQ--------DFWKEFTKAVK
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI YLLDMAKWWIEETNIDGYRLDT---VKHVPK--------SFWEEFTKEVK
sp|P06278|AMY_BACLI YHFDGTDWDESRKLNRIYKFQG--KAWDWEV--------SNENGNYDYLM
sp|P00692|AMY_BACAM YHFDGADWDESRKISRIFKFRGEGKAWDWEV--------SSENGNYDYLM
sp|P06279|AMY_GEOSE YHFDGVDWDESRKLSRIYKFRGIGKAWDWEV--------DTENGNYDYLM
sp|P08137|AMY_BACCI YFKNAIRLWLD-MGIDGIRVDA---VKHMPF--------GWQKNWMSSIY
sp|P20845|AMY_BACME EMINVGKFWLK-QGVDGFRLDAALHIFKGQTPEGAKKNILWWNEFRDAMK
sp|P00691|AMY_BACSU YLKRFLDRALN-DGADGFRFDAAKHIELPDDG-------SYGSQFWPNIT
. :. . :
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI SVKDDFYLLGEVFDR-----------------------------------
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI SVKEDFYLLGEVFDR-----------------------------------
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI AEKDDFYLLGEVFDT-----------------------------------
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI AEKEDFYLLGEVFDY-----------------------------------
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI SVKEDFFLIGEVWDT-----------------------------------
sp|P06278|AMY_BACLI YADIDYDHPDVAAEI-----------------------------------
sp|P00692|AMY_BACAM YADVDYDHPDVVAET-----------------------------------
sp|P06279|AMY_GEOSE YADLDMDHPEVVTEL-----------------------------------
sp|P08137|AMY_BACCI SYKPVFTFGEWFLGTNE---------------------------------
sp|P20845|AMY_BACME KENPNVYLTGEVWDQ-----------------------------------
sp|P00691|AMY_BACSU NTSAEFQYGEILQDSASRDAAYANYMDVTASNYGHSIRSALKNRNLGVSN
.
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI ---------------------------------------DPQRIAEYNDV
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI ---------------------------------------DPEKIAAYNGT
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI ---------------------------------------DPEKIAEYNGV
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI ---------------------------------------DPRNIAKYEGV
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI ---------------------------------------DPRYVAAYEET
sp|P06278|AMY_BACLI ---------------------------------------KRWGTWYANEL
sp|P00692|AMY_BACAM ---------------------------------------KKWGIWYANEL
sp|P06279|AMY_GEOSE ---------------------------------------KSWGKWYVNTT
sp|P08137|AMY_BACCI ---------------------------------------TDANNTYFANE
sp|P20845|AMY_BACME -----------------------------------------PEVVAPYYQ
sp|P00691|AMY_BACSU ISHYASDVSADKLVTWVESHDTYANDDEESTWMSDDDIRLGWAVIASRSG
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI GIDGFVNFPQAEELRSVFNKPDTSMDRLFN---FWKYNETFYEDPYLMGT
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI GIDGFVNVPQAEEMRSVFQKPDTSLDRLFN---FWKYNETFYDNPYVMGT
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI GIDGFVNVPQAEEMRQVFKKPDTSMDRLFN---FWGYNQTFYENPYLMGT
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI GIDGFADFPQAQEMREVFQKPDVSMDRLFN---FWQYNQTYFENPYLMGT
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI GIDSFVDFALYNEISRVFSKPNESLGRLDT---IYAHNSTYFSNPNMLGT
sp|P06278|AMY_BACLI QLDGFR-LDAVKHIKFSFLRDWVNHVREKTGKEMFTVAEYWQNDLGALEN
sp|P00692|AMY_BACAM SLDGFR-IDAAKHIKFSFLRDWVQAVRQATGKEMFTVAEYWQNNAGKLEN
sp|P06279|AMY_GEOSE NIDGFR-LDAVKHIKFSFFPDWLSDVRSQTGKPLFTVGEYWSYDINKLHN
sp|P08137|AMY_BACCI SGMSLLDFRFSQKVRQVFRDGSDTMYGLDS---MLSSTAADYYSVNDQVT
sp|P20845|AMY_BACME SLDSLFNFDLAGKIVSSVKAGNDQGIATAAA--ATDELFKSYNPNKIDGI
sp|P00691|AMY_BACSU STPLFFSRPEGGGNGVRFPGKSQIGDRGSALFEDQAITAVNRFHNVMAGQ
: .
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI FIDNHDMERFTRLLVQENVFPGTRWKLALTYMYTTPGIPIVYYGSEIAMD
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI FIDNHDMERFTRMIVQEKLFPGTRWKLALTYMYTTPGIPIVYYGSEIAMD
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI FIDNHDMKRFTRLMVEEKEFPGTRWKLALTYMYTTPGIPILYYGSEIAVD
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI FIDNHDMVRFTNLITQNNQFPGTRWKLAMSYMYTVPGLPIIYYGSEIALS
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI FIDNHDVERFTRVALRNEEYPVTRIKLALSYLYTAPGIPIMYYGTEIALD
sp|P06278|AMY_BACLI YLNKTNFNHSVFDVPLHYQFHAASTQGGGYDMRKLLNSTVVSKHPLKAVT
sp|P00692|AMY_BACAM YLNKTSFNQSVFDVPLHFNLQAASSQGGGYDMRRLLDGTVVSRHPEKAVT
sp|P06279|AMY_GEOSE YIMKTNGTMSLFDAPLHNKFYTASKSGGTFDMRTLMTNTLMKDQPTLAVT
sp|P08137|AMY_BACCI FLDNHDMDRFQVSGAN-----GRKLEQALALTLTSRGVPAIYYGTEQYMT
sp|P20845|AMY_BACME FLTNHDQNRVMSELSG----DVNKAKSAASILLTLPGNPYIYYGEEIGMT
sp|P00691|AMY_BACSU PEELSNPNGNNQIFMNQRGSHGVVLANAGSSSVSINTATKLPDGRYDNKA
. . . :
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI GGEDPDNR--RLMNFRADKELIDYISKLGKVR-KDYPALTRGTIEPLYEQ
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI GGNDPDNR--RFMNFRADKELIDYITRLGEIR-QDYPALTRGDITPIYNK
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI GGEDPDNR--RLMNFRADKELIDYITRLGELR-KTQPALTRGEIEKVYEN
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI GAEDPDNR--KLMDFRTDKELIEYITKLGKIR-NSYPALTRGSMELLHEK
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI GGEDPDNR--RDMTFRADKELIEYISRLAEIR-KMHPALTKGTFELLHDD
sp|P06278|AMY_BACLI FVDNHDTQPGQSLESTVQTWFKPLAYAFILTRESGYPQVFYGDMYGTKGD
sp|P00692|AMY_BACAM FVENHDTQPGQSLESTVQTWFKPLAYAFILTRESGYPQVFYGDMYGTKGT
sp|P06279|AMY_GEOSE FVDNHDTEPGQALQSWVDPWFKPLAYAFILTRQEGYPCVFYGDYYGIP--
sp|P08137|AMY_BACCI GNGDPNNR-AKMSSFSTSTTAYNVISKLAPLR-KSNPAIAYGTTQQRWIN
sp|P20845|AMY_BACME G-EKPDELIREPFRWYEGNGIGQTSWETPVYN--KGGNGVSVEAQTKQKD
sp|P00691|AMY_BACSU GAGSFQVNDGKLTGTINARSVAVLYPDDIAKAPHVFLENYKTGVTHSFND
. : .
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI DGLGIYKRAYKDQTVVVAINNSSETQTVELDEGELADNNELKG-----LL
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI DGMGIFKRTYKDQTIVIAINNTSETQNVQLTKEELADNHELKG-----LI
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI DGMGIYKRTYKDQTLLIAINNTKETQTIDLTEDQLEADQELKS-----LL
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI DGMAVFKREYEGETMIVAINNTSKSQSVKLQTPQLPEGMELRG-----LL
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI GGYAIFKRQYEDEMAIIAINNSTGTKIGDIPEEVIGENKELRG-----FL
sp|P06278|AMY_BACLI SQREIPALKHKIEPILKARKQYAYGAQHDYFDHHDIVGWTREGDSSVANS
sp|P00692|AMY_BACAM SPKEIPSLKDNIEPILKARKEYAYGPQHDYIDHPDVIGWTREGDSSAAKS
sp|P06279|AMY_GEOSE -QYNIPSLKSKIDPLLIARRDYAYGTQHDYLDHSDIIGWTREGVTEKPGS
sp|P08137|AMY_BACCI NDVYIYERKFGNNVAVVAINKN------------LTSSYSIAG-------
sp|P20845|AMY_BACME SLLNHYREMIRVRQQHEELVKGTLQSISVDSKEVVAYSRTYKG-------
sp|P00691|AMY_BACSU QLTITLRADANTTKAVYQINNGPETAFKDGDQFTIGKGDPFGKTYTIMLK
. .
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI SDDLVRSDENGTYKVALDREEAEIYLLKAKSGLNIPYLSALAAVYVLFLL
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI SDDLVRSDKDGNYHLVLDREESEIYMLKNKSGLNYPYLFALGIMYFLFFL
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI TTDLVRSDSEGTYKIVLDREESEIYELKSKSGLNIPFLVALGIVYVLFMV
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI DEDLVRADG-DTYDLILDREEAEIYVLAPKSGLNYGFIGALTAVYVIFMI
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI NDELIRSTN-GVYKVGLDRDMVEIYNVTEDSGLNYLFLGTMVFIYGGFAA
sp|P06278|AMY_BACLI GLAALITDGPGGAKRMYVGRQNAGETWHDITGNRSEPVVINSEGWGEFHV
sp|P00692|AMY_BACAM GLAALITDGPGGSKRMYAGLKNAGETWYDITGNRSDTVKIGSDGWGEFHV
sp|P06279|AMY_GEOSE GLAALITDGPGGSKWMYVGKQHAGKVFYDLTGNRSDTVTINSDGWGEFKV
sp|P08137|AMY_BACCI ---LNTSLPSGTYTDVLANSLSGNSITVGSSGAVNTFTLQAGGEASGLTR
sp|P20845|AMY_BACME -KSISVYHNISNQPVKVSVAAKGNLIFASEKGAKKVKNQLVIPANRTVLI
sp|P00691|AMY_BACSU GTNSDGVTRTEKYSFVKRDPASAKTIGYQNPNHWSQVNAYIYKHDGSRVI
.
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI FIYLVWKRGRKNRKS-----------------------------------
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI FLYLVRKRGKAKKK------------------------------------
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI FLYVVKKRGKKNKHQKE---------------------------------
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI FIYYVWKKGRENRKNE----------------------------------
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI LVIFLVRRRKKKSKE-----------------------------------
sp|P06278|AMY_BACLI NGGSVSIYVQR---------------------------------------
sp|P00692|AMY_BACAM NDGSVSIYVQK---------------------------------------
sp|P06279|AMY_GEOSE NGGSVSVWVPRKTTVSTIAWSITTRPWTDEFVRWTEPRLVAWP-------
sp|P08137|AMY_BACCI RRQRLR--------------------------------------------
sp|P20845|AMY_BACME K-------------------------------------------------
sp|P00691|AMY_BACSU ELTGSWPGKPMTKNADGIYTLTLPADTDTTNAKVIFNNGSAQVPGQNQPG
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI --------------------
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI --------------------
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI --------------------
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI --------------------
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI --------------------
sp|P06278|AMY_BACLI --------------------
sp|P00692|AMY_BACAM --------------------
sp|P06279|AMY_GEOSE --------------------
sp|P08137|AMY_BACCI --------------------
sp|P20845|AMY_BACME --------------------
sp|P00691|AMY_BACSU FDYVLNGLYNDSGLSGSLPH
Gambar 3.1 Hasil Multiple Sequence Alignment dari web https://www.genome.jp/tools-
Gambar 3.4. Sekuens gen baqA Bacillus aquimaris strain MKSC 6.2 JN797599.1
Gambar 3.5.Desain Primer untuk Bacillus aquamaris MKSC.2 menggunakan
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/tools/primer-blast/primertool.cgi
IV. PEMBAHASAN
amilase dari Bacillus aquimaris MKSC.6 (baqA), dengan kode tr|G8IJA7|G8IJA7_ 9BACI,
sebagai sekuens utama. Praktikan juga mengambil sepuluh (10) gen -amilase dari sepuluh
spesies bacilli yang didapatkan dari laman Uniprot (www.uniprot.org), sebagai berikut:
(B. stearothermophilus)
3.1. Dari hasil yang didapatkan, motif sekuens hasil pensejajaran dicocokan dan ditemukan
beberapa Conserved Sequence atau sekuens yang dilestarikan. Conserved Sequence ini
adalah sekuens yang sama atau mirip pada beberapa spesies karena terjadi pelestarian. Pada
(Janecek, 2002). Conserved sequence ini dapat ditemukan pada conserved sequence regions
(CSRs) yang ditandai oleh praktikan dengan kotak merah, dengan B. aquimaris sebagai
sekuens utama. Sedangkan kotak berwarna biru menandakan region dengan sekuens
referensi selain B. aquimaris. Pewarnaan blok kuning pada asam amino menandakan adanya
pelestarian parsial terhadap sekuens dari referensi di dalam region tersebut. Pewarnaan blok
Dari data-data tersebut, ditemukan beberapa sekuens yang dilestarikan pada sekuens dari
B. aquimaris dengan B. vietnamensis dan B. marisflavi. Pada ketiga sekuens dari bacilli
tersebut banyak ditemukan sekuens yang sama ataupun mirip. Begitu juga dengan sekuens
dari B. vietnamensis dengan B. marisflavi. Hal ini menunjukkan adanya kekerabatan sangat
dekat antara ketiga spesies bacillus tersebut. Selanjutnya, dapat diamati juga terdapat
beberapa kemiripan dari asam amino atau sekuens dari tiga bacilli di atas dengan B. salacetis
marisflavi. Hasil ini menunjukkan adanya kekerabatan yang cukup dekat antara kelima
antara satu sama lain namun, sangat sedikit persamaan dengan lima spesies bacillus yang
sebelumnya telah disebutkan. Hasil ini menunjukkan adanya kekerabatan yang cukup dekat
dan B. marisflavi. Sedangkan pada sekuens dari B. circulans dan B. megaterium ditemukan
beberapa persamaan sekuens dengan satu sama lain, serta kelima spesies bacillus yang
stearothermophilus. Hasil ini menunjukkan adanya kekerabatan yang tidak terlalu dekat
antara B. circulans dengan B. megaterium, serta kedua spesies bacillus dengan kelima
vietnamensis, dan B. marisflavi). Selain itu juga terdapat kekerabatan yang cukup jauh
marisflavi, B. circulans dan B. megaterium, serta lebih sedikit lagi persamaan dengan
menunjukkan adanya kekerabatn yang tidak terlalu dekat dengan spesies B. salacetis, B.
stearothermophilus.
Praktikan juga telah membuat pohon filogenetik menggunakan algoritma FastTree dan
masing-masing, dapat dilihat pada Gambar 3.2. dan Gambar 3.3. Dari Gambar 3.2. (pohon
filogenetik dari algoritma FastTree) dapat dilihat terdapat dua grup monofiletik atau clade
stearothermophilus; yang selanjutnya akan praktikan sebut sebagai clade B. Dapat dilihat
pada clade A, B. marisflavi dann B. vietnamensis memiliki kekerabatan paling dekat karena,
memiliki common ancestor paling dekat. Common ancestor dari clade ini merupakan sister
taxon dari B. aquimaris karena, memiliki common ancestor yang sama. Kemudian clade
dari tiga spesies tersebut (di dalam kotak berwarna hijau pada gambar) merupakan sister
vietnamensis, dan B. marisflavi merupakan sister taxon dari B. cohni. Clade yang berisi lima
spesies ini akan praktikan sebut sebagai Clade A11 untuk selanjutnya. Clade A11 ini
kemudian memiliki sister taxon berupa clade yang berisi spesies B. circulans dan B.
megaterium; yang selanjutnya akan praktikan sebut sebagai Clade A12. Spesies Clade A11
dan Clade A12 ini kemudian membentuk satu clade yang akan praktikan sebut sebagai
Clade A1. Clade A1 ini kemudian memiliki sister taxon yaitu B. subtilis (strain 168).
Kemudian pada Clade B (di dalam kotak berwarna merah pada gambar) dapat dilihat bahwa
common ancestor-nya merupakan sister taxon dari B. stearothermophilus. Dari Gambar 3.2.
didapatkan bahwa kerabat paling dekat dari B. aquimaris adalah common ancestor dari B.
Pada Gambar 3.3. (pohon filogenetik dari algoritma PhyML bootstrap) terdapat
perbedaan pada Clade B (di dalam kotak berwana merah pada Gambar 3.2. dan Gambar
3.3.). Pada pohon filogenetik yang dihasilkan dari algoritma PhyML bootstrap, kekerabatan
ancestor dari keduanya adalah sister taxon dari B. amyloliquefaciens. Selain itu, terdapat
juga perbedaan pada Clade A. Di dalam kotak yang berwarna kuning pada Gambar 3.2. dan
3.3., dapat dilihat bahwa, berbeda dengan pohon filogenetik FastTree, B. megaterium pada
pohon filogenetik PhyML boostrap tidak memiliki sister taxon B. circulans. Sebagai
marisflavi, dan B. megaterium merupakan sister taxon dari B. circulans dan B. subtilis.
Namun, pada clade yang berisi B. aquimaris, B. vietnamensis, dan B. marisflaviI tidak
memiliki perbedaan dengan clade yang sama pada pohon filogenetik FastTree. B. marisflavi
dan B. vietnamensis merupakan kerabat paling dekat dari satu sama lain, dengan common
ancestor yang merupakan sister taxon dari B. aquimaris. Dari Gambar 3.3. didapatkan pula
bahwa kerabat paling dekat dari B. aquimaris adalah common ancestor dari B. vietnamensis
dan B. marisflavi. Selain dari pohon filogenetik yang dihasilkan, kedua algoritma juga
memakan waktu yang berbeda untuk menghasilkan pohon filogenetik masing-masing. Pada
pohon filogenetik, sedangkan PhyML bootsrap membutuhkan waktu lebih dari 2 jam.
Perbedaan dari kedua pohon filogenetik di atas dapat terjadi karena perbedaan algoritma
neighbor interchanges (NNI) yang relatif lebih cepat, namun akurasi dari hasil topologi
yang dihasilkan tidak terlalu akurat (Price, et al., 2009). Di sisi lain, PhyML bootstrap
(SPR) yang memberikan hasil dengan akurasi yang relatif lebih tinggi, namun lebih lambat.
Keakuratan PhyML bootstrap juga didukung dengan metode bootstrap yang melakukan
pengulangan sampel, serta membangun ulang pohon, yang dapat meningkatkan reliabilitas
Dalam mencari motif khas, praktikan, terutama, memanfaatkan simbol yang dihasilkan
dari multiple sequence alignment. Simbol bintang (*) menandakan posisi yang memiliki
satu residu yang terlestarikan (conserved) secara penuh (pada semua spesies), simbol titik
dua (:) menandakan adanya pelestarian dari grup dengan kemiripan sifat tinggi, dan simbol
titik (.) menandakan adanya pelestarian dari grup dengan kemiripan sifat rendah (Uniprot,
2018). Selain itu, praktikan juga menggunakan aplikasi ClustalX untuk membantu
memvisualisasikan sekuens. ClustalX memberikan blok warna secara otomatis pada hasil
persejajaran namun, hasil dari persejajaran ClustalW (Gambar 3.1.) menurut praktikan lebih
cocok untuk ditampilkan pada laporan ini. Praktikan kemudian menggunakan software
protein -amilase B. aquimaris serta mencari dan menentukan lokasi dari residu tertentu
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI DRFNNGDPTNDKE------VNTKDPKAYHGGDFQGVIDRL--DYIKDMGF
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI DRFNDGDTSNDKD------VNTKDPKAYQGGDFQGIIDKL--DYIKDMGF
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI DRFNNGDSSNDKN------VDANDPLSYQGGDFQGIIDRL--DYIQEMGF
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI DRFNNGDQSNDFD------VNRKDPKAYQGGDFQGVIDQL--DYIKEMGF
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI DRWNNGDTSNDYE------VDRNDPKAYHGGDFKGIMDRL--DYISDMGF
sp|P06278|AMY_BACLI MQYFEWYMPND------------------GQHWKRLQNDS--AYLAEHGI
sp|P00692|AMY_BACAM MQYFEWYTPND------------------GQHWKRLQNDA--EHLSDIGI
sp|P06279|AMY_GEOSE MQYFEWYLPDD------------------GTLWTKVANEA--NNLSSLGI
sp|P08137|AMY_BACCI DRFVDGNTANNPAGSAYDATCSTNLKLYCGGDWQGIMNKINDGYFTGMGI
sp|P20845|AMY_BACME YVNSFYDANKDGHG-----------DLKGLTQKLDYLNDGNSHTKNDLQV
sp|P00691|AMY_BACSU PSIKSGTILHAWN-------------------WSFNTLKHNMKDIHDAGY
.
Untuk motif khas pertama dapat dilihat pada hasil pensejajaran urutan ke-2 pada basa ke-
58 (Gambar 4.2.). Praktikan menemukan bahwa B. aquimaris memiliki residu Prolin (P)
(berwarna biru pada gambar) sedangkan spesies lain, memiliki residu lain selain prolin.
Prolin sendiri merupakan asam amino yang memiliki bentuk alifatik dan bersifat hidrofobik
namun, karena kecenderungan prolin untuk membentuk struktur turn, prolin sering
ditemukan di permukaan protein. Selain itu, Prolin memiliki peran penting dalam
yang memiliki residu aromatik melalui proses yang sampai saat ini masih belum dimengerti
sepenuhnya (Betts & Russell, 2003). Berdasarkan hasil dari SWISS-MODEL, ditemukan
bahwa residu Prolin tersebut berada di sisi permukaan dari protein dan membentuk turn
(Gambar 4.3).
Gambar 4.3. Letak residu Prolin (basa ke-58 pada alignment), ditandai dengan highlight
merah di sisi atas dan bawah blok residu serta terlihat struktur Prolin pada
Motif khas lainnya masih berada pada hasil pensejajaran urutan ke-2 pada basa ke-59.
Dapat dilihat B. aquimaris memiliki residu Threonin (T) (berwarna biru muda pada Gambar
4.2.), sedangkan beberapa spesies lainnya memiliki residu Serin (S), mutasi ini adalah
mutasi konservatif. Threonin secara umum memiliki kesamaan yang tinggi dengan Serin
yaitu, sama-sama bersifat sedikit polar dan disubstitusikan oleh asam amino polar atau
berukuran kecil lainnya. Karena memiliki cabang C-beta, Threonin memiliki bentuk yang
lebih besar dan mengalami halangan yang lebih besar. Hal ini mengakibatkan Threonin
lebih umum ditemukan di dalam beta-sheet dan paling sukar membentuk alpha-helix. Peran
umum dari Threonin dalam protein intraseluler adalah fosforilasi. Protein kinase
menempelkan fosfat pada Threonin untuk memfasilitasi proses transduksi. Karena protein
kinase ini bersifat sangat spesifik Threonin hanya dapat disubstitusikan dengan Serin (Betts
& Russell, 2003). Berdasarkan hasil dari SWISS-MODEL, ditemukan bahwa residu
Threonin tersebut berada di sisi permukaan dari protein dan membentuk turn (Gambar 4.4).
Gambar 4.4. Letak residu Threonin (basa ke-59 pada alignment), ditandai dengan
highlight merah di sisi atas dan bawah blok residu serta terlihat struktur
Motif khas lainnya ditemukan pada hasil pensejajaran urutan ke-3 pada basa ke-102.
Ditemukan bahwa B. aquimaris memiliki residu Serin (S), sedangkan mayoritas spesies
lainnya memiliki residu Alanin (A) dan sisanya asam amino lainnya. Menurut Betts dan
Russell (2003), Serin memang memiliki kecenderungan untuk disubstitusikan oleh Alanin.
Alanin adalah asam amino berukuran kecil yang tidak secara spesifik bersifat hidrofobik
dan bersifat non-polar. Serin dapat terletak pada interior maupun eksterior dari protein
karena karakteristiknya. Serin lumayan umum ditemukan pada turn dan karena gugus
backbone protein, Serin dapat me-mimik Prolin. Alanin dapat ditemukan pada hampir
semua konteks protein yang tidak kritis karena memiliki karbon C-beta yang secara umum
membuatnya mengalami halangan. Serin memiliki peran umum dalam protein intraseluler
adalah fosforilasi (Betts & Russell, 2003). Berdasarkan hasil dari SWISS-MODEL,
ditemukan bahwa residu Serin tersebut berada di sisi interior dari protein dan merupakan
merah di sisi atas dan bawah blok residu serta terlihat struktur Serin pada
Motif khas lainnya ditemukan pada hasil pensejajaran urutan ke-5, pada basa ke-277.
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI -------DPAKEDWFHE-KQPMNFSDKESLQNAWLYGLPDLNTENPEVRE
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI -------DPEKKDWFHE-KQPMNFNNEESLQNAWLYDLPDLNTENPEVKN
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI -------DPAKADWFHE-KQTMNFEDEESVKNDWLYDLPDLNTENPEVKE
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI -------DPGKEDWFHE-KQPMNMNDDESLQNDWLYDLPDLNTENQEVRE
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI -------DPEKEDWFNPNRNISDWTNQEQVERGWIYGLPDLNQDNPEVRE
sp|P06278|AMY_BACLI -------VTAVEVDPADRNRVISGEHRIKAWTHFHFPGRGSTYSDFKWHW
sp|P00692|AMY_BACAM -------VTAVEVNPANRNQETSEEYQIKAWTDFRFPGRGNTYSDFKWHW
sp|P06279|AMY_GEOSE -------VDAVEVNPSDRNQEISGTYQIQAWTKFDFPGRGNTYSSFKWRW
sp|P08137|AMY_BACCI NGTLLGGYTGDTNGYFHHNGGTDFSTLKNGIYKNLYDLADLNHNNSTIDT
sp|P20845|AMY_BACME YIWADKNTDLNEKGSWGQQVWHKAPNGEYFYGTFWEGMPDLNYDNPEVRK
sp|P00691|AMY_BACSU ------EVKSIPNWTHGNTQIKNWSDRWDVTQNSLLGLYDWNTQNTQVQS
. . . ..
Dapat dilihat bahwa pada basa ke-277 tersebut, sekuens dari Bacillus aquimaris
mempunyai asam amino Lisina (K) sedangkan beberapa spesies lainnya memiliki asam
amino Glutamina (Q), Glutamat (E), Aspartat (D), Arginin (R), Leusin (L), dan Glisin (G).
Menurut Betts dan Russell (2003), Lisina lebih cenderung untuk disubstitusikan oleh
Arginin karena sama-sama memiliki muatan positif, serta Glutamat, dan Glutamina karena
sama-sama bersifat polar (mutasi konservatif). Lisina dapat ditemukan secara umum di sisi
luar dari protein. Lisina memiliki peran dalam membentuk ikatan hidrogen menggunakan
ditemukan bahwa residu Lisina tersebut berada di sisi permukaan dari protein dan
Gambar 4.8. Letak residu Lisina (basa ke-277 pada alignment), ditandai dengan highlight
merah di sisi atas dan bawah blok residu serta terlihat struktur Lisina pada
basa ke-399.
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI ---------------------------------------DPQRIAEYNDV
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI ---------------------------------------DPEKIAAYNGT
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI ---------------------------------------DPEKIAEYNGV
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI ---------------------------------------DPRNIAKYEGV
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI ---------------------------------------DPRYVAAYEET
sp|P06278|AMY_BACLI ---------------------------------------KRWGTWYANEL
sp|P00692|AMY_BACAM ---------------------------------------KKWGIWYANEL
sp|P06279|AMY_GEOSE ---------------------------------------KSWGKWYVNTT
sp|P08137|AMY_BACCI ---------------------------------------TDANNTYFANE
sp|P20845|AMY_BACME -----------------------------------------PEVVAPYYQ
sp|P00691|AMY_BACSU ISHYASDVSADKLVTWVESHDTYANDDEESTWMSDDDIRLGWAVIASRSG
Dapat dilihat bahwa pada basa ke-392, sekuens dari Bacillus aquimaris mempunyai asam
amino Glutamina (Q) sedangkan beberapa spesies lainnya memiliki asam amino Glutamat
(E), Arginin (R), Alanin (A), Prolin (P), dan Triptofan (W). Menurut Betts dan Russell
(2003), Glutamina lebih cenderung disubstitusikan oleh Glutamat dan Arginin krena
memiliki kesamaan yang bersifat polar dan memiliki fungsi yang mirip (mutasi konservatif).
Sedangkan pada Alanin, Prolin, dan Triptofan terjadi mutasi non-konservatif yang masing-
masing memiliki sifat yang berbeda dari Glutamina. Karena sifatnya yang polar, Glutamina
lebih umum ditemukan di permukaan protein. Gugus polarnya berfungsi dalam berinteraksi
dengan atom bermuatan atau polar lainnya. Berdasarkan hasil dari SWISS-MODEL,
ditemukan bahwa residu Glutamina tersebut berada di sisi luar dari protein dan merupakan
highlight merah di sisi atas dan bawah blok residu serta terlihat struktur
Dapat dilihat bahwa pada basa ke-399, sekuens dari Bacillus aquimaris mempunyai
asam amino Aspartat (D) sedangkan beberapa spesies lainnya memiliki asam amino Glisin
(G), Glutamat (E), Threonin (T), Asparagin (N), Tirosin (Y), dan Serin (S). Menurut Betts
dan Russell (2003), Aspartat lebih cenderung disubstitusikan oleh Glutamat karena sama-
sama memiliki sifat bermuatan negatif dan polar, serta Asparagin yang bersifat polar dan
memiliki struktur yang mirip (mutasi konservatif). Sedangkan dengan Threonin, Tirosin,
dan Serin terjadi mutasi non-konservatif. Aspartat, di permukaan protein, memiliki fungsi
protein, Aspartat berfungsi membentuk ikatan hidrogen yang penting dalam stabilitas
protein. Berdasarkan hasil dari SWISS-MODEL, ditemukan bahwa residu tersebut berada
highlight merah di sisi atas dan bawah blok residu serta terlihat struktur
Pada praktikum ini pemilihan desain primer dilakukan oleh praktikan menggunakan
blast) dengan hasil yang dapat dilihat pada (Gambar 3.5.). Kemudian, sekuens gen α-amilase
dari Bacillus aquimaris MKSC 6.2 (baqA) JN797599.1 (Gambar 3.4.) diambil dari website
NCBI (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/nuccore).
Kriteria dari suatu primer yang baik praktikan dapatkan dari Dawkins-hall, 2015 dan
2. Memiliki panjang sekitar 18-22 base pair karena, cukup panjang untuk specifity dan
cukup pendek untuk primer dapat berikatan dengan mudah ke template pad suhu
annealing.
berada pada rentang optimal 55-65oC. Tm tidak boleh di atas 65oC karena memiliki
8. Hindari pengulangan basa yang sama lebih dari empat (4) kali karena, dapat
- Tidak memiliki lebih dari 2 residu G atau C pada ujung 3’ karena dapat mengurangi
specifity
mendapatkan bahwa pasangan primer 9 adalah pasangan primer yang paling tepat untuk
mengamplifikasi gen baqA dalam PCR, dengan data tertera pada Gambar 4.12.
2. Memiliki panjang 20 base pair; masih di dalam rentang 18-22 base pair
3. Forward dan reverse primer memiliki GC% masing-masing 50% dan 55%; masih di
4. Tm dari forward dan reverse primer masing-masing adalah 60,25oC dan 60,11 oC;
5. Memiliki skor self 3’ complementarity cukup rendah, yaitu 2,00 (forward primer)
7. Pada lima basa terakhir di ujung 3’ forward primer dan reverse primer tidak terdapat
Walaupun begitu, pasangan primer ini emiliki skor self complementarity cukup tinggi
dibanding pasangan primer lainnya, yaitu 6,00 (forward primer) dan 5,00 (reverse primer).
V. KESIMPULAN
paling dekat dari Bacillus aquimaris berdasarkan sekuens asam amino -amilase Bacillus
aquimaris MKSC.6 atau baqA adalah Bacillus vietnamensis dan Bacillus marisflavi. Dari
pohon filogenetik yang dihasilkan FastTree dan PhyML bootstrap, kekerabatan paling dekat
dari Bacillus aquimaris memiliki hasil yang sama yaitu, clade yang berisi Bacillus
vietnamensis dan Bacillus marisflavi atau common ancestor dari Bacillus vietnamensis dan
Bacillus marisflavi. Namun, tetap terdapat perbedaan dari hasil pohon filogenetik FastTree
dan PhyML bootstrap. Pohon filogenetik PhyML bootstrap lebih dapat diandalkan karena
keakuratannya lebih tinggi, walau memiliki waktu pemrosesan yang lebih lama. Motif khas
bacillus dapat dilihat pada hasil pensejajaran urutan ke-2 yang berisi mutasi Prolin dan
Threonin menjadi asam amino lainnya (Gambar 4.2), hasil pensejajaran urutan ke-3 yang
berisi mutasi Serin menjadi asam amino lainnya (Gambar 4.5), hasil pensejajaran urutan ke-
5 yang berisi mutasi Lisina menjadi asam amino lainnya (Gambar 4.7), dan hasil
pensejajaran urutan ke-8 yang berisi mutasi Glutamina dan Aspartat menjadi asam amino
lainnya (Gambar 4.9). Beberapa motif khas merupakan hasil dari mutasi konservatif,
sedangkan lainnya hasil dari mutasi non-konservatif. Desain primer yang paling tepat
digunakan untuk mengamplifikasi gen baqA di dalam PCR (Polymerase Chain Reaction)
adalah pasangan primer 9 (Gambar 4.12.), dengan sekuens betikut ini; Forward primer: 5’-
GCACCGTGTCCAGACGATAA-3’
VI. DAFTAR PUSTAKA
Betts, M.J. Russell, R.B. (2003). Amino acid properties and consequences of subsitutions.
Dawkins-Hall, L.S. (2015). Designing Primers for RT PCR and qPCR. (PDF). doi:
10.13140/RG.2.2.26885.35045
Guindon, S. Dufayard, J.-F. Lefort, V. Anisimova, M. Hordijk, W. & Gascuel, O. (2010). New
doi: 10.1093/sysbio/syq010
Janecek, S. (2002). How many conserved sequence regions are there in the α-amylase family?
Biologia, 29-41.
Mount, D.W. (2004). Bioinformatics: Sequence and Genome Analysis. New York: Cold Spring
Harbor Laboratory.
Mullis K.B. (1990). Target amplification for DNA analysis by the polymerase chain reaction.
Novais, C.M. Pires-Alves, M. & Silva, F.F. (2004). PCR em tempo real. Rev. Biotecnol. Cienc.
Des. 33.
Premier Biosoft. (n.d.). PCR Primer Design Guidelines. Diakses dari PREMIER Biosoft:
http://www.premierbiosoft.com/tech_notes/PCR_Primer_Design.html pada 09
April 2020
Price, M. Dehal, P. & Arkin, A. (2009). FastTree: Computing Large Minimum Evolution Trees
with Profiles instead of a Distance Matrix. Molecular Biology and Evolution. 26(7),
Puspasari, F. Radjasa, O.K. Noer, A.S. Nurachman, Z. Syah, Y.M. van der Maarel, M.
from Bacillus aquimaris MKSC 6.2: Isolation and expression of the gene,
Saraswati, H. Seprianto, S. & Wahyuni, F. D. (2019). Desain Primer Secara In Silico untuk
Amplifikasi Gen cryIII dari Bacillus thuringiensis Isolat Lokal. Indonesian Journal
Sindhu, R., Binod, P., & Pandey, A. (2017). α-Amylases. Current Developments in
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/d6dda88bc5abde5f564d24
TUGAS
1. Bandingkan sekuens dari asam amino seluruh amilase dari Bacillus. Apakah
terdapat motif khas tertentu? Identifikasi sekuens yang memiliki motif yang khas
Jawaban:
Pada hasil multiple sequence alignment dapat diidentifikasi motif khas yaitu pada
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI DRFNNGDPTNDKE------VNTKDPKAYHGGDFQGVIDRL--DYIKDMGF
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI DRFNDGDTSNDKD------VNTKDPKAYQGGDFQGIIDKL--DYIKDMGF
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI DRFNNGDSSNDKN------VDANDPLSYQGGDFQGIIDRL--DYIQEMGF
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI DRFNNGDQSNDFD------VNRKDPKAYQGGDFQGVIDQL--DYIKEMGF
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI DRWNNGDTSNDYE------VDRNDPKAYHGGDFKGIMDRL--DYISDMGF
sp|P06278|AMY_BACLI MQYFEWYMPND------------------GQHWKRLQNDS--AYLAEHGI
sp|P00692|AMY_BACAM MQYFEWYTPND------------------GQHWKRLQNDA--EHLSDIGI
sp|P06279|AMY_GEOSE MQYFEWYLPDD------------------GTLWTKVANEA--NNLSSLGI
sp|P08137|AMY_BACCI DRFVDGNTANNPAGSAYDATCSTNLKLYCGGDWQGIMNKINDGYFTGMGI
sp|P20845|AMY_BACME YVNSFYDANKDGHG-----------DLKGLTQKLDYLNDGNSHTKNDLQV
sp|P00691|AMY_BACSU PSIKSGTILHAWN-------------------WSFNTLKHNMKDIHDAGY
.
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI TSIWLTPVFDNQP----------KGYHGYWITDFYKTDEH---------F
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI TAIWLTPIFDNQP----------MGYHGYWITDFYKTEEH---------F
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI TAIWLTPIFENQP----------GGYHGYWTTDYYKTEEH---------F
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI TTIWLTPVFDNQE----------KGYHGYWIKDFYNTDEH---------F
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI TAIWLTPIVKNES----------GGYHGYWAEDFYEVEEH---------F
sp|P06278|AMY_BACLI TAVWIPPAYKGTS----------QADVGYGAYDLYDLGEFHQKGTVRTKY
sp|P00692|AMY_BACAM TAVWIPPAYKGLS----------QSDNGYGPYDLYDLGEFQQKGTVRTKY
sp|P06279|AMY_GEOSE TALWLPPAYKGTS----------RSDVGYGVYDLYDLGEFNQKGAVRTKY
sp|P08137|AMY_BACCI TALWISQPVENIYSVINYSGVNNTAYHGYWARDFKKTNPA---------F
sp|P20845|AMY_BACME NGIWMMPVNPSPS------------YHKYDVTDYYNIDPQ---------Y
sp|P00691|AMY_BACSU TAIQTSPINQVKE----------GNQGDKSMSNWYWLYQPTSYQIGNRYL
. : :
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI -------DPAKEDWFHE-KQPMNFSDKESLQNAWLYGLPDLNTENPEVRE
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI -------DPEKKDWFHE-KQPMNFNNEESLQNAWLYDLPDLNTENPEVKN
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI -------DPAKADWFHE-KQTMNFEDEESVKNDWLYDLPDLNTENPEVKE
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI -------DPGKEDWFHE-KQPMNMNDDESLQNDWLYDLPDLNTENQEVRE
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI -------DPEKEDWFNPNRNISDWTNQEQVERGWIYGLPDLNQDNPEVRE
sp|P06278|AMY_BACLI -------VTAVEVDPADRNRVISGEHRIKAWTHFHFPGRGSTYSDFKWHW
sp|P00692|AMY_BACAM -------VTAVEVNPANRNQETSEEYQIKAWTDFRFPGRGNTYSDFKWHW
sp|P06279|AMY_GEOSE -------VDAVEVNPSDRNQEISGTYQIQAWTKFDFPGRGNTYSSFKWRW
sp|P08137|AMY_BACCI NGTLLGGYTGDTNGYFHHNGGTDFSTLKNGIYKNLYDLADLNHNNSTIDT
sp|P20845|AMY_BACME YIWADKNTDLNEKGSWGQQVWHKAPNGEYFYGTFWEGMPDLNYDNPEVRK
sp|P00691|AMY_BACSU ------EVKSIPNWTHGNTQIKNWSDRWDVTQNSLLGLYDWNTQNTQVQS
. . . ..
Urutan alignment ke-8
tr|G8IJA7|G8IJA7_9BACI ---------------------------------------DPQRIAEYNDV
tr|A0A0P6WIZ1|A0A0P6WIZ1_9BACI ---------------------------------------DPEKIAAYNGT
tr|A0A0M0GSF5|A0A0M0GSF5_9BACI ---------------------------------------DPEKIAEYNGV
tr|A0A3A1R0T6|A0A3A1R0T6_9BACI ---------------------------------------DPRNIAKYEGV
tr|A0A223KM47|A0A223KM47_9BACI ---------------------------------------DPRYVAAYEET
sp|P06278|AMY_BACLI ---------------------------------------KRWGTWYANEL
sp|P00692|AMY_BACAM ---------------------------------------KKWGIWYANEL
sp|P06279|AMY_GEOSE ---------------------------------------KSWGKWYVNTT
sp|P08137|AMY_BACCI ---------------------------------------TDANNTYFANE
sp|P20845|AMY_BACME -----------------------------------------PEVVAPYYQ
sp|P00691|AMY_BACSU ISHYASDVSADKLVTWVESHDTYANDDEESTWMSDDDIRLGWAVIASRSG
perbedaan?
Jawaban:
Pada pohon filogenetik dari algoritma PhyML bootstrap terdapat perbedaan pada
Clade B (di dalam kotak berwana merah pada Gambar 3.2. dan Gambar 3.3.). Pada
sister taxon dari B. stearothermophilus. Selain itu, terdapat juga perbedaan pada
Clade A. Di dalam kotak yang berwarna kuning pada Gambar 3.2. dan 3.3., dapat
Jawaban:
marisflavi dan Bacillus vietnamensis atau dari common ancestor dari Bacillus
Jawaban:
2) Memiliki panjang sekitar 18-22 base pair karena, cukup panjang untuk specifity
dan cukup pendek untuk primer dapat berikatan dengan mudah ke template pad
suhu annealing.
4) Tm atau suhu leleh primer memiliki rata-rata sekitar 60oC. Saat memilih Tm
harus berada pada rentang optimal 55-65oC. Tm tidak boleh di atas 65oC karena
8) Hindari pengulangan basa yang sama lebih dari empat (4) kali karena, dapat
- Tidak memiliki lebih dari 2 residu G atau C pada ujung 3’ karena dapat
mengurangi specifity
5. Tuliskan primer yang telah dirancang untuk amplifikasi gen pengode amilase
baqA.
Jawaban: