Anda di halaman 1dari 10

RIZKY SUNANDI | D1031191047

Ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran


Dalam pasal 30 ayat 1-4 disebutkan bahwa : Setiap Bangunan Gedung harus dilindungi dengan
sistem proteksi bahaya kebakaran; Sistem proteksi bahaya kebakaran bertujuan untuk melindungi Pengguna
dan harta benda dari bahaya serta kerusakan fisik pada saat terjadi kebakaran.; Sistem proteksi bahaya
kebakaran harus dapat memberikan waktu kepada Pengguna dan/atau Pengunjung untuk menyelamatkan
diri pada saat terjadi kebakaran; Sistem proteksi bahaya kebakaran sebagaimana pada Bangunan Gedung
harus mempertimbangkan efisiensi waktu, mutu, dan biaya pada tahap perawatan dan pemulihan setelah
kebakaran.
Dalam pasal 31 menyebutkan tentang ketentuan teknis kemampuan Bangunan Gedung terhadap
bahaya kebakaran meliputi :
A. Sistem proteksi pasif, sistem ini memiliki ketentuan teknis yang meliputi : pengaturan komponen
arsitektur dan struktur; akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran; dan sarana penyelamatan.
Sistem proteksi pasif juga mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, risiko kebakaran, geometri ruang,
bahan bangunan terpasang, dan/atau jumlah dan kondisi Pengguna dan/atau Pengunjung dalam
Bangunan Gedung.
Pengaturan komponen arsitektur dan struktur (SNI-031736-2000)
Bahan dan komponen bangunan harus mampu menahan penjalaran kebakaran untuk membatasi
pertumbuhan asap dan panas serta terbentuknya gas beracun yang ditimbulkan oleh kebakaran, sampai
suatu tingkat yang cukup untuk :
 waktu evakuasi yang diperlukan.
 jumlah, mobilitas dan karakteristik penghuni/pemakai bangunan.
 fungsi atau penggunaan bangunan.
 sistem proteksi aktif yang terpasang.
Setiap elemen bangunan yang dipasang atau disediakan untuk menahan penyebaran api pada
bukaan, sambungan-sambungan, tempat-tempat penembusan struktur untuk utilitas harus dilindungi
terhadap kebakaran sehingga diperoleh kinerja yang memadai dari elemen tersebut.
Didalam SNI-031736-2000 juga menetapkan 3 tipe kosntruksi tahan api diantaranya :
 Tipe A : Konstruksi yang unsur struktur pembentuknya tahan api dan mampu menahan secara
struktural terhadap beban bangunan. Pada konstruksi ini terdapat komponen pemisah pembentuk
kompartemen untuk mencegah penjalaran api ke dan dari ruangan bersebelahan dan dinding yang
mampu mencegah penjalaran panas pada dinding bangunan yang bersebelahan.
 Tipe B : Konstruksi yang elemen struktur pembentuk kompartemen penahan api mampu mencegah
penjalaran kebakaran ke ruang-ruang bersebelahan di dalam bangunan, dan dinding luar mampu
mencegah penjalaran kebakaran dari luar bangunan.
 Tipe C : Konstruksi yang komponen struktur bangunannya adalah dari bahan yang dapat terbakar serta
tidak dimaksudkan untuk mampu menahan secara struktural terhadap kebakaran.

Akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran (SNI-1735-2000) & (SNI-1736-2000)
Akses petugas pemadam kebakaran di dalam bangunan.
Dalam SNI-1736-2000 ditetapkan bahwa akses ke bangunan dan di sekeliling bangunan harus
disediakan bagi tindakan petugas pemadam kebakaran yang disesuaikan dengan :
 fungsi atau penggunaan bangunan.
 beban api.
 intensitas kebakaran.
 potensi bahaya kebakaran.
 sistem proteksi aktif yang terpasang.
 ukuran kompartemen kebakaran.
Pada bangunan gedung rendah yang tidak memiliki besmen, yang dalam persyaratan jalur akses
bagi petugas pemadam kebakaran akan dipenuhi oleh kombinasi dari sarana jalan keluar dengan jalur akses
kendaraan Pada bangunan lainnya, masalah-masalah yang dihadapi saat mendekati lokasi kebakaran dan
berada dekat lokasi kebakaran dalam upaya menanggulangi kebakaran, diperlukan persyaratan mengenai
sarana atau fasilitas tambahan untuk menghindari hambatan dan untuk memperlancar operasi pemadaman.
(SNI-1735-2000)
Fasilitas-fasilitas tambahan ini meliputi lif untuk pemadam kebakaran, tangga untuk keperluan
pemadaman kebakaran, dan lobi untuk operasi pemadaman kebakaran yang dikombinasi di dalam suatu saf
yang dilindungi terhadap kebakaran atau disebut sebagai saf untuk pemadam kebakaran. (SNI-1735-2000)
Jalan keluar/masuk bila suatu lif harus diisolasi terhadap kebakaran maka jalan masuk (entrance)
menuju ke saf tersebut harus dilindungi dengan pintu-pintu kebakaran dari -/60/-, yang : (SNI-1735-2000)
 Memenuhi ketentuan pintu kebakaran.
 Dipasang agar selalu menutup kecuali bila saat dilewati pengunjung, barang-barang atau kendaraan.
Panel-penel indikator lif, suatu panel pemanggil lif, panel indikator atau panel lainnya pada dinding
saf lif yang diisolasi terhadap api ditunjang dengan konstruksi yang mempunyai TKA tidak kurang dari -
/60/60 bila luasnya melebihi 35.000 mm2 (SNI-1735-2000).
Peasokan air untuk pemadam kebakaran (Hidran) (SNI-1735-2000)
Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus dalam jarak bebas hambatan
50 m dari hidran kota. Bila hidran kota yang memenuhi persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus
disediakan hidran halaman.
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman, maka hidranhidran tersebut harus
diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada
dalam jarak radius 50 m dari hidran. Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 2400
liter/menit pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit..
B. Sistem proteksi aktif, sistem ini memiliki ketentuan teknis yang meliputi: sistem pemadam kebakaran;
sistem deteksi, alarm kebakaran, dan sistem komunikasi; kemudian sistem pengendalian asap
kebakaran; dan pusat pengendali kebakaran. Sistem proteksi aktif juga mempertimbangkan fungsi,
klasifikasi, luas, ketinggian, volume bangunan, danfatau jumlah dan kondisi Pengguna dan/atau
Pengunjung dalam Bangunan Gedung.

Sistem pemadam kebakaran (SNI-031736-2000)

Sistem deteksi, Alarm dan komunikasi (SNI-031736-2000)


Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan
bereaksi secara kimia dengan oksigen (sebagai contoh) yang menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap,
uap air, karbon monoksida, karbon dioksida, atau produk dan efek lainnya. Detektorkebakaran adalah alat
yang dirancang untuk mendeteksi adanya kebakaran dan mengawali suatu tindakan. Dianggap perlu untuk
memberikan suatu gambaran umum secara sederhana terhadap lingkup menyeluruh dari suatu sistem
deteksi dan alarm kebakaran sehingga dapat terlihat komponen/bagian-bagian dari sistem,
Klasifikasi detektor kebakaran.
Jenis ( “model” ) detektor. Untuk kepentingan standar ini, detektor kebakaran otomatik
diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya seperti tersebut di bawah ini :
 Detektor panas. alat yang mendeteksi temperatur tinggi atau laju kenaikan temperatur yang tidak
normal.
 Detektor asap. alat yang mendeteksi partikel yang terlihat atau yang tidak terlihat dari suatu
pembakaran.
 Detektor nyala api. alat yang mendeteksi sinar infra merah, ultra violet, atau radiasi yang terlihat yang
ditimbulkan oleh suatu kebakaran.
 Detektor gas kebakaran. alat untuk mendeteksi gas-gas yang terbentuk oleh suatu kebakaran.
 Detektor kebakaran lainnya. alat yang mendeteksi suatu gejala selain panas, asap, nyala api, atau gas
yang ditimbulkan oleh kebakaran.
Tipe” Detektor
 Detektor tipe garis ( “line type detector” ). alat dimana pendeteksiannya secara menerus sepanjang
suatu jalur. Contoh tipikal adalah detektor laju kenaikan temperatur jenis pnumatik, detektor asap jenis
sinar terproyeksi dan kabel peka panas.
 Detektor tipe titik ( “spot type detector” ). alat dimana elemen pendeteksiannya terkonsentrasi pada
suatu lokasi tertentu. Contoh tipikal adalah detektor bimetal, detektor campuran logam meleleh,
detektor laju kenaikan temperatur jenis pnumatik tertentu, detektor asap tertentu, dan detektor termo-
elektrik.
 Detektor tipe sampel udara ( “air sampling type detector” ). terdiri atas pemipaan distribusi dari unit
detektor ke daerah yang diproteksi. Sebuah pompa udara menarik udara dari daerah yang diproteksi
kembali ke detektor melalui lubang sampel udara dan pemipaan pada detektor, udara dianalisa dalam
hal produk kebakarannya.
Cara operasi.
 Detektor tidak dapat diperbaiki ( “non restorable detector” ). alat dimana elemen penginderaannya
dirancang untuk rusak oleh proses pendeteksian kebakaran.
 Detektor dapat diperbaiki ( “restorable detector” ). alat dimana elemen penginderaannya tidak rusak
oleh proses pendeteksian kebakaran. Pengembalian ke kondisi semula dapat secara manual atau
otomatik.
Detektor asap
Tujuan terhadap mana detektor asap dapat diterapkan dalam rangka untuk mengawali kontrol terhadap
penjalaran asap, adalah :
 Mencegah resirkulasi sejumlah asap yang berbahaya di dalam bangunan.
 Seleksi pengoperasian dari peralatan untuk mengeluarkan asap dari sebuah bangunan.
 Seleksi pengoperasian terhadap peralatan untuk penekanan kompartemen asap.
 Pengoperasian dari pintu untuk menutup bukaan-bukaan di dalam kompartemen asap.
Detektor asap untuk mengontrol penjalaran asap.
Bagian ini mencakup pemasangan dan penggunaan semua tipe detektor asap untuk mencegah
penjalaran asap dengan melakukan kontrol terhadap fan-fan, damperdamper, pintu-pintu dan peralatan
lainnya. Detektor yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai :
 Detektor yang dipasang pada daerah yang berhubungan dengan komparteme asap.
 Detektor yang dipasang dalam sistem ducting udara.
Detektor yang dipasang dalam sistem ducting udara tidak dapat digunakan sebagai pengganti untuk proteksi
daerah yang terbuka, karena :
 Asap tidak dapat ditarik dari daerah terbuka apabila sistem pengkondisian udara atau sistem ventilasi
tidak bekerja.
 Pengenceran asap bermuatan udara oleh udara bersih dari bagian-bagian lain bangunan, atau
pengenceran oleh udara luar yang masuk, dapat membiarkan asap
dengan densiti tinggi di dalam sebuah ruangan tunggal dengan tanpa asap yang terasa di dalam
saluran udara pada lokasi detektor. Detektor asap yang dikaitkan dengan kompartemen asap untuk proteksi
daerah terbuka lebih disukai sebagai sarana pengendalian untuk mengawali kontrol terhadap penjalaran
asap.
Sistem Pengendalian Asap dan Penerapannya. (SNI 03-6571-2001)
Sistem Terdedikasi dan Tidak Terdedikasi.
Sistem Terdedikasi.
Sistem pengendalian asap terdedikasi dipasang dengan tujuan tunggal untuk menyediakan
pengendalian asap. Sistem merupakan sistem terpisah dari penggerakan udara dan peralatan distribusi yang
tidak berfungsi dibawah kondisi pengoperasian bangunan secara normal. Pada saat diaktifkan, sistem ini
beroperasi secara khusus dalam menjalankan fungsinya sebagai pengendali asap.
Keuntungan sistem terdedikasi, termasuk sebagai berikut:
 Modifikasi dari pengendalian sistem setelah pemasangan jarang dilakukan.
 Pengoperasian dan pengendalian sistem umumnya sederhana.
 Ketergantungan pada atau pengaruh oleh sistem bangunan lain dibatasi.
Kerugian dari sistem terdedikasi, termasuk sebagai berikut:
Kerusakan sistem mungkin tidak ditemukan pada antara jangka waktu pengujian atau diantara aktifitas
pemeliharaan.
 Sistem dapat membutuhkan ruangan yang lebih besar.

Sistem Tidak Terdedikasi.

Keuntungan dari sistem tidak terdedikasi, termasuk sebagai berikut:

 Kerusakan sampai peralatan yang tergabung yang dibutuhkan untuk pengoperasian bangunan secara
normal, sehingga kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat.
 Tambahan ruangan yang dibutuhkan terbatas untuk peralatan pengendalian asap yang penting.

Kerugian dari sistem tidak terdedikasi, termasuk sebagai berikut:

 Pengendalian sistem mungkin menjadi rumit.


 Modifikasi dari peralatan yang tergabung atau pengendali dapat merusak fungsi pengendalian asap
Tipe Sistem Dasar.
Sistem untuk mengendalikan gerakan asap dalam suatu bangunan umumnya dapat dibagi ke dalam
dua tipe yang terpisah, yaitu proteksi saf dan proteksi lantai. Proteksi saf selanjutnya dapat dibagi menjadi
sistem presurisasi sumur tangga dan sistem ruang luncur lif. Proteksi lantai meliputi variasi beberapa zona
pengendalian asap. Penggunaan suatu sistem khusus atau sistem kombinasi tergantung pada persyaratan
bangunan dan persyaratan hunian khusus serta keselamatan jiwa dari situasi yang dipertimbangkan.
Sistem Presurisasi Sumur Tangga.
Sasaran kinerja dari presurisasi tangga adalah menyediakan lingkungan yang masih dapat
dipertahankan di dalam sumur tangga pada saat kejadian kebakaran dalam bangunan. Sasaran kedua adalah
untuk menyediakan daerah untuk petugas pemadam kebakaran. Pada lantai dimana terjadi kebakaran,
kebutuhan sumur tangga yang dipresurisasi untuk menjaga perbedaan tekanan di kedua sisi pintu sumur
tangga yang ditutup sehingga infiltrasi dari asap dibatasi. Sistem presurisasi sumur tangga sebaiknya
dirancang untuk memenuhi atau melebihi perbedaan tekanan minimum rancangan tetapi sebaiknya tidak
melebihi perbedaan tekanan maksimum.
Sistem Tanpa Kompensasi dan Dengan Kompensasi
Dalam sistem tanpa kompensasi, udara pasok diinjeksi ke dalam sumur tangga dengan
menggerakkan fan kecepatan tunggal, jadi tersedia satu perbedaan tekanan dengan semua pintu yang
ditutup, perbedaan lain dengan satu pintu yang terbuka, dan seterusnya.
Sistem dengan kompensasi mengatur sampai kombinasi variasi dari pintu-pintu yang dibuka dan
ditutup, dimana perbedaan tekanan dijaga tetap positip di kedua sisi bukaannya. Sistem berganti sesuai
perubahan kondisi baik dengan modulasi pasokan aliran udara maupun dengan melepas tekanan lebih dari
sumur tangga.
Waktu tanggap dari sistem pengenalian sebaiknya dikaji untuk menjamin tekanannya tidak jatuh
di bawah nilai jangka pendek. Lokasi dari inlet buangan dari sumur tangga relatif terhadap outlet pasokan
ke dalam sumur tangga sebaiknya dibuat sedemikian sehingga sirkit pendek tidak akan terjadi.
Sistem Injeksi Tunggal dan Jamak.
Sistem Injeksi Tunggal.
Sistem injeksi tunggal adalah satu dari sistem presurisasi udara yang dipasok ke sumur tangga pada
satu lokasi. Titik injeksi yang umum berada pada puncak dari sumur tangga.

Sistem injeksi tunggal dapat gagal jika beberapa pintu yang dekat titik injeksi pasokan udara
dibuka. Semua udara presurisasi dapat hilang melalui bukaan pintu ini, selanjutnya sistem gagal untuk
menjaga tekanan positip di kedua sisi pintu yang jauh dari titik injeksi. Karena pintu sumur tangga pada
lantai bawah lebih disukai terbuka, sistem injeksi tunggal bawah, cenderung gagal. Pertimbangan dari
situasi spesifik ini perlu analisa rancangan keseluruhan yang hati-hati yang dipersyaratkan untuk sistem
injeksi tunggal bawah dan untuk semua sistem injeksi tunggal lain untuk sumur tangga dengan ketinggian
lebih dari 30,5 m (100 ft ).
Sistem Injeksi Jamak
Sistem injeksi jamak adalah salah satu dimana udara dipasok ke sumur tangga pada banyak titik. adalah
dua contoh dari beberapa sistem injeksi banyak yang dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan dari
sistem unjeksi tunggal. Fan presurisasi dapat ditempatkan pada lantai bawah, lantai atap, atau pada setiap
lokasi diantaranya.

Dalam gambar 5.3.5.2.1.(a) dan 5.3.5.2.1.(b), dakting pasok ditunjukkan dalam saf terpisah. Bagaimanapun
sistem telah dibuat dimana pengeluaran dibatasi oleh saf dakting yang terpisah dengan menempatkan
dakting pasok dalam tangga tertutup. Kehatihatiannya sebaiknya diambil sehingga dakting tidak
mengurangi lebar jalan ke luar yang dipersyaratkan atau menjadi hambatan untuk melakukan evakuasi dari
bangunan. Beberapa sistem injeksi jamak telah dibuat dengan titik injeksi udara pasok pada setiap lantai.
Sistem ini mencegah kerugian udara presurisasi melalui beberapa pintu yang terbuka; bagaimanapun,
terlalu banyak titik injeksi mungkin tidak penting. Untuk rancangan sistem dengan titik injeksi lebih dari
tiga lantai terpisah, perancang sebaiknya menggunakan analisa komputer seperti yang diberikan pada
ketentuan standar lain. Tujuan analisa ini untuk menjamin bahwa kerugian udara presurisasi melalui
beberapa pintu terbuka menunjukkan kerugian yang berarti pada presurisasi sumur tangga.
C. Manajemen kebakaran. (SNI 03-7012-2004)
Ketentuan teknis mengenai manajemen kebakaran mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, luas,
jumlah lantai, dan/atau dengan jumlah Pengguna dan/atau Pengunjung tertentu. Penggunaan peralatan
Bangunan Gedung harus memperhatikan risiko terhadap kebakaran. Dalam hal diperlukan penentuan sifat
bahan Bangunan Gedung dan tingkat ketahanan api komponen struktur Bangunan Gedung, dilakukan
pengujian api. Pengujian api dilakukan sesuai standar metode uji oleh lembaga uji yang terakreditasi. Untuk
mendukung kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran, Pemerintah Daerah kabupaten
kota menyusun dan menerapkan rencana manajemen kebakaran skala perkotaan dan rencana induk sistem
proteksi kebakaran kota.
Sistem manajemen asap untuk ruangan bervolume yang besar
Ruangan dengan bervolume besar dapat berupa banyak konfigurasi, masing-masing dengan
kekhususannya. Ruangan dapat tinggi dan tipis atau pendek dan lebar; mempunyai balkon dan lantai-lantai
yang saling berhubungan; terbuka atau tertutup terhadap lantai-lantai yang berbatasan; mempunyai koridor
dan tangga untuk evakuasi atau hanya mempunyai dinding dan jendela terekspos ( tabung steril/sterile
tube); dan merupakan bagian dari sebuah hotel, rumah sakit, pertokoan, atau gelanggang pertandingan.
Sistem manajemen asap spesifik harus dikembangkan untuk setiap situasi yang unik.
Periksa lokasi yang tepat dari perimeter ruangan bervolume besar yang menggunakan sistem
manajemen asap, identifikasi setiap bukaan pintu kedalam ruangan tersebut, dan identifikasi semua daerah
berbatasan yang tetap terbuka dan yang diproteksi hanya oleh aliran udara saja. Untuk bukaan yang besar,
kecepatan harus diukur pada seluruh penampang bukaan (traverse) .
Dengan sistem ventilasi dan tata udara bekerja pada moda normal, ukurlah perbedaan tekanan di
kedua sisi semua pintu, dan kecepatan aliran udara pada bidang pembatas dengan daerah terbuka. Ukur
gaya yang diperlukan untuk membuka setiap pintu.
Aktifkan sistem manajemen asap. Periksa dan catat operasi dari semua fan, damper, pintu, dan
peralatan yang terkait. Ukur kapasitas fan pembuangan dan kecepatan udara yang melalui doors dan kisi-
kisi atau pada kisi-kisi pasokan kalau terdapat sebuah sistem udara tambahan mekanik. Ukur gaya yang
diperlukan untuk membuka setiap pintu.
Ukur dan catat perbedaan tekanan di kedua sisi semua pintu yang memisahkan daerah sistem
manajemen asap dengan daerah yang berbatasan, dan kecepatan udara pada bidang pembatas dengan daerah
terbuka.

Anda mungkin juga menyukai