Anda di halaman 1dari 10

Ibadah ‫مرحبا‬

Materi 1 Pertemuan Kedua

‫مرحبا‬ UHAMKA
Doc. LPP AIK
‫ون‬ ُ
‫د‬ ُ
‫ب‬ ْ
‫ع‬ َ‫ي‬ ‫ل‬
ِ َّ ‫نس إ‬
‫َّل‬ َ ‫ٱْل‬ْ ‫َو َما َخ َل ْق ُت ْٱلج َّن َو‬
ِ ِ ِ ِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.”
(Q.S. Adz-Dzariyat : 56)

Doc. LPP AIK UHAMKA


Macam-macam Pengertian Ibadah
Ulama Ulama
Lughah Tasawuf
“Seorang mukalaf mengerjakan
sesuatu yang berlawanan dengan 01 02 “Apa-apa yang dikerjakan untuk
mencapai keridaan Allah dan
keinginan hawa nafsunya untuk mengharap pahala di Akhirat”
membesarkan Tuhannya”

‫عبادة؟‬
Ulama Ulama
Fikih Muhammadiyah
“Apa-apa yang dikerjakan untuk
mencapai keridaan Allah dan 03 04 Mendekatkan diri kepada Allah SWT
dengan melaksanakan segala
mengharap pahala di Akhirat”
perintah-Nya dan menjauhi segala
larangal-Nya serta mengamalkan apa
saja yang diperkenankan oleh-Nya.
Urgensi Ibadah

Beribadah hakikatnya ditujukan kepada


Allah SWT., akan tetapi Allah tidak
memiliki kebutuhan maupun
kepentingan apapun terhadap perbuatan
hamba-hamba-Nya. Allah menegaskan
hukum atau aturan-aturan tentang
ibadah dan tata caranya, namun
kepentingan maupun manfaat ibadah itu
justru untuk si pelaku ibadah (orang yang
melakukan ibadah) itu sendiri.
Kedudukan Ibadah

Perbuatan ibadah merupakan satu hal


yang prinsipil dan menjadi ciri khas
setiap orang yang beragama.
Maka, berbeda agama akan berbeda pula
tata cara peribadatannya.
Pelaksanaan ibadah sangat berkait
dengan faktor keimanan atau keyakinan
seseorang, dan juga tidak akan terlepas
dari akhlak atau perilaku seseorang,
serta berhubungan erat dengan
mu’amalah atau persoalan kehidupan
sosial kemasyarakatan
Tujuan Ibadah
Terwujudnya rahmat bagi seluruh alam semesta itu
pada hakekatnya merupalakan tujuan dari ibadah itu
sendiri. Namun perlu juga ditegaskan di sini bahwa
ibadah itu sendiri hanya sebagai washilah (perantara,
metode atau cara), sama sekali bukan sebagai ghayah
(tujuan), maka perwujudan ibadah berlebih-lebihan
tidak di benarkan menurut ajaran Islam.
Macam-macam Ibadah
Dilihat Secara Umum Ditinjau Dari Pelaksanaan

‫عبادة؟‬ 1. Ibadah Khassah / mahdhah ‫عبادة؟‬ 1. Ibadah Jasmaniyah – Ruhaniyah


Contoh: Shalat Cont: Shalat dan Puasa
2. Ibadah ‘Ammah / ghairu mahdhah 2. Ibadah Ruhaniyah – Maaliyah
Contoh: mencari nafkah Cont: Zakat
3. Ibadah Jasmaniyah – Ruhaniyah –
Maliyah. Cont: Haji
Dari Sisi Kepentingannya Ditinjau Dari Waktunya

‫عبادة؟‬ 1. Fadrdhy ‫عبادة؟‬ 1. Muwaqqat (terikat waktu)


Contoh: Shalat, Puasa Contoh: Shalat, Puasa
2. Ijtima’iy 2. Ghairu Muwaqqat (tidak terikat waktu)
Contoh: Zakat Contoh: berdzikri, bersedekah

Dari Sisi Hukum

‫عبادة؟‬ 1. Wajib
Contoh: Shalat, Puasa, Zakat
2. Sunnah
Contoh: Shalat Sunah, Sedekah
Prinsip Ibadah

Ada
Tauhid Ikhlas
Perintah/Ketentuand
“Tidaklah aku ciptakan jinda dan Nabi Bersabda: “Amal itu “Ashal (Hukum pokok) terhadap
manusia, kecuali hanya untuk bergantung niatnya…” ibadah itu batal atau haram (tidak
menghamba kepadaku” boleh dikerjakan) sehingga ada dalil
(QS. Adzaiyat: 56) yang memerintahkannya”.

Tanpa Perantara Mudah


Islam sebagai agama lebih mempertegas
bahwa hubungan manusia dengan Tuhan “.…Allah menghendaki kemudahan
(melalui ibadah) tidak perlu dengan dan tidak menghendaki
perantara apa-apa, dan melalui siapa pun. kesukaran….”
Manusia harus melakukan langsung dengan
Allah SWT.
)QS.2/Al-Baqarah : 185)
Hubungan dengan Akhlak

Dimansi Eksoteris Dimensi Esoteris


Dimensi eksoteris dalam Ibadah dalam dimensi esoteris lebih
beribadah adalah tertuju kepada kandungan
makna ibadah itu sendiri yang
mengamalkan praktek ibadah, diiringi rasa keihklasan untuk
yang bersifat lahiriah sesuai mendapatkan ridha Ilahi.
dengan tuntunan syari’at. Pelaksanaan ibadah harus mencapai
esensi dan hakikat tujuannya,
yang akan memberi dampak
positif bagi sipelaku sendiri
maupun lingkungan
sekitarnya.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai