Anda di halaman 1dari 3

G.

Pembahasan
Aspirin adalah jenis obat turunan dari saksikat yang sering digunakan
sebagai senyawa analgesik, antipiretik, dan anti inflamasi. aspirin juga memiliki
efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama
untuk mencegah serangan jantung. Aspirin dibuat dengan cara eksterifikasi,
dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam salsilat direaksikan dengan asam asetat
anhidrat. Pada pembuatan reaksi eksterifikasi ini dibantu oleh katalis ini tidak
terlalu berefek, maka bisa dilakukan pemanasan (Anwar,1996).
Asam asetil salisilat atau asetosal atau aspirin merupakan hablur putih,
umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak
berbau atau berbau lemah. Stabil di udara kering, di dalam udara lembab secara
bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat. Sukar larut (100-
1000 bagian) dalam air, mudah larut (1-10 bagian) dalam etanol, larut dalam
kloroform, dan dalam eter, indikasi sebagai antipiretik dan analgesik (Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1995)
Pada praktikum ini akan dibahas tentang penentuan kadar aspirin dalam
tablet Paramex dan tablet Cardio Aspirin. Percobaan ini memiliki prinsip yaitu
dengan menggunakan titrasi secara alkalimetri. Dimana zat yang akan dianalisis
dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya. Lalu
konsentrasi titran dihitung. Reaksi harus berlangsung cepat kuantitatif dan tidak
ada reaksi samping (Khopar, 1990).
Prinsip dari titrasi asam basa adalah dengan menggunakan larutan yang
disebut titran yang dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret. Larutan
yang digunakan bisa asam maupun basa. Titik dalam titrasi ini dimana titran yang
telah ditambahkan cukup untuk bereaksi secara tetap dengan senyawa yang
diperlukan disebut titik ekuivalen. Titik ini sering ditandai dengan adanya
perubahan warna senyawa yang disebut indikator (Satrohamidjojo, 2005).
Tujuan praktikum ini adalah menentukan konsentrasi aspirin dalam sampel
Paramex dan tablet Cardio Aspirin dengan metode titrasi alkalimetri karena
larutan standar sudah diketahui konsentrasinya adalah NaOH. NaOH ini

1
merupakan larutan standar sekunder karena sifatnya yang masih bisa bereaksi
dengan CO2 menjadi natrium bikarbonat.
Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum adalah buret, erlenmeyer,
gelas kimia, labu ukur 100 mL, pipet volume. Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan adalah aquadest, etanol, indikator fenolftalein, NaOH 0,1 M, tablet
Paramex dan tablet Cardio Aspirin.
Pertama yang dilakukan adalah digerus tablet Paramex dan tablet Cardio
Aspirin dalam lumpang masing-masing dua tablet dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 125 mL yang berbeda. Lalu ditambahkan etanol sebanyak 10 pada
masing-masing erlenmeyer yang berisi sampel dan dilarutkan. Penggunaan etanol
dikarenakan aspirin mudah larut 1-10 bagian etanol, juga larut dalam eter dan
klorofrom. Aspirin ini sukar larut 100-1000 bagian dalam air, oleh karena itu
perlu dilarutkan dalam etanol sehingga larutan aspirin yang didapatkan dapat
dititrasi dengan NaOH.
Setelah dilarutkan dalam etanol, maka digoyang-goyangkan tujuannya
adalah supaya serbuk aspirin melarut dalam etanol. Kemudian ditambahkan
aquadest 40 mL tujuannya agar pada saat melakukan titrasi, NaOH yang perlu
menitrasi aspirin lebih efisien. Pemakaian aquadest ini cocok untuk mengencerkan
aspirin, karena aquadest merupakan larutan yang sifatnya netral dan inert.
Langkah selanjutnya masing-masing erlenmeyer yang berisi sampel
ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein. Pemberian indikator fenolftalein 3 tetes
sudah cukup, jika diteteskan lebih dari 3 tetes, nanti akan berpengaruh pada
volume aspirin. Penggunaan indikator fenolftalein adalah indikator yang paling
tepat untuk menguji suatu perubahan ke basa, hal ini dikarenakan suatu asam
lemah (aspirin) bereaksi dengan NaOH menghasilkan garam basa (pH>7) dan
rentang trayek indikator fenolftalein yaitu 8,3-10 lebih mendekati dengan titik
ekuivalen campuran aspirin dengan NaOH.

2
Gambar 1
Larutan Paramex dititrasi
dengan NaOH 0,1 M

Saat larutan Paramex ditambahkan fenolftalein berwarna bening. Kemudian


dititrasi dengan NaOH 0,1 M sampai mencapai titik ekuivalen artinya dimana mol
aspirin tepat beraksi dengan NaOH menghasilkan perubahan warna yang disebut
titik akhir titrasi, untuk larutan paramex dari warna bening menjadi pink muda

Gambar 2
Larutan Cardio Aspirin dititrasi
dengan NaOH 0,1 M

Larutan Cardio Aspirin ketika ditambahkan fenolftalein berwarna bening.


Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 M sampai mencapai titik ekuivalen artinya
dimana mol aspirin tepat beraksi dengan NaOH menghasilkan perubahan warna
yang disebut titik akhir titrasi untuk larutan Cardio Aspirin dari bening menjadi
ungu muda.
Titrasi dilakukan dengan sebanyak dua kali dari masing-masing sampel
tujuannya adalah agar mendapatkan hasil yang valid.

Anda mungkin juga menyukai