D1031191047-Rizky Sunandi-Resume Tambahan T05
D1031191047-Rizky Sunandi-Resume Tambahan T05
Akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran (SNI-1735-2000) & (SNI-1736-2000)
Akses petugas pemadam kebakaran di dalam bangunan.
Dalam SNI-1736-2000 ditetapkan bahwa akses ke bangunan dan di sekeliling bangunan harus
disediakan bagi tindakan petugas pemadam kebakaran yang disesuaikan dengan :
fungsi atau penggunaan bangunan.
beban api.
intensitas kebakaran.
potensi bahaya kebakaran.
sistem proteksi aktif yang terpasang.
ukuran kompartemen kebakaran.
Pada bangunan gedung rendah yang tidak memiliki besmen, yang dalam persyaratan jalur akses
bagi petugas pemadam kebakaran akan dipenuhi oleh kombinasi dari sarana jalan keluar dengan jalur akses
kendaraan Pada bangunan lainnya, masalah-masalah yang dihadapi saat mendekati lokasi kebakaran dan
berada dekat lokasi kebakaran dalam upaya menanggulangi kebakaran, diperlukan persyaratan mengenai
sarana atau fasilitas tambahan untuk menghindari hambatan dan untuk memperlancar operasi pemadaman.
(SNI-1735-2000)
Fasilitas-fasilitas tambahan ini meliputi lif untuk pemadam kebakaran, tangga untuk keperluan
pemadaman kebakaran, dan lobi untuk operasi pemadaman kebakaran yang dikombinasi di dalam suatu saf
yang dilindungi terhadap kebakaran atau disebut sebagai saf untuk pemadam kebakaran. (SNI-1735-2000)
Jalan keluar/masuk bila suatu lif harus diisolasi terhadap kebakaran maka jalan masuk (entrance)
menuju ke saf tersebut harus dilindungi dengan pintu-pintu kebakaran dari -/60/-, yang : (SNI-1735-2000)
Memenuhi ketentuan pintu kebakaran.
Dipasang agar selalu menutup kecuali bila saat dilewati pengunjung, barang-barang atau kendaraan.
Panel-penel indikator lif, suatu panel pemanggil lif, panel indikator atau panel lainnya pada dinding
saf lif yang diisolasi terhadap api ditunjang dengan konstruksi yang mempunyai TKA tidak kurang dari -
/60/60 bila luasnya melebihi 35.000 mm2 (SNI-1735-2000).
Peasokan air untuk pemadam kebakaran (Hidran) (SNI-1735-2000)
Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus dalam jarak bebas hambatan
50 m dari hidran kota. Bila hidran kota yang memenuhi persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus
disediakan hidran halaman.
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman, maka hidranhidran tersebut harus
diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada
dalam jarak radius 50 m dari hidran. Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 2400
liter/menit pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit..
B. Sistem proteksi aktif, sistem ini memiliki ketentuan teknis yang meliputi: sistem pemadam kebakaran;
sistem deteksi, alarm kebakaran, dan sistem komunikasi; kemudian sistem pengendalian asap
kebakaran; dan pusat pengendali kebakaran. Sistem proteksi aktif juga mempertimbangkan fungsi,
klasifikasi, luas, ketinggian, volume bangunan, danfatau jumlah dan kondisi Pengguna dan/atau
Pengunjung dalam Bangunan Gedung.
Kerusakan sampai peralatan yang tergabung yang dibutuhkan untuk pengoperasian bangunan secara
normal, sehingga kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat.
Tambahan ruangan yang dibutuhkan terbatas untuk peralatan pengendalian asap yang penting.
Sistem injeksi tunggal dapat gagal jika beberapa pintu yang dekat titik injeksi pasokan udara
dibuka. Semua udara presurisasi dapat hilang melalui bukaan pintu ini, selanjutnya sistem gagal untuk
menjaga tekanan positip di kedua sisi pintu yang jauh dari titik injeksi. Karena pintu sumur tangga pada
lantai bawah lebih disukai terbuka, sistem injeksi tunggal bawah, cenderung gagal. Pertimbangan dari
situasi spesifik ini perlu analisa rancangan keseluruhan yang hati-hati yang dipersyaratkan untuk sistem
injeksi tunggal bawah dan untuk semua sistem injeksi tunggal lain untuk sumur tangga dengan ketinggian
lebih dari 30,5 m (100 ft ).
Sistem Injeksi Jamak
Sistem injeksi jamak adalah salah satu dimana udara dipasok ke sumur tangga pada banyak titik. adalah
dua contoh dari beberapa sistem injeksi banyak yang dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan dari
sistem unjeksi tunggal. Fan presurisasi dapat ditempatkan pada lantai bawah, lantai atap, atau pada setiap
lokasi diantaranya.
Dalam gambar 5.3.5.2.1.(a) dan 5.3.5.2.1.(b), dakting pasok ditunjukkan dalam saf terpisah. Bagaimanapun
sistem telah dibuat dimana pengeluaran dibatasi oleh saf dakting yang terpisah dengan menempatkan
dakting pasok dalam tangga tertutup. Kehatihatiannya sebaiknya diambil sehingga dakting tidak
mengurangi lebar jalan ke luar yang dipersyaratkan atau menjadi hambatan untuk melakukan evakuasi dari
bangunan. Beberapa sistem injeksi jamak telah dibuat dengan titik injeksi udara pasok pada setiap lantai.
Sistem ini mencegah kerugian udara presurisasi melalui beberapa pintu yang terbuka; bagaimanapun,
terlalu banyak titik injeksi mungkin tidak penting. Untuk rancangan sistem dengan titik injeksi lebih dari
tiga lantai terpisah, perancang sebaiknya menggunakan analisa komputer seperti yang diberikan pada
ketentuan standar lain. Tujuan analisa ini untuk menjamin bahwa kerugian udara presurisasi melalui
beberapa pintu terbuka menunjukkan kerugian yang berarti pada presurisasi sumur tangga.
C. Manajemen kebakaran. (SNI 03-7012-2004)
Ketentuan teknis mengenai manajemen kebakaran mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, luas,
jumlah lantai, dan/atau dengan jumlah Pengguna dan/atau Pengunjung tertentu. Penggunaan peralatan
Bangunan Gedung harus memperhatikan risiko terhadap kebakaran. Dalam hal diperlukan penentuan sifat
bahan Bangunan Gedung dan tingkat ketahanan api komponen struktur Bangunan Gedung, dilakukan
pengujian api. Pengujian api dilakukan sesuai standar metode uji oleh lembaga uji yang terakreditasi. Untuk
mendukung kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran, Pemerintah Daerah kabupaten
kota menyusun dan menerapkan rencana manajemen kebakaran skala perkotaan dan rencana induk sistem
proteksi kebakaran kota.
Sistem manajemen asap untuk ruangan bervolume yang besar
Ruangan dengan bervolume besar dapat berupa banyak konfigurasi, masing-masing dengan
kekhususannya. Ruangan dapat tinggi dan tipis atau pendek dan lebar; mempunyai balkon dan lantai-lantai
yang saling berhubungan; terbuka atau tertutup terhadap lantai-lantai yang berbatasan; mempunyai koridor
dan tangga untuk evakuasi atau hanya mempunyai dinding dan jendela terekspos ( tabung steril/sterile
tube); dan merupakan bagian dari sebuah hotel, rumah sakit, pertokoan, atau gelanggang pertandingan.
Sistem manajemen asap spesifik harus dikembangkan untuk setiap situasi yang unik.
Periksa lokasi yang tepat dari perimeter ruangan bervolume besar yang menggunakan sistem
manajemen asap, identifikasi setiap bukaan pintu kedalam ruangan tersebut, dan identifikasi semua daerah
berbatasan yang tetap terbuka dan yang diproteksi hanya oleh aliran udara saja. Untuk bukaan yang besar,
kecepatan harus diukur pada seluruh penampang bukaan (traverse) .
Dengan sistem ventilasi dan tata udara bekerja pada moda normal, ukurlah perbedaan tekanan di
kedua sisi semua pintu, dan kecepatan aliran udara pada bidang pembatas dengan daerah terbuka. Ukur
gaya yang diperlukan untuk membuka setiap pintu.
Aktifkan sistem manajemen asap. Periksa dan catat operasi dari semua fan, damper, pintu, dan
peralatan yang terkait. Ukur kapasitas fan pembuangan dan kecepatan udara yang melalui doors dan kisi-
kisi atau pada kisi-kisi pasokan kalau terdapat sebuah sistem udara tambahan mekanik. Ukur gaya yang
diperlukan untuk membuka setiap pintu.
Ukur dan catat perbedaan tekanan di kedua sisi semua pintu yang memisahkan daerah sistem
manajemen asap dengan daerah yang berbatasan, dan kecepatan udara pada bidang pembatas dengan daerah
terbuka.