Ilustrasi K3
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar
tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan
selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993). Pengertian lain menurut OHSAS
18001:2007, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kondisi dan faktor yang
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lain yang berada di
tempat kerja.
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dari
beberapa sumber buku:
Menurut Flippo (1995), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah pendekatan yang
menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan
pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan
melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain.
Menurut Widodo (2015), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang
terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek.
Menurut Mathis dan Jackson (2006), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan
fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap
pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang
berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja.
Menurut Ardana (2012), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya
perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau selalu
dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien.
Menurut Dainur (1993), keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah keselamatan
yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan peralatan kerja, bahan dan
proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara-cara melakukan pekerjaan
tersebut.
1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2004), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
adalah:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas kondisi
kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
a. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam beraktifitas
bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu,
penerangan dan situasinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebagai
berikut (Budiono dkk, 2003):
1. Beban kerja. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
2. Kapasitas kerja. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan,
keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik,
maupun psikososial.
Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut (Sutrisno dan Ruswandi, 2007):
Usaha sanitasi dan usaha Food & Beverage mempunyai hubungan yang erat dan bekerja sama terutama
dalam bidang peningkatan dan pemeliharaan kebersihan makanan dan minuman.
Food hygiene menitikberatkan pada makanan yang mudah membusuk, seperti: daging, ikan, susu, telur,
makanan dalam kaleng, dan minuman yang mengandung CO2. Sedangkan Food Sanitation membahas
“six principles of food sanitation” diantaranya:
1. Cara penyimpanan bahan makanan
2. Cara pengolahan
3. Tempat pengolahan
4. Tenaga pengelolaan makanan
5. Cara pengangkutan makanan
6. Cara penyajian makanan
Kegiatan hygiene dan sanitasi makanan di dalam sebuah hotel mencakup wilayah-wilayah dimana
makanan itu diolah, dipersiapkan, disimpan, dan dihidangkan, meliputi:
a) Food Production Areas Sanitation
b) Food Storage Areas Sanitation
c) Food Service Areas Sanotation
Di samping daerah-daerah tersebut, perlu adanya pengawasan dari tenaga penjamah makanan (food
handler) dan cara penjamahan (food handling).
https://www.academia.edu/38014471/
KUMPULAN_MATERI_HYGIENE_SANITASI_DAN_KESELAMATAN_KERJA_HSK_