Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN

KEGIATAN CONTACT TRACING/INVESTIGASI KONTAK (IK) TBC

I. Pendahuluan.
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yangdisebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Tuberkulosis ditularkan melalui udara dari
pasien TBC yang infeksius ke orang-orang disekitarnya. Satu pasien TBC
terkonfirmasi bakteriologis yang tidak diobati secara tepat dan berkualitas dapat
menginfeksi sekitar 10 orang per tahun. Sekitar 3,5-10% orang-orang yang
kontak akan sakit TBC dan sekitar sepertiganya akan terinfeksi tetapi tidak
sakit TBC. Kelompok yang berisiko tinggi untuk terinfeksi adalah orang yang
kontak erat dengan pasien TBC, antara lain anak, lansia dan orang dengan
gangguan sistem kekebalan tubuh (misal gizi buruk, infeksi HIV). Di antara
orang-orang yang terinfeksi ini, 5-10% kemungkinannya akan berkembang
menjadi sakit TBC dalam perjalanan hidupnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas Program Penanggulangan TBC merubah
strategi penemuan pasien TBC tidak hanya “secara pasif dengan aktif promotif”
tetapi juga melalui “penemuan aktif secara intensif dan masif berbasis keluarga
dan masyarakat“ serta melalui pemberdayaan masyarakat secara optimal,
dengan tetap memperhatikan dan mempertahankan layanan yang bermutu
sesuai standar. Seluruh Faskes TBC wajib melaporkan kasus-kasus TBC
sesuai dengan standar pencatatan pelaporan yang ada, termasuk dengan
fasilitas kesesehatan swasta.
Salah satu kegiatan yang dapat mendukung keberhasilan strategi
penemuan aktif kasus TBC yaitu kegiatan investigasi kontak. Kegiatan IK
ditujukan pada orang-orang yang kontak dengan pasien TBC untuk
menemukan terduga TBC. IK bertujuan untuk meningkatkan penemuan kasus
dan mencegah penularan TBC. IK di Indonesia telah dikembangkan dengan
mencari kasus yang tertular kasus TBC terkonfirmasi bakteriologis dan TBC
pada anak yang juga mendapatkan dukungan atau kerjasama dengan LSM
yang memiliki wilayah kerja di daerah tersebut.
Kegiatan IK melibatkan beberapa langkah dalam alur pelaksanaannya,
dimana di dalamnya termasuk petugas kesehatan, kader kesehatan komunitas,
mantan pasien, yang memiliki peran berbeda dan saling melengkapi.
B. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan angka temuan kasus baru TBC di tingkat Kabupaten / Kota
Provinsi Kalimantan Timur guna memutus mata ranti penularan dan
pencapaian eliminasi TBC di tahun 2030.
Tujuan Khusus
a. Menemukan kasus secara dini dan pencegahan penularan melaui edukasi
dan penerapan pemakaian masker
b. Menemukan TBC laten dan memberikan TPT

II. Dasar Hukum


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
5. Keputusan Menkes RI No. 364/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Surveilan Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan Penyakit Menular
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis.

III. Pelaksanaan Kegiatan


 Pelaksana Kegiatan terdiri dari 2 orang atas nama :
1. Muliyati
2. Elfa Folinda
 Waktu dan tempat Pelaksanaan
Kegiatan IK dilaksanakan di Desa / Kelurahan Sidodamai pada tanggal 27
November 2021
 Hasil Kegiatan
Dari hasil kunjungan pada indeks kasus diperoleh kontak sejumlah 20 orang
dan dilakukan rujukan kasus sebanyak 0 orang
IV. Penutup.
Demikian laporan kegiatan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai
pertanggung jawaban dalam pelaksanaan kegiatan

Dibuat di Samarinda
pada tanggal 20 November 2021

Pelaksana Kegiatan

Soleha Murniansih
NIP. 198207012014082002
FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH PASIEN TBC

Anda mungkin juga menyukai