Anda di halaman 1dari 2

ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN BANGUNAN GEDUNG

DALAM
PERATURAN MENTERI

Peraturan menteri adalah suatu naskah dinas yang memuat kebijakan pokok suatu
instansi, provinsi, kabupaten/kota/kebijakan sebagai penjabaran kebijakan umum
presiden dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Sudah menjadi informasi
umum bahwa Peraturan Menteri memiliki andil yang besar dalam menjalankan suatu
negara dan sudah lama juga diterapkan di Indonesia. Kebijakan ini juga menyinggung
aspek Keselamatan dan Kesehatan dalam Bangunan Gedung, hingga pada saat ini sudah
banyak peraturan yang dikeluarkan dari aspek aspek tersebut.
Seperi pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/Prt/M/2006 Tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, yang juga memaparkan informasi terkait
keselamatan dalam bangunan gedung. Disitu dijelaskan dalam Poin 6 di bagan I.1.
Maksud Dan Tujuan dalam Bagian 1 Pengantar, bahwa sebuah bangunan gedung
memiliki Persyaratan Keselamatan Bangunan Gedung yang meliputi :
 Mampu menahan Beban yang keluar dari aktivitas manusia dan perilaku alam
 Menjamin Kesehatan manusia dari Kecelakaan atau Luka dari Bangunan
 Menjamin manusia dari rasa kehilangan dan kerusakan dari struktur bangunan
 Menjamin perlindungan property dari kerusakan fisik akibat kagagalan struktur
 Menjamin pemasangan Instalasi Gas secara aman
 Menjamin terpenuhi nya pemakaian gas yang aman dan cukup
 menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan gas secara baik
 Mampu menahan Beban yang keluar dari aktivitas manusia dan perilaku alam
pada saat terjadi kebakaran
 Mampu stabil secara strukturral selama kebakaran sehingga cukup waktu bagi
penghuni untuk evakuasi, cukup waktu untuk pemadam api memadamkan api di
lokasi, dapat menghindari kerusakan pada property lainnya.
 Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman
 Memiliki keamanan dan perlindungan terhadap bahaya akibat petir
 Menjamin tersedia nya sarana komunikasi yang memadai
Dari hasil lampiran diatas, maka dapat dilihat bahwa struktur lah yang memiliki
peranan penting dalam Keselamatan suatu bangunan. Seperti pada lampiran Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung. Pada Bagian III Persyaratan Teknis dijelaskan bahwa struktur
Bangunan Gedung memiliki persyaratan seperti memiliki perencanaan yang memenuhi
keselamatan ( Safety ), memiliki kemampuan memikul beban, memilliki perencanaan
terhadap bencana gempa, memiliki perencanaan yang daktail, memiliki perencanaan
yang mampu menahan gaya likuifaksi tanah, pemeriksaan keandalan struktur bangunan
secara berkala, segera melakukan perbaikan jika diperlukan, melakukan perencanaan
perawatan dan pelaksanaan struktur, dan pembongkaran bangunan gedung diperlukan
apabila bangunan sudah tidak laik fungsi.
Selain sturktur yang menjadi poin penting keselamatan bangunan, banyak aspek
lainnya yang juga harus diperhatikan dalam meninjau keselamatan bangunan seperti yang
tercantum di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/Prt/M/2006 Tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, Bagian III Persyaratan Teknis. Di
peraturan itu dijelaskan mengenai Persyaratan Kemampuan Bangunan Gedung terhadap
bahaya kebakaran yang menjabarkan menyediakan sistem proteksi pasif, sistem proteksi
aktif, persyaratan jalan keluar dan aksesibilitas untuk pemadaman kebakaran, persyaratan
pencahayaan darurat, penyediaan tanda arah keluar/eksit, penyediaan sistem peringatan
bahaya, persyaratan komunikasi dalam bangunan gedung, perencanaan komunikasi dalam
gedung, dan persyaratan instalasi bahan bakar gas.
Kemudian disinggung juga mengenai proteksi terhadap bahaya petir , dalam
peraturan yang sama juga dijelaskan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi seperti
persyaratan instalasi proteksi petir dan persyaratan sistem kelistrikan,
Untuk aspek kesehatan juga dijelaskan lebih rinci dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 29/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung. Yang menjelaskan turunan Aspek Kesehatan dalam bangunan gedung
yaitu Aspek Penghawaan , Aspek Pencahayaan, Aspek Sanitasi Air dan Sampah,
Penggunaan Bahan Bangunan. Aspek tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Bagian III
Persyaratan Teknis, iii.3.2. persyaratan kesehatan bangunan gedung.
Dijelaskan bahwa aspek Penghawaan menjadi bahan pertimmbangan dalam
Kesehatan dalam bangunan gedung yang meliputi penyediaan ventilasi sebagai sirkulasi
udara, ventilasi ini dapat berupa ventilasi alami ataupun buatan. Selain itu ada juga
Pencahayaan yang menjadi bahan pertimbangan dan sudah meiliki persyaratan tersendiri
yaitu memiliki pencahayaan alami atau buatan, memiliki bukaan untuk pencahayaan
alami, pencahayaan alami yang optimal, pencahayaan buatan harus direncanakan
berdasarkan tingkat iluminasi, memiliki pencahayaan buatan untuk pencahayaan darurat,
Pencahayaan alami ataupun buatan harus di terapkan baik didalam ataupun diluar gedung.
Untuk aspek sanitasi air dan persampahan juga di jelaskan secara detail pada
bagian yang sama dengan aspek penghawaan dan pencahayaan. Aspek ini juga memiliki
persyaratan berupa menyediakan perencanaan sumber air minum, kualitas air bersih,
sistem distribusi, dan penampungannnya. Untuk air hujan dapat disediakan dengan
mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas tanah, dan
ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota. Untuk air kotor harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya. Untuk sistem
pembuangan sampah padat direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan
fasilitas penampungan dan jenisnya, kemudian ada pertimbangan fasilitas penampungan
diwujudkan dalam bentuk penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah pada
masing-masing bangunan gedung, yang diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan,
jumlah penghuni, dan volume kotoran dan sampah.
Yang terakhir adalah pertimbangan aspek penggunaaan bahan bangunan yang
memiliki persyaratan seperti bahan bangunan harus aman bagi kesehatan manusia dan
lingkungan dan harus menggunakan bahan bangunan yang menunjang pelestarian
lingkungan. Maksud dari aman bagi kesehatan manusia adalah pengguna bangunan
gedung harus tidak mengandung bahanbahan berbahaya/ beracun bagi kesehatan, aman
bagi pengguna bangunan gedung, sedangkan maksud dari aman bagi lingkungan adalah :
 menghindari timbulnya efek silau dan pantulan bagi pengguna bangunan
gedung lain, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya
 menghindari timbulnya efek peningkatan temperature lingkungan di
sekitarnya
 mempertimbangkan prinsip-prinsip konservasi energi
 menggunakan bahan-bahan bangunan yang ramah lingkungan

Anda mungkin juga menyukai