Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Ibtihaj Sari

Nim : 126406201031
Kelas : MKS 1A
Buku Islamku, Islam Anda, dan Islam kita.
 Negara Islam, Adakah Konsepnya?
Islam sebagai jalan hidup (syari’ah) tidak memiliki konsep yang jelas tentang negara.
Mengapa demikian? Karena Islam tidak mengenal pandangan yang jelas dan pasti tentang
pergantian pemimpin dan besarnya negara yang dikonsepkan menurut Islam juga tidak jelas
ukurannya, Nabi meninggalkan Madinah tanpa ada kejelasan mengenai bentuk pemerintahan
bagi kaum muslimin.. Di masa Umar bin Khattab, Islam adalah imperium dunia dari pantai
timur Atlantik hingga Asia Tenggara. Ternyata tidak ada kejelasan juga apakah sebuah
negara Islam berukuran mendunia atau sebuah bangsa saja (wawasan etnis), juga tidak jelas;
negarabangsa (nation-state), ataukah negarakota (city state) yang menjadi bentuk
konseptualnya. Dalam hal ini, Islam menjadi seperti komunisme: manakah yang didahulukan,
antara sosialisasi sebuah negarabangsa yang berideologi satu sebagai negara induk, ataukah
menunggu sampai seluruh dunia diIslamkan, baru dipikirkan bentuk negara dan ideologinya?.
Hal ini menjadi sangat penting, karena mengemukan gagasan Negara Islam tanpa ada
kejelasan konseptualnya, berarti membiarkan gagasan tersebut tercabiktercabik karena
perbedaan pandangan para pemimpin Islam sendiri. Jelaslah dengan demikian, gagasan
Negara Islam adalah sesuatu yang tidak konseptual, dan tidak diikuti oleh mayoritas kaum
muslimin.

 Islam dan Perjuangan negara Islam

MILF (Moro Islamic Liberation Front), menghentikan penyerbuan tentara Philipina


atas kampkamp mereka di Philipina Selatan. Padahal, mereka sudah menandatangani
Perjanjian Tripoli (Lybia) pada 2001, Ini berarti mereka telah meninggalkan perjuangan
bersenjata, guna memungkinkan perundingan damai. Namun, MNLF (Moro National
Liberation Front), yang dipimpin oleh Nur Misuari, menurut tentara Philipina kembali pada
perjuangan bersenjata dengan cara bergerilya, untuk memperjuangkan sebuah Negara Islam
(NI). Dari itu dapat disimpulkan bahwa tentara Philipina, atau oknumoknum dalam
kepemimpinan formalnya, cenderung untuk melanggar kebijakan pemerintah untuk
berunding. tetapi demikianlah kenyataan yang ada dan sikap seperti itu juga dijalankan oleh
oknumoknum militeristik dalam lingkungan tentara Thailand dan Indonesia. Indonesia, ada
sikap menolak berunding dengan pihak GAM dan pihak Hasan Tiro untuk merumuskan
batasanbatasan otonomi khusus di Aceh, dengan menembak mati orangorang GAM yang
dianggap sebagai pengacau keamanan yang harus ditumpas dengan kekerasan bersenjata oleh
aparat keamanan.

Akibat kekerasan di kawankawasan itu, unsurunsur yang tadinya menolak


separatisme, mau tak mau akhirnya menjadi kaum separatis. Sedangkan pihak moderat (kaum
yang tidak keras), akhirnya dikalahkan oleh kelompokkelompok garis keras (kaum ekstrimis
atau fundamentalis kalangan kaum mudanya)., yang belum tentu dapat menyelesaikan
masalah. Dengan demikian, penyelesaian yang diharapkan bukanlah penyelesaian militer,
melainkan penyelesaian politis. Kalau penyelesaian politis ini tidak dilakukan, maka rakyat
kebanyakan akan dimanipulir oleh kaum muda dan perlawananyapu menjadi lebih nyata.

 Negara Berideologi satu, Bukan dua

Selama beberapa tahun terakhir ini, ada suarasuara untuk menjadikan Islam sebagai
ideologi negara, yaitu sebagai pengganti Pancasila., hal itu terjadi akibat terjadi penyempitan
pandangan mengenai Pancasila itu sendiri, hal itu terjadi akibat terjadi penyempitan
pandangan mengenai Pancasila itu sendiri, yaitu pengertian Pancasila hanya menurut mereka
yang berkuasa. . Menurut pandangan kekuasaan tentang pancasila adalah apa yang
disepangkati pemerintah, bukannya kritik terhadap pendekatan yang terasa monolit bagi
raykat itu. Karena dalam pandangan mereka penafsiran pemerintah hanya lah satu dari
penafsiran yang ada. Tetapi. asumsi dibalik pernyataan “islam akan tumbuh dinegeri ini
sebagai alternatif pancasila” adalah sesuatu yang banyak dipakai orang. Dalam hal ini islam
memiliki fungsi yang sama dengan nasionalisme, sosialisme dan pandangan – pandangan lain
di dunia ini. Inilah yang merupakan pembeda antara pancasila dengan ideologi negara yang
berwatak pluralistic, dari berbagai ideologi masyarakat yang berkembang di negeri ini.
Dengan uraian diatas, bahwa penghadapan islam kepada pancasila adalah sesuatu yang tidak
dapat dibenarkan, karena menghadapkan sesuatu yang bersifat umum kepada pandangan
yang bersifat khusus. Sebagai bangsa, tentu kita hanya mempunyai sebuah ideologi negara,
tetapi dengan penafsiran kemasyarakatan yang berbeda – beda. Oleh karena itu menjadi jelas
bahwa ideologi negara kita hanyalah satu, yaitu Pancasila

 Islam, negara dan Rasa keadilan


Dalam dua sumber tekstual kitab suci al-Qurân mengenai keadilan, tampak terlihat
dengan jelas bagaimana keadilan dapat ditegakkan, baik dari masalah prinsip hingga
prosedurnya, , rasa keadilan menjadi titik sentral dalam Islam. aspekaspek keadilan dalam
Islam bersifat menyeluruh, meliputi prinsip, prosedur dan pelaksanaannya. Pengertian mikro,
tampak harus keharusan bagi para pemimpin negara atau masyarakat untuk menunaikan tugas
membawa kesejahteraan.oleh Karena itu, orientasi pembagunan negara untuk kepentingan
warga masyarakat atau rakyat, harus lebih di utamakan dan bukannya pengembangan sumber
daya manusia yang tinggi maupun pengusaha teknis yang memadai bagi modernisasi. Dengan
demikian jika negara mampu mewujudkan kemakmuran warganya pada taraf tertentu, maka
hal itu sudah dianggap menunaikan kewajiban menciptakan kesejahteraan, karena negara
mampu melindungi para warganya dengan menjamin taraf kehidupan pada titik tertentu.

 Negara dan kepemimpinan dalam Islam

terdapat hubungan sangat erat antara kepemimpinan dan konsep negara dalam
pandangan Islam. pemimpin bagi Islam, ia adalah pejabat yang bertanggung jawab tentang
penegakan perintahperintah Islam dan pencegah laranganlaranganNya (amar ma’rûf nahi
munkar). Dalam pandangan Islam: “orientasi seorang pemimpinan terkait langsung dengan
kesejahteraan rakyat yang dipimpin”. Ini berarti, Islam tidak membedabedakan antara
kepemimpinan negara dengan kepemimpinan masyarakat, juga mengenai bentuk dan batas
waktunya. Serta tidak memikirkan format kenegaraan atau kemasyarakatan yang melatar
belangkai kepemimpinan itu. Kembali pada kepemimpinan Islam. Dalam Islam
kepemimpinan haruslah berorientasi kepada pencapaian kesejahteraan orang banyak.Selain
itu, Islam tidak mempunyai konsep yang pasti (baku) tentang bagaimana sang pemimpin
ditetapkan. Kepemimpinan sebuah organisasi Islam, ada yang ditetapkan melalui pemilihan
dalam kongres atau muktamar, tetapi masih tampak betapa kuatnya faktor keturunan.

Anda mungkin juga menyukai